PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi
menjadi beberapa cabang menurut lingkaran bahasanya masing- masing. Cabang-
cabang itu dibagi menjadi dua kelompok bahasa pokok yaitu filsafat teoritis dan
filsafat praktis. Sifat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya
tentang segala sesuatu, misalnya hakikat manusia, alam, hakikat realitas sebagai
suatu keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang
yang transenden dan sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoritispun juga mempunyai
maksud-maksud dan berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat praktis, karena
pemahaman yang dicari menggerakkan kehidupannya
.
Fungsi dan faktor etika sbb: Fungsi Etika : Sarana untuk memperoleh orientasi kritis
berhadapan dengan perbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin
menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi
secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang
wajar dalam suasana pluralisme. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran
Etika : Kebutuhan Individu Tidak Ada Pedoman Perilaku dan Kebiasaan Individu
Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi Lingkungan Yang Tidak Etis Perilaku Dari
Komunitas
3. Jelaskan makna Pancasila dalam etika politik bernegara: Nilai-nilai dalam sila-
sila Pancasila dan etika politik bernegara. • Pancasila dalam Etika Politik
Bernegara
Seperti yang kita pahami, etika tentunya membantu manusia dalam hal penentuan
mengenai tindakan yang perlu dilakukan dan apa alasannya hal tersebut harus
dilakukan. Pancasila sebagai dasar negara merupakan etika bagi bangsa Indonesia
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan nilai-nilai etika
yang dapat kita temukan dalam Pancasila dimanifestasikan dalam bentuk tatanan
seperti berikut:
Contoh kasusnya dapat kita temukan dalam kegiatan kampanye yang (harusnya) sesuai
dengan etika Pancasila. Dalam kampanye, orang-orang dapat menjalankan dengan
caranya, akan tetapi harus tetap dengan memegang prinsip sebagai berikut:
Kasus terorisme dan tindakan makar yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mengatasnamakan agama, atau kepentingan tertentu dengan tujuan memisahkan
wilayah dari NKRI juga merupakan pelanggaran sila ketiga yaitu Persatuan
Indonesia. Seiring maraknya terorisme, disintegrasi bangsa dalam lingkup kecil juga
terjadi di kota besar, yaitu banyak sekali kasus tawuran antar pelajar dan pemuda
hanya karena kasus yang sepele. Disintegrasi bangsa juga bisa tersulut dengan
kasus bullying melalui media sosial, adanya saling hujat antara individu yang
akhirnya merambat dalam lingkup kelompok.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang merupakan sila terakhir dalam
Pancasila tujuan secara umumnya adalah pemerataan kesejahteraan dan keadilan
sosial bagi seluruh warga negara Indonesia. Rakyat Indonesia berhak mendapatkan
penghidupan yang layak, penghormatan terhadap HAM, perlindungan keamanan
dan hukum, lingkungan sosial yang sehat, dan hal lain berkaitan dengan
kesejahteraan seluruh warga negara. Namun hal tersebut salah satunya dicederai
dengan tingginya angka korupsi di Indonesia. Seperti yang ditunjukkan pada
Lembaga Transparency International, peringkat korupsi di Indonesia pada Tahun
2015 berada di posisi 88 dari total 168 negara yang dijadikan ukuran. Dari data
terbaru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wali Kota Madiun,
Bambang Irianto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Pasar
Besar Kota Madiun pada hari Senin lalu. Jika kita merunut kasus korupsi yang
melibatkan oknum pejabat politik seringkali tidak terselesaikan dengan baik,
seperti Wisma Atlit yang belum bisa menyeret pemain besarnya,kasus BLBI, kasus
Bank Century, dan kasus lain yang diduga melibatkan oknum pejabat penting di
negara Indonesia.
Banyaknya sistem ekonomi yang tersebar di seluruh negara di dunia mampu melahirkan
adanya masalah ekonomi modern yang kerap kali dialami para pebisnis yang kerepotan
untuk menerapkannya pada bisnis yang sedang dilakukan. Tapi, di negara kita ada
beberapa sistem ekonomi yang diambil oleh para pebisnis, salah satunya adalah sistem
ekonomi Pancasila. Untuk itu, memahami pengertian sistem ekonomi pancasila sangat
penting bagi kita, masyrakat Indonesia.
Sistem ekonomi Pancasila diharapkan mampu menjadi satu sistem bisnis yang baik untuk
para pengusaha di Indonesia. Hal ini terbukti dari lahirnya para pendiri perusahaan start
up yang saat ini muncul di pasar konsumen Indonesia.
Tapi, sebagian orang masih sulit dan tidak tau apa itu sistem ekonomi Pancasila. Bahkan,
sebagian pebisnis di Indonesia acap kali sulit memahami sistem ekonomi Pancasila itu
sendiri secara mendalam. Kebanyakan dari mereka lebih memanfaatkan sistem ekonomi
tradisional daripada sistem ekonomi Pancasila.
Untuk itu, para pebisnis sudah seharusnya mempelajari dan mencari berbagai info serta
ulasan terkait sistem ekonomi Pancasila agar bisa dipahami secara utuh. Berikut ini kami
akan membahas secara lengkap tentang sistem ekonomi Pancasila, tujuan, dan penerapan
sistem ekonomi Pancasila.
Sistem ekonomi Pancasila akan memberikan ruang kebebasan pada seluruh warga
negaranya agar bisa berusaha atau membangun usaha perekonomian dengan adanya
batasan dan berbagai syarat yang sebelumnya sudah ditentukan.
Seperti yang sudah kita ketahui, kebanyakan produksi masyarakat saat ini merupakan
usaha swasta yang bersandingan dengan perusahaan yang mencakup di bidang pertanian,
perbanan, pertambangan, transportasi, dll.
Ciri-Ciri Sebuah Sistem Ekonomi Pancasila
Berikut ini adalah ciri-ciri dari sistem ekonomi Pancasila seperti yang tertuang padaUUD
1945 PASAL 33 dan GBHN Bab 3B No. 14:
1. Sistem Perekonomian yang berdasarkan asas kekeluargaan dan disusun sebagai bentuk
usaha bersama.
2. Sumber daya yang mencakup bumi dan air serta kekayaan alam lainnya yang terkandung di
dalamnya, dikuasai oleh negara dengan tujuan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
3. Negara menguasai berbagai cabang produksi yang penting bagi kepentingan hidup orang
banyak.
4. Perekonomian nasional dilakukan dengan adanya prinsip ekonomi kebersamaan atas dasar
demokrasi ekonomi, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian dan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan peraturan lebih lanjut tentang pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Pentingnya instrumen kebijakan finansial sebagai suatu tolak ukur guna mengindikasikan
adanya berbagai fungsi sistem ekonomi Pancasila tersebut di klaim berhasil. Adapun
beberapa fungsi sistem ekonomi Pancasila tersebut adalah sebagai berikut: