Anda di halaman 1dari 19

JURNAL

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DALAM PAKAN


TERHADAP PERFORMANS AYAM PEJANTAN

EFFECT OF ADDITION OF FLOUR SAFFRON CHICKEN FEED ON


THE PERFORMANCES A STUD

Oleh:
ANGGA ARDIANTO
12.1.04.01.0028

Dibimbing oleh :
1. Dr. Fitriani,S.Pt.M.P
2. Dr. Budi Utomo, M.P

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
(PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP
PERFORMANS AYAM PEJANTAN)

Angga Ardianto
12.1.04.01.0028
Fak Peternakan – Prodi Peternakan
Peternakan.fp@unpkediri.ac.id
Dr. Fitriani,S.Pt.M.P dan Dr. Budi Utomo, M.P
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Angga Ardianto : Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit Dalam Pakan Terhadap


Performans Ayam Pejantan. Skripsi . Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan tepung kunyit dalam pakan
berpengaruh terhadap performans ayam pejantan. Materi penelitian adalah tepung kunyit yang
ditambahkan pada pakan. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut : P0 = 0%
tanpa penambahan tepung kunyit (kontrol), P1 = pakan + tepung kunyit 0.04%, P2 = pakan +
tepung kunyit 0.08%, P3 = pakan + tepung kunyit 0.12%.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung kunyit pada pakan ayam pejantan
memberikan pengaruh tidak beda nyata (P<0,05) terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot
Badan, dan Konversi Pakan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penambahan tepung kunyit 0.04% mampu
meningkatkan konsumsi pakan (6063.5 g/ekor/minggu), pertumbuhan bobot badan (2805
g/ekor/minggu, dan konversi pakan (12.93 g/ekor/minggu). Disarankan menggunakan
penambahan tepung kunyit (0.04%) pada pakan ayam pejantan.

Kata kunci : Ayam Pejantan, Tepung Kunyit, dan Performans

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I PENDAHULUAN supplement yang bisa digunakan untuk

memenuhi tujuan yang diharapkan


A. Latar Belakang
adalah kunyit. Menurut Henny (1988),
Permintaan daging ayam pejantan
fungsi kunyit dalam meningkatkan kerja
yang cenderung meningkat
organ pencernaan unggas adalah
mencerminkan selera masyarakat yang
merangsang dinding kantong empedu
baik terhadap produk-produk hewani
mengeluarkan cairan empedu dan
tersebut. Hal ini tidak aneh sebab harga
merangsang keluarnya getah pankreas
produk-produk relatif lebih murah
yang mengandung enzim amilase, lipase,
dibandingkan harga daging sapi.
dan protease yang berguna untuk
Keunggulan ayam pejantan tersebut
meningkatkan pencernaan bahan pakan
yaitu harga DOC relatif murah, harga
seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
jual masih memenuhi ratio, dan cita rasa
Kunyit dalam bentuk tepung dapat
ayam jantan yang hampir mirip dengan
digunakan untuk mengoptimalkan kerja
ayam kampung telah membantu
organ pencernaan karena kunyit yang
mencukupi permintaan akan daging
termasuk tanaman famili Zingiberaceae
ayam kampung yang kian hari kian sulit
yang sering digunakan masyarakat untuk
di dapat, pandangan kosumen belum
meningkatkan nafsu makan dan
banyak pada kualitas daging, rekayasa
mengobati kelainan organ tubuh
pakan masih dapat diusahakan dengan
khususnya pencernaan (Sumiati, 2004).
penambahan feed supplement.
Van den Bogaard dkk., (2001)
Feed supplement adalah produk yang
bahwa kesalahan dalam cara
ditambahkan dalam pakan untuk
memberikan antibiotik baik dalam hal
memperbaiki efisiensi pakan,
batas penggunaan maupun penggunaan
meningkatkan nafsu makan, dan
yang terus menerus dapat meningkatkan
meningkatkan bobot badan. feed
resistensi mikroba yang terdapat dalam

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
saluran pencernaan. Penggunaan B. Rumusan Masalah

antibiotik mengakibatkan diproduksinya Apakah penambahan tepung kunyit

produk metabolit dalam bentuk residu dalam pakan berpengaruh terhadap

antibiotik dan dapat terakumulasi performans ayam pejantan?

kedalam produk ternak seperti daging,

telur, susu dan jaringan tubuh lainnya. C. Tujuan Penelitian

Bintang dan Nataamijaya (2006) Untuk mengetahui penambahan

pemberian kunyit sebanyak 0,04% yang tepung kunyit dalam pakan berpengaruh

dikombinasikan dengan lempuyang terhadap performans ayam pejantan.

sebanyak 0,02%, nyata memperbaiki D. Manfaat

bobot karkas dari 1475 g (pada kontrol) Untuk mengetahui batas


penambahan tepung kunyit
menjadi 1749 g.
dalam pakan terhadap
Selain dari pertimbangan diatas,
performans ayam pejantan.
penelitian mengenai penggunaan kunyit
II MATERI DAN METODE
pada ayam pejantan juga masih terbatas,

oleh karena itu penelitian ini ingin 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

menggali lebih dalam mengenai kunyit Penelitian ini dilakukan pada tanggal

sebagai feed supplement pada ayam yang 10 September 2016 sampai 22 Oktober

pertumbuhannya relatif lebih lambat 2016 yang bertempat di rumah Bapak

seperti ayam pejantan tipe petelur. Suyono selaku pemilik peternakan

Berdasarkan latar belakang dan Ayam pejantan beralamat RT. 019 RW.

permasalahan tersebut diatas maka saya 008 Dsn. Jagalan Ds. Kanigoro Kec.

melakukan penelitian pengaruh Kras Kab. Kediri dengan judul

penambahan tepung kunyit dalam pakan “Pengaruh Penambahan Tepung

terhadap performans ayam pejantan.

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kunyit Dalam pakan Terhadap x 28 cm (PxTxL) per petak. Setiap

Performans Ayam Pejantan ”. petak diisi 4 ekor ayam pejantan.

3.2 Materi Pakan dan minum berada di dalam

 Ternak kandang.

Ayam Pejantan yang digunakan  Alat

dalam penelitian ini adalah Alat : Timbangan digital,

menggunakan Bibit Ayam Pejantan Tempat air minum, Tempat pakan,

dari PT.Charoen Pokphand Ember, Alat kebersihan, Buku dan

Indonesia Tbk (perseroan) yang Peralatan tulis, dll.

merupakan limbah dari pembibitan 3.3 Metode Penelitian

ayam ras petelur. Penelitian ini Metode penelitian yang digunakan

menggunakan 64 ekor ayam pejantan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

umur 14-56 hari.


Model matematika Rancangan Acak
 Pakan
Lengkap (RAL) adalah sebagai berikut:
Pakan yang digunakan dalam
Yij = µ + α + Ɛij
penelitian ini adalah pakan

konsentrat dari Japfa dengan merk Keterangan :

Masterfeed MBR-1 SP yang


I : 1,2,3,…p (jumlah
ditambahkan dengan tepung kunyit
perlakuan) dan j = 1,2,3…,1 (jumlah
dengan masing-masing perlakuan
ulangan)
0%(kontrol), 0,04%, 0,08%, 0,12%.
Yij : Nilai pengamatan
 Kandang
pada suatu percobaan
Kandang yang digunakan berupa

kandang panggung berjumlah 16 1 : Nilai tengah umum

petak dengan ukuran 110cm x 35cm

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
αi : Pengaruh perlakuan Kegiatan yang dilakukan pada

taraf ke i penelitian, yaitu peenambahan tepung

Ɛij : Galat percobaan kunyit untuk perlakuan P1 (0.04%), P2

pada suatu percobaan (0.08%), dan P3 (0.12%). Sedangkan

ulangan ke - j perlakuan perlakuan P0 tidak menggunakan

ke-i (kontrol). pakan diberikan sesuai

kebutuhan ternak gram/ekor/hari dan air


Data yang diperoleh dan di analisa
minum diberikan secara adlibitum.
dengan menggunakan sidik ragam. Jika (
Pemberian pakan dilakukan 1/hari pada
P > 0, 05 ) maka dilakukan uji BNT, (
waktu sore hari dengan cara mengisi
Suhaimi, 2001 )
pakan ditempat pakan. Penambahan air
3.4 Pelaksanaan Penelitian
minum dilakukan setiap air minum habis,
Pelaksanaan penelitian
dan penggantian air minum dilakukan
menggunakan 64 ekor ayam pejantan
setiap pagi.
umur 14-56 hari dengan 4 perlakuan dan
3.6 Parameter yang diamati
4 ulangan, masing-masing ulangan
Parameter yang diamati dalam
terdiri 4 ekor ayam pejantan.
penelitian ini adalah performans
Perlakuan yang diberikan adalah sebagai
(pertambahan barat badan) ayam
berikut :
pejantan dilakukan penimbangan bobot
P0 : pakan + tepung kunyit 0 %
badan seminggu sekali (penimbangan
(kontrol)
dilakukan secara individual), konsumsi
P1 : pakan + tepung kunyit 0,04%
pakan, perhitungan konversi pakan.
P2 : pakan + tepung kunyit 0,08%

P3 : pakan + tepung kunyit 0,12%


 Konsumsi pakan
3.5 Cara Kerja
Konsumsi pakan dihitung

berdasarkan jumlah pakan yang

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
diberikan pada awal minggu Pertambahan bobot badan

dikurangi sisa pakan pada akhir dihitung berdasarkan berat akhir

minggu, dalam satuan minggu dikurangi dengan berat awal

gram/ekor/minggu. Konsumsi adalah minggu yang dihitung tiap

jumlah pakan yang dimakan oleh minggunya, dalam satuan

ternak atau sekelompok ternak gram/ekor/minggu. Pertambahan

selama periode tertentu. Menurut bobot badan yang ingin dicapai

Parakkasi (1990) konsumsi pakan dalam penelitian ini adalah untuk

merupakan faktor esensial untuk mengetahui pertambahan bobot

menentukan kebutuhan hidup pokok badan Ayam Pejantan mulai dari usia

dan produksi karena dengan 14-56 hari.

mengetahui tingkat konsumsi pakan  Konversi pakan

dapat ditentukan kadar zat makanan Konversi pakan dihitung

dalam pakan untuk mengetahui berdasarkan perbandingan antara

hidup pokok dan produksi. Standart konsumsi dengan pertambahan bobot

pakan pada Ayam pejantan umur 14- badan tiap minggunya.

20 hari yaitu 25 gr/ekor/hari, umur

21-27 hari yaitu 31 gr/ekor/hari,

umur 28-34 hari yaitu 37

gr/ekor/hari, umur 35-41 hari yaitu

42 gr/ekor/hari, umur 42-48 hari

yaitu 47 gr/ekor/hari, umur 49-56

hari yaitu 53 gr/ekor/hari (Rama Jaya

Farm, 2008).
3.7 Denah Penelitian

 Pertambahan bobot badan

Ayam
Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 pejantan simki.unpkediri.ac.id
Fak Peternakan – Prodi Peternakan umur 0-13 || 9||
(adaptasi)
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
III HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 KONSUMSI PAKAN

Konsumsi pakan merupakan


4.1 Hasil Uji Analisis Proksimat
jumlah pakan yang diberikan
Hasil uji analisis proksimat
dikurangi dengan pakan yang tersisa.
penelitian penambahan tepung kunyit
Dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
dalam pakan terhadap performans

ayam pejantan terlihat pada tabel Grafik 1. penambahan tepung kunyit

dibawah ini. dalam pakan pada ayam pejantan

Tabel 3. Hasil uji analisis proksimat


6200 KONSUMSI
penambahan tepung kunyit

rataan
6100
Tanggal No Kode Kandungan Zat Makanan
Terima bahan
6000
Sampel BK Abu* PK* SK* LK*
(%) (%) (%) (%) (%) P0 P1 P2 P3
P1 0.04% 88,96 9,45 21,49 5,32 6,40
12-10-
P2 0.08% 88,92 10,74 19,79 5,65 5,51
2016 Keterangan:
P3 0.12% 89,07 13,57 19,77 5,95 6,86
P0= Pemberian Konsentrat + T.
Tabel 4. Kandungan nutrisi konsentrat Kunyit 0% (kontrol)
P1= Pemberian Konsentrat + T.
Masterfeed MBR-1 SP
Kunyit 0.04%
Air Maks. 12%
P2= Pemberian Konsentrat + T.
Protein kasar 20,5-22,5% Kunyit 0.08%
Lemak kasar Min. 5% P3= Pemberian Konsentrat + T.
Serat kasar Maks. 5%
Kunyit 0.12%
Abu Maks. 7%
Kalsium 0,8-1,1% Terlihat pada grafik 1. Bahwa
Phosphor Min 0,5%
konsumsi pakan tertinggi dicapai oleh
Coccidiostat +
Antibiotika + perlakuan P1 dengan penambahan

Enzim + tepung kunyit 0.04%, sedangkan

konsumsi pakan terendah pada

perlakuan P2 dengan penambahan

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
tepung kunyit sebesar 0.08%. Secara pangkreas yang mengandung enzim

berturut-turut konsumsi pakan mulai protease, lipase, dan amylase yang

dari yang tertinggi hingga terendah berguna untuk meningkatkan zat-zat

adalah P1, P0, P3, P2 makanan seperti protein, lemak, dan

P1 konsumsi pakan paling tinggi karbohidrat. Dan minyak atsiri kunyit

(6157 g/ekor/minggu), hal ini berfungsi mempercepat pengosongan

kemungkinan disebabkan penambahan isi lambung sehingga ayam selalu mau

tepung kunyit 0.04% pada pakan ayam makan. Rukmana (2004), kunyit

pejantan disukai atau berkhasiat penambah nafsu makan.

patalatabilitasnya. Palatabilitas Perlakuan P2 (6063

merupakan faktor gabungan atau g/ekor/minggu) konsumsi pakan

perpaduan antara penglihatan, paling rendah dibandingkan perlakuan

penciuman, dan pengecapan. Selain itu yang lain, hal ini mungkin disebabkan

berhubungan dengan penampakan, oleh palatabilitas yang menurun

keempukan, juiceness, rasa dan aroma dengan penambahan tepung kunyit

(Natasasmita et al., 1987). Serta yang semakin tinggi dalam pakan.

kandungan kurkumin dan minyak Penambahan tepung kunyit 0.08%

atsiri pada tepung kunyit membantu menurunkan palatabilitas pakan

meningkatkan nafsu makan ayam sehingga kemampuan ternak

pejantan, hal ini sesuai dengan mengkonsumsi pakan berkurang. Hal

pendapat Riyadi (2009), yang tersebut diduga karena kunyit

mengemukakan bahwa Kandungan mengandung minyak atsiri dengan bau

kurkumin pada kunyit juga yang khas, rasa pahit dan pedas

berpengaruh terdahap konsumsi sehingga mengurangi nafsu makan.

pakan, dimana kurkumin dapat Kunyit juga memiliki aroma yang

merangsang keluarnya getah cukup menyengat dan sedikit pahit,

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sehingga juga memungkinkan Hasil analisa keragaman pada

terjadinya efek penurunan palatabilitas grafik 1. Menunjukkan bahwa

(Pratikno, 2010). (P>0.05%) pada taraf 0.05%. yang

Perlakuan P3 (6102.75 berarti bahwa perlakuan P0,P1,P2,P3

g/ekor/minggu), penambahan tepung pada pakan ayam pejantan

kunyit 0.12% pada pakan juga memberikan pengaruh tidak beda

mengakibatkan konsumsi pakan turun nyata terhadap konsumsi pakan ayam

dibandingkan P0 (6112.75 pejantan. Walaupun konsumsi pakan

g/ekor/minggu), namun lebih tinggi ayam pejantan yang diperoleh antara

dari konsumsi pakan pada perlakuan perlakuan sedikit berbeda. Yang

P2 (6063 g/ekor/minggu), Hal ini terdapat pada lampiran 1 yaitu P0 =

diduga karena besar ayam atau bobot 6112.75 g/ekor/minggu, P1 = 6157

badan ayam serta temperature g/ekor/minggu, P2 = 6063.5

lingkungan yang lebih baik g/ekor/minggu, P3 = 6102.75

mengakibatkan aktivitas ayam g/ekor/minggu.

mengkonsumsi pakan lebih banyak. Dari hasil penelitian menunjukkan

Sesuai pendapat Ichwan (2003), yang bahwa penggunan tepung kunyit

menyatakan kebutuhan ransum ayam dalam pakan memberikan pengaruh

tergantung pada strain, aktivitas, tidak beda nyata (P>0.05%) terhadap

umur, besar ayam dan temperature. konsumsi pakan. Kemungkinan

Menurut Wahju (1997),Faktor yang batasan level pemberian tepung kunyit

mempengaruhi konsumsi pakan antara sedikit, sehingga tidak memberikan

lain umur, nutrisi ransum, kesehatan, pengaruh yang berbeda nyata terhadap

bobot badan, suhu dan kelembaban presentase pakan dengan perlakuan P0

serta kecepatan pertumbuhan. (kontrol).

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 12||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
4.2 PERTAMBAHAN BOBOT BADAN diperoleh diperoleh pada perlakuan P1

Pertambahan bobot badan dapat (2805 g/ekor/minggu), sedangkan

dihitung setiap minggu berdasarkan pertambahan bobot badan terendah

bobot badan akhir dikurangi bobot diperoleh oleh perlakuan P2 (2762.5

badan sebelumnya dalam satuan g/ekor/minggu) Secara berturut-turut

gram/ekor/minggu. Pertambahan pertambahan bobot badan mulai dari

bobot badan ayam pejantan yang yang tertinggi hingga terendah adalah

diperoleh selama penelitian dapat P1,P0,P3,P2.

dilihat pada grafik 2. Pada P1 (2805 g/ekor/minggu)

Grafik 2. Pertambahan Bobot Badan paling tinggi, hal ini kemungkinan

Ayam Pejantan Selama Penelitian penambahan tepung kunyit 0.04%

dalam pakan selama penelitian sudah

Bobot badan mencukupi sebagai proses


2850
metabolisme dalam tubuhnya. Hal ini
rataan

2800
2750 sesuai dengan pendapat Yuniusta et
2700
P0 P1 P2 P3 al. (2007) bahwa kunyit membantu

proses metabolisme enzimatis pada


Keterangan:
P0= Pemberian Konsentrat + T. tubuh ayam karena ada kandungan

Kunyit 0% (kontrol) senyawa kurkuminoid dan minyak


P1= Pemberian Konsentrat + T.
atsiri. Berdasarkan penelitian dari
Kunyit 0.04%
P2= Pemberian Konsentrat + T. Bintang dan Nataamijaya (2005) yang

Kunyit 0.08% dikutip oleh Arnold dkk (2009)


P3= Pemberian Konsentrat + T.
dilaporkan bahwa penggunaan tepung
Kunyit 0.12%
kunyit dosis rendah (0,01%-0,04%)

Dilihat pada grafik 2. menghasilkan berat hidup yang lebih

Pertambahan bobot badan tertinggi besar dibanding ayam yang diberi

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 13||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
kunyit dosis yang lebih tinggi dilihat pada grafik rataan pertambahan

(>0,08%). bobot badan yaitu P0 = 2795

Pada P3 (2778.75 g/ekor/minggu) g/ekor/minggu, P1 = 2805

dan P2 (2762.5 g/ekor/minggu) terjadi g/ekor/minggu, P2 = 2762.5

penurunan berat badan, hal ini g/ekor/minggu, P3 = 2778.75

kemungkinan disebabkan jumlah g/ekor/minggu.

konsumsi pakan yang dikonsumsi


4.3 KONVERSI PAKAN
ayam pejantan menurun, sehingga
Konversi pakan dihitung dengan
mempengaruhi pertambahan bobot
membandingkan jumlah ransum yang
badan pada ayam pejantan. Hal
dikonsumsi dengan pertambahan
tersebut sesuai dengan pendapat
bobot badan yang didapat setiap
Abidin (2002) dalam Riduwanto
minggunya. Rataan konversi ayam
(2010), yang menyatakan faktor yang
pejantan yang diperoleh selama
mempengaruhi pertambahan bobot
penelitian dapat dilihat pada grafik 3.
badan adalah konsumsi pakan.
Grafik 3. Konversi Pakan Ayam
Hasil analisa keragaman pada
Pejantan Selama Penelitian
grafik 4.3 menunjukkan bahwa

(P>0.05%) pada taraf 0.05%. yang KONVERSI


13.1
berarti bahwa perlakuan P0,P1,P2, dan 13.05
rataan

13
P3 pada pakan ayam pejantan 12.95
12.9
memberikan pengaruh tidak beda 12.85
12.8
nyata terhadap pertambahan bobot P0 P1 P2 P3

badan pakan ayam pejantan.


Keterangan:
Walaupun pertambahan bobot badan P0= Pemberian Konsentrat + T.

ayam pejantan yang diperoleh antara Kunyit 0% (kontrol)

perlakuan sedikit berbeda. Dapat

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 14||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
P1= Pemberian Konsentrat + T. pakan yang menyebabkan semakin
Kunyit 0.04%
rendahnya protein yang dapat dicerna
P2= Pemberian Konsentrat + T.
dan menurunkan retensi protein,
Kunyit 0.08%
P3= Pemberian Konsentrat + T. sehingga ayam yang diberi pakan

Kunyit 0.12% dengan penambahan tepung kunyit

belum mampu mengkonversi protein


Grafik 3. Menunjukan bahwa
dalam pakan menjadi protein yang
secara rataan konversi pakan terendah
tersimpan dalam tubuhnya. Adapun
(12.91 g/ekor/minggu) dicapai oleh
yang mempengaruhi perbedaan nilai
pakan perlakuan P0 tanpa penambahan
retensi pada pakan antara lain, adanya
tepung kunyit (kontrol), sedangkan
perbedaan dalam sifat-sifat makanan
konversi tertinggi (13.05
yang diproses, termasuk
g/ekor/minggu) diperoleh pada
kesesuaiannya untuk dihidrlisis oleh
perlakuan P3 dengan penambahan
enzim dan aktivitas substansi-
tepung kunyit 0.12%. Secara berturut-
substansi yang terdapat dalam pakan.
turut konversi pakan mulai dari yang
Hal ini sesuai pendapat Maynard, et al
terendah hingga tertinggi adalah P0,
(1979) bahwa kecernaan adalah bagian
P1, P2, P3.
pakan yang dikonsumsi dan tidak
Berdasarkan grafik 3. Dapat
dikeluarkan menjadi feses dan retensi
dilihat bahwa konversi pakan
protein merupakan salah satu contoh
perlakuan P1 dengan 12.93, P2 dengan
kecernaan protein. Menurut
13.03, dan P3 dengan 13.05 lebih
Soeharsono (1976) mendapatkan
tinggi dibanding perlakuan P0 dengan
bahwa ransum dengan energi dan
12.91. hal ini kemungkinan
protein yang tinggi cenderung
disebabkan penambahan tepung kunyit
mempercepat pertumbuhan dan
menurunkan kandungan protein dalam
memperbaiki konversi ransum.

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 15||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Menurut Nieto et al. (1995) B. Saran

menyatakan besarnya protein yang Dari hasil penelitian disarankan untuk

diretensi tergantung dari banyaknya menambahkan tepung kunyit sebesar

protein (asam amino ), kualitas dan 0.04% pada pakan ayam pejantan.

kuantitas protein ransum yang


V DAFTAR PUSTAKA
diberikan.

Hasil analisis keragaman pada grafik 3. Abidin, Z. 2002. Meningkatkan


Produktivitas Ayam Ras Pedaging.
Penambahan tepung kunyit dalam pakan
Agromedia.
ayam pejantan menunjukkan bahwa
Agustiana, A. 1996. Penggunaan Tepung
(P>0.05) yang berarti perlakuan P0,P1,P2,
Kunyit (Curcuma domestica Val)
dan P3 pada pakan ayam pejantan dalam Ransum terhadap
memberikan pengaruh tidak beda nyata Penampilan dan Daya Tahan
Tubuh Ayam Pedaging. Skripsi.
terhadap konversi pakan ayam pejantan,
Departemen Ilmu Nutrisi dan
walaupun konversi pakan ayam pejantan Makanan Ternak, Fakultas
yang diperoleh antara perlakuan sedikit Peternakan IPB. Bogor.
berbeda yaitu pada P0 = 12.91 Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2003.
g/ekor/minggu, P1 = 12.93 g/ekor/minggu, Beternak Ayam Pedaging. Cetakan
P2 = 13.03 g/ekor/minggu, dan P3 = 13.05 keenam. Kanisius. Jakarta.

g/ekor/minggu. Anggorodi, R. 1995. Ilmu Makanan Ternak


Umum. Cetakan Ke-5. Gramedia
IV KESIMPULAN DAN SARAN Pustaka Utama. Jakarta.

Bintang I.K, and A.G.Nataamijaya. 2006.


A. Kesimpulan Karkas dan Lemak Subkutan
Broiler yang Mendapat Ransum
Berdasarkan hasil penelitian
dengan Suplementasi Tepung
diperoleh sebagai berikut : Penambahan Kunyit (Curcuma domestica val)
dan Tepung Lempuyang (Zingiber
tepung kunyit 0.04% dalam pakan dapat aromaticum val). Prosiding
Seminar Nasional Teknologi
meningkatkan konsumsi (6157 Peternakan dan Veteriner, Bogor, 5
– 6 September 2006 Puslitbang
g/ekor/minggu), pertambahan bobot
Peternakan, Bogor: 623 – 628.
badan (2805 g/ekor/minggu) dan
Card, L. E. dan M.C. Nesheim. 1972.
konversi (12.93 g/ekor/minggu). Poultry Production. 11 th Ed. Lea
& Febiger, Philadelpia

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 16||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fadillah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial Terhadap Bobot Badan Ayam
Cetakan ke-2. Agromedia Pustaka. Broiler (Gallus sp). Fakultas
Jakarta. Peternakan Universitas
Diponegoro. Semarang.
Henny, R.J. 1988. Inducing flowering of
Homalomena lindenii (Rodigas) Priono, D. 2003. ”Performans Ayam Ras
Ridley with gibberellic acids. Hort. Petelur Tipe Medium Periode Tiga
Sci. 23(4): 711-712. Bulan Pertama Bertelur yang Diberi
Ransum Dengan Kandungan
Ichwan, 2003. Membuat Pakan ras Metionin pada berbagai Level”.
Pedaging. Tanggerang: Agro Skripsi. Fakultas Peternakan.
Media Pustaka. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maynard, L.A, J.K Loosli, H.F. Hintz, and Rama Jaya Farm. 2008. Standar Konsumsi
R.G.Warner. 1979. Animal Ransum dan Performans Ayam
Nutrition. New Delhi: Seventh Jantan Tipe Medium. Bandar
Edition McGraw-Hill Book Lampung.
Company.
Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Pedaging.
Natasasmita. 1987. Pengantar Evaluasi Cetakan Ke-XX. Penebar Swadaya.
Daging. Fakultas Pertanian IPB. Jakarta.
Bogor.
Rasyaf, M. 2007. Beternak Ayam Broiler.
Nesheim, M.C.,R.E.Austic and L.E. Card. Penebar Swadaya. Jakarta.
1979. Poultry Production. 12
Edition. Lea and Febiger. Rasyaf, M. 2011a. Panduan Beternak Ayam
Philadelphia. Pedaging. Cetakan Ke-4. Penebar
Swadaya. Gramedia. Jakarta.
Nieto, R. C. Prieto, I. Fernandez-Figares and
J.F. Aguilera, 1995. Effect of Rukmana, R. 2004. Temu-temuan Apotik
dietary protein quality on energy Hidup di Perkarangan. Kanisius.
metabo-lism in growing chickens. Yogyakarta.
British Journal of Nutrition 74: 163
Schaible, P.J. 1980. Poultry Feeds and
– 172.
Nutrition. Dept. Of Poultry Sci.
North, M. O. and D. D. Bell. 1990. MichiganState University, East
Commercial Chicken Product Lansing. Michigan.
Manual. 4th Ed. Van Nostrand
Reinhold. New York. Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J.
Young. 1982. Nutrition of The
Nuroso. 2009. Panen Ayam Pedaging Chicken. 3rd Ed. M. L. Scott and
dengan Produksi 2x Lipat. Cetakan Associate. Ithaca. New York.
Ke-1. Penebar Swadaya. Gramedia.
Jakarta. Siregar. A. P. 1980. Tehnik Beternak Ayam
Pedaging di Indonesia. Merdie
Pratikno, H. 2010. Pengaruh Ekstrak Kunyit Group. Jakarta.
(Curcuma domestica Vahl)

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 17||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sizemore, F. g. dan H. S. Siegel. 1993. Persentase Daging, Darah, Tulang
Growth, Feed Convertion and Serta Organ Dalam Ayam Ras
Carcass Composition In Felame Of Petelur Jantan Tipe Medium”.
Four Broiler Croses Feed Starter Skripsi. Fakultas Pertanian.
Dieth With Different Energy Level Universitas Lampung. Bandar
and Energy Level To Protein Lampung.
Ration. Poultry Science 72:2216-
Suprijatna, E., A. Umiyati, dan K. Ruhyat.
2228.
2005. Manajemen Ternak Unggas.
Soeharsono, 1976. Respon broiler terhadap Penebar Swadaya. Jakarta.
berbagai kondisi lingkungan.
Tillman, A. D., S. Reksohadiprojo, S.
Disertasi . Program Pascasarjana,
Univer-sitas Pajajaran Bandung. Prawirokusumo, dan S.
Lebdosekejo. 1998. Ilmu Makanan
Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Ternak Dasar. Gadjah Mada
Cetakan Ke-1. PT. Rineka Cipta. University Press, Yogyakarta.
Jakarta.
Van den Bogaard, A.E., N.London, C.
Sudaryani, T. dan Santoso. 1999. Driesen, and E.E. Stobberingh.
Pembibitan Ayam Ras. Cetakan Ke- 2001. Antibiotic resistance of
4. PenebarSwadaya. Jakarta. faecal Eschericia coli in poultry,
poultry farmers and poultry
Sudono, A,.I. Kismono,S.P. Hadjosworo, slaughterers. J. Antimicrobial
D.J. Samosir, Abdulgani, K.I. Chemotherapy 47 : 763 – 771.
Sihombing, H.T.D. Simamora, S.
Sutardi, T. Sigit, A.N. Amrulah, Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas.
K.I. Suwoko, I.H.S. Martojo, H. Cetakan ke–4. Gadjah Mada
Moesa, S.P Asanggari. 1985. Universitas Press, Yogyakarta.
Kamus Istilah Peternakan. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Yousef, M. K. 1985. Stress Physiology in
Bahasa Departemen Pendidikan Livestock Basic Principles. Vol 1.
CRC Press Inc. Boca Raton.
dan Kebudayaan.
Florida.
Sumadi. 1995. “Pengaruh Penggunaan
Berbagai Tingkat Tetes dalam Yuniusta., Syahrio T. & D. Septinova.
(2007). Perbandingan Performa
Ransum terhadap Bobot dan
Persentase Daging, Darah, Tulang Antara Broiler Yang Diberi Kunyit
serta Organ Dalam Ayam Ras dan Temulawak melalui Air minum.
Lampung :Fak. Pertanian. Univ.
Petelur Jantan Tipe Medium”.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Lampung.
Universitas Lampung. Bandar
Lampung.

Sumadi. 1995. “Pengaruh Penggunaan


Berbagai Tingkat Tetes dalam
Ransum terhadap Bobot dan

Dadang Ependi| 12.1.04.01.0006 simki.unpkediri.ac.id


Fak Peternakan – Prodi Peternakan || 18||

Anda mungkin juga menyukai