PRODI: TIO 1 2019 PRODI: TIO 1 2019 Prak. Komunikasi dan Etika Profesi Prak. Komunikasi dan Etika Profesi
BISNIS ONLINE SHOP
Kring…kringg (bunyi Telepon) Deanisa: “Assalamualaikum alifia” Alifia: “walaikumsalam deanisa” Deanisa: “fi selama ppkm kamu sibuk apa?” Alifia: “jujur ya aku tuh selama ppkm kegiatannya cuman kuliah, makan, tidur, pokoknya aktifitas di rumah aja ga ada kegiatan lain. Kalo kamu sibuk apa?” Deanisa: “ihhh sama banget fi, cuman aku punya ide fi biar kita tetep sibuk dirumah aja tapi bermanfaat banget” Alifia: “apa tuh de kalo boleh tau” Deanisa: “jadi aku pengen ngajak kamu bisnis, bisnis kecil-kecilan aja dulu” Alifia: “bisnis kecil-kecilannya apa tuh de?” Deanisa: “hmm semacam kita buka online shop karena kan lagi ppkm gini orang pasti bakalan nyari serba online ga mungkin mereka keluar rumah kan hihi” Alifia: “ihhh boleh banget, tapi kita jualan apa ya? Makanan atau produk?” Deanisa: “kita jualan produk aja fi semacam jilbab, sekarang kan lagi jamannya jilbab prisket tuh kita bisa jual itu” Alifia: “kalo menurut ku kalo kita jualan jilbab prisket itu kan musiman ya kaya lagi jaman sekarang trending nya jilbab prisket. Nah kedepannya kita ga tau bakal laku lagi atau ga lagipula jilbab prisket banyak yang jual. Aku punya ide, gimana kita jual kaya produk body scrub, skincare dll. kita ambil aja dari penjual nah kita ambil harga resellernya deh kan pastinya kita untung tuh.” Deanisa: “tapi ya fi, kalo menurut aku kalo kita jual produk kaya skincare itu tuh yang pertama kita harus tau tanggal kadaluarsanya dia, terus produk tersebut asli atau ga, belum lagi kita harus mencoba produk terlebih dahulu karna jangan sampai produk yang kita jual dapat merusak kulit pelanggan” Alifia: “betul sih de, tapi kita bisa menjadi reseller di produk-produk yang sudah teruji dipasaran dan sudah ada bpomnya, karena menurut aku skincare dijaman sekarang menjadi kebutuhan untuk para remaja maupun orang dewasa.” Deanisa: “tapi fi kenapa kita gk mencoba menjual produk yang pasarnya tidak pernah mati dan sudah terbukti tidak musiman .” Alifia: “dee melihat kondisi yang sekarang menurut aku kita harus bisa membaca kondisi pasar, dimana perkembangan skincare ini sangat pesat, dilihat dari sudah banyaknya orang orang yang mengkampanyekan untuk merawat tubuh dan para beauty vlogger yang gencar mereview produk -produk kecantikan terutama skincare, ini yang membuat pasar dari skincare sedang terbuka lebar. Deanisa: “sebenarnya yang harus kita liat bukan hanya pasar yang sedang terbuka karena kalau melihat dari pasarnya saja, pasar hijab tidak pernah surut walau banyak kompetitornya. Karena melihat dari pertumbuhan hijaber yang semakin tinggi, ini mengakibatkan pasar hijab tidak pernah mati dimakan jaman. Alifia: “bener sih de, Cuma kita harus memanfaatkan minat pasar, yang sekarang terdapat pada produk-produk skincare terutama produk yang memiliki BPOM , tidak mengandung bahan berbahaya dan ampuh untuk merawat kulit. ” Deanisa: “okeh fi sekarang gini, skincare yang memiliki BPOM, bebas dari bahan berbahaya dan ampuh untuk merawat kulit memiliki harga yang cukup tinggi, pasar yang bisa kita jangkau adalah pasar menengah dan pasar atas saja, berbeda dengan jilbab yang kita buat, kita bisa menjangkau berbagai kalangan dari kalangan bawah, menengah dan atas, kita bisa memvariasikan jilbab dengan berbagai harga nah sasaran pasar pun lebih luas.” Alifia: “sebenarnya skincare dijaman sekarang banyak yang memiliki kriteria tadi dengan harga yang lebih murah de, contohnya masker wajah, lipcare, toner yang sekiranya kita bisa jual di harga 20rban. Deanisa: “tapi fi balik lagi kulit berbeda disetiap orangnya, jika menjual skincare dan kita tidak paham betul tentang kandungan atau dampak- dampak dari kandungan produk yang kita jual, ini sangat berisiko bagi konsumen kita, berbeda dengan jilbab yang kita jual, konsumen akan membeli sesuai model yang mereka suka dan tidak berisiko untuk dirinya jika memang tidak cocok” Alifia: “okehdeh dari semua pertimbangan yang ada dan ini merupakan usaha pertama kita, bolehlah kita sepakati untuk menjual jilbab” Deanisa: “nah gitu dong fi jadi keputusannya jualan jilbab yaa? .” Alifia: “iya iya setuju jualan jilbab ” Deanisa: “okeh mantap hehe, kita jadinya mau produksi sendiri kan ? “ Alifia: “menurut aku untuk Langkah pertama kita bisa jadi reseller terlebih dahulu , karena apa melihat kondisi sekarang yang untuk keluar saja sulit, kalau kita memproduksi sendiri, untuk survey bahan dan konveksi sedikit sulit” Deanisa: “menurut ku dijaman online seperti semua bisa mudah, untuk mencari bahan kita bisa survey di took online dan konveksi kita bisa nanya-nanya disekitar rumah, karena menurut ku produksi sendiri bisa memberikan keuntungan yang lebih maksimal .” Alifia: “bener de keuntungan memang lebih maksimal tapi yang harus dipikirkan adalah modal yang pasti kita keluarkan lebih besar karena bisa saja barang yang kita produksi ada cacat dan kita harus membuat sampel terlebih dahulu untuk yakin menjual barang tersebut, berbeda dengan kita menjadi reseller barang yang dijual sudah fixed karena bukan barang yang baru diproduksi dan kita tidak akan mendapat produk cacat.” Deanisa: “ memang kemunkinan yang kamu sebutkan benar tapi kalau menjual produk sendiri dan memasarkannya bisa menjadi motivasi kita untuk tidak hanya mencari keuntungan namun juga bersikap kreatif agar produk yang kita jual ada hal baru dan inovatif dipasaran.” Alifia: “mengingat modal kita yang masih minim menurutku kita coba menjadi reseller terlebih dahulu nah jika kita sudah mengetahui ritme penjualan dan minat pasar kita baru mencoba memproduksi sendiri, tapi untuk sekarang tidak bijak jika kita diusaha pertama langsung ingin sesuai dengan idealis kita.” Deanisa: “bener juga ya fi, baiklah kita coba jd reseller terlebih dahulu sambil mempelajari pasar hijab” Alifia: “nah iyaa de kita coba turunin idealis kita sambil mempelajari ritme dan minat pasar seperti apa” Deanisa: “ berarti kita harus mulai mencari informasi informasi mengenai distributor yang bagus dan jilbabnya kekinian fi Alifia: “iya de bener, tante ku sebenarnya dia reseller jilbab juga nah usahanya udh berjalan hampir 2 tahun fi, mungkin kita bisa cari informasi ke tanteku ” Deanisa: “boleh tuh fi, bisa jadi salah satu pilihan kita untuk referensi distributor jilbab.” Alifia: “iyaa de, bagaimana besok kamu kerumah aku untuk sama-sama mencari informasi tentang referensi distributor hijab.” Deanisa: “okehdeh fi besok aku kerumah kamu sekitar pukul 2 siang” Alifia: “oke deh de, aku tunggu dirumah aku yaa” Deanisa: “iya fi, sampai bertemu besok, aku tutup ya teleponnya, assalammualaikum ” Alifia: “waalaikumussalam”