Asalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera Bagi Kita semua
Syalom, Omswastyastu, Namo Buddayah..
Horas Tapteng !
Puji Syukur Kita panjatkan keharibaan Allah Swt, Tuhan YME atas limpahan Rahmad dan Karunia Nya
Kepada Kita semua.
Setelah sekian lama kita Melakukan Pembahasan bersama atas Buku yang berisi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah yang disampaikan kepada DPRD Kab. Tapanuli Tengah sebagai bentuk
pertanggungjawaban uang yang sudah dibelanjakan pada tahun anggaran 2014, selanjutnya tibalah
saatnya kita pada hari ini melakukan Rapat Paripurna untuk mendengarkan tanggapan masing
masing anggota DPRD, Fraksi-fraksi dan Komisi Komisi serta Badan Anggaran DPRD Kab. Tapanuli
Tengah.
Dalam Hal ini saya Awaluddin Rao, ST Anggota Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra )
secara konstitusi mempunyai hak menyampaikan Pendapat dalam bentuk pandangan umum ini
tentu terhadap apa yang kami baca, apa yang kami lihat dan apa yang kami dengar langsung dari
masyarakat.
Adapun pendapat dan tanggapan saya terhadap kegiatan Pemerintah daerah dalam menjalankan
Roda pemerintahan termasuk dalam membelanjakan keuangan daerah selama tahun 2014 adalah :
UMUM
Sebagaimana kita ketahui Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2014 yang lalu
mengalami sebuah guncangan besar dengan ditetapkannya Mantan Bupati Tapanuli Tengah Raja
Bonaran Situmeang sebagai Tersangkah yang disaat itu menjabat Bupati yang defenitif sehingga
Pucuk pemerintahan dilanjutkan oleh Sdr. Sukran Jamilan Tanjung, SE sebagai Plt. Bupati, tentu
banyak sedikitnya berpengaruh dalam aktifitas pemerintahan namun karena Pemerintah Derah
merupakan sebuah Institusi Daerah maka secara Institusi Roda Pemerintahan harus dijalankan
sebagaimana mestinya dan kepada Plt. Bupati kemudian dilimpahkan wewenang dan tugas tugas
Bupati dalam menjalankan Roda pemerintahan selanjutnya sampai saat ini.
Plt. Bupati Tapanuli Tengah dalam melanjutkan Tugas –tugas nya sampai hari ini tentu dibantu Oleh
Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam hal kami anggap masih belum bisa
membawak kearah yang lebih baik, dimana mana kita melihat masih lemah nya pelayanan kepada
masyarakat, pelayanan yang prima sebagai mana yang sama sama kita cita citakan belum terwujud.
Pemerintah Daerah belum mampu Mewujudkan Masyarakat Tapanuli Tengah yang Maju, sejahtera
dan Bermartabat sebagaimana Visi Pembangunan Tapanuli Tengah tahun 2012-2016.
1
Pemerintah Daerah dibawah Pemerintahan Plt. Bupati Sukran Jamilan Tanjung, SE belum bisa dan
Belum Mampu Membenahi Sistim Birokrasi dengan baik sehingga belum dapat mewujudkan
Pemerintahan yang baik dan bersih ( Good and Clean Governance) serta berwibawa, salah satu
indikasi dari hal ini adalah setelah sdr. Sukran Jamilan Tanjung, SE resmi dihunjuk menjadi Plt Bupati
sudah dua kali secara berturut turut melakukan Mutasi dan Para Pejabat Struktural yang
ditempatkan sebagai Pimpinan SKPD atau Camat banyak yang mempunyai status sebagai Pejabat
(PJ) tentu hal ini karena Pertimbangan Pangkat dan jabatan yang diemban belum memadai, ini
terkesan dipaksakan dan menurut Pengakuan Sekretaris Daerah Kaupaten Tapanuli Tengah dalam
Pembahasan Pokok pokok LKPD beberapa waktu yang lalu bahwa ke dua kali Mutasi ini dilakukan
Plt. Bupati ini kedua kali nya pula kita mendapat teguran dari Pemerintahan Provinsi.
Selanjutnya dalam hal kebijakan yang bersifat umum ini dapat kami sampaikan hal hal sebagai
berikut :
1. Nomen clatur SKPD kita terlalu Gemuk sementara Tugas dan Fungsinya sangat sedikit dan
terbatas, dalam hal ini kami melihat bahwa Plt. Bupati belum ada berfikir bagaimana cara
Efesiensi penggunaan Uang daerah sehingga kami memintak kepada Plt. Bupati Tapanuli
Tengah untuk Merampingkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan apabila ini
dilakukan para Pimpinan SKPD yang berfrestasi bisa lebih diperhatikan kesejahteraannya.
Dalam hal ini beberapa Dinas yang menurut kami tidak Efesien dan segi Fungsi dan tugasnya
dan dipandang diusulkan ke DPRD untuk di Bubarkan adalah Dinas Pertanahan, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah di gabungkan Pemadam Kebakaran, juga Kantor
Diklat/Pendidikan di Gabungkan ke Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan digabungkan ke Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda),
dan lain lain yang dianggap mempunyai tugas dan fungsi yang sama.
2. Plt. Bupati Sukran Jamilan Tanjung, SE dalam menjalankan Roda Pemerintahan Terkesan
tidak Memahami UU Nomor 17 Tahun 2014 dan UU Nomor 23 Tahun 2014 serta UU No. 17
Tahun 2013, hal ini berakibat terganggunya sistim harmonisasi antara Lembag Eksekutiv
dengan lembaga DPRD salah satu contoh Plt. Bupati Tapanuli Tengah belum pernah
Konsultasi dengan DPRD selama Pemerintahannya bahkan setiap Lembaga DPRD yang
terhormati ini menjalankan tugas dan kewenangannya selalu saja dianggap sebagai bentuk
perlawanan atas kekuasaannya sebagi contoh Lembaga DPRD sudah dua kali melayangkan
surat kepada Sdr. Plt. Bupati untuk menghadirkan POKJA, ULP DAN PENGELOLAH WEBSETE
LPSE TapTengah kedua kalinya Pula tidak dihadiri dengan alasan yang tidak masuk akal dan
tidak dapat dimengerti, bahkan lebih para lagi muncul perlawanan perlawan yang mengarah
pada diri dan pribadi anggota DPRD.
Dan juga perlu kami sampaikan bahwa Pihak Eksekutive sengaja menyembunyikan data
yang kami butuhkan dalam rangka pengawasan, coba kita bayangkan betapah rendahnya
Lembaga terhormat ini di mata Eksekutiv, data yang sudah disepakati saja untuk
disampaikan kepada DPRD tidak kunjung diantarkan bahkan Lembaga DPRD telah
melayangkan surat Resmi untuk meminta data tersebut namun sampai hari ini tidak
kunjung diberikan Luar Biasa memang saudara saudara
Jauh hari sebelum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK ) Menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah saya dan Komisi C serta
komisi komisi lain telah melaksanakan kunjungan kerja dan menemukan hal hal yang dianggap
ketidakwajaran, kecurangan dan ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, dan
setelah BPK menyampaikan Hasil Auditnya kepada DPRD kabupaten Tapanuli Tengah sudah semakin
Memperjelas Bahwa Pemerintah Daerah dalam membelanjakan Keuangan Daerah dengan cara yang
tidak benar dan tidk wajar dan patut dianggap menjadi sebuah pelanggaran,
Sehingga dalam hal ini saya menyimpulkan beberapa contoh kecurangan, Inefisiensi serta penyalah
gunaaan kewenangan yang menyebabkan kerugian Daerah yaitu :
2
1. Belanja Barang dan Jasa Untuk Kebersihan Kantor dan Pekarangan Dilingkungan Pemeritah.
Setelah Kami Totalkan Keuangan Daerah yang tersedot Untuk Biaya Kebersihan Kantor dan
Pekarangan sebesar Rp. 3.504.989.750,00. Angka ini belum termasuk biaya kebersihan
tambahan pada setiap agenda/Kegiatan pemerintah yang sifatnya insidentil seperti biaya
kebersihan gedung saat ada acara Peringatan peringatan hari besar karena pada kegiatan
tersebut masih dibebankan biaya untuk kebersihan yang includ di dalam mata anggaran
masing-masing kegiatan yang dilakukan.
Uang yang sebegitu besar secara logika dengan jumlah dan penyebaran kantor kantor
pemerintah dan pekarangan yang ada disekitar Pandan ini tidak la masuk akal karena Upah
yang dibayarkan masih menggunakan upah minim pada setiap petugas kebersihan kita. Mari
sama sama kita hitung kira –kira berapa tenaga yang dibutuhkan dan berapa deterjen yang
dibutuhkan dan berapa peralatan kebersihan seperti sapu lidi dan sapuk ijuk yang
dibutuhkan dalam setahun.
Sebagai contoh saya melihat Biaya Kebersihan pada Dinas Pendidikan yang mencapai Rp.
603.200.000,00 hanya untuk biaya kebersihan kantor dinas tersebut karena setelah kami
lakukan pengawasan dan kompirmasi ke UPT – UPT dan sekolah sekolah, Mereka tidak
pernah menerima tenaga Kebersihan ataupun uang kebersihan sekolah dari Dinas
Pendidikan melainkan Menyisihkan dari dana BOS, sehingga tidaklha masuk akal apabila
dibandingkan dengan biaya kebersihan dikantor DPRD yang gedungnya lebih besar kegiatan
rapat rapatnya lebih banyak dan rutin hanya sebesar Rp. 39.998.400,00, begitu juga pada
Dinas lainya seperti Dinas Pendapatan sebesar Rp. 92.783.900,00. Dan dinas dinas lain
teramasuk Sekretaris Daerah.
Dan sesuai Pemantauan dan mengawasan yang kami lakukan kebanyakan Petugas
Kebersihan yang dipekerjakan pada kantor Pemerintahan khususnya yang ada di Kompleks
kantor Bupati Tapanuli Tenah petugas kebersihan tersebut diambil dari dinas kebersihan.
Selanjutnya dalam hal ini kami menilai Pemerintah Daerah telah melakukan pemborosan
Keuangan Daerah sebesar Rp.900.000.000,00 dengan rincian angka angka dapat kami
berikan apabila dipandang Perlu. Dalam Hal ini saya memintak kepada Pihak Pihak terkait
Khusunya APIP dan Penegak Hukum serta BPK RI untuk Melakukan Audit Khusus tentang
Belaja kebersihan kantor ini.
3
Hal yang sama juga terlihat Pada Belanja Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air,
Listrik sebesar Rp. 476.965.290,00. Apa bedanya dengan Kegiatan Penyediaan Komponen
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor sebesar Rp. 338.000.000,00. Sementara kami sudah
mencoba melakukan pengawasan ke UPT- UPT yang ada di TapTengah bahwa biaya itu tidak
ada mereka terima.
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaannya Rp. 1.010.000.000,00 dan Penyediaan
Alat Tulis Kertas sebesar Rp. 5.055.085.000,00. Belanja ini sebesar ini dipergunakan untuk
apa sebab semua anak didik untuk mendapatkan buka bacaan harus di di foto copy sendiri.
Biaya Peralatan Kantor sebesar Rp. 142.761.000,00 sementara biaya perawatan kantor
sudah tersedia sebesar Rp. 193.200.000,00 dan Biaya Perawatan Mebeuler sebesar Rp.
80.000.000,00. Kita mungkin yang ada disini susah untuk menerima biaya yang dibelanjakan
disini mempunyai rekening dan anggaran yang berbeda tetapi akan hakikatnya
penggunaaannya sama, sehingga dalam hal ini kami menganggap perlu pemeriksaan lebih
dalam lagi oleh penegak hukum.
Dana Pengembangan Rintisan Paud Hand Over Rp. 2.088.200.000,00 sementara hasil
pengawasan kami dilapangan hanya ada 120 Lembaga Paud yang mendapat saluran Dana ini
dengan jumlah Rp.7.200.000,00 untuk setiap Paud untuk 2 Orang Tenaga Pengajar, sehingga
dapat kita Hitung bahwa dugaan dana yang tersalur hanya sebesar Rp. 7.200.000 X 120
Lembaga Paud bernilai Rp. 864.000.000,00. Kami minta Sdr. Plt. Bupati dapat Menjelaskan
ini dan Kepada Pihak Berwenang diharapkan dapat menelusuri Belanja dan Pembiyaan ini.
Dana Operasional Paud 100 Lembaga sebesar Rp. 350.000.000,00, Dalam Penelusuran kami
Belanja ini tidak ada disalurkan atau dibelanjakan, mohon penjelasan Uang Negara ini
kemana dibelanjakan.
Lomba Gugus PAUD sebesar Rp. 200.000.000,00. Hasil Penelusuran kami Kegiatan ini ada di
adakan di PAUD Aksara tapi menurut hitungan kami tidak akan Menghabiskan Dana sebesar
ini, selanjutnya Mohon dijelaskan.
Pengadaan dan Pendistribusian Buku Teks Pelajaran Sesuai Kurikulum 2013 Untuk Sekolah
Dasar, sekolah SMP, sekolah SMA/SMK Sebesar Rp. 1.509.485.374.00,00. Hasil
Penelusuran Kami bahwa buku yang disalurkan Jumlah nya sangat minim dan kepada murid
dan siswa dibebankan membayar Foto copy Buka Teks tersebut, untuk itu diminta
dijelaskan jumlah buka yang dibeli dari perecetakan mana dan bagaimana konsekuensi dari
Peraturan Menteri tentang Penangguhan sementara Kurikulum 2013 pada saat itu.
Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Tingkat Sekolah Dasar Rp. 2.307.162.900,00. Dan
Pembangunan Ruang Kelas Baru Termasuk Sanitasi dan Rumah Guru sebesar Rp.
2.687.360.000,00, Pekerjaan ini menurut hasil Penilaian kami tidak sesuai dengan bestek
dan harga beli Barang/Jasa sangat Tinggi sementara Sanitasi yang di Inginkan tidak tercapai.
Seleksi Siswa Kelas Unggulan B SMAN 1 Matauli Rp. 100.000.000,00 dan Belanja
Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SMAN1 Matauli sebesar Rp. 1.100.000.000,00. Hasil
Pengawasan kami dilapangan Penggunaan Anggaran ini disalah gunakan karena Siswa yang
tidak Berhak menerima Bantuan Beasiswa di duga mendapatkan biaya dimaksud seperti
siswa yang Orang Tuanya Mampu dan PNS.
Pemilaian Kinerja Kepala Sekolah SMP/SMA/SMK Rp. 200.000.000,00. Saya tidak
memahami sama sekali dimana dan untuk apa kegiatan ini dilakukan padahal kita semua
sama sama mengetahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah di Tapanuli Tengah ini tidak
pernah dilakukan penilaian terhadap Kinerja yang ada dugaan Transaksional.
5. RSUD Pandan
Saya Ingin Mempertanyakan SK Bupati Tapanuli Tengah No.1029/RSUD/2014, Tentang
Belanja Langsung Non-Program Sebesar Rp. 11.869.436.987,00. Anggaran ini semula
tidak termuat dalam APBD dan P-APBD Tap. Tengah Tahun Anggaran 2014 namun tiba
tiba muncul dengan dasar hanya Surat Keputusan Bupati tersebut, dan kami tidak dapat
memahami penggunaan uang tersebut untuk itu kami minta penjelasan Sdr. Plt Bupati
Tapanuli Tengah yang lengkap.
5
Rehabilitasi D.I Binjohara(190 Ha) Desa Binjohara Kecamatan Manduamas Rp.
2.015.579.500,00,00 Pekerjaan ini sama sekali tidak berfungsi dimana elevasi pada Sisi
hulu lebih rendah dibanding dengan Elemasi bagian Hilir belum lagi tidak jelas sumber
air yang mana mau dialirkan pada proyek Irigasi ini. Daris segi Kualitas jelas tidak wajar
untuk dibayarkan karena Pasir yang dipakai mengandung lumpur dan Pasangan Batunya
keropos apalagi dari segi Kuantitas/Volume hitungan kami sangat jauh berbeda dari
temuan BPK dan dalam hal ini kami akan memintak kembali kepada BPK untuk
melakukan audit ulang secara bersama sama.
BPK dalam Laporannya menemukan Kerugian Negara sebesar Rp. 84.257.792,00
dengan Rincian sebagai Berikut : Kekurangan Volume Cor Plat Lantai 4, 29 M3 x Rp.
1.154.639,79,00 = Rp. 4.958.023,00 untuk Pasangan Batu BPK Menemukan Kekurangan
Volume sebanyak 74,88 M3 x Rp. 1.059.024,00 = Rp. 79.299.769,00.
Sedangkan Hasil Pengawasan kami kerugian Negara dalam belanja kegiatan ini adalah :
1. Galian Tanah Biasa 23,8 M3 x Rp63.352,00 = 1.507.777,76
2. Cor Plat lantai Bendung 17,19 M3 X Rp.1.154.639,79 = 19.848.257,99.
3. Pasangan Batu Kali 143,39 M3 X Rp.1.059.024 = 151.853.451,36
Total = 173.209.487,11
Rehab DI Tolang (155 Ha) Desa Muara Bolak Kec. Sosor Gadong Rp. 494.330.000,00
Pekerjaan ini kami lihat tidak bermamfaat sama sekali karena tidak dapat mengalirkan
air karena konstruksinya tidak tepat dan Lantai Saluran tidak dipasang sama sekali hasil
perhitungan kami Negara di rugikan sebesar Rp. 75.000.000,00 yakni Pekerjaan beton
lantai saluran dan Pasangan Batu untuk Koper/Pondasi tidak ada.
Rehab DI Simulbas (190 Ha) desa Muara Bolak Sosorgadong Rp. 790.400.000,00
dilapangan hanya dilakukan Rehab berupa Pemolesan sepanjang 70 M sementara
Pekerjaan Pemasangan Baru hanya 130 M, pasangan Batu kali Pondasi Rumah Penduduk
yang diplester menurut Informai Penduduk Rekanan yang mengerjakan proyek ini saat
itu berjanji mengganti Tembok Rumah Penduduk tersebut. Dalam hal ini Kerugian
Negara kami perkirakan dengan harga satuan yang kami ambil rata rata Rp.
1.000.000,00/M3 dan Beton Lantai Saluran Rp.1.100.000,00/M3 adalah sebesar
Rp.288.000.000,00 dan kami siap mempertanggungjawabkan perhitungannya.
Karena Begitu Banyak Paket Paket yang sudah kami periksa maka kami lampirkan saja
hasil peninjauan kami dilapangan pada setiap paket ( Terlampir )
7
Pembangunan Kapal Penangkap Ikan Uk.3 Gt – 10 GT Rp. 1.178.532.000,00. Dalam
hal ini kami hanya menemukan 3 unit Kapal dengan Uk. 6 GT, sehingga biaya ini
sangat mahal, dan setelah kami coba komfirmasi kepada pihak Pemborong jawapan
pemborong mala merayu kamim untuk tidak melanjutkan pemeriksaan karena
menurut Pengakuannya Pemborong tersebut pun heran kenapa perencanaannya
sperti itu dan setelah kami coba melakukan perhitungan biaya yang dibutuhkan
maka kami dapat memperkirakan bahwa untuk 1 Bh Baut saya mencapai harga Rp.
86.000,00. Baut biasa untuk pengikat Tuas dan gading gading. Karena Benda ini
secara fisik ada maka kita pandang perlu dibentuk Pansus Untuk Melakukan
Penelitian dan pemeriksaan lebih dalam.
Pembangunan Gedung Pusat Informasi Rp. 892.069.220,00 Tidak Efesien dan
Efektif dan tidak berdaya guna dibangun di Pulau Mursalah
8
18. Sekretariat Daerah
Pertama sekali yang saya heran dan perlu tanyakan kenapa Biaya Belanja Pegawai
dalam setiap kegiatan besar dan kecil nilainya sama yaitu Rp. 5.000.000,00 contoh
belanja Pegawai untuk Kegiatan MTQ dan Nasyid Biaya kegiatannya Rp. 796.447.000,00
belnja pegawainya Rp. 5.000.000,00 untuk kegiatan Pembinaan Kuliah Agama Belanja
Pegawainya Rp. 4.650.000,00 juga sedangkan biaya kegiatannya hanya Rp. 25.420.000.
hal ini sama untuk setiap kegiatan kegiatan perayaan.
Pengawasan dan Monitoring Penyaluran Raskin Rp. 199.823.500,00. Hal ini sangat
Ironis kenapa setelah dana tersediah untuk melakukan pengawasan namun dilapangan
penyimpangan bertambah menjadi besar, sebagai contoh kasus Penyaluran Raskin untuk
desa Lobutua yang sekarang sedang bersengketa dan sedang diperiksa Polres
Taptengah. Dimana dan siapa yang melakukan monitoring apa dilakuakan by telapon
saja kepada masing – masing camat lalu Uang sebesar itu habis terpakai.
Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE ) Rp. 386.374.600,00, Dana sebesar ini apa
untuk operasional Rekening atau Pengadan perangkat Servert ? setahu kami bahwa LPSE
taptengah masih Mencangkok ke Server Humas Taptengah
Sosialisasi Manajemen Training Sistim Pengadaan Secara Elektonik Rp. 90.116.000,00
dalam hal ini kami ingin tahu kapan dan kepada siapa sosialisasi ini dilakukan karena
hasil penelusuran kami ke semua assosiasi dan badan usaha/Rekanan selama tahun
2014 itu tidak ada dilakukan.
Kondinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) Rp. 48.652.000,00 setahu kami Bank
Indonesia Cabang sibolga sangat sebagai pengendali Inflasi letaknya dikota sibolga jarak
yang sangat dekat jadi biaya itu untuk apa ? dan menurut dialog kami dengan Ke.cabang
BI sibolga Tap.tengah selama tahun 2014 belum ada melakukan kordinasi dan
menyampaian data data komoditas.
Penyelesaian sengketa Hukum Rp. 190.776.750,00. Justru Dana ini dipergunakan untuk
mengebiri sengketa hukum Korupsi seperti Pemerintah Daerah Taptengah Memintak
diadakan Perdamian antara Oknum Kades Lobutua yang di laporkan Masyarakat
melakukan penggelapan RASKIN, BLT dan Pemalsuan Tanda tangan Aparatur desanya
setelah di adakan pemeriksaan bersama pihak PEMKAB mala menekan Masyarakat agar
Mau melakukan Perdamaian., apakah ini guna dana ini di belanjakan atau pada tempat
lain.
Pekan Raya Sumatera Utara Rp. 448.670.634,00 apa bedanya penggunaan Dana pada
dinas Pariwisata untuk kegiatan Pesta Seni Budaya di PRSU Rp. 300.000.000,00.
Seandainya jawabannya bahwa yang Rp. 300.000.000 itu hanya dipakai untuk biaya satu
malam acara taptengah tuan Rumah apakah biaya ini tidak terlalu besar apabila
disesuaikan denga kegiatan yang dilakukan berupa drama yang diperankan oleh para
siswa siwa taptengah dan penyanyi lokal satu dua orang.
9
8. Uang yang di belanjakan untuk Fisik banyak yang merugikan Negara secara Qualitas dan
Kuantitas
9. Biaya Fisik banyak yang diluncurkan menjadi Beban APBD tahun 2015 atau menjadi Hutang
Jangka pendek Daerah. Hal ini perlu dipertanyakan dan dibahas secara khusus karena ini
mengandung banyak unsur pelanggran di dalamnya dan kami mintak untuk tidak dibayarkan
dahulu.
10. Untuk dapat disetujui Bersama DPRD dan Bupati , selanjutnya memutuskan dan menetapkan
PERDA KABUPATEN TAPANULI TENGAH Tentang Pertanggung jawaban Pelaksanaan ABPD
Tahun Anggaran 2014, Sdr. PLT Bupati Tapauli Tengah harus tegas memberikan Nota
Jawaban atas pandangan umum ini dan pandangan umum anggota DPRD Lainnya, Fraksi dan
Komisi, serta Banggar. bahwa penggunaan anggaran tahun 2014 yang tidak sesuai dengan
volume dan kualitas akan dievaluasi dan disempurnakan.
Dengan ini saya simpulkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2014 sama sekali tidak dapat di terima akal sehat dan dianggap
Patut untuk dilakukan Audit Ulang oleh Pansus dan Lembaga Auditor Negara lainnya dan
mengandung nilai kewajaran apabila ini di teruskan kepada Pihak yang berwajib dan berwenang.
Demikian Pandangan Umum ini saya sampaikan kurang lebih saya mohon maaf atas kerja
sama yang baik diucapkan terima kasih.
AWALUDDIN RAO, ST
Wakil Ketua DPRD Tap.Tengah
Anggota Fraksi Partai Gerinda