Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ELTARI JUNITA TIMUR

KELAS/SEMESTER : E/IV

NIM : 1901010160

UAS ANTI KORUPSI

Pengertian korupsi menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Pengertian lain tentang korupsi menurut
Robert Klitgaard adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya
dalam negara, di mana untuk memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri
pribadi atau perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar aturan
pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi. Namun Klitgaard menegaskan bahwa
definisi tentang korupsi tidaklah statis tetapi berkembang sepanjang perjalanan waktu.
Masyarakat lambat laun akan mampu membuat pembedaan yang lebih tajam antara “suap” dan
“transaksi”, dan semakin mampu membuat pembedaan-pembedaan ini dalam praktek. Dan dalam
setiap zaman, suatu masyarakat cenderung menemukan sekurang-kurangnya empat definisi suap
yang berbeda: definisi dari kaum moralis yang lebih maju”, definisi hokum sebagaimana
tertulis”, definisi hukum sejauh ditegakkan, dan definisi praktek yang lazim.

Praktik- praktik tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia hampir setiap hari
diberitakan oleh media massa. Kenyataan praktik korupsi yang terjadi di Indonesia bukan hanya
melibatkan personal, tetapi juga instansi politik dan hukum. Tindak pidana korupsi digolongkan
ke dalam kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Tindak pidana korupsi termasuk ke dalam
golongan tindak pidana khusus, sehingga memerlukan langkah-langkah yang khusus untuk
memberantasnya. Korupsi mudah sekali terjadi dikarenakan adanya kelemahan di dalam
peraturan perundang-undangan, peraturan yang kurang disosialisasikan, sanksi yang terlalu
ringan, penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu, serta lemahnya bidang evaluasi
dan revisi peraturan perundang-undangan. Kebanyakan korupsi dilakukan oleh pejabat Negara,
yang lebih menyedihkan lagi adalah pelaku korupsi bukan hanya 1 orang melainkan selalu
melibatkan banyak pihak namun bukan berarti hanya dalam lingkup pejabat yang melakukannya,
Setiap orang bisa saja secara tidak sadar sudah terlibat dalam tindak korupsi. Kebanyakan
masyarakat tidak menyadari tindakan korupsi yang mereka lakukan saking lumrahnya terjadi.
Salah 1 contohnya seperti menyogok polisi dengan maksud terhindar dari hukuman karena
melanggar peraturan lalu lintas.

Sebenarnya cara yang paling efektif untuk memberantas korupsi akan lebih mudah
terlaksana tergantung dari pemberi hukuman, jika yang memberikan hukuman bisa lebih tegas
maka para pelaku pun akan jera. Bukan hanya tegas melainkan berintegritas karena sebagai
seseorang yang memberikan hukuman kepada orang-orang bersalah seharusnya menjadi contoh
yang baik untuk masyarakat luas. memanfaatkan teknologi yang ada juga termasuk salah 1 cara
yang sangat efektif untuk memantau setiap aktivitas sehingga meminimalisir kesempatan untuk
melakukan korupsi. Dan yang terakhir, yang paling berpengaruh untuk menghentikan tindakan
korupsi adalah supremasi hukum yang kuat. Kekuatan hukum sangat diperlukan untuk
menegakkan keadilan. Ketika hukum tidak berfungsi sebagai mana fungsinya, maka kepercayaan
publik akan hilang. Dengan membangun supremasi hukum yang kuat, maka pelaku-pelaku
koruptor tidak menemukan celah untuk melancarkan aksi mereka. Membangun supremasi
hukum yang kuat adalah dengan memberlakukan hukuman secara adil tanpa pilih kasih sehingga
tak ada lagi manusia yang kebal hukum. Tidak lupa juga untuk mengajarkan anak-anak kita sejak
kecil tentang pendidikan moral dan religi, menanamkan pendidikan moral dan religi sejak kecil
membantu mereka untuk sadar bahwa tindak korupsi adalah hal yang merugikan masyarakat luas
karena mengambil hak ekonomi dan hak social secara serakah.

Strategi pemberantasan korupsi di Indonesia yang kita kenal adalah strategi represif.
Strategi ini adalah usaha menarik koruptor ke pengadilan lewat pengaduan masyarakat. Menurut
saya cara ini termasuk cara yang sangat sangat efektif sebab kebnayakan tindak korupsi berhasil
diketahui dari pengaduan masyarakat sekitar. Masyarakat memang menjadi satu-satunya sumber
yang diharapkan dapat dengan berani menyampaikan ketidakadilan yang terjadi tanpa takut akan
ancaman dari pelaku koruptor sebab perlindungan dari pihak berwajib tidak pernah hilang.
Padahal sudah banyak usaha yang dilakukan banyak pihak agar memotivasi orang-orang
Indonesia untuk terhindar dari perbuatan keji itu tapi memang masyarakat Indonesia sangat
bandel! Masih saja banyak pejabat yang tidak disangka-sangka melakukan korupsi. Banyak
pejabat yang dikenal menciptakan prestasi-prestasi luar biasa dan menjadi panutan masyarakat
yang ternyata melakukan korupsi. Mungkin mereka malu jika dianggap tidak memanfaatkan
jabatan yang mereka miliki sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan tersebut atau
bisa juga mereka memang serakah dan ingin mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak
untuk keperluan pribadi padahal yang kita tahu gaji pejabat itu tidak rendah tapi kenapa mereka
begitu serakah?

Penilaian saya terhadap strategi pemberantasan korupsi yang ada ini sangat baik dan
efektif untuk membantu pihak berwenang tapi belum bisa dikatakan maksimal karena
berdasarkan informasi yang say abaca kondisi korupsi di Indonesia tahun ini malah semakin
memburuk berarti tetap saja jika strategi ini dijalankan dengan tidak adanya komitmen yang
kuat, tulus dan ikhlas dari pemerintah,penegak hukum,dan masyarakat maka semua cara untuk
memberantas korupsi akan sia-sia.

Anda mungkin juga menyukai