Anda di halaman 1dari 2

Pelajaran dari Surat Al-Baqarah ayat

155 – 157
January 6, Posted by admin under Tafsir, Tilawah No Comments
2014

Bismillaahirrahmaanirrahiim

“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, ‘innalillaahi wa innaa
ilaihi raaji’uun’”

“Mereka itulah yang mendapat berkah yang sempurnah dan rahmat dari TUHAN mereka dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 2 : 155-157)

Salah satu kehendak ALLAH terhadap makhluk-NYA ialah ALLAH akan menguji mereka terhadap
keimanan mereka. Di antara bentuk ujian ini sebagaimana disebutkan dalam ayat ke-155 dari
surat Al-Baqarahdi atas adalah sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan.

ALLAH menguji hambanya dengan sedikit ketakutan. Takut merupakan perasaan yang terselip
dalam dada anak manusia. Takut dapat berasal dari bisikan syaithan yang membuat seseorang
menjadi cemas atau khawatir terhadap sesuatu baik itu terhadap hal ghaib maupun terhadap
masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup. Misalnya takut akan syaithan sebagaimana
digambarkan dalam tayangan televisi, takut akan musuh atau lawan dalam peperangan, takut
terhadap seseorang yang dianggap membahayakan seperti penguasa yang dzalim. Takut terhadap
syaithan ataupun gangguan yang menyelusup dalam relung dada obatnya adalah mengingat
ALLAH dan memohon pada-NYA untuk dijauhkan dari bisikan atau gangguan syaithan.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaithan maka berlindunglah kepada ALLAH.”
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syaithan, mereka
ingat kepada ALLAH, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. 7 : 200-
201)

“Dan katakanlah : Ya TUHANku aku berlindung kepada ENGKAU dari bisikan-bisikan syaithan. Dan
aku berlindung (pula) kepada ENGKAU ya TUHANku dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. 23 :
97-98)

“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan diri
kepafanya dan dia menutup pintu seraya berkata, ‘Marilah ke sini’. Yusuf berkata, ‘Aku berlindung
kepada ALLAH, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.’ Sesungguhnya orang-
orang yang dzalim tiada akan beruntung.” (QS. 12 : 23)
<="" center=""
style="margin: 0px; padding: 0px; border: none; vertical-align: bottom; height: auto; max-width:
100%;">
ALLAH akan menguji hamba-NYA dengan kelaparan. Salah satu bentuk ujian yang diberikan ALLAH
terhadap keimanan hambanya adalah ujian akan kelaparan. Kelaparan dapat terjadi pada
keadaan-keadaan sulit seperti bencana alam dan peperangan. Kelaparan yang sangat dekat
dengan kemiskinan juga dapat menjadi pintu ujian keimanan seseorang sebagaimana Rasulullah
SAW pernah berkata, “Kefakiran itu sangat dekat pintunya dengan berbuat keji.”
Seseorang yang kelaparan baik dalam peperangan, bencana alam atau kemiskinan apabila tidak
kukuh imannya akan mudah tergoda untuk melakukan perbuatan keji seperti mencuri dan
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan makanan termasuk membunuh sebagaimana yang
terjadi pada kisah Habil dan Qabil, dua orang anak nabi Adam a.s yang saling membunuh karena
berebut makanan dan perempuan.

ALLAH akan menguji hamba-NYA dengan kekurangan harta. Harta adalah salah satu yang menjadi
sumber perselisihan karena dianggap merupakan jaminan kehidupan untuk hidup dalam
kesenangan. Seseorang yang diuji ALLAH dengan kekurangan harta apabila tidak kukuh imannya
akan semakin menjaga hartanya, enggan dan tidak mau mengeluarkan sebagian hartanya di jalan
ALLAH (infak, sedekah dan zakat), dan semakin ia akan merasa kekurangan dan putus asa akan
harta yang dipunyainya. Orang sedemikian jauh dari rasa syukur dan jauh pula dari berkah ALLAH
terhadap harta yang dimilikinya.

ALLAH menguji hamba-NYA dengan kehilangan jiwa, yaitu kehilangan karib, sahabat atau keluarga
yang disayangi dalam hidupnya.

ALLAH akan menguji hamba-NYA dengan buah-buahan. Yang dimaksud dengan buah-buahan di
sini adalah kebun atau sawah ladang yang atas kehendak ALLAH dapat mengalami gagal panen
atau rusak karena hama dan binatang buas. Pada keadaan demikian seseorang yang kurag kukuh
imannya dapat berputus asa dari rahmat ALLAH sehingga dapat terjebak pada perbuatan syirik
dengan mengadakan acara-acara khusus untuk menjamin berhasilnya panen kebun atau sawah
ladang mereka. Padahal tiada penjamin yang lebih KUASA dan benar janjinya selain ALLAH Ta’ala.

Wallaahu ‘alam bish shawab.

Anda mungkin juga menyukai