Anda di halaman 1dari 19

1

KEPERAWATAN GERONTIK

DI BUAT OLEH :

NAMA NPM
PUTRI ELTA RIKUMAHU 12114201180003
GILBERT JOSE TOMASOA 12114201180028
ELISABETH TAHAPARY 12114201180156
CHARLOTTA LIVIA HARMUSIAL 12114201180101
KELFIN Y. TUAEWA 12114201180111
CHRISTY N. SOUKOTTA 12114201180212
SALOMI HATULELY 12114201180035
AGNES LAY 12114201180162
FRISILIA MAMULY 1211420118
GERALDA LATUPAPUA 1211420118
OKTOVIN RIRY 12114201180224

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini di buat guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik yang
membahas tentang “ ASUHAN KEPERAWATAN DEMENSIA ”
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadiri bahwa tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu penulis mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Keperawatan
Gerontik , yang penulis harapkan sebagai bahan koreksi untuk penulis.

Ambon, 5 Mei 2021

Penulis
Kelompok II
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Demensia
b. Gejala – Gejala Demensia
c. Faktor Penyebab Demensia
d. Jenis – Jenis Demensia
e. Pathway
f. Askep

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai dampak yang
membahayakan bagi fungsi kognitif lansia. Demensia adalahkeadaan ketika seseorang
mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu
aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008). Kriteria demensia yaitu kehilangan
kemampuan intelektual, termasuk daya ingatyang cukup berat, sehingga dapat
mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan (Santoso&Ismail, 2009).
Prevalensi demensia terhitung mencapai 35,6 juta jiwa di dunia. Angka kejadian ini
diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap 20 tahun, yaitu 65,7 juta pada tahun
2030 dan 115,4 juta pada tahun 2050 (Alzheimer’s Disease International, 2009).
Peningkatan prevalensi demensia mengikuti peingkatan populasi lanjut usia (lansia).
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan prevalensi demensia setiap
20 tahun.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami demensia?

C. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami demensia
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEMENSIA

Demensia adalah sindrom penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi

di kemudian hari sebagai akibat neurodegenarif dan proses serebrosvaskuler (Killin,

2016). Demensia merupakan penyakit degeneratif yang sering menyerang pada orang

yang berusia diatas 60 tahun. Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel otak dimana

sistem saraf tidak lagi bisa membawa informasi ke dalam otak, sehingga membuat

kemunduran pada daya ingat, keterampilan secara progresif, gangguan emosi, dan

perubahan perilaku, penderita demensia sering menunjukkan gangguan perilaku

harian (Pieter and Janiwarti, 2011). Demensia adalah kondisi dimana hilangnya

kemampuan intelektual yang menghalangi hubungan sosial dan fungsi dalam

kehidupan sehari-hari. Demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang

normal dan bukan sesuatu yang pasti akan terjadi dalam kehidupan mendatang,

demensia dapat juga di sebabkan pleh bermacam- macam kelainan otak. Hampir 55%

penderita demensia disebabkan oleh Alzheimer, 25- 35% karena strokedan 10-15%

karena penyebab lain, banyak demensia yang diobati meskipun sangat sedikit darinya

yang dapat disembuhkan (Asrori dan putri, 2014).

B. GEJALA-GEJALA DEMENSIA

Menurut Pieter et al (2011), menyebutkan ada beberapa gejala antara lain :

Gejala awal yang dialami demensia adalah kemunduran fungsi kognitif ringan,

kemudian terjadi kemunduran dalam mempelajari hal-hal yang baru, menurunya

ingatan terhadap peristiwa jangka pendek, kesulitan menemukan kata-kata yang tepat

untuk diucapkan. Pada tahap lanjut, gejala yang diamali demensia antara lain sulit

mengenali benda, tidak dapat bertindak sesuai dengan berancana, tidak bisa

mengenakan pakaian sendiri, tidak bisa memperkirakan jarak dan sulit


6

mengordinasinakan anggota tubuh. Gejala demensia selanjutnya yang muncul

biasanya berupa depresi yang dialami pada lansia, dimana orang yang mengalami

demensia sering kali menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi

seperti ini dapat saja di ikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan

memperparah kondisi lansia. Pada saat ini mungkin saja lansia menjadi sangat

ketakutan bahkan hingga berhalusinasi. Disinilah peran keluarga sangat penting untuk

proses penyembuhan, kerena lansia yang demensia memerlukan perhatian lebih dari

keluarganya.

C. FAKTOR PENYEBAB DEMENSIA

1. Penyakit alzheimer

Penyebab utama penyakit demensia adalah penyakit alzheimer.

Demensia 50% di sebabkan oleh penyakit alzheimer, 20% disebabkan

gangguan pembulu otak, dan sekitar 20% gabungan keduannya serta sekitar

10% disebabkan faktor lain. Penyebab alzheimer tidak diketahui pasti

penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan faktor genetik, penyakit

alzheimer ini ditemukan dalam beberapa keluarga gen tententu.

2. Serangan Stroke

Penyebab kedua demensia adalah serangan stoke yang terjadi secara

ulang. Stroke ringan dapat mengakibatkan kelemahan dan secara bertahap

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak akibat tersumbatkan aliran

darah (infark). Demensia multiinfark serasal dari beberapa stoke ringan,

sebagian besar penderita stoke memliki tekanan darah tinggi (hipertensi) yang

menyebabkan kerusakan pembulu darah pada otak.

3. Serangan lainnya

Serangan lainnya dari demensia adalah demensia yang terjadi akibat

pencederaan pada otak (cardiac arrest), penyakit parkison, AIDS, dan


7

hidrocefalus.

D. JENIS – JENIS DEMENSIA

1. Demensia tipe alzheimer

Demensia alzheimer adalah salah satu bentuk demensia akibat degerasi otak yang sering

ditemukan dan paling ditakuti. Demensia alzheimer, biasanya diderita oleh pasien usia

lanjut dan merupakan penyakit yang tidak hanya menggerogoti daya pikir dan kemampuan

aktivitas penderita, namun juga menimbulkan beban bagi keluarga yang merawatnya.

Demensia alzheimer merupakan keadaan klinis seseorang yang mengalami kemunduran

fungsi intelektual dan emosional secara progresif sehingga mengganggu kegiatan sosial

sehari-hari. Gejalanya dimulai dengan gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan

pekerjaan, sulit berfikir abstrak, salah meletakkan barang, perubahan inisiatif, tingkah laku,

dan kepribadian.

2. Demensia vaskuler

Demensia vaskuler merupakan jenis demensia terbanyak kedua setelah

demensia Alzheimer. Angka kejadian pada demensia vaskuler tidak beda jauh

dengan kejadian demensia alzheimer sekitar 47% dari populasi demensia

keseluruhan. Demensia alzheimer 48% dan demensia oleh penyebab lain 5%.

Kejadian vaskuler pada populasi usia <65 tahun sekitar 1,2-4,2%, dan pada

kelompok usia >65 tahun menunjukkan angkat kejadian 0,7%, dan 8,1% pada

kelompok usia diatas 90 tahun.


E. PATHWAY

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus 1:

Tn. M berusia 90 tahun, masih bisa melakukan tindakan dengan mandiri misalnya: mandi,
kontinen, kekamar kecil, berpakaian dan mobilisasi. Sedangkan makan kadang-kadang klien
harus di bantu orang lain. Ke Gereja di bantu oleh petugas panti werdha. Sudah lupa
mengenai lingkungan tempat tinggalnya dulu. Tn. M tidak ingat keluarganya lagi. Datang ke
Panti dibawa oleh tukang becak tanpa Kartu Identitas. Tn. M tidak mampu mengungkapkan
status kesehatannya secara verbal, dari segi fisik mengalami kyphosis. Tn. M tidak dapat
menceritakan dengan jelas riwayat psikososialnya. Terlihat bingung saat dilakukan
pengkajian, dan jawaban yang diberikan klien tidak cocok dengan pertanyaan yang diberikan.
Pada pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examinantion) dapat dilihat bahwa Tn. M tidak
mampu menyebutkan tahun, bulan, tanggal, hari serta musim, serta Tn. M hanya mampu
menyebutkan tempat dan wisma yang sekarang beliau tempati. Dalam menyebutkan 3 objek,
Tn. Mampu menyebutkan kembali. Tn. M tidak mampu dalam berhitung atau menyebutkan
bacaan terbalik. Tn. M juga tidak mampu mengulang kembali 3 objek yang disebutkantadi.
Dalam aspek bahasa, Tn. M belum mampu menyebutkan 2 benda di atas meja sehingga
didapatkan nilai 14 dengan gangguan kognitif berat.

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Klien

Nama : Tn. M.

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem


1. DS : Proses penuaan Hambatan memori

 Tn.M Mengatakan bahwa ia


tidak dapat menggingat
lingkungannya
 Tn. M juga mengatakan bahwa
ia tidak ingat dengan
keluarganya

DO :

 Pada saat melakukan


pengkajian Tn. M tidak dapat
menceritakan dengan jelas
riwayat psikososialnya
 Tn. M tampak bingung dan
jawaban yang di berikan Tn.
M tidak cocok dengan
pertanyaan yang di berikan
2. DS : Gangguan fungsi Defisiensi
kognitif pengetahuan
 Tn. M tidak mampu
mengungkapkan status
kesehatannya secara verbal

DO :

 dapat dilihat bahwa Tn. M


tidak mampu menyebutkan
tahun, bulan, tanggal, hari
serta musim, serta Tn. M
hanya mampu menyebutkan
tempat dan wisma yang
sekarang beliau tempati.
 Tn. M tidak mampu dalam
berhitung atau menyebutkan
bacaan terbalik
 Dalam aspek bahasa Tn. M
belum mampu menyebutkan 2
benda yang di atas meja.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan analisa data diatas diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Hambatan memori berhubungan dengan proses penuaan
2. Defisiesin pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis

5 4 0013 Hambatan memori berhubungan dengan


2 proses penuaan

Lanisa

0012 Defisien pengetahuan berhubungan


5 4
6 dengan gangguan fungsi kognitif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Umur : No. Dokumen RM :


Ruang : Kelas : Tanggal :

Data pendukung Diagnosa keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi Rasional
DS : 0013 Hambatan 0901 Level Primer : 6460 Level Primer : - Menegetahui
 Tn.M 2 memori 1. Orientasi 1. Manajemen kondisi kongnitif
Mengatakan
bahwa ia berhubungan kognitif Demensia pasien
tidak dapat dengan proses
- Mampu - Siapkan untuk - Mengajarkan
menggingat penuaan
lingkunganny mengidentifikasi berinteraksi dengan pasien mengingat
a diri menggunakan aktivitas yang
 Tn. M juga
mengatakan sendiri,orang- kontak mata dan dilakukan
bahwa ia orang,waktu,tem sentuhan yang - Membantu pasien
tidak ingat
dengan pat peristwa sesuai dalam memenuhi
keluarganya - Perkenalkan diri aktivitas dasarnya
DO : saat memulai kontak
 Pada saat - Bicara dengan suara
melakukan
pengkajian jelas,rendah hangat,
Tn. M tidak nada menghormati
dapat
menceritakan - Berikan isyarat
dengan jelas /petunjuk seperti
riwayat peristiwa saat
psikososialny
ini,lokasi, nama-
a
 Tn. M nama untuk
tampak membantu orientasi.
bingung dan
0907 Level Sekunder : 4720 Level Sekunder : - Mengajarkan
jawaban yang
di berikan Tn. 1. Memproses 1. Stimulasi kognisi
M tidak
informasi - Orientasikan
cocok dengan
pertanyaan - Mampu klien terhadap
yang di
memahami waktu,tempat
berikan
kalimat dan orang
paragraph - Rangsang
dan pesan. memori dengan
mengulang
pemikiran
terakhir klien
Gunakan televise ,radio
atau music sebagai
bagian dari stimulasi
program yang terencana
Level Tersier : - Membantu
1. Terapi proses
reminiscence pemulihan
- Pilih seting yang kongnitif pasien
nyaman. - Mengetahui
- Tentukan perkembangan
metode pasien
reminiscence - Mengertahui
yang paling tingkat kongnitif
efektif untuk pasien
dilakukan - Mengetahui
(misalnya respon pasien
aurograph yang pada
terekam,buku kongnitifnya
untuk - Memberi
menulis,diskusi apresiasi kepada
terbuka dan pasien ager
bercerita) pasien selalu
- Gunakan alat mengingan
peraga aktivitasnya
(misalnya music
untuk
pendengaran,fot
o album untuk
visual) yang
diarahkan pada
lima indra untuk
menstimulasi
ingatan.
- Dukung ekspresi
verbal terkait
dengan perasaan
positif dan
negative
mengenai
kejadian Masa
lalu.
- Beri
dukungan,pengu
atan dan empati

DS : Defisien
 Tn. M tidak 00126 pengetahuan
mampu berhubungan
mengungkap dengan
gangguan
kan status
fungsi kognitif
kesehatanny
a secara
verbal
DO :
 dapat dilihat
bahwa Tn.
M tidak
mampu
menyebutka
n tahun,
bulan,
tanggal, hari
serta musim,
serta Tn. M
hanya
mampu
menyebutka
n tempat dan
wisma yang
sekarang
beliau
tempati.
 Tn. M tidak
mampu
dalam
berhitung
atau
menyebutka
n bacaan
terbalik
 Dalam aspek
bahasa Tn.
M belum
mampu
menyebutka
n 2 benda
yang di atas
meja.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Umur : No. Dokumen RM :


Ruang : Kelas : Tanggal :

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Ja Diagnosa
Implementasi Respon TTD
m Keperawatan
LEMBAR EVALUASI
Nama : Umur : No. Dokumen RM :
Ruang : Kelas : Tanggal:

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Evaluasi TTD


m Keperawatan

E. EVALUASI KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai