Anda di halaman 1dari 2

Modal Religius Bangkitkan Kekuatan Pembangun Partisipatif Masyarakat dan Patriot Desa Bojong Di

Tengah Pandemi

Apresiasi besar di haturkan oleh kepala desa Bojong Bapak Iman Mulyawan atas pembinaan dari
para tokoh serta patriot desa sehingga terwujudnya gerakan pembangunan desa (gerbang desa)
berdasarkan partisipasi masyarakat murni, sehingga meskipun dalam kondisi masa Pandemi, Desa
masih tetap bisa membangun. Apresiasi tersebut disampaikan pada saat peletakan batu pertama
pembangunan Masjid Manarul Huda DKM Kp.Sawah Pojok Ds.Bojong Kecamatan Banjarwangi
kab.Garut, dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Tokoh Agama Setempat dan diikuti oleh
Aparat Desa, Babinsa, Babinkamtibmas, dan patriot desa.

Nendi Apriki dan Cecep M Abdul Kahfi sebagai patriot desa bojong pun merasa terkagum akan
Masyarakat yang bermula dari modal religius yang tinggi mampu mewujudkan pembangunan
partisipatif dan membuka kekuatan ekonomi.

"segala penghormatan dan apresiasi kmi haturkan kepada masyarakat yang dengan modal religius
yang tinggi kemudian binaan dari para tokoh agama yang istiqomah mendidik masyarakat, mampu
mewujudkan pembangunan partisiptif dan membuka kekuatan ekonomi " tutur Nendi.

Kegiatan ini bermula dari kekhawatiran tokoh agama dan masyarakat melihat kondisi Masjid, dimana
selain sebagai sarana Ibadah Juga sebagai sarana pembinaan masyarakat yang aktif digunakan dalam
kondisi fisik yang mengkhawatirkn, dimana kayu2 penyangganya mulai Lapuk.

Bermula dari situ muncul gagasan dari masyarakat untuk merehab masjid tersebut. Ajengan Ahmad
Hidayah sebagai tokoh agama dan penggerak masyarakat setempat mengobarkan semangat
masyarakat untuk membangun Masjid sebagai media jihad di masa kini, dimana pembangunan
tetsebut tidak ketergantungan dari dana bantuan pemerintah yang terbatas apalagi di masa
pandemi COVID-19 ini.

Namun pembangunan tersebut bemodal kekuatan religius yang mampu membangkitkan kekuatan
swadaya masyarakat dan memaksimalkan semangat gotong royong yang tidak terbatas.

Berawal dari keinginan membangun masjid itu, dikarenakan butuhnya material bangunan seperti
batu, kayu dan lain-lain, demi menghemat biaya maka material tersebut di ambil dari lingkungan
sekitar desa.

Kondisi desa bojong sebagai daerah perbukitan yang memiliki gunung batu, serta kebun bambu dan
kayu yang melimpah menjadi potensi besar, namun masalahnya belum adanya akses jalan menuju
sumber potensi tersebut. Dari kondisi demikian munculah inisiatif Tokoh Agama untuk membuka
akses jalan dengan tujuan memudahkan pengangkutan material bangunan.
Bersama Patriot Desa Desa Bojong, tokoh setempat berkolaborasi untuk memberdayakn masyarakat
agar sama sama lebih kompak dalam pembangunan ini, dimulai dari Lobiying pemilik lahan untuk
mengikhlaskan lahanya digunakan jalan, sampai komunikasi penguatan masyarakat akan pentingnya
pembanguan yang bermula dari membangun masjid, kemudian membangun akses jalan, maka
secara tidak lngsung membuka akses ekonomi dan sosial yang besar.

Ajengan Ahmad Hidayah mengatakan "Saya membina dan meyakinkan masyarakat, bahwa melalui
pembangunan masjid kemudian membangun jalan, selain Ibadah secara tidak langsung telah
membuka akses ekonomi, lahan lahan yang tidak produktif tadinya, setelah dibukanya jalan menjadi
produktif. sekarang yang tadinya ilalang sudah di tanami kapolaga, kemudian banyak yang bikin ajir
bambu dan pengolahan kayu. sekarang gak perlu ada ongkos panggul, memangkas biaya, karena
aksesnya gampang dan bisa langsung diangkut kendaraan"

Dimulai dari bulan November samapai saat ini setiap hari Selasa dan jumat dilaksanakan kerja bakti
gotong royong secara swadaya masyarakt untuk membuka akses jalan menuju sumber material,
dengan kegiatannya pengecekan jalur, pembukaan Jalan, pengambilan batu untuk pondasi masjid,
pembatuan jalan, pelebaran jalan dan pembuatan saluran air. Sampai saat ini telah terhitung kurang
lebih 2 KM jalan yang telah dibuka dan telah mampu dilalui kendaraan roda 2.

Anda mungkin juga menyukai