Anda di halaman 1dari 9

KERTAS KERJA UJIAN

Semester : Gasal / Genap / Pendek*) Tahun Akademik : . . .

Nomor Induk Mahasiswa 41319120101 Nomor Ujian : Paraf Mahasiswa

Nama CIPTA PRESMADANA

Fakultas / Program Studi TEKNIK/TEKNIK MESIN Paraf Pengawas

Mata Kuliah PANCASILA

Dosen EDYSON.,SE.,MM Nilai Ujian (00-100)

Waktu Hari Tanggal Jam Ruang

Pelaksanaan Ujian KAMIS 15-012021 19.30-22.00 CU-116-2

1. Jelaskan Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideoloi lain


• Ideologi Pancasila dengan Liberalisme
a. Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak
menjadi hajat hidup orang banyak.
b. Bercampurnya aspek kepemerintahan dengan agama.
c. Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama.
Liberalisme:
a. Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
b. Aspek pemerintahan dan keagamaan dilarang untuk dicampur
adukan.
c. Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan agama.
Persamaan:
Sama-sama menganut sistem demokrasi, dimana semua orang
berhak menyuarakan pendapatnya.
• Ideologi Pancasila dengan Komunisme
a. Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan
diperbolehkan sesuai peraturan.
b. Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakatdengan
penanganan masing-masing.
c. Pemerintah yang demokratis.
Komunisme:
a. Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara menjadi hak
milik besama.
b. Terciptanya negara tanpa kelas.
c. Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat dapat diatur
sepenuhnya.
• perbandingan pancasila terkait agama, menurut saya pancasila itu sendiri
berisi toleransi umat beragama. Ditandai dengan dihapusnya atau
digantikan sila pertama yang mewajibkan patuh pada syariat islam, pada
saat itu para pediri yang non muslim keberatan, karna indonesia negara
yang bukan negara islam juga, untuk toleransi maka diganti menjadi
keTuhanan yang maha esa.
2. Sebutkanmenjelaskan Makna Pancasila sebagai sistem etika: Makna Etika
Pancasila dan Nilai-nilai Pancasila sebagai nilai dasar. • Makna Pancasila sebagai
sistem etika

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi
menjadi beberapa cabang menurut lingkaran bahasanya masing- masing. Cabang-
cabang itu dibagi menjadi dua kelompok bahasa pokok yaitu filsafat teoritis dan
filsafat praktis. Sifat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya
tentang segala sesuatu, misalnya hakikat manusia, alam, hakikat realitas sebagai
suatu keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang
yang transenden dan sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoritispun juga mempunyai
maksud-maksud dan berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat praktis, karena
pemahaman yang dicari menggerakkan kehidupannya
.
Fungsi dan faktor etika sbb: Fungsi Etika : Sarana untuk memperoleh orientasi kritis
berhadapan dengan perbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin
menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi
secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang
wajar dalam suasana pluralisme. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran
Etika : Kebutuhan Individu Tidak Ada Pedoman Perilaku dan Kebiasaan Individu
Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi Lingkungan Yang Tidak Etis Perilaku Dari
Komunitas

HAKIKAT ETIKA PANCASILA - Rumusan pancasila yang otentik dimuat dalam


pembukaan UUD1945 alinea empat. - Dalam penjelasan UUD 1945 yang disusun
oleh PPKI ditegaskan bahwa pokok-pokok pikiran yang termuat dalam pembukaan
ada empat yaitu: (persatuan, keadilan, kerakyatan dan ketuhanan menurut
kemanusiaan yang adil dan beradab), dijabarkan kedalam pancasila pasal-pasal
batang tubuh UUD 1945. - Menurut tap MPRS NO.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa
pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. - Sebagai sumber segala
sumber, pancasila merupakan satu- satunya sumber nilai yang berlaku ditanah air. -
Dari satu sumber tersebut diharapkan mengalir dan memancar nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan yang menjiwai setiap kebijakan
yang dibuat oleh penguasa.

3. Jelaskan makna Pancasila dalam etika politik bernegara: Nilai-nilai dalam sila-
sila Pancasila dan etika politik bernegara. • Pancasila dalam Etika Politik
Bernegara

Seperti yang kita pahami, etika tentunya membantu manusia dalam hal penentuan
mengenai tindakan yang perlu dilakukan dan apa alasannya hal tersebut harus
dilakukan. Pancasila sebagai dasar negara merupakan etika bagi bangsa Indonesia
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan nilai-nilai etika
yang dapat kita temukan dalam Pancasila dimanifestasikan dalam bentuk tatanan
seperti berikut:

• Tatanan bermasyarakat memiliki nilai-nilai dasar seperti pelarangan akan


eksploitasi sesama manusia. Semua orang wajib untuk berperikemanusiaan dan
juga berkeadilan sosial.
• Tatanan bernegara memiliki nilai-nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan
makmur.
• Tatanan luar negeri memiliki nilai ketertiban dunia, perdamaian abadi,
kemerdekaan, dan keadilan sosial.
• Tatanan pemerintah daerah dengan nilai-nilai permusyawaratan yang mengakui
asal-usul atau latar belakang keistimewaan daerah.
• Tatanan hidup beragama dengan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
• Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga negara untuk membela negara.
• Tatanan pendidikan, dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
• Tatanan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat.
• Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan, dan
• Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran bagi seluruh
masyarakat.

Contoh kasusnya dapat kita temukan dalam kegiatan kampanye yang (harusnya) sesuai
dengan etika Pancasila. Dalam kampanye, orang-orang dapat menjalankan dengan
caranya, akan tetapi harus tetap dengan memegang prinsip sebagai berikut:

• Berkampanye dengan tetap mengusung nilai-nilai kemanusiaan, contohnya dengan


tetap menjaga keamanan pihak lain, tidak merugikan orang lain, dan menjaga
hubungan baik dengan sesama agar tetap harmonis, sehingga bentrokan tidak akan
pernah terjadi. Hal ini berdasarkan pada sila ke-3.
• Peraturan dalam kegiatan berkampanye harus dipatuhi, sebab dengan menaati
ketentuan berarti memberi keselamatan bagi diri kita semua. Hal tersebut
berdasarkan pada sila ke-4.
• Pemilu dan kampanye memiliki tujuan akhir kemakmuran dan kesejahteraan hidup
bersama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari hal-hal yang menjadi penghambat
usaha-usaha menuju kesejahteraan bersama. Langkah tersebut berdasarkan sila ke-
5.
• Dengan menyadari bahwa semua perbuatan yang tidak baik dengan
mengatasnamakan Pemilu atau kampanye tidak akan lepas dari pengawasan Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini didasarkan pada sila ke-1.
• Permasalahan inti politik tentu saja tidak terbatas pada masalah kekuasaan. Namun,
politik ialah tentang seperangkat keyakinan dalam kehidupan bermasyarakat, juga
berbangsa dan bernegara yang diperjuangkan oleh orang-orang yang meyakininya.
Demikian adalah pengertian “politik” secara ilmiah. Adapun pengertian “politik”
secara non-ilmiah yaitu yang memiliki prinsip perjuangan demi memenangkan
kekuasaan. Bahkan cenderung mengabaikan nilai kemanusiaan, sehingga
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

4. Jelaskan menjelaskan Makna dan aktualisasi sila-sila Pancasila Dalam Kehidupan


Bernegara: Implementasi nilai-nilai sila-sila Pancasila dalam bernegara..?

Aktualisasi Pancasila dalam KehidupanBerbangsa dan Bernegara dilihat dari aspek


(1)Keharusan moral, (2) subyektif, (3) ketaatanmoral, (4) kesadaran moral, (5)
internalisasinilai-nilai moral Pancasila, (6) prosespembentukan kepribadian
Pancasila, dan (7)implementasi nilai-nilai Pancasila”, dapatdijelaskan sebagai
berikut.Pancasila sebagai dasar dan ideologi negaramerupakan kesepakatan politik
para foundingfathers ketika negara Indonesia didirikan.Namun dalam perjalanan
panjang kehidupanberbangsa dan bernegara, Pancasila seringmengalami berbagai
deviasi dalam aktualisasinilai-nilainya. Deviasi pengamalan Pancasilatersebut bisa
berupa penambahan, pengurangan,dan penyimpangan dari makna yang
seharusnya,dan seiring dengan itu sering pula terjadi upayapelurusan
kembali.Pancasila sering digolongkan ke dalamideologi tengah di antara dua
ideologi besardunia yang paling berpengaruh, sehingga seringdisifatkan bukan ini
dan bukan itu. Pancasilabukan berpaham komunisme dan bukanberpaham
kapitalisme. Pancasila tidakberpaham individualisme dan tidak
berpahamkolektivisme. Bahkan bukan berpaham teokrasidan bukan perpaham
sekuler. Posisi Pancasilainilah yang merepotkan aktualisasi nilai-nilainyake dalam
kehidupan praksis berbangsa danbernegara. Dinamika aktualisasi nilai
Pancasilabagaikan pendelum (bandul jam) yang selalubergerak ke kanan dan ke kiri
secara seimbangtanpa pernah berhenti tepat di tengah.
Implementasi dari sila-sila yang terdapat dalam Pancasila pasca gerakan reformasi
1998 hingga sekarang mengalami degradasi yang serius. Contoh kasus yang baru
terjadi adalah masalah calon Gubernur DKI Jakarta, Ahok yang mengutip ayat Al-
Quran (surah Al-Maidah: 51) untuk kepentingan politik, sehingga menimbulkan
permasalahan yang berdapak pada isu SARA. Serta banyak pihak-pihak yang
mengatasnamakan agama tertentu hanya untuk hasrat pribadi maupun golongan
tertentu. Perilaku tersebut sudah jelas bertentangan dengan beberapa sila yang
tertuang dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana pada sila kesatu
ini semua orang berhak memeluk agama tanpa ada paksaan dari pihak lain, tidak
boleh menistakan agama lain, dan menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.
Sila kedua yang dilanggar yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dimana semua
warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam pemenuhan kesejahteraan,
kehidupan yang layak, persamaan hak dalam politik, kesetaraan dalam hukum, dan
hal-hal lain yang diatur dalam undang-undang tanpa melihat suku dan ras.

Kasus terorisme dan tindakan makar yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mengatasnamakan agama, atau kepentingan tertentu dengan tujuan memisahkan
wilayah dari NKRI juga merupakan pelanggaran sila ketiga yaitu Persatuan
Indonesia. Seiring maraknya terorisme, disintegrasi bangsa dalam lingkup kecil juga
terjadi di kota besar, yaitu banyak sekali kasus tawuran antar pelajar dan pemuda
hanya karena kasus yang sepele. Disintegrasi bangsa juga bisa tersulut dengan
kasus bullying melalui media sosial, adanya saling hujat antara individu yang
akhirnya merambat dalam lingkup kelompok.

Kemudian dalam sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan banyak sekali terdapat kasus
yang menunjukkan penurunan nilai sila tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh
banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK (misalnya Pilkada
Manado, Fakfak, Gresik, dan lain sebagainya), dimana masyarakat disuguhkan oleh
mati surinya penghargaan pendapat orang lain, demokrasi, dan rasa legowo di hati
para pihak yang kalah. Banyaknya sengketa Pilkada sebagai contohnya,
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mengalami penurunan pendewasaan
politik. Semua sengketa tidak diutamakan diselesaikan dengan musyawarah untuk
mencapai mufakat, tapi masyarakat banyak yang melakukan by pass dengan
demonstrasi, anarkisme dan aroganisme demi terpenuhinya tuntutan yang kadang
dipaksakan.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang merupakan sila terakhir dalam
Pancasila tujuan secara umumnya adalah pemerataan kesejahteraan dan keadilan
sosial bagi seluruh warga negara Indonesia. Rakyat Indonesia berhak mendapatkan
penghidupan yang layak, penghormatan terhadap HAM, perlindungan keamanan
dan hukum, lingkungan sosial yang sehat, dan hal lain berkaitan dengan
kesejahteraan seluruh warga negara. Namun hal tersebut salah satunya dicederai
dengan tingginya angka korupsi di Indonesia. Seperti yang ditunjukkan pada
Lembaga Transparency International, peringkat korupsi di Indonesia pada Tahun
2015 berada di posisi 88 dari total 168 negara yang dijadikan ukuran. Dari data
terbaru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wali Kota Madiun,
Bambang Irianto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Pasar
Besar Kota Madiun pada hari Senin lalu. Jika kita merunut kasus korupsi yang
melibatkan oknum pejabat politik seringkali tidak terselesaikan dengan baik,
seperti Wisma Atlit yang belum bisa menyeret pemain besarnya,kasus BLBI, kasus
Bank Century, dan kasus lain yang diduga melibatkan oknum pejabat penting di
negara Indonesia.

Kunci dalam pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan bernegara dan


berbangsa di Indonesia adalah harus adanya integrasi nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila kedalam seluruh aspek kehidupan di masyarakat, yaitu sistem pendidikan,
sistem politik, pertahanan keamanan, sistem ekonomi, dan kehidupan sosial
berbangsa dan bernegara. Dengan terintegrasinya Pancasila, maka transformasi
menuju bangsa yang makmur, sejahtera, dan ber-Bhineka Tunggal Ika akan lebih
cepat terwujud dalam kesatuan wilayah Indonesia.

5. Jelaskan Pancasila sebagai system Ekonomi dalam pembangunan nasional:


berbagai wacana sistem ekonomi Pancasila dan Pancasila sebagai landasan
pembangunan nasional

Banyaknya sistem ekonomi yang tersebar di seluruh negara di dunia mampu melahirkan
adanya masalah ekonomi modern yang kerap kali dialami para pebisnis yang kerepotan
untuk menerapkannya pada bisnis yang sedang dilakukan. Tapi, di negara kita ada
beberapa sistem ekonomi yang diambil oleh para pebisnis, salah satunya adalah sistem
ekonomi Pancasila. Untuk itu, memahami pengertian sistem ekonomi pancasila sangat
penting bagi kita, masyrakat Indonesia.

Sistem ekonomi Pancasila diharapkan mampu menjadi satu sistem bisnis yang baik untuk
para pengusaha di Indonesia. Hal ini terbukti dari lahirnya para pendiri perusahaan start
up yang saat ini muncul di pasar konsumen Indonesia.

Tapi, sebagian orang masih sulit dan tidak tau apa itu sistem ekonomi Pancasila. Bahkan,
sebagian pebisnis di Indonesia acap kali sulit memahami sistem ekonomi Pancasila itu
sendiri secara mendalam. Kebanyakan dari mereka lebih memanfaatkan sistem ekonomi
tradisional daripada sistem ekonomi Pancasila.

Untuk itu, para pebisnis sudah seharusnya mempelajari dan mencari berbagai info serta
ulasan terkait sistem ekonomi Pancasila agar bisa dipahami secara utuh. Berikut ini kami
akan membahas secara lengkap tentang sistem ekonomi Pancasila, tujuan, dan penerapan
sistem ekonomi Pancasila.

Pengertian Sistem Ekonomi Pancasila


Sederhananya, pengertian sistem ekonomi Pancasila adalah suatu bentuk yang dijiwai oleh
ideologi Pancasila, tentunya dengan landasan kekeluargaan dan juga gotong royong.
Bebeapa negara tertentu selalu menerapkan sistem ekonomi yang memang sudah sesuai
dengan filosofi hidup di negara itu, pun sama halnya dengan Indonesia.

Sistem ekonomi Pancasila akan memberikan ruang kebebasan pada seluruh warga
negaranya agar bisa berusaha atau membangun usaha perekonomian dengan adanya
batasan dan berbagai syarat yang sebelumnya sudah ditentukan.

Seperti yang sudah kita ketahui, kebanyakan produksi masyarakat saat ini merupakan
usaha swasta yang bersandingan dengan perusahaan yang mencakup di bidang pertanian,
perbanan, pertambangan, transportasi, dll.
Ciri-Ciri Sebuah Sistem Ekonomi Pancasila
Berikut ini adalah ciri-ciri dari sistem ekonomi Pancasila seperti yang tertuang padaUUD
1945 PASAL 33 dan GBHN Bab 3B No. 14:

Pasal 33 Setelah Amandemen 2002

1. Sistem Perekonomian yang berdasarkan asas kekeluargaan dan disusun sebagai bentuk
usaha bersama.
2. Sumber daya yang mencakup bumi dan air serta kekayaan alam lainnya yang terkandung di
dalamnya, dikuasai oleh negara dengan tujuan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
3. Negara menguasai berbagai cabang produksi yang penting bagi kepentingan hidup orang
banyak.
4. Perekonomian nasional dilakukan dengan adanya prinsip ekonomi kebersamaan atas dasar
demokrasi ekonomi, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian dan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan peraturan lebih lanjut tentang pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.

Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila dalam Bisnis


Dalam dunia bisnis sendiri, penerapan dari sistem ekonomi Pancasila sangat beragam dan
sangatlah luas.

• Penerapan Sila Ke-1


Sistem pengelolaan keuangan yang baik akan mencegah terjadinya kemungkinan kerugian
dan mencegah peluang adanya penyalahgunaan keuangan perusahaan yang bertolak
belakang dengan nilai agama atau Ketuhanan yang Maha Esa.

• Penerapan Sila Ke-2


Memberikan upah dan fasilitas pegawai sesuai dengan tingkat performa, tanggung jawab,
serta risiko yang diberikan pada perusahaan pun merupakan bentuk penerapan dari nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab.

• Penerapan Sila Ke-3


Memproduksi barang bisnis terbaik, yang tidak bertentangan dengan berbagai nilai serta
norma masyrakat serta memiliki manfaat yang baik untuk seluruh rakyat Indoneisa
merupakan suatu bentuk dari sila ke-3. Dengan memproduksi barang yang baik dan
bermanfaat untuk banyak orang, maka kita memiliki harapan bahwa produk tersebut
mampu digunakan dan tidak menyebabkan masalah ketika memanfaatkannya.
• Penerapan Sila Ke-4
Dengan adanya sistem kebersamaan dan juga musyawarah perusahaan dalam hal
memutuskan segala bentuk masalah yang berkaitan dengan usaha merupakan bentuk dari
sila ke-4 yang lebih mengutamakan adanya permusyawaratan.

• Penerapan Sila Ke-5


Terjadinya proses yang baik dan produk yang mampu digunakan oleh banyak pihak akan
menimbulkan pemerataan pemasaran atas barang hasil usaha merupakan penerapan dari
sila keadilan bagi seluruh raktyat Indonesia.

Tujuan Sistem Ekonomi Pancasila


Apapun tujuan sistem ekonomi yang diambil oleh suatu negara, tentunya memiliki tujuan
yang diharapkan mampu dicapai oleh sistem ekonomi yang dianut. Untuk di Indonesia
sendiri, sistem ekonomi Pancasila memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

1. Kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.


2. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari adanya tindakan ekonomi dalam berbisnis.
3. Kestabilan ekonomi dengan adanya kesempatan kerja yang luas.
4. Adanya insentif atau dorongan untuk bekerja dan ikut ambil bagian dalam seluruh kegiatan
ekonomi di masyarakat.
5. Adanya koordinasi yang efektif dan efisien terhadap adanya proses produksi, konsumsi dan
investasi contohnya adalah dalam menanggapi terjadinya perubahan cara produksi atau
pola kebutuhan masyarakat.
6. Adanya tindakan pertimbangan yang tergolong wajar antara kepentingan saat ini dan
kepentingan masa depan.
7. Adanya tindakan pertimbangan yang dinilai wajar antara barang untuk kepentingan
perorangan dan kepentingan umum.
8. Adanya tindakan pemerataan pendapatan dan persamaan antar berbagai golongan dan
seluruh lapisan masyarakat.
9. Adanya pertimbangan yang wajar antar kekuasaan dan pengaruh antara golongan atas dan
bawah.
10. Diindahkannya seluruh nilai yang melekat pada manusia seperti Hak Asasi Manusia (HAM),
kebebasan , keadilan sosial, kesamaan hak milik, solidaritas dan sebagainya.

Fungsi Sistem Ekonomi Pancasila


Terlepas dari adanya kekurangan serta kelebihan sistem ekonomi Pancasila, pada dasarnya
sistem perekonomian yang saat ini diambil oleh Indonesia masih termasuk sebagai salah
satu yang berkembang, terutama untuk Anda yang ingin memulai bisnis atau memulai
usaha startup company, yang beberapa di dalamnya masih menganut beberapa sistem
ekonomi Pancasila demi mengambil pasar konsumen di Indonesia.

Pentingnya instrumen kebijakan finansial sebagai suatu tolak ukur guna mengindikasikan
adanya berbagai fungsi sistem ekonomi Pancasila tersebut di klaim berhasil. Adapun
beberapa fungsi sistem ekonomi Pancasila tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan dorongan untuk melakukan suatu proses produksi


2. Agar bisa menciptakan kordinasi yang tepat dalam suatu kegiatan indvidu di dalam
perekomian
3. Guna mengatur pembagian hasil atas suatu produksi dalam anggota masyarakat secara
keseluruhan agar bisa terlaksana sesuai dengan harapan.
4. Agar mampu menciptakan suatu metode tertentu, sehingga seluruh distribusi barang dan
jasa bisa dilakukan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai