Anda di halaman 1dari 3

Assalamu'alaikum Wr.

Wb

Alhamdulillah hirabbil alamin, assalatuwassalamu’ala asrafil anbiyai walmursalin sayyidina


muhammadin wa’ala alihi washohbihi ajma’in.amma ba’du.

Marilah kita memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT. Karena Dia telah
memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar yaitu umur yang panjang, kesehatan yang
baik, dan kesempatan yang luang sehingga kita semua bisa berkumpul di ruangan yang insha
allah penuh barakah ini. amin ya rabbal alamin. Tak lupa pula kita haturkan shalawat dan salam
kepada baginda Nabi Muhammad saw.

Menumbuhkan sifat sabar tentu bukanlah hal yang mudah, selain kita harus menguasai hawa
nafsu kita, kita pun harus menguasai pikiran dan jiwa kita. Mengingat pentingnya kesabaran bagi
seorang muslim, pada kesempatan kali ini izinkanlah saya untuk menyampaikan ceramah tentang
cara menumbuhkembangkan sifat sabar di dalam diri.

Seorang muslim harus memiliki ahlak kenabian, yaitu akhlakul karimah. Selama kita tidak
mempunyai budi pekerti yang baik, maka belumlah dikatakan beriman. Salah satu dari sekian
banyak akhlakul karimah adalah sabar. Karena sabar adalah ciri orang yang mukmin.

Sabar merupakan kekuatan dan daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban.
Di samping itu, sabar adalah suatu kekuatan yang mampu menghalangi seseorang dalam
melakukan kemaksiatan.

Rasulullah saw. bersabda, "Sabar adalah cahaya," artinya bahwa kesabaran itu merupakan
hidayah yang datang dari Allah. Yakni sebuah penerang yang membimbing seseorang untuk
dapat mengenal Tuhan dan rasulNya, serta mengetahui maupun mengamalkan ajaran-ajaranNya,
perintah-perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Oleh karena itu seseorang yang tetap
tegak bertahan sehingga dapat menundukan dorongan hawa nafsu secara terus menerus, maka ia
termasuk orang yang sabar.

Sayidina Ali bin Abu Thaiib pernah berpesan, "Seseorang tidak boleh takut kecuali kepada
dosanya, tidak boleh berharap kecuali kepada Tuhannya. Jika belajar tidak boleh malu
seandainya ia tidak tahu. Tidak boleh malu menyatakan "aku tidak bisa". Dan ketahuilah bahwa
sabar dalam menghadapi segala masalah seperti kepala di badan, lalu jika kepala itu terlepas dari
badannya, maka rusaklah badan tersebut. Demikian juga jika sabar lepas dari suatu urusan, maka
rusaklah urusan itu."

Untuk mengukur sejauh mana kadar keimanan dan kesabaran seseorang, maka Allah lalu
melimpahkan suatu ujian. Hanya saja ujian tersebut ada yang ringan dan ada yang berat.

Ujian atau cobaan itu adakalanya berupa kenikmatan, misalnya harta benda, jabatan dan
sebagainya. Ada pula dalam bentuk yang tidak menyenangkan, seperti musibah dan penderitaan.
Terhadap ujian itu, baik yang mengandung kenikmatan atau musibah, maka sifat sabar adalah
sesuatu yang dapat menjadikan penawar. Sabar akan memancarkan sinar yang memelihara
seseorang sehingga ia tidak jatuh kepada kekufuran. Sebab banyak kasus, orang yang ditimpa
musibah kemudian imannya menjadi lemah lalu kufur (murtad). Karena itulah, sebagai seorang
muslim kita wajib meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan dari Allah. Marilah kita hadapi
semua itu dengan tenang dan sabar. Dalam masalah ini, menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan
Maha Rahman akan dapat menumbuhkan sifat sabar di dalam hati. Tanamkan suatu keyakinan
bahwa Allah yang memberi ujian kepada kita dan Allah juga yang memberi Rahmat. Setiap
kesulitan dan cobaan hidup, apapun bentuknya, adalah datang dari Allah. Sekali-kali manusia
tidak dapat menolak dan tidak pula dapat memaksa agar Allah memberi rahmatNya.

Dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa Allah berfirman:

ِ ‫قُل من َذا الَّ ِذي يع‬


ً‫ص ُم ُك ْم ِم َن اللَّ ِه إِ ْن أ ََر َاد بِ ُك ْم ُسوءًا أ َْو أ ََر َاد بِ ُك ْم َرمْح َة‬ َْ َْ ْ
ِ َ‫ون اللَّ ِه ولِيًّا واَل ن‬
‫ص ًريا‬ ِ ‫واَل جَيِ ُدو َن هَل م ِمن د‬
َ َ ُ ْ ُْ َ
Artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana
atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi
mereka pelindung dan penolong selain Allah. (Al-Ahzab ayat 17)

Orang yang mampu belajar dalam menghadapi ujian atau cobaan, maka derajat kemuliaanya
akan ditinggikan oleh Allah. Sabar yang dimaksudkan ialah bertahan pada iman dan tidak
mengeluh dalam merasakan cobaan yang tidak menyenangkan itu.

Jika cobaan atau ujian hidup dihadapi dengan sabar, ikhlas, tidak berkeluh kesah, tetapi
berikhtiar mencari jalan pemecahannya secara baik, maka Allah pasti memudahkan bagi kita
dalam urusan ini. Disamping dapat memcahkan masalah yang kita hadapi, tentu Allah akan
memudahkan bagi kita terhadap masalah hisab. Allah akan memberi pahala, memberkati
kehidupan sehingga timbangan amal pahala kita lebih berat dibanding dengan dosa kita. Jadi jika
seseorang itu mampu menghadapi ujian dengan sabar dan ikhlas, maka ia termasuk orang yang
tulus dalam menempuh ujian itu. Jika tidak sabar, berarti ia gagal dan masuk dalam golongan
orang yang berputus asa.

Banyak orang beranggapan bahwa kesabaran itu berarti merendahkan diri dan menyerahkan
kepada keadaan begitu saja. Kesabaran berarti membiarkan diri hanyut dalam kondisi atau
menghentikan usaha tanpa berusaha mencari jalan keluarnya, tanpa mau memperbaiki dan
melakukan usaha.

Sebenarnya anggapan seperti itu tidaklah benar. Sabar yang dimaksud oleh agama adalah Ikhlas
dalam menghadapi cobaan atau ujian dengan cara baik, berusaha mencari jalan keluar yaitu
ihktiar, dan tetap bertahan untuk teguh dalam iman serta tidak berkurang amal shalih yang
dijalankan.
Demikianlah akhlakul karimah berupa kesabaran yang harus kita tanamkan dalam jiwa ini. Agar
kita melatihnya setiap saat dalam pergaulan sehari-hari. Jika kita menjadi orang yang sabar,
Insya Allah akan disukai orang lain di tengah-tengah masyarakat.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini. Jika ada kesalahan, maka hal itu
karena khilaf dan kebenaran hanya milik Allah swt semata. Mohon maaf atas segala
kekuarangnya.
Bilahit taufiq wal hidayah. wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.

Anda mungkin juga menyukai