Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan


mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan urusan
pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara. Standar Teknis SPM bidang
kesehatan adalah ketentuan standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa,
personal/sumber daya manusia kesehatan dan petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan
standar dari masing-masing jenis dan mutu pelayanan dasar SPM Bidang Kesehatan.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Status
Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta
Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, maka penyakit DBD harus dilaporkan
segera dalam waktu kurang dari 24 jam. Undang-undang No. 4 tahun 1984 juga menyebutkan
bahwa wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat, yang
jumlah penderita nyameningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Dalam rangka mengantisipasi
wabah secarad ini, dikembangkan istilah kejadian luar biasa (KLB) sebagai pemantauan lebih
dini terhadap kejadian wabah. Tetapi kelemahan dari system ini adalah penentuan penyakit
didasarkan atas hasil pemeriksaan klinik laboratorium sehingga seringkali KLB terlambat
diantisipasi (Sidemen A., 2003).

Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu munculnya penyakit di luar kebiasaan (base line
condition) yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta memerlukan upaya penanggulangan
secepat mungkin, karena dikhawatirkan akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun
wilayah yang terkena persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa juga disebut sebagai
peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada eksternal normal di suatu
area atau kelompok tertentu, selama suatu periode tertentu. Informasi tentang potensi KLB
biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks),
keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang potensi
KLB bisa juga berasal dari petugas kesehatan, hasil analisis atau surveilans, laporan
kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (Tamher. 2004).

Tujuan umum Penyidikan KLB yaitu mencegah meluasnya kejadian


(penanggulangan) dan mencegah terulangnya KLB dimasa yang akan datang (pengendalian).
Sedangkan tujuan khusus Penyidikan KLB yaitu diagnosis kasus yang terjadi dan
mengidentifikasi penyebab penyakit, memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB,
mengidentifikasi sumber dan cara penularan, mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan
KLB, dan mengidentifikasi populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan terjadi KLB.

1.2  Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah / topik bahasan
sebagai berikut :

1. Jelaskan PERMENKES No. 4 Tahun 2019 tentang SPM ?


2. Bagaimana cara menghitung anggaran yang di butuhkan untuk penderita KLB?

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi 

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

No Barang Jumlah Fungsi


1. Alat Perlindungan Diri (APD) sesuai Sesuai dengan Melindungi petugas
dengan jenis penyakit jumlah petugas yang dan kontak kasus dari
turun kelapanga n penularan penyakit
dan kontak kasus
2. Profilaksis/Vitamin/Obat/vak sin Sesuai dengan Diberikan kepada
jumlah kontak kasus kontak kasus/populas i
dan populasi berisiko berisiko Untuk
pencegahan dan
memutus rantai
penularan penyakit
3. Alat pemeriksaan fisik (Stetoskop, Sesuai jumlah tim Untuk membantu
termometer badan, tensimeter, senter, yang turun ke penegakan diagnosis
test diagnosis cepat, dll) lapangan
4. Alat dan bahan pengambilan spesimen Sesuai jumlah kontak Untuk membantu
(tabung, pot, media amies, dll) untuk dekat kasus penegakan diagnosis
specimen yang berasal dari manusia berdasarkan
dan lingkungan sesuai jenis penyakit labaoratorium
5. Wadah pengiriman spesimen sesuai dengan jumlah Untuk membawa
(Specimen carrier specimen spesimen dari lokasi
ke laboratorium
6. Tempat sampah biologis Sesuai kebutuhan Sebagai tempat wadah
limbah infeksius untuk
mencegah penularan
7. Formulir : Form penyelidikan 1 set Untuk membantu
epidemiologi Form/lembar KIE Alat melakukan
tulis yang diperlukan investigasi kasus,
kontak dan populasi
berisiko serta faktor
risiko

1.1. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan


Pelayanan kesehatan pada kondisi kejadian luar biasa Provinsi dilaksanakan di
luar fasilitas layanan kesehatan dan di dalam fasilitas layanan kesehatan.
a. Di luar fasilitas layanan kesehatan dilakukan oleh Tim Gerak Cepat Provinsi
(sesuai SK Dinkes Provinsi) yang terdiri dari:
1) Dokter
2) Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang
epidemiologi
3) Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang
kesehatan lingkungan
4) Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang
entomologi
5) Tenaga Laboratorium
6) Tenaga penyuluh/promosi kesehatan
7) Petugas yang terlibat dalam pelaksanaan penyelidikan epidemiologi
disesuaikan dengan jenis KLB yang terjadi.
b. Di fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari; dokter (umum dan spesialis),
perawat, petugas radiologi, petugas laboratorium, dan lain-lain.
1. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
a. Pernyataan standar Setiap orang pada kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) di
Provinsi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
b. Pengertian
1) Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa
Provinsi adalah pelayanan kesehatan bagi setiap orang yang terdampak
dan berisiko pada situasi KLB sesuai dengan jenis penyakit dan/atau
keracunan pangan yang menyebabkan KLB.
2) Suatu KLB dinyatakan sebagai KLB Provinsi jika memenuhi salah satu
kriteria kondisi KLB sebagai berikut;
a. KLB yang terjadi pada suatu wilayah Kabupaten/Kota di satu provinsi
yang meluas ke Kabupaten/kota lainnya dan memiliki hubungan
epidemiologi pada provinsi yang sama berdasarkan kajian
epidemiologi oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
b. KLB yang terjadi pada suatu wilayah Kabupaten/Kota di satu provinsi
berpotensi meluas ke Kabupaten/Kota lainnya berdasarkan hasil
analisis dan evaluasi penanggulangan KLB oleh Dinas Kesehatan
Provinsi.
c. Pemerintah daerah Kabupaten/kota terdampak KLB tidak/kurang
mampu dan mengajukan permintaan bantuan dalam penanggulangan
KLB kepada Pemerintah Daerah Provinsi. Pengajuan permintaan
bantuan dengan menggunakan formulir ditandatangani oleh kepada
daerah Kabupaten/kota terdampak.
c. Langkah Kegiatan:
1) Penentuan Sasaran Layanan Kesehatan pada Kondisi KLB Sasaran pada
Kondisi KLB adalah penduduk terinfeksi penyakit dan penduduk yang
berisiko terdampak penyakit penyebab KLB/ keracunan pangan. Jumlah
sasaran dihitung berdasarkan beberapa cara, antara lain :
a) Pendataan riil pada saat kejadian
b) Prevalensi KLB pada 3 tahun terakhir (sesuai pelaporan STP KLB) atau
c) Jumlah penduduk pada wilayah kondisi KLB tahun sebelumnya (data
kependudukan).
2) Jenis Pelayanan Kesehatan Kegiatan pelayanan kesehatan standar pada
penduduk kondisi KLB yang dilakukan sesuai dengan jenis penyakit dan/atau
keracunan pangan yang terjadi, meliputi:
a) Penemuan kasus dan identifikasi faktor risiko melalui penyelidikan
epidemiologis
b) Penatalaksanaan penderita pada kasus konfirmasi, probable dan suspek
yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina sesuai standar yang telah
ditetapkan
c) Penyuluhan
d) Pencegahan dan pengebalan sesuai dengan jenis penyakit
e) Penanganan jenazah, jika diperlukan
f) Pemusnahan penyebab penyakit, jika diperlukan
g) Upaya penanggulangan kesehatan masyarakat lainnya, jika diperlukan
antara lain meliburkan sekolah dan/atau menutup fasilitas umum untuk
sementara waktu.
3) Rujukan Pelayanan kesehatan pada penduduk yang diduga dan atau terkena
infeksi penyakit berpotensi KLB dirujuk ke fasyankes rujukan yang telah
ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
d. Mekanisme Pelaksanaan
1. Kajian epidemiologi terhadap data/informasi tentang kemungkinan KLB lintas
kabupaten/kota oleh Dinas Kesehatan Provinsi (Tim Gerak Cepat Provinsi).
2. Rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam rangka
persiapan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada penduduk sesuai
KLB yang terjadi
3. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan
penanggulangan KLB
4. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan KLB provinsi sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Pencatatan dalam pelayanan kesehatan
penduduk kondisi KLB menggambarkan jenis penyakit/keracunan makanan,
penduduk yang terdampak serta kegiatan yang dilakukan dalam
penanggulangan KLB tersebut dengan menggunakan format berikut:
NO JENIS Kab/ Periode Pelayanan Pddk kondisi KLB
KLB Kota KLB kesehatan
Sasaran Yang Ket.
dilayani
Jenis KLB Dari Penemuan
yang tanggal kasus dan
terjadi mulai identifikasi
KLB faktor risiko
sampai (Penyelidikan
KLB epidemiologi)
berakhir
Tata laksana
Kasus

Pencegahan
dan
pengebalan

Pemusnahan
penyebab
penyakit

Penanganan
jenazah

Penyuluhan

Upaya
penanggulang
an lain

Keterangan

a) Kolom Nomer ; sudah jelas


b) Kolom Jenis KLB : diisi dengan jenis KLB yang terjadi/mengancam
c) Kolom Kabupaten/Kota : diisi dengan Nama Kabupaten/Kota yang
mengalami/terancam KLB
d) Kolom Periode KLB : diisi dengan tanggal/bulan/tahun awal KLB mulai
dicurigai sampai KLB berakhir.
e) Kolom Pelayanan Kesehatan : diisi dengan pelayanan kesehatan yang
dilakukan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.
f) Kolom Penduduk kondisi KLB : - Sasaran : diisi dengan jumlah penduduk
Kondisi KLB - Yang dilayani : diisi dengan jumlah penduduk kondisi KLB
yang mendapat pelayanan kesehatan
g) Kolom Keterangan : diisi dengan hal-hal yang akan disampaikan terkait jenis
KLB contoh hasil laboratorium
e. Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah daerah Provinsi dalam melakukan
pelayanan kepada sasaran kondisi KLB ( di provinsi, dinilai dari persentase
Jumlah penduduk kondisi KLB yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar dibandingkan jumlah penduduk kondisi KLB.
2. Rumus Perhitungan Kinerja

Persentase
pelayanan
Jumlah orang yang terdampak dan
kesehatan bagi
berisiko pada situasi KLB yang
orang
mendapat pelayanan kesehatan
yang terdampak
= sesuai standar.
dan berisiko
X 100
pada situasi Jumlah orang yang terdampak dan
%
KLB Provinsi berisiko pada situasi KLB

Catatan ;
Nominator adalah jumlah orang yang terinfeksi dan yang berisiko terdampak
penyakit/keracunan pangan penyebab KLB yang mendapat layanan kesehatan
sesuai standar. Denominator adalah jumlah seluruh orang yeng terinfeksi dan
yang berisiko terdampak penyakit/keracunan pangan penyebab KLB)

Contoh Perhitungan Capaian:


Provinsi X pada tahun 2017 mengalami 2 kali kondisi KLB provinsi sebagai
berikut;
KLB 1: Pada bulan Januari terjadi KLB Campak di Kabupaten A dan Kota B
dan memiliki hubungan epidemiologi, kedua Kabupaten/Kota tersebut telah
menetapkan KLB di wilayahnya masing-masing.

Jumlah kasus dan populasi berisiko di kedua Kabupaten/Kota tersebut adalah;


Kabupaten A; jumlah penduduk terinfeksi penyakit penyebab KLB 15 orang dan
populasi berisiko terdampak 137 orang,
Kota B; jumlah penduduk terinfeksi penyakit penyebab KLB 25 orang dan populasi
berisiko terdampak 273 orang, Dengan demikian jumlah populasi kasus terinfeksi dan
populasi berisiko terdampak yang seharusnya mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 40 + 410 = 450 orang.
Provinsi memberikan pelayanan kesehatan di Kabupaten A dan Kota B, yang
meliputi pelayanan terhadap kasus campak (tata laksana kasus) sebanyak : 40 orang
(dari total 40 kasus), dan, pencegahan dan pengebalan (pemberian vitamin A pada
kontak/populasi berisiko, ORI), serta Penyuluhan, sebanyak 375 orang. Sehingga
jumlah jumlah penduduk kondisi KLB yang mendapat layanan kesehatan di
kabupaten A dan Kota B sebanyak 415 orang.
KLB 2: Pada bulan September terjadi KLB DBD di Kabupaten A dan Kabupaten E.
Berdasarkan hasil kajian surveilans Provinsi kedua KLB tersebut memiliki hubungan
epidemiologis. Kabupaten A sudah menetapkan KLB di wilayahnya, tetapi
Kabupaten E belum menyatakan KLB dengan berbagai pertimbangan walaupun
sudah memenuhi kriteria KLB. Jumlah penduduk terinfeksi penyakit penyebab KLB
dan populasi berisiko terdampak di kedua Kabupaten/Kota tersebut adalah;
Kabupaten A; jumlah penduduk terinfeksi penyakit penyebab KLB 153 orang dan
populasi berisiko terdampak 1350 orang,
Kota E; jumlah penduduk terinfeksi penyakit penyebab KLB 277 orang dan populasi
berisiko terdampak 3650 orang.

Dengan demikian jumlah populasi kasus terinfeksi dan populasi berisiko terdampak
yang seharusnya mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 5430.
Provinsi memberikan pelayanan kesehatan di Kabupaten A dan Kabupaten E, yang
meliputi tata laksana kasus di pelayanan kesehatan sebanyak 430 orang (dari total 430
kasus), dan pencegahan (PSN, Fogging) dan penyuluhan di lokasi KLB (dengan
menggunakan berbagai media TV dan Radio Lokal, penyuluhan di tingkat desa)
dengan jumlah sasaran sebanyak 5000 orang. Sehingga jumlah jumlah penduduk
kondisi KLB yang mendapat layanan kesehatan di kabupaten A dan Kabupaten E
sebanyak 5.430 orang.
Maka rekapitulasi pada tahun 2017:
Penduduk yang mendapat pelayanan kesehatan kondisi KLB di Provinsi X tahun
2017 sebanyak KLB I + KLB II (415 + 5430) = 5.845 orang.
Sedangkan Penduduk pada kondisi KLB I + KLB II; 450 + 5430 = 5.880 orang.
Sehingga Capaian Kinerja Provinsi X dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
penduduk pada kodisi KLB adalah; 5.845/5.880 x 100% = 99,4 %
Catatan: mengingat jumlah penduduk yang mendapat layanan kesehatan pada kondisi
kejadian luar biasa masih belum seluruhnya, maka diperlukan rencana strategis tahun
depan untuk menjangkau seluruh penduduk pada kondisi KLB. Perlu dianalisis
sebab-sebab mereka tidak mendapat pelayanan kesehatan pada kondisi KLB.
Pemantauan terhadap KLB di Provinsi dapat dilihat melalui kinerja Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) yang dilakukan di masing-masing Provinsi,
Jika kinerja dalam SKDR baik maka kemungkinan munculnya KLB Provinsi lebih
kecil, namun sebaliknya bila kinerja SKDR tidak baik, maka risiko munculnya KLB
Provinsi besar.
f. Teknik Penghitungan Pembiayaan

LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME


KEGIATAN
1. Kajian Epidemiologi Unit Surveilans Kajian/penilaian Kajian epidemiologi
Provinsi KLB dilakukan sebelum PE untuk
berdasarkan data penentuan status hubungan
Tim Gerak Cepat
awal untuk epidemiologis/potensi meluas
Provinsi
persiapan turun ke dan sesudah PE untuk
Unit Lintas lapangan menentukan kegiatan
program/sektor, dan pencegahan dan penghentian
tenaga ahli terkait penularan penyakit
2. Penemuan kasus Petugas a. Transport petugas  Penyelidikan
dan kesehatan (Transport daerah Epidemiologi dilakukan
identifikasi faktor sulit/ sekurang- kurangnya 5
risiko sewa kendaraan) hari.
melalui b. Uang harian  Pelaksanaan Penyelidikan
penyelidikan c. Akomodasi Epidemiologi dilakukan
Epidemiologi : d. formulir segera setelah diketahui
penyelidikan KLB dan selama KLB
yang diperlukan berlangsung untuk
e. Biaya melakukan evaluasi.
komunikasi cepat  Perkiraan anggaran
f. Logistik bagi merujuk pada
petugas (APD) jumlah penduduk minmal
2 kab/kota yang berisiko
berdasarkan data SKDR 3
tahun
terakhir
Kasus a.Bahan/alat Bahan/alat disesuaikan
(probable, pengambilan dan dengan kebutuhan (sesuai
suspek, konfirm) pemeriksaan dengan jumlah kasus)-
specimen Biaya pengiriman dan
pemeriksaan spesimen
sesuai dengan aturan yang
b.biaya pengiriman berlaku
dan pemeriksaan
laboratorium
c. Biaya rujukan ke
RS
Kontak Kasus a. Bahan/alat Bahan/alat disesuaikan
pengambilan dan dengan kebutuhan (sesuai
pemeriksaan dengan jumlah kontak
specimen kasus)-
Biaya pengiriman dan
pemeriksaan spesimen
sesuai dengan aturan yang
b. Biaya
berlaku
pengiriman dan
pemeriksaan
spesimen di
laboratorium
Penduduk a. Formulir data sesuai kebutuhan
berisiko populasi berisiko

b. media KIE
Faktor risiko a. Bahan/alat Sesuai dengan jenis sampel
lingkungan pengambilan dan yang dibutuhkan terkait
3. Penatalaksana Petugas a. Formulir Sesuai kebutuhan
(penyebab/sumb pemeriksaan sampel penyakit
an penderita kesehatan pemeriksaan
er penyakit) lingkungan
terlatih (medis, (rekam medis)
lab, radiologis, b. biaya
b. sarana/ Sesuai dengan biaya yang
ahli gizi, dll) pengiriman dan
prasarana, berlaku
Sesuai (sesuai
standar standar)
pelayanan
pemeriksaan
pemeriksaan, kesehatan di RS
laboratorium
perawatan dan
pengobatan
pasien

Penderita/pasien a. Biaya Sesuai standar biaya


penyakit KLB pemeriksaan, pelayanan kesehatan di
(konfirmasi, perawatan dan RS
probable dan pengobatan
suspek) selama di RS

4. pencegahan a. Petugas a. Transport Sesuai standar biaya yang


dan kesehatan petugas berlaku
pengebalan (Transport
daerah sulit/
b. Kontak kasus a.profilaksis
sewa kendaraan) Sesuai kebutuhan
dan Penduduk b. Uang harian
b. APD (masker)
berisiko c. Akomodasi
c. Respon
d.formulir
imunisasi
penyelidikan
yang
diperlukan
e. Biaya
komunikasi
cepat
f. Logistik bagi
petugas (Alat
Perlindungan
Diri/ APD
termasuk
pengebalan)
5. pemusnahan Petugas a. Transport petugas Sesuai standar biaya
penyebab kesehatan (Transport daerah yang berlaku
penyakit sulit/ sewa
kendaraan)
b. Uang harian
c. Akomodasi
d. formulir
penyelidikan
yang diperlukan
e. Biaya
komunikasi
cepat
f. Logistik bagi
petugas (APD)

Vektor dan - Alat/bahan Sesuai kebutuhan


binatang pembawa pemusnah vektor dan
penyakit binatang pembawa
penyakit (untuk
hewan/binatang
berkoordinasi dengan
lintas sektor terkait)

lingkungan Alat dan bahan Sesuai kebutuhan


pelaksanaan
kebersihan
lingkungan

6. penanganan Petugas a. Bahan Sesuai kebutuhan


jenazah Pemulasaran
pemulasaran
terlatih
jenazah sesuai
pedoman yang
berlaku

b. APD petugas
Petugas a. APD petugas Sesuai kebutuhan
Pemakaman

7. Komunikasi Petugas a. Transport petugas Sesuai dengan standar


Risiko kesehatan biaya yang berlaku
(Transport daerah
terlatih
sulit/ sewa
kendaraan)
b. Uang harian
c. Akomodasi
d.Logistik bagi
petugas (APD)
Populasi Media KIE termasuk Sesuai kebutuhan
berisiko
Komunikasi massa
melalui iklan layanan
masyarakat

8. Upaya penanggulanga Petugas - Media KIE Sesuai kebutuhan


n lainnya Kesehatan
- Logistik, sarana/
prasarana yang
terkait dengan
kegiatan karantina
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN

9. Penemuan kasus Petugas g. Transport petugas  Penyelidikan


dan identifikasi kesehatan
(Transport daerah Epidemiologi
faktor risiko melalui
penyelidikan sulit/ dilakukan
Epidemiologi :
sewa kendaraan) sekurang-
h. Uang harian kurangnya 5 hari.
i. Akomodasi  Pelaksanaan
j. formulir Penyelidikan
penyelidikan Epidemiologi
yang diperlukan dilakukan
k. Biaya segera setelah
komunikasi cepat
diketahui KLB dan
l. Logistik bagi
petugas (APD) selama KLB
berlangsung untuk
melakukan
evaluasi.
 Perkiraan
anggaran merujuk
pada
jumlah penduduk
minmal 2 kab/kota
yang berisiko
berdasarkan data
SKDR 3 tahun
terakhir
Kasus (probable, a. Bahan/alat Bahan/alat
suspek, konfirm) disesuaikan dengan
pengambilan dan
kebutuhan (sesuai
pemeriksaan specimen dengan jumlah
kasus)-
Biaya pengiriman dan
b. biaya pengiriman pemeriksaan
dan pemeriksaan spesimen sesuai
dengan aturan yang
laboratorium berlaku
c. Biaya rujukan
ke RS
Kontak Kasus a. Bahan/alat Bahan/alat
disesuaikan dengan
pengambilan dan
kebutuhan (sesuai
pemeriksaan specimen dengan jumlah kontak
kasus)-
Biaya pengiriman dan
b. Biaya pengiriman pemeriksaan
spesimen sesuai
dan pemeriksaan dengan aturan yang
spesimen di berlaku

laboratorium
Penduduk a. Formulir data sesuai kebutuhan
berisiko
populasi berisiko
b. media KIE

Faktor risiko a. Bahan/alat Sesuai dengan jenis


lingkungan sampel yang
pengambilan dan
(penyebab/sumb dibutuhkan terkait
er penyakit) pemeriksaan sampel penyakit
lingkungan
b. biaya pengiriman
Sesuai dengan biaya
dan pemeriksaan
yang berlaku (sesuai
laboratorium standar)

10. Penatalaksana an Petugas a. Formulir Sesuai kebutuhan


penderita kesehatan
pemeriksaan (rekam
terlatih (medis,
lab, radiologis, medis) b.sarana/
ahli gizi, dll) Sesuai standar
prasarana,
pelayanan kesehatan
pemeriksaan, di RS
perawatan dan
pengobatan
pasien
Penderita/pasien a. Biaya Sesuai standar biaya

penyakit KLB pemeriksaan, pelayanan kesehatan


di

(konfirmasi, perawatan dan RS

probable dan pengobatan

suspek) selama di RS

11. pencegahan dan a. Petugas g. Transport petugas Sesuai standar biaya


pengebalan kesehatan yang berlaku
(Transport daerah
sulit/ sewa
kendaraan)
h. Uang harian
i. Akomodasi
j. formulir
penyelidikan
yang diperlukan
k. Biaya
komunikasi
cepat
l. Logistik bagi
petugas (Alat
Perlindungan Diri/
APD termasuk
pengebalan)
b. Kontak kasus a. profilaksis Sesuai kebutuhan
dan Penduduk
berisiko
b. APD (masker)

c. Respon
imunisasi
12. pemusnahan Petugas g. Transport petugas Sesuai standar biaya
penyebab penyakit kesehatan yang berlaku
(Transport daerah
sulit/ sewa
kendaraan)
h. Uang harian
i. Akomodasi
j. formulir
penyelidikan
yang diperlukan
k. Biaya
komunikasi
cepat
l. Logistik bagi
petugas (APD)
Vektor dan - Alat/bahan Sesuai kebutuhan

binatang Pemusnah

pembawa vektor dan

penyakit Binatang

Pembawa

penyakit (untuk
hewan/binatang

berkoordinasi

dengan lintas

sektor terkait)

lingkungan Alat dan bahan Sesuai kebutuhan


pelaksanaan kebersihan
lingkungan

13. penanganan jenazah Petugas a. Bahan pemulasaran Sesuai kebutuhan


Pemulasaran jenazah sesuai
terlatih pedoman yang berlaku

b. APD petugas

Petugas a. APD petugas Sesuai kebutuhan


Pemakaman

14. Komunikasi Risiko Petugas e. Transport petugas Sesuai dengan standar


kesehatan biaya yang berlaku
(Transport daerah
terlatih
sulit/ sewa
kendaraan)
f. Uang harian
g. Akomodasi
h.Logistik bagi
petugas (APD)
Populasi Media KIE termasuk Sesuai kebutuhan
berisiko

Komunikasi massa
melalui iklan layanan
masyarakat

15. Upaya Petugas - Media KIE Sesuai kebutuhan


penanggulangan lainnya Kesehatan
- Logistik, sarana/
prasarana yang
terkait dengan
kegiatan Karantina

Keterangan :
a) Lama pelaksanaan penyelidikan epidemiologi tergantung pada
jenis penyakit, luas dan lokasi kejadian KLB
b) Jenis bahan dan alat pengambilan serta tempat penyimpanan
spesimen/sampel kasus, kontak dan lingkungan tergantung dari
jenis KLB
c) Pengiriman spesimen/sampel KLB ke laboratorium rujukan.
2.2Anggaran
2.3 Askep Kejadian Luar Biasa (KLB)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan 

3.2 Saran

           Demikian materi yang kami paparkan, Penyusun mengetahui bahwa makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan. Agar
makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami di kemudian hari.
Sekali lagi kami tunggu saran dan kritiknya. tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai