Anda di halaman 1dari 10

PANDANGAN UMUM

ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD)


TAHUN ANGGARAN 2014
OLEH AWALUDDIN RAO, ST
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yth. Sdr. PLT Bupati Tapanuli Tengah


Bapak Komandan Korem 023 KS
Bapak Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
Sdr. Sekda, Staf Ahli, Asisten dan Para Pimpinan SKPD
Sdr. Pimpinan BUMN dan BUMD
Sdr. Pimpinan Organisasi Politik dan non politik, Organisasi Kepemudaan
Para Awak Media dan LSM yang kami banggakan
Hadirin yang kami hormati.

Asalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera Bagi Kita semua
Syalom, Omswastyastu, Namo Buddayah..
Horas Tapteng !

Puji Syukur Kita panjatkan keharibaan Allah Swt, Tuhan YME atas limpahan Rahmad dan Karunia Nya
Kepada Kita semua.

Setelah sekian lama kita Melakukan Pembahasan bersama atas Buku yang berisi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah yang disampaikan kepada DPRD Kab. Tapanuli Tengah sebagai bentuk
pertanggungjawaban uang yang sudah dibelanjakan pada tahun anggaran 2014, selanjutnya tibalah
saatnya kita pada hari ini melakukan Rapat Paripurna untuk mendengarkan tanggapan masing
masing anggota DPRD, Fraksi-fraksi dan Komisi Komisi serta Badan Anggaran DPRD Kab. Tapanuli
Tengah.

Dalam Hal ini saya Awaluddin Rao, ST Anggota Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra )
secara konstitusi mempunyai hak menyampaikan Pendapat dalam bentuk pandangan umum ini
tentu terhadap apa yang kami baca, apa yang kami lihat dan apa yang kami dengar langsung dari
masyarakat.

Adapun pendapat dan tanggapan saya terhadap kegiatan Pemerintah daerah dalam menjalankan
Roda pemerintahan termasuk dalam membelanjakan keuangan daerah selama tahun 2014 adalah :

UMUM

Sebagaimana kita ketahui Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2014 yang lalu
mengalami sebuah guncangan besar dengan ditetapkannya Mantan Bupati Tapanuli Tengah Raja
Bonaran Situmeang sebagai Tersangkah yang disaat itu menjabat Bupati yang defenitif sehingga
Pucuk pemerintahan dilanjutkan oleh Sdr. Sukran Jamilan Tanjung, SE sebagai Plt. Bupati, tentu
banyak sedikitnya berpengaruh dalam aktifitas pemerintahan namun karena Pemerintah Derah
merupakan sebuah Institusi Daerah maka secara Institusi Roda Pemerintahan harus dijalankan
sebagaimana mestinya dan kepada Plt. Bupati kemudian dilimpahkan wewenang dan tugas tugas
Bupati dalam menjalankan Roda pemerintahan selanjutnya sampai saat ini.

Plt. Bupati Tapanuli Tengah dalam melanjutkan Tugas –tugas nya sampai hari ini tentu dibantu Oleh
Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam hal kami anggap masih belum bisa
membawak kearah yang lebih baik, dimana mana kita melihat masih lemah nya pelayanan kepada
masyarakat, pelayanan yang prima sebagai mana yang sama sama kita cita citakan belum terwujud.

Pemerintah Daerah belum mampu Mewujudkan Masyarakat Tapanuli Tengah yang Maju, sejahtera
dan Bermartabat sebagaimana Visi Pembangunan Tapanuli Tengah tahun 2012-2016.

1
Pemerintah Daerah dibawah Pemerintahan Plt. Bupati Sukran Jamilan Tanjung, SE belum bisa dan
Belum Mampu Membenahi Sistim Birokrasi dengan baik sehingga belum dapat mewujudkan
Pemerintahan yang baik dan bersih ( Good and Clean Governance) serta berwibawa, salah satu
indikasi dari hal ini adalah setelah sdr. Sukran Jamilan Tanjung, SE resmi dihunjuk menjadi Plt Bupati
sudah dua kali secara berturut turut melakukan Mutasi dan Para Pejabat Struktural yang
ditempatkan sebagai Pimpinan SKPD atau Camat banyak yang mempunyai status sebagai Pejabat
(PJ) tentu hal ini karena Pertimbangan Pangkat dan jabatan yang diemban belum memadai, ini
terkesan dipaksakan dan menurut Pengakuan Sekretaris Daerah Kaupaten Tapanuli Tengah dalam
Pembahasan Pokok pokok LKPD beberapa waktu yang lalu bahwa ke dua kali Mutasi ini dilakukan
Plt. Bupati ini kedua kali nya pula kita mendapat teguran dari Pemerintahan Provinsi.

Selanjutnya dalam hal kebijakan yang bersifat umum ini dapat kami sampaikan hal hal sebagai
berikut :
1. Nomen clatur SKPD kita terlalu Gemuk sementara Tugas dan Fungsinya sangat sedikit dan
terbatas, dalam hal ini kami melihat bahwa Plt. Bupati belum ada berfikir bagaimana cara
Efesiensi penggunaan Uang daerah sehingga kami memintak kepada Plt. Bupati Tapanuli
Tengah untuk Merampingkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan apabila ini
dilakukan para Pimpinan SKPD yang berfrestasi bisa lebih diperhatikan kesejahteraannya.
Dalam hal ini beberapa Dinas yang menurut kami tidak Efesien dan segi Fungsi dan tugasnya
dan dipandang diusulkan ke DPRD untuk di Bubarkan adalah Dinas Pertanahan, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah di gabungkan Pemadam Kebakaran, juga Kantor
Diklat/Pendidikan di Gabungkan ke Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan digabungkan ke Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda),
dan lain lain yang dianggap mempunyai tugas dan fungsi yang sama.
2. Plt. Bupati Sukran Jamilan Tanjung, SE dalam menjalankan Roda Pemerintahan Terkesan
tidak Memahami UU Nomor 17 Tahun 2014 dan UU Nomor 23 Tahun 2014 serta UU No. 17
Tahun 2013, hal ini berakibat terganggunya sistim harmonisasi antara Lembag Eksekutiv
dengan lembaga DPRD salah satu contoh Plt. Bupati Tapanuli Tengah belum pernah
Konsultasi dengan DPRD selama Pemerintahannya bahkan setiap Lembaga DPRD yang
terhormati ini menjalankan tugas dan kewenangannya selalu saja dianggap sebagai bentuk
perlawanan atas kekuasaannya sebagi contoh Lembaga DPRD sudah dua kali melayangkan
surat kepada Sdr. Plt. Bupati untuk menghadirkan POKJA, ULP DAN PENGELOLAH WEBSETE
LPSE TapTengah kedua kalinya Pula tidak dihadiri dengan alasan yang tidak masuk akal dan
tidak dapat dimengerti, bahkan lebih para lagi muncul perlawanan perlawan yang mengarah
pada diri dan pribadi anggota DPRD.
Dan juga perlu kami sampaikan bahwa Pihak Eksekutive sengaja menyembunyikan data
yang kami butuhkan dalam rangka pengawasan, coba kita bayangkan betapah rendahnya
Lembaga terhormat ini di mata Eksekutiv, data yang sudah disepakati saja untuk
disampaikan kepada DPRD tidak kunjung diantarkan bahkan Lembaga DPRD telah
melayangkan surat Resmi untuk meminta data tersebut namun sampai hari ini tidak
kunjung diberikan Luar Biasa memang saudara saudara

BELANJA DAERAH TAHUN 2014

Jauh hari sebelum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK ) Menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah saya dan Komisi C serta
komisi komisi lain telah melaksanakan kunjungan kerja dan menemukan hal hal yang dianggap
ketidakwajaran, kecurangan dan ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, dan
setelah BPK menyampaikan Hasil Auditnya kepada DPRD kabupaten Tapanuli Tengah sudah semakin
Memperjelas Bahwa Pemerintah Daerah dalam membelanjakan Keuangan Daerah dengan cara yang
tidak benar dan tidk wajar dan patut dianggap menjadi sebuah pelanggaran,

Sehingga dalam hal ini saya menyimpulkan beberapa contoh kecurangan, Inefisiensi serta penyalah
gunaaan kewenangan yang menyebabkan kerugian Daerah yaitu :

2
1. Belanja Barang dan Jasa Untuk Kebersihan Kantor dan Pekarangan Dilingkungan Pemeritah.
Setelah Kami Totalkan Keuangan Daerah yang tersedot Untuk Biaya Kebersihan Kantor dan
Pekarangan sebesar Rp. 3.504.989.750,00. Angka ini belum termasuk biaya kebersihan
tambahan pada setiap agenda/Kegiatan pemerintah yang sifatnya insidentil seperti biaya
kebersihan gedung saat ada acara Peringatan peringatan hari besar karena pada kegiatan
tersebut masih dibebankan biaya untuk kebersihan yang includ di dalam mata anggaran
masing-masing kegiatan yang dilakukan.
Uang yang sebegitu besar secara logika dengan jumlah dan penyebaran kantor kantor
pemerintah dan pekarangan yang ada disekitar Pandan ini tidak la masuk akal karena Upah
yang dibayarkan masih menggunakan upah minim pada setiap petugas kebersihan kita. Mari
sama sama kita hitung kira –kira berapa tenaga yang dibutuhkan dan berapa deterjen yang
dibutuhkan dan berapa peralatan kebersihan seperti sapu lidi dan sapuk ijuk yang
dibutuhkan dalam setahun.
Sebagai contoh saya melihat Biaya Kebersihan pada Dinas Pendidikan yang mencapai Rp.
603.200.000,00 hanya untuk biaya kebersihan kantor dinas tersebut karena setelah kami
lakukan pengawasan dan kompirmasi ke UPT – UPT dan sekolah sekolah, Mereka tidak
pernah menerima tenaga Kebersihan ataupun uang kebersihan sekolah dari Dinas
Pendidikan melainkan Menyisihkan dari dana BOS, sehingga tidaklha masuk akal apabila
dibandingkan dengan biaya kebersihan dikantor DPRD yang gedungnya lebih besar kegiatan
rapat rapatnya lebih banyak dan rutin hanya sebesar Rp. 39.998.400,00, begitu juga pada
Dinas lainya seperti Dinas Pendapatan sebesar Rp. 92.783.900,00. Dan dinas dinas lain
teramasuk Sekretaris Daerah.
Dan sesuai Pemantauan dan mengawasan yang kami lakukan kebanyakan Petugas
Kebersihan yang dipekerjakan pada kantor Pemerintahan khususnya yang ada di Kompleks
kantor Bupati Tapanuli Tenah petugas kebersihan tersebut diambil dari dinas kebersihan.

Selanjutnya dalam hal ini kami menilai Pemerintah Daerah telah melakukan pemborosan
Keuangan Daerah sebesar Rp.900.000.000,00 dengan rincian angka angka dapat kami
berikan apabila dipandang Perlu. Dalam Hal ini saya memintak kepada Pihak Pihak terkait
Khusunya APIP dan Penegak Hukum serta BPK RI untuk Melakukan Audit Khusus tentang
Belaja kebersihan kantor ini.

2. Biaya Perjalan Dinas


Secara Umum Kepala Daerah dan Para Pimpinan SKPD melakukan Perjalanan Dinas Keluar
Daerah dan Kedalam Daerah disamping menghadiri undangan undangan kegiatan Negara
juga untuk melakuakan kordinasi dan konsultasi Instansi Pemerintahan terkait, namun kalau
hanya untuk kegiatan tersebut kami memperkirakan Belanja sebesar Rp. 7.955.849.561,00.
Sangat besar sekali dan ini belum termasuk Biaya Perjalan KDH yang tertampung dalam
Biaya KDH, kalau biaya ini sebagian dibelanjakan untuk kepentingan lobi lobi menambah
Anggaran Pusat dan Anggaran Provinsi Masuk Ke Tapanuli Tengah itu bisa jadi masuk akal,
namun timbul pertanyaan kenapa APBD tahun 2015 lebih kecil dari tahun APBD kita dua
tahun sebelumnya. Dalam hal ini dipandang Perlu Pemeriksaan lebih dalam lagi.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah


 Saya Melihat Banyak Mata Anggaran yang kegiatan dan Programnya berbeda tapi teknis dan
pelaksanaannya sama sehingga perlu diketahui bukti realisasi pembelanjaannya seperti
Penyediaan Jasa dan Perlengkapan Kantor Rp. 400.000.000,00 saya kira dapat
direalisasikan dengan pembiayaan Penyediaan Jasa Perbaikan Perlatan Kantor sebesar Rp.
267.955.000,00. Kami belum menemukan mana perlatan kantor yang diperbaiki dan mana
peralatan kantor yang dibeli pada tahun 2014, untuk perbaikan dan pembelian peralatan
kantor di dinas pendidikan saja memakan biaya sebesar Rp. 667.955.000,00. Dan secara
akuntanbilias pelaporan ini kelihatan agak aneh karenah angkanya semua genap genap, dan
tentu kami ingin mempertanyakan perlengkapan kantor semacam apa yang terus menerus
ada belanja di dinas pendidikan ini.

3
Hal yang sama juga terlihat Pada Belanja Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air,
Listrik sebesar Rp. 476.965.290,00. Apa bedanya dengan Kegiatan Penyediaan Komponen
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor sebesar Rp. 338.000.000,00. Sementara kami sudah
mencoba melakukan pengawasan ke UPT- UPT yang ada di TapTengah bahwa biaya itu tidak
ada mereka terima.
 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaannya Rp. 1.010.000.000,00 dan Penyediaan
Alat Tulis Kertas sebesar Rp. 5.055.085.000,00. Belanja ini sebesar ini dipergunakan untuk
apa sebab semua anak didik untuk mendapatkan buka bacaan harus di di foto copy sendiri.
 Biaya Peralatan Kantor sebesar Rp. 142.761.000,00 sementara biaya perawatan kantor
sudah tersedia sebesar Rp. 193.200.000,00 dan Biaya Perawatan Mebeuler sebesar Rp.
80.000.000,00. Kita mungkin yang ada disini susah untuk menerima biaya yang dibelanjakan
disini mempunyai rekening dan anggaran yang berbeda tetapi akan hakikatnya
penggunaaannya sama, sehingga dalam hal ini kami menganggap perlu pemeriksaan lebih
dalam lagi oleh penegak hukum.
 Dana Pengembangan Rintisan Paud Hand Over Rp. 2.088.200.000,00 sementara hasil
pengawasan kami dilapangan hanya ada 120 Lembaga Paud yang mendapat saluran Dana ini
dengan jumlah Rp.7.200.000,00 untuk setiap Paud untuk 2 Orang Tenaga Pengajar, sehingga
dapat kita Hitung bahwa dugaan dana yang tersalur hanya sebesar Rp. 7.200.000 X 120
Lembaga Paud bernilai Rp. 864.000.000,00. Kami minta Sdr. Plt. Bupati dapat Menjelaskan
ini dan Kepada Pihak Berwenang diharapkan dapat menelusuri Belanja dan Pembiyaan ini.
 Dana Operasional Paud 100 Lembaga sebesar Rp. 350.000.000,00, Dalam Penelusuran kami
Belanja ini tidak ada disalurkan atau dibelanjakan, mohon penjelasan Uang Negara ini
kemana dibelanjakan.
 Lomba Gugus PAUD sebesar Rp. 200.000.000,00. Hasil Penelusuran kami Kegiatan ini ada di
adakan di PAUD Aksara tapi menurut hitungan kami tidak akan Menghabiskan Dana sebesar
ini, selanjutnya Mohon dijelaskan.
 Pengadaan dan Pendistribusian Buku Teks Pelajaran Sesuai Kurikulum 2013 Untuk Sekolah
Dasar, sekolah SMP, sekolah SMA/SMK Sebesar Rp. 1.509.485.374.00,00. Hasil
Penelusuran Kami bahwa buku yang disalurkan Jumlah nya sangat minim dan kepada murid
dan siswa dibebankan membayar Foto copy Buka Teks tersebut, untuk itu diminta
dijelaskan jumlah buka yang dibeli dari perecetakan mana dan bagaimana konsekuensi dari
Peraturan Menteri tentang Penangguhan sementara Kurikulum 2013 pada saat itu.
 Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Tingkat Sekolah Dasar Rp. 2.307.162.900,00. Dan
Pembangunan Ruang Kelas Baru Termasuk Sanitasi dan Rumah Guru sebesar Rp.
2.687.360.000,00, Pekerjaan ini menurut hasil Penilaian kami tidak sesuai dengan bestek
dan harga beli Barang/Jasa sangat Tinggi sementara Sanitasi yang di Inginkan tidak tercapai.
 Seleksi Siswa Kelas Unggulan B SMAN 1 Matauli Rp. 100.000.000,00 dan Belanja
Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SMAN1 Matauli sebesar Rp. 1.100.000.000,00. Hasil
Pengawasan kami dilapangan Penggunaan Anggaran ini disalah gunakan karena Siswa yang
tidak Berhak menerima Bantuan Beasiswa di duga mendapatkan biaya dimaksud seperti
siswa yang Orang Tuanya Mampu dan PNS.
 Pemilaian Kinerja Kepala Sekolah SMP/SMA/SMK Rp. 200.000.000,00. Saya tidak
memahami sama sekali dimana dan untuk apa kegiatan ini dilakukan padahal kita semua
sama sama mengetahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah di Tapanuli Tengah ini tidak
pernah dilakukan penilaian terhadap Kinerja yang ada dugaan Transaksional.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah


 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas Periaran Rp. 75.000.000,00
Bahwa hasil Penelusuran kami dilapangan hanya ada satu Unit Speedboat yang sudah Rusak
selama 5 tahun belakangan ini, sementara biaya yang dikeluarkan untuk itu hanya biaya
upah menjaga speed boat tersebut sebesar Rp. 1.000.000,00/Bulan berinisial O sehingga
jumlah nya sebesar 12 Bulan x Rp. 1.000.000.00 = Rp. 12.000.000,00 sisanya di kemanakan ?
 Operasinal Puskesmas Rp. 500.000.000,00 hasil penelusuran kami banyak puskesmas yang
mati suri dan tidak terawat bahkan menjadi tempat praktek pribadi para Bides bides lalu
pembiayaan operasinal Puskesmas sebesar ini di kemanakan ?
4
 Operasional RSUD Barus Rp. 500.000.00,00 Hampir setiap kali saya pulang Ke Barus siang
dan malam saya selalu singgah di RSUD, jarang ada dokter, yang ada hanya TKS yang tidak
menerima Upah Apa apa dari Pihak RSUD lalu dana Operasional yang terbilang besar ini
penggunaannya kemana saja mohon di audit kembali.
 Pengembangan Pelayanan di Desa Siaga Rp. 285.325.000,00 kegiatan ini di duga tidak
dilakakukan namun di samakan dengan kegiatan lain yaitu : Kegiatan Kesehatan di daerah
terpencil dan Perbatasan sebesar Rp. 228.525.000,00
 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Rp. 260.000.000,00 sama
sekali kali kami tidak melihat adanya kegiatan ini dilakukan tahun 2014 yang ada Plank Plank
himbauan tahun 2013 dan atau yang dilakukan Instansi lain seperti RSUD Pandan.
 Pengembangan Pengobatan Tradisional ( Batra) Rp. 85.350.000,00 tidak ada kami temukan
kegiatan ini dilakukan dimana dan dengan siapa dilakukan
 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rp. 4.088.963.000,00. Pelayanan Jamkesmas dan
Jampersal Rp. 1.687.220.00000. Dana sebesar ini menurut Perhitungan kami sebagian besar
tidak di belanjakan, hal ini sesuai dengan data yang ada dalam buku LKPJ Tahun 2014 bahwa
jumlah peserta yang tergolong dengan santunan Jaminan Kesehatan untuk Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah : Sumber Dana APBN sebanyak 137.831 Orang ( Jamkesmas) APBD
Provinsi sebanyak 15.109 Orang (Jamkesda), APBD 24.500 Orang(Jamkesda), kemudian 620
Orang Jampersal (APBN) , 56 orang Ibu Hamil (APBN), 564 Orang Ibu Melahirkan ( APBN) dan
Ibu Nifas 56 Orang ( APBN), selanjutnya 137.830 Orang BPJS ( APBN) dan 1.587 Orang Lansia
( APBD).
Dari data data diatas total masyarakat Tapanuli Tengah yang mendapat Jaminan Kesehatan
dengan berbagai Program kesehatan sebanyak 180.267 Orang. Kalau Kita rata – ratakan
pada setiap desa/keluarahan yang ada di Tapanuli Tengah, Maka setiap Desa Penduduk kita
mendapat layanan kesehatan Gratis dari Pemerintah sebanyak 1.155 Orang. Jumlah ini
tidak pernah kita Jumpai di tengah tengah Masyarakat. Seandainya kita masukkan angka
yang membayaran Iuran sendiri saja saya kira angka sebanyak itu juga tidak di temukan
untuk itu dalam hal ini dipandang perlu Sdr.Plt. Bupati untuk menjelaskan dan
menyampaikan data penerima santunan Jaminan Kesehatan yang di Biayai Pemerintah
Daerah Tahun Anggran 2014.

5. RSUD Pandan
 Saya Ingin Mempertanyakan SK Bupati Tapanuli Tengah No.1029/RSUD/2014, Tentang
Belanja Langsung Non-Program Sebesar Rp. 11.869.436.987,00. Anggaran ini semula
tidak termuat dalam APBD dan P-APBD Tap. Tengah Tahun Anggaran 2014 namun tiba
tiba muncul dengan dasar hanya Surat Keputusan Bupati tersebut, dan kami tidak dapat
memahami penggunaan uang tersebut untuk itu kami minta penjelasan Sdr. Plt Bupati
Tapanuli Tengah yang lengkap.

6. Dinas Pekerjaan Umum


 Pertama sekali saya menyampaikan kepada kita semua bahwa Seluruh Kegiatan Fisik
yang ada dinas ini terjadi In efesiensi sebesar 16 % dari Total Belanja Fisik atau sekitar
Rp. 7.637.436.227,00 angka ini saya dapatkan setelah melihat adanya kemahalan biaya
harga satuan pekerjaan terkontrak dan hal ini di akibatkan karena adanya praktek
dugaan pengkondisian saat lelang semua paket Paket tersebut, sehingga tidak ada
disini terjadi persaingan sehat.
Asumsinya kami ambil dari Nilai Kontrak dan perbandingan dengan Pagu Anggaran
hanya Turun 2-4 %. Sedangkan Rekanan lain banyak yang sanggup melaksanakan
Pekerjaan itu dengan nilai dibawah harga pagu sebesar 18 – 20 %.
 Peningkatan Jalan (Hormix) Jurusan Sorkam – Ruas Taput Rp. 2.387.003.563,00.
Dalam hal kami menilai Pekerjaan ini disamping Harga satuannya sangat Mahal yakni
sekitar Rp. 4.162.158,00/M3 ABT , kami juga menemukan Mutu dan Volume Pekerjaan
yang kurang dari yang dibayarkan, sama halnya dengan Temuan BPK bahwa paket ini
telah dinyakatan merugikan Keuangan Daerah.

5
 Rehabilitasi D.I Binjohara(190 Ha) Desa Binjohara Kecamatan Manduamas Rp.
2.015.579.500,00,00 Pekerjaan ini sama sekali tidak berfungsi dimana elevasi pada Sisi
hulu lebih rendah dibanding dengan Elemasi bagian Hilir belum lagi tidak jelas sumber
air yang mana mau dialirkan pada proyek Irigasi ini. Daris segi Kualitas jelas tidak wajar
untuk dibayarkan karena Pasir yang dipakai mengandung lumpur dan Pasangan Batunya
keropos apalagi dari segi Kuantitas/Volume hitungan kami sangat jauh berbeda dari
temuan BPK dan dalam hal ini kami akan memintak kembali kepada BPK untuk
melakukan audit ulang secara bersama sama.
BPK dalam Laporannya menemukan Kerugian Negara sebesar Rp. 84.257.792,00
dengan Rincian sebagai Berikut : Kekurangan Volume Cor Plat Lantai 4, 29 M3 x Rp.
1.154.639,79,00 = Rp. 4.958.023,00 untuk Pasangan Batu BPK Menemukan Kekurangan
Volume sebanyak 74,88 M3 x Rp. 1.059.024,00 = Rp. 79.299.769,00.
Sedangkan Hasil Pengawasan kami kerugian Negara dalam belanja kegiatan ini adalah :
1. Galian Tanah Biasa 23,8 M3 x Rp63.352,00 = 1.507.777,76
2. Cor Plat lantai Bendung 17,19 M3 X Rp.1.154.639,79 = 19.848.257,99.
3. Pasangan Batu Kali 143,39 M3 X Rp.1.059.024 = 151.853.451,36
Total = 173.209.487,11
 Rehab DI Tolang (155 Ha) Desa Muara Bolak Kec. Sosor Gadong Rp. 494.330.000,00
Pekerjaan ini kami lihat tidak bermamfaat sama sekali karena tidak dapat mengalirkan
air karena konstruksinya tidak tepat dan Lantai Saluran tidak dipasang sama sekali hasil
perhitungan kami Negara di rugikan sebesar Rp. 75.000.000,00 yakni Pekerjaan beton
lantai saluran dan Pasangan Batu untuk Koper/Pondasi tidak ada.
 Rehab DI Simulbas (190 Ha) desa Muara Bolak Sosorgadong Rp. 790.400.000,00
dilapangan hanya dilakukan Rehab berupa Pemolesan sepanjang 70 M sementara
Pekerjaan Pemasangan Baru hanya 130 M, pasangan Batu kali Pondasi Rumah Penduduk
yang diplester menurut Informai Penduduk Rekanan yang mengerjakan proyek ini saat
itu berjanji mengganti Tembok Rumah Penduduk tersebut. Dalam hal ini Kerugian
Negara kami perkirakan dengan harga satuan yang kami ambil rata rata Rp.
1.000.000,00/M3 dan Beton Lantai Saluran Rp.1.100.000,00/M3 adalah sebesar
Rp.288.000.000,00 dan kami siap mempertanggungjawabkan perhitungannya.
 Karena Begitu Banyak Paket Paket yang sudah kami periksa maka kami lampirkan saja
hasil peninjauan kami dilapangan pada setiap paket ( Terlampir )

7. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadan Kebakaran


 Biaya Pemeliharaan Rutin/Berkala Kenderaan Dinas dan Operasional Rp.
648.106.600,00 menurut Informasi dari Kadis yang Baru H. Hikmal Batu Bara bahwa
Kenderaan yang masih dipakai Dump Tuck hanya 2 Unit dan DAMKAR hanya 2 Unit
juga kenapa Biaya Perawatannya sangat Tinggi.

8. Dinas Perhubungan , Komunikasi dan Informatika
 Biaya Operasional Mobil Pelayanan Internet Kecamatan Rp. 250.000.000,00 kapan
dan dimana biaya ini di gunakan

9. Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup


 Pada Instansi ini kami hanya pertanyakan kenapa Anggaran Fisik yang sangat kecil
pelaksanaannya terlambat sehingga di denda
 Bagaimana Analisa Dampak Lingkungan (AMDA)L kawasan PPI Pondok Batu sehingga
bauk Ikan Busuk mengganggu Pemukiman

10. Dinas Pertanahan


 Dinas ini saya sarankan untu di Hapuskan saja, pada umumnya Kabupaten Kota di
Provinsi Sumatera Utara tidak ada instansi ini, karena sudah ada instansi pusat di
daerah ( BPN – Kantor Pertanahan )
 Register 44 yang kemudian di rubah dengan Register 579 Tahun 2014 harus
diperjuangkan di anulir karena menyengsarakan masyarakat.
6
 Berapa sebenarnya Luas Tanah yang di Kuasai Investor dibidang Perkebunan di
Wilayah Tapanuli Tengah
 Pendataan tanah Desa Rp. 146.639.409,00 apa saja yang dilakukan dengan
anggaran ini karena setahu kami tanah desa semuanya jauh jauh sebelum tahun
2014 sudah terdata
 Sosialisasi Hukum Pertanahan Rp. 200.000.000,00 kapan dan dimana kegiatan ini
dilakukan dan apakah ini bukan menjadi Tugas Badan Pertanahan Neasional sebagai
badan yang memproduksi dan User UU pertanahan
 Pembebasan lahan dan Fasilitas Umum Rp. 1.236.000.000,00. Dimana dan apa
pasilitas umum yang telah dibebaskan lalu kenapa disaat kita mengluarkan Uang
Daerah membebaskan tanah disaat itu pula Pemda menyerahkan Tanah kita secara
Hibah kepada Instansi Vertikal.

11. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


 Kenapa Pengurusan KTP dan KK di kecamatan masih dipungut biaya

12. Dinas Kelautan dan Perikanan


 Dana Penunjang Coremap CTI Rp. 99.692.138,00 dan Rehab Coremap II
Rp.94.626.000,00 di duga Kegiatan ini tidak dilaksanakan
 Operasional Kapal Patroli Pengawas Perikanan Rp. 195.554.145,00 di duga tidak
dibelanjakan
 Operasinal BBI Sibabangun Rp. 53.400.000,00 di diduga tidak dibelanjakan
sebagimana mestinya
 Bantuan Beni Ikan Air Tawar Rp. 99.385.000,00 Beni yang di serahkan hanya satu
kantongan Pelastik dengan jumlah yang tidak jelas
 Pembangunan Dermaga Pelabuhan Perikanan Rp. 2.941.753.500,00 Kegiatan ini
harganya di duga Mark Up, tiap Pacang yang di tanam diduga manipulasi karena
data bacaan Calenderingnya saat pemacangan tidak ada sehingga tidak bisa
dilakukan standar pengukuran namun diharapkan ada pemeriksaan dan penelitian
dengan lat canggi berupa camera geologi yang dimiliki badan pengujian balai
pengujian Provinsi Sumatera Barat atau Badan TIPIKOR POLRI. Menurut Temuan BPK
Kegiatan ini Merugikan Negara sebesar Rp. 54.493.044,32. Dengan tidak
Mengurangi Rasa Hormat dari usaha Pemeriksaan BPK dengan ini saya menemukan
Kerugian Negara dalam kegiatan ini mencapai Rp. 371.812.000,00 dengan data
akan kami sajikan apabila dibutuhkan Penyidik.
 Penimbunan dan Pemadatan Lokasi Pengembangan PPI Rp. 1.460.750.000,00
dalam hal ini kami melihat harga timbunan biasa dalam kontrak ini sangat mahal
yakni diatas Rp. 105.000,00 / M3 dan juga Volume timbunan kurang dari yang telah
dibayarkan hal ini terlihat dari kondisi existing dan Pasca Penimbunan serta
kepadatan timbunan dalam hal ini perkiraan kerugian negara hasil Perhitungan kami
mencapai Rp. 127.800.000,00 dan dalam hal ini kami juga siap membuktikannya.
Perlu kami sampaikan semua perkiraan kerugian negara ini kami dapatkan dari
penilaian kami terhadap seluruh Item pekerjaan baik Kuantitas dan Kualitasnya lalu
kami kalikan terhadap harga SNI.
 Program Perlindungan dan Konservasi SDA Rp. 594.890.875,00. Kegiatan ini
meliputi Restoking Perairan Umum di 8 Kecamatan, Hasil peninjauan dan
Pengawasan kami di lapangan terkumpul data bahwa kegiatan ini hanya melepaskan
beberapa kantong plastik bibit ikan pada sungai yang tidak layak untuk hidup dan
berkembang ikan, ketika kami tanyakan kepada kadis kelautan beliau buang badan
dan mempersalahkan Camat yang menunjukkan dan mengarahkan lokasi tersebut,
sementara disaat kami melakukan kunjugan kelapangan masyarakat yang mengikuti
kegiatan pelespasan beni ikan tersebut menyebutkan hanya melepaskan 1 kantong
kecil beni ikan tersebut ke sungai dimaksud, ini kecurangan ini ada unsur
ketikpatutan.

7
 Pembangunan Kapal Penangkap Ikan Uk.3 Gt – 10 GT Rp. 1.178.532.000,00. Dalam
hal ini kami hanya menemukan 3 unit Kapal dengan Uk. 6 GT, sehingga biaya ini
sangat mahal, dan setelah kami coba komfirmasi kepada pihak Pemborong jawapan
pemborong mala merayu kamim untuk tidak melanjutkan pemeriksaan karena
menurut Pengakuannya Pemborong tersebut pun heran kenapa perencanaannya
sperti itu dan setelah kami coba melakukan perhitungan biaya yang dibutuhkan
maka kami dapat memperkirakan bahwa untuk 1 Bh Baut saya mencapai harga Rp.
86.000,00. Baut biasa untuk pengikat Tuas dan gading gading. Karena Benda ini
secara fisik ada maka kita pandang perlu dibentuk Pansus Untuk Melakukan
Penelitian dan pemeriksaan lebih dalam.
 Pembangunan Gedung Pusat Informasi Rp. 892.069.220,00 Tidak Efesien dan
Efektif dan tidak berdaya guna dibangun di Pulau Mursalah

13. Dinas Pertambangan dan Enegi


 Kami Menyarankan Agar Potensi Peneriamaan Pajak dari Galian C agar di
Tingkatkan
 Dimintak Kepada Plt. Bupati agar tidak Membeking Galian C Ilegal
 Sesuai dengan Surat Kadis Pertambangan Kepada Pemilik Galian untuk menutup
Kegiatan Pertambangan tapi menurut Pantuan kami masih tetap berjalan sampai
sekarang

 Monitoring Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Rp.


257.796.000,00 lalu kenapa dari Dinas Pertambangan selalu saja mengalami
kesulitan untuk turun lapangan melakukan monitoring dan menyegel Usaha Galian C
yang tidak Membayar pajak.

14. Kantor Pelaksana Penyuluh Pertanian


 Kita mengusulkan agar kantor ini di tutup saja dan di padukan ke dinas Pertanian
dan Peternakan
 Pelaksanaan Teknis Okulasi Tanaman Karet di wilayah BPP Rp. 200.000.000,00,
kami tidak melihat Bibit hasil Okulasi tersebut

15. Dinas Kehutan dan Perkebunan


 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Rp. 1.010.669.000,00. di media massa hal ini telah
berulang kali di beritakan, lalu saya juga telah menelusuri lahan hutan yang di
rehabilitasi tapi tidak kami temukan sesuai dngan perkiraan biaya yang sudah
dibelanjakan sebesar ini.

16. Dinas Pertanian dan Peternakan


 Pembangunan Irigasi Dam Parit Rp. 1.705.921.000,00
 Pembangunan Irigasi Embung Rp. 544.999.994,00
 Pembangunan Jalan Usaha Tani Rp. 542.575.000,00
 Pembangunan jalan Produksi Rp. 244.406.245,00
Ke empat Kegiatan Fisik ini dari segi mamfaat Gagal total dan terindikasi mark up
dan cacat mutu serta kelebihan bayar. Untuk itu mohon di bentuk tim independen
untuk melakukan rekayasa lapangan
 Pembangunan Irigasi Pompanisasi Rp. 298.869.994,00 tidak berfungsi sama sekali

17. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan


 Penunjang Pemberdayan Masyarakat Mandiri Pedesaan Rp. 1.003.824.000,00
 Pembinaan Kader Posyandu Rp. 778.490.000,00 selama tahun 2014 kegiatan ini
jarang sekali dilakukan lalu dimana kegiatan ini dilakukan dan berapa jumlah Kader
Posyandu untuk taptengah yang ada saat ini.

8
18. Sekretariat Daerah
 Pertama sekali yang saya heran dan perlu tanyakan kenapa Biaya Belanja Pegawai
dalam setiap kegiatan besar dan kecil nilainya sama yaitu Rp. 5.000.000,00 contoh
belanja Pegawai untuk Kegiatan MTQ dan Nasyid Biaya kegiatannya Rp. 796.447.000,00
belnja pegawainya Rp. 5.000.000,00 untuk kegiatan Pembinaan Kuliah Agama Belanja
Pegawainya Rp. 4.650.000,00 juga sedangkan biaya kegiatannya hanya Rp. 25.420.000.
hal ini sama untuk setiap kegiatan kegiatan perayaan.
 Pengawasan dan Monitoring Penyaluran Raskin Rp. 199.823.500,00. Hal ini sangat
Ironis kenapa setelah dana tersediah untuk melakukan pengawasan namun dilapangan
penyimpangan bertambah menjadi besar, sebagai contoh kasus Penyaluran Raskin untuk
desa Lobutua yang sekarang sedang bersengketa dan sedang diperiksa Polres
Taptengah. Dimana dan siapa yang melakukan monitoring apa dilakuakan by telapon
saja kepada masing – masing camat lalu Uang sebesar itu habis terpakai.
 Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE ) Rp. 386.374.600,00, Dana sebesar ini apa
untuk operasional Rekening atau Pengadan perangkat Servert ? setahu kami bahwa LPSE
taptengah masih Mencangkok ke Server Humas Taptengah
 Sosialisasi Manajemen Training Sistim Pengadaan Secara Elektonik Rp. 90.116.000,00
dalam hal ini kami ingin tahu kapan dan kepada siapa sosialisasi ini dilakukan karena
hasil penelusuran kami ke semua assosiasi dan badan usaha/Rekanan selama tahun
2014 itu tidak ada dilakukan.
 Kondinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) Rp. 48.652.000,00 setahu kami Bank
Indonesia Cabang sibolga sangat sebagai pengendali Inflasi letaknya dikota sibolga jarak
yang sangat dekat jadi biaya itu untuk apa ? dan menurut dialog kami dengan Ke.cabang
BI sibolga Tap.tengah selama tahun 2014 belum ada melakukan kordinasi dan
menyampaian data data komoditas.
 Penyelesaian sengketa Hukum Rp. 190.776.750,00. Justru Dana ini dipergunakan untuk
mengebiri sengketa hukum Korupsi seperti Pemerintah Daerah Taptengah Memintak
diadakan Perdamian antara Oknum Kades Lobutua yang di laporkan Masyarakat
melakukan penggelapan RASKIN, BLT dan Pemalsuan Tanda tangan Aparatur desanya
setelah di adakan pemeriksaan bersama pihak PEMKAB mala menekan Masyarakat agar
Mau melakukan Perdamaian., apakah ini guna dana ini di belanjakan atau pada tempat
lain.
 Pekan Raya Sumatera Utara Rp. 448.670.634,00 apa bedanya penggunaan Dana pada
dinas Pariwisata untuk kegiatan Pesta Seni Budaya di PRSU Rp. 300.000.000,00.
Seandainya jawabannya bahwa yang Rp. 300.000.000 itu hanya dipakai untuk biaya satu
malam acara taptengah tuan Rumah apakah biaya ini tidak terlalu besar apabila
disesuaikan denga kegiatan yang dilakukan berupa drama yang diperankan oleh para
siswa siwa taptengah dan penyanyi lokal satu dua orang.

Maka dari itu dapat kami simpulkan bahwa :


1. Anggaran Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggran 2014 Masih Tergolong
Rendah hal ini disebabkan potensi Pendapatan Asli Daerah dari berbagai sektor sangat keci
dalam penargetannya, dan sudah kecil tidak pula tercapai secara maksimal.
2. Sementara Belanja Daerah sangat Boros, banyak yang anggaran yang disengaja dan terkesan
pemborosan dan diciptakan peluang terjadinya Kecurangan dan Manipulasi
3. Belanja Daerah Tidak Efektif dan tidak Efesien, sangat jauh lari dari Visi dan Misi Pemerintah
Daerah tahun 2012 – 2016
4. SKPD sangat gemuk sementara Tugas Minim sekali sehingga terjadi pemborosan biaya
Pegawai dan Biaya Operasinal SKPD yang luar Biasa
5. Belanja Rutin sangat Tinggi
6. Belanja Non – Fisik yang bersifat sosialisasi – sosialisasi sangat tinggi namun faedahnya tidak
dapat dirasakan masyarakat
7. Belanja Fisik 80 % tidak bermamfaat dan tidak tepat Fungsi, Irigasi yang dibangun tidak dialiri
air, jalan yang dibangun belum cukup 60 bulan sudah rusak, SPAM yang dibangun semenjak
selesai sampai sekarang tidak pernah mengluarkan air dll sebagainya.

9
8. Uang yang di belanjakan untuk Fisik banyak yang merugikan Negara secara Qualitas dan
Kuantitas
9. Biaya Fisik banyak yang diluncurkan menjadi Beban APBD tahun 2015 atau menjadi Hutang
Jangka pendek Daerah. Hal ini perlu dipertanyakan dan dibahas secara khusus karena ini
mengandung banyak unsur pelanggran di dalamnya dan kami mintak untuk tidak dibayarkan
dahulu.
10. Untuk dapat disetujui Bersama DPRD dan Bupati , selanjutnya memutuskan dan menetapkan
PERDA KABUPATEN TAPANULI TENGAH Tentang Pertanggung jawaban Pelaksanaan ABPD
Tahun Anggaran 2014, Sdr. PLT Bupati Tapauli Tengah harus tegas memberikan Nota
Jawaban atas pandangan umum ini dan pandangan umum anggota DPRD Lainnya, Fraksi dan
Komisi, serta Banggar. bahwa penggunaan anggaran tahun 2014 yang tidak sesuai dengan
volume dan kualitas akan dievaluasi dan disempurnakan.

Dengan ini saya simpulkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2014 sama sekali tidak dapat di terima akal sehat dan dianggap
Patut untuk dilakukan Audit Ulang oleh Pansus dan Lembaga Auditor Negara lainnya dan
mengandung nilai kewajaran apabila ini di teruskan kepada Pihak yang berwajib dan berwenang.

Demikian Pandangan Umum ini saya sampaikan kurang lebih saya mohon maaf atas kerja
sama yang baik diucapkan terima kasih.

Pandan, Agustus 2015

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

AWALUDDIN RAO, ST
Wakil Ketua DPRD Tap.Tengah
Anggota Fraksi Partai Gerinda

Anda mungkin juga menyukai