Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

KEPERAWATAN KRITIS
(SISTEM PERNAPASAN: PNEUMONIA)

OLEH KELOMPOK 8

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

A. Definisi pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim


paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut
(ISNBA) (Sylvia A.price). Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak
nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma
(fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran
radiologis.
B. Etiologi penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan
oleh streptoccus pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus
aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan
enterobacter Dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien
seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi
lingkungan,penggunaan antibiotic yang tidaktepat. Setelah masuk keparu-
paru organism bermultiplikasi dan, jika telah berhasil mengalahkan
mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain diatas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu:
1. Bacteria: Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptokokus
hemolyticus, Streptokoccus aureus, Hemophilus Influinzae,
Mycobacterium tuberkolusis, Bacillus Friedlander.
2. Virus: Respiratory SyncytialVirus, Adenovirus, V.Sitomegalitik,V.
Influenza.
3. Mycoplasma Pneumonia.
4. Jamur: Histoplasma Capsulatum, Cryptococcus Neuroformans,
Blastomyces Dermatitides,
Coccidodies Immitis, Aspergilus Species, Candida Albicans.
5. Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyaktanah), Cairan Amnion,
Benda Asing.
6. Pneumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffler.

Klasifikasi berdasarkan anatomi. (IKA FKUI)

1) Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besardari satu


atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau "ganda"
2) Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga
pneumonia loburalis.
3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di
dalalm dinding alveolak (interstisium) dan jaringan peribronkial serta
interlobular

Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan:

1) Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. influenza pada pasien prokok, pathogen atipikal
pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan
adanya ppoK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak,atau paska
terapi antibiotika spectrum luas.
2) Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu : tingkat berat sakit,adanya resiko
untuk jenis pathogen tertentu,dan masa menjelang timbul onset
pneumonia.
Faktor utama untuk pathogen tertentu:

Patogen Factor resiko


Staphylococcus aureus Koma, cedera kepala, influenza,
Methicillin resisten S. aureus pemakaian IV, DM, gagal ginjal
Ps. aeruginosa Pernah dapat antibiotic,
ventilator> 2 hari Lama dirawat di
ICU, terapi steroid/antibiotic
Kelainan struktur paru
(bronkiektasis, fibrosis),
malnutrisi
Anaerob Aspirasi selesai oerasi abdomen
Acinobachter spp Antibiotic sebelum onset
pneumonia dan ventilasi mekanik.

Factor resiko pneumonia yang didapat dari rumah sakit menurut


Morton:

Pneumonia yang didapat dari rumah sakit


Factor resiko terkait-pejamu
 Pertambahan usia
 Perubahan tingkat kesadaran
 Penyakit paru obstruksi kronis(PPOK)
 Penyakit berat,malnutrisi, syok
 Trauma tumpuk,trauma kepala berat , trauma dada
 Merokok, karang gigi
Factor resiko terkait-pengobatan
 Ventilasi mekanik,reintubasi atau intubasi sendiri
 Bronkoskopi, selang nasogastric
 Adanya alat pemantau tekanan intracranial(TIK)
 Terapi antibiotic sebelumnya
 Terapi antacid
 Peningkatan Ph LAMBUNG
 Penyakit reseptor histamine tipe-2
 Pemberian makan enteral
 Pembedaan kepala, pembedaan toraks atau
abdomen
 Posisi terlentang
Factor resiko terkait-infeksi
 Mencuci tangan kurang bersih
 Mengati slang ventilator kurang dari 48 jam sekali.

3) Pneumonia aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonia kimia akibat aspirasi
bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan
atau lambuang , edema paru, dan obstruksi mekanik simple olah
bahan padat.
4) Pneumonia pada Gangguan lmun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab
infeksi dapat disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme
yang biasanya nonvirulen, berupa bekteri, protozoa, parasit, virus,
jamur, dan cacing.

C. Manifestasi Klinis

1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering
terjadi pada usia 6 bulan — 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5 —40,5
bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau
terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara
dengan kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges.
Terjadi dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala,
nyerí dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan
brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit
masa kanak-kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit.
Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap
demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat,
tetapi dapat menetap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan
dari nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan
dan menyusu pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan
sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau
tahapinfeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat
menjadi bukti hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar
mengi, krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak
yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan
makan
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau
memuntahkan semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress
pernapasan berat
13. Disamping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja
Pada anak umur2 bulan-ll bulan: kali/menit
Pada anak umur Itahun-5 tahun: kali/menit

Pemeriksaan penunjang

1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial).


dapatjuga menyatakan abses)
2. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikaq
semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara ya ng diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

Penatalaksanaan

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan


antibiotik per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat
diberikan antara lain:

Oksigen 1-2 L/menit.


IVFD dekstrose 10%:NaCI 0,9% = 3 : 1, + KCI 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin nor
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangg
keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik


diberikan sesuai hasil kultur.

Untuk kasus pneumonia community based:

Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.


Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.

IJntuk kasus pneumonia hospital based:

Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.


Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
D. Masalah yang Lazim Muncul

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi dan obstruksi jalan


2. Ketidakefektifan pola napas
3. Kekurangan Volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipneu'
4. Intoleransi aktivitasbdisolasi respiratory
5. Defisiensi pengetahuanbd perawatan anakpulang (hal 238)

E. Discharge Planning

1. Ajarkan pada orang tua tcntang pemberian obat


Dosis, rutc dan woktu yang cocok dan menyelesaikan dosis
seluruhnya
efek samping
Respon anak
2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara cara pengendalian infeki
serta cara pencegahannya
Hindari pemajanan kontak infeksius
Ikutijadwal imunisasi
3. Bayi : ASI eksklusif 6 bulan, karena didalam kandungan ASI adanya
system kekebalan yang dapat menjaga tubuh anak sehingga tidak mudah
terserang penyakit
4. Gizi seimbang dan cukup sesuai usia anak
5. Tułup mulut saat batuk karena penularan pneumonia banyak berasal dari
percikan batuka tau bersin pasien pneumonia
6. Hindari asap rokok
F. Patofisiologi

Normal ( sisitem
Organisme
pertahana) tergagu

Virus Sel napas bag bawah stapilokokus


pneumokokus

Kuman pathogen
mencapai bronkioli Eksudat masuk ke alveoli Thrombus
terminakis merusak sel
epitel bersillia, sel goblet
alveoli Toksi, coagulase

Sel darah merah, Permukaan lapisan pleura


Cairan edema+ leukosit
leukosit,pneumokokus mengisi tertutup tebal eksudat trombus
ke alveoli
alveoli vena pulmonalis

Konsolidasi paru
Leukosit+fibrin mengalami
konsolidasi Nekrosis hemoragik
Kapasitas
vital,compliance Leukositosit
menurun,hemoragik

Suhu tubuh meningkat


Produksi sputum Absen pneu
Intoleransi aktivitas atocele(kerusakan
meningkat
defesiensi pengetahuan Resiko kekurangan volume jaringan parut
cairan hipertermi
Ketidak efektifan
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus !

Tn.B, umur 45 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 14 April 2021 untuk
mendapatkan pertolongan. Setiba di rumah sakit pasien mengeluh batuk, sesak
napas, suara napas ngrok-ngrok selama 2 minggu. Pasien di diagnosa oleh dokter :
Pneumonia. Pasien beragama Katolik, beralamat di Urimesing Kota Ambon. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa Pasien tampak lemas, batuk, sesak
nafas, suara napas ronkhi, terdapat retraksi dada, pernapasan cuping hidung,
TTV : Nadi: 140 x/mnt, RR : 60 x/menit, Suhu: 37,5⸰C

A. PENGKAJIAN :
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur :45 thun
Agama : katolik
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menika
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS(Guru)
Suku bangsa : Ambon, Indonesia
Alamat :Kudamati
Tanggal masuk : 03-05-2021
Tanggal Pengkajian : 03-05-2021
No. Register :123456
Diagnosa Medis : Pneumonia

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. C
Umur : 40 thun
Hub. Dengan pasien : Istri
Pekerjaan : PNS(Guru)
Alamat :Kudamati

3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
Istri pasien menjawab: pasien mengeluh batuk,sesak napas,
suara napas ngrok-grok selama 2 minggu
b. Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Istri pasien menjawab: sesak napsa , batuk dan suara napas
ngrok-grok
c. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan saat ini
Istri pasien menjawab: sesak napsa , batuk dan suara napas
ngrok-grok
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

1. Status kesehatan masa lalu


a. Penyakit yang pernah dialami
Istri pasien mengatakan: -
b. Pernah dirawat
c. Istri pasien mengatakan: tidak perna di rawat
d. Alergi
Istri pasien mengatakan: tidak alergi
e. Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol dll)
Istri pasien mengatakan: pasien suka merokok
2. Riwayat penyakit keluarga
Istri pasien mengatakan: tidak ada keluarga korban yang mengalami
hala yang sama seperti pasien.
3. Genogram

Laki-laki :
Prempuan :
Pasien :

4. Diagnose medis
- Pneumonia
5. Pola nutrisi metabolic
- Sebelum sakit : 3×1 sehari, nafsu makan baik tidak ada makanan
pantangan dan banyaknya minuman lebih dari 1000cc
- Saat sakit : 2×1 sehari, nafsu makan kurang baik
6. Pola Eliminasi
BAB
- Sebelum sakit : sebelum sakit pagi dan sore
- perkuensi: 1-3 kali/ hari
- Warna cklat bau has
- Konsentensi: lembek
- Saat sakit :-

BAK

- Sebelum sakit : perkuensi dalam 1 hari 5-7 ×/ hari


- Warna: kuning teh
- Bau: amoniak
- Jumlah per hari: 1500 cc
- Saat sakit :-

7. Pola Aktivitas dan Latihan


Aktivitas

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan dan Minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 

0 : Mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3:dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

Latihan

- Sebelum sakit :-
- Saat sakit :-

8. Pola kognitif dan persepsi:-


9. Pola persepsi-konsep diri:-
10. Pola tidur dan istirahat
- Sebelum sakit : istri pasien mengatakan pasien pola tidur
sebelum sakit 7-8 per hari
- Saat sakit : istri pasien mengatakan pasien mengalami
susah tidur di sebabkan sesak napas dan batuk
-
11. Pola peran-hubungan :-
12. Pola seksual-reproduksi
- Sebelum sakit :-
- Saat sakit :-
13. Pola toleransi stress-koping :-
14. Pola nilai-kepercayaan :-
15. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : composmentis
GCS :-
Mata :-
verbal :-
psikomotor:-
b. Tanda-tanda vital
Nadi :140×/menit
Suhu :37,5⸰C
TD :-
RR :60×/menit
c. Keadaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi)
Kepala dan Leher :
1) Rambut Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka,
ketombe tidak ada, pertumbuhan rambut jarang, warna
rambut hitam, kekuatan rambut: mudah dicabu atau
tidak, dan tidak ada pembengkakan atau tidak ada nyeri
tekan.
2) Mata Kebersihan mata: mata tanpak bersih, gangguan
pada mata: mata berfungsi dengan baik, pemeriksaan
konjungtiva: anemis atau ananemis, sclera biasanya
putih, pupil: isokor atau anisokor dan kesimetrisan
mata: mata simetris kiri dan kanan dan ada atau
tidaknya massa atau nyeri tekan pada mata.
3) Telinga Fungsi pendengaran: biasanya berfungsi
dengan baik, bentuk telinga simetris kiri dan kanan,
kebersihan telinga.
4) Hidung Kesimetrisan hidung: biasnya simetris,
kebersihan hidung, nyeri sinus, polip, fungsi pembauan
dan apakah menggunakan otot bantu pernapasan.
5) Mulut dan Gigi Kemampuan bicara, adanya batuk,
adanya sputum saat batuk, keadaan bibir normal,
keadaan platum, kelengkapan gigi, dan kebersihan gigi.
6) Leher. Biasanya simetris kiri dan kanan, gerakan leher;
terbatas atau tidak, ada atau tidak pembesaran kelenjer
thyroid, ada atau tidaknya pembesaran vena juguralis
dan kelenjer getah bening.
7) Thorak
a) Paru-paru
Inspeksi : Perhatikan kesimetrisan gerakan dada,
frekuensi napas cepat (tachipnea), irama,
kedalamannya pernapasan cuping hidung,
Palpasi : Adanya nyeri tekan, fremitus traktil
bergetar kiri dan kanan.
Auskultasi : Suara napas ronchi (nada rendah dan
sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun
saat ekspirasi).
Perkusi : Terdengar bunyi redup (Dullnes) adanya
jaringan yang lebih padat atau konsolidasi paruparu
seperti pneumonia
b) Jantung
Inspeksi : Perhatikan kesimetrisan dada, Ictus cordis
tampak atau tidak.
Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak ada massa
(pembengkakan) dan ada atau tidaknya nyeri tekan.
Perkusi : Perkusi jantung pekak (adanya suara
perkusi jaringan yang padat seperti pada daerah
jantung).
Auskultasi : Terdengan Suara jantung I dan suara
jantung II (terdengar bunyi lub dub lub dub) dalam
rentang normal.
c) Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen, kesimetrisan abdomen,
ada atau tidaknya lesi, ada atau tidaknya stretch
mark.
Auskultasi : Mendengarkan bising usus (normal 5-
30 x/ menit).
Perkusi : Terdengar suara tympany (suara berisi
cairan).
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pemberasan hepar.
8) Punggung Tidak ada kelaina bentuk punggung, tidak
ada terdapat luka pada punggung.
16. Pemeriksaan Penunjang
- Data LAB yang Berhubungan:-
- Pemeriksaan radiologi :-
- Hasil Konsultasi :-
- Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :-
17. Analisa Data
Tabel Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds: pasien mengatakan Penumpukan secret Ketidak efektifan jalan
merasakan sesak nafas
napas,batuk suara napsa
ngrok-grok.

Do: pasien tampak lemas


,batuk, suara napas ronkhi

18. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan

NO Tanggal/ Diagnosa Tanggal TTD


Jam ditentukan Keperawatan Teratasi
1 Senin 03-05-2021 Ketidak -
Jam: 08:00 efektifan jalan
nafas
berhubungan
dengan
penumpukan
sekret

RENCANA PERAWATAN
Hari/tgl No TTD

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Senin , 1 Tujuan: setelah dilakukan - Pantau status - Mengetahui
03-mey perawatan selama 2×24 jam, pernapasan tiap 4 jam perubahan
2021 jalan napas efektif - pertahanakan pada tubuh
Kriteria: fowler/semi fowler pasien.
1. secret dapat di keluarkan - berikan oksigen sesuai - Untuk
oleh pasien. kebutuhan menurunkan
2. pasien mampu melakukan - kolaborasi pemberian konsumsi
batuk efektif. ekspektoran oksigen dan
3. Pernapasan normal 18- menurunkan
20/menit sesak nafas
- kadar
oksigen dalam
tubuh
tercukupi
sehingga
fungsi organ
berjalan
lancar.
- Dahak
menjadi lebih
encer

Implementasi keperawatan

Hari/tgl No Implementasi Evaluasi


Senin, 1 - Memantau status kesehatan S: pasien
03-05- pasien. mengatakan
2021 - Mempertahanakan fowler/semi merasa lebih
fowler( yang nyaman untuk baik.
pasien) O: wheezing
- Memberikan oksigen sesuai (+) RR:
kebutuhan untuk membantu 24×/menit
menghilangkan scret. A: masalah
- Mengkolaborasi pemberian dapat teratasi
ekspektoran P: intervensi
lanjut

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Hari/Tgl/Jam Respon Perkembangan TTD


1 Selasa, 03 mey 2021 S: pasien mengatakan batuk berkurang
O: wheezing (+) RR: 24×/menit
A: masalah belum teratasi
P: intervensi lanjut

Anda mungkin juga menyukai