Anda di halaman 1dari 1

Kadar Air

Kadar air merupakan persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah atau berat kering. Kadar air berdasarkan berat basah adalah
perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat total bahan, sedangkan kadar
air berdasarkan berat kering adalah perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan
berat kering bahan tersebut (Syarif dan Halid 1993). Kadar air dari suatu bahan pakan
merupakan salah satu indikator kualitas dari suatu bahan pakan. Kadar air suatu bahan
pakan akan sangat menentukan dalam hal teknis penyimpanan, penanganan dan pengolahan
menjadi pakan. Bahan pakan yang mengandung kadar air yang lebih tinggi umumnya akan
lebih rentan terkena kontaminasi mikroorganisme seperti jamur yang dapat menurunkan
daya guna dari suatu bahan pakan tersebut. Penyimpanan bahan baku pakan menghendaki
kadar air yang rendah dengan kisaran 12-15%. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan
paparan mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi bahan pakan yang selanjutnya
dapat merugikan industri peternakan yang memakai pakan tersebut.

Banyak metode yang telah berkembang untuk mengukur kadar air suatu bahan pakan.
Salah satu metode yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah dengan
membandingkan bobot segar dengan bobot setelah mengalami penjemuran atau
pengovenan. Cara lain yang efektif dan efisien untuk menghitung kadar air adalah
menggunakan alat digital moisture meter yang dapat menentukan kadar air suatu bahan
secara singkat (Yani 2001).

Syarif, R. dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Jakarta (ID): Penerbit
Arcan.
Yani, M. P. 2001. Teknologi Hijauan Pakan. Jambi (ID): Kerjasama Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya dan Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Berat Jenis

Berat jenis ditetapkan dengan memasukan 25 g sampel ke dalam gelas ukur 250 ml,
kemudian ditambahkan aquades 200 ml dan didiamkan 30 menit. Berat jenis (BJ) dihitung
dengan rumus: BJ (g/cm3) = berat bahan/(volume aquades dan bahan – volume aquades).
Bahan yang mempunyai berat jenis besar diduga akan mudah kontak dengan mikroba
rumen dan enzim yang berada dalam cairan rumen sebaliknya bahan yang mempunyai berat
jenis lebih kecil memerlukan waktu lebih lama untuk kontak dengan mikroba. Hal ini dapat
menyebabkan kecernaan bahan dengan berat jenis tinggi tersebut menjadi besar. (Tohatmat
et al. 2006).

Toharmat T. 2006. Sifat fisik pakan kaya serat dan pengaruhnya terhadap konsumsi
dan kecernaan nutrient ransum pada kambing. Jurnal Media Peternakan 29(3):146-154

Anda mungkin juga menyukai