Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN DASAR

MUKADIMAH

Tanah subur Nusantara merupakan karunia Tuhan yang Maha Esa dan
berkah bagi tiap anak bangsa, maka diperlukan penyelenggaraan,
pemberdayaan serta pemanfaaatan yang bijak sesuai dengan kepentingan
negara.

Dalam rangka pendayagunaan yang berkelanjutan dan bermanfaat, maka


perlu perwujudan tata cara dan tindak tanduk pengelolaan yang tepat
sehingga hasil yang didapat tetap mendukung Usaha Tani tepat guna dan
modern, pula menjaga alam tetap lestari, sehingga kemakmuran
masyarakat dapat terwujud.

Berdasarkan kesepahaman di atas, maka para pemangku kepentingan


dalam Usaha Tani Tanaman Porang, bersepakat untuk berhimpun dalam
wadah yang bernama Perhimpunan Komoditas Porang Indonesia
(PERKOPARI).

Untuk membangun perkumpulan yang professional, diperlukan Anggaran


Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB I
KETENTUAN UMUM

PASAL 1
DEFINISI
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan :
a. Perhimpunan Komoditas Porang Indonesia (PERKOPARI) adalah
wadah para pelaku usaha tani komoditas Porang yang berwilayah di
Republik Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan anggota dan
sebagai mitra Pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya, yang
dalam kegiatannya bersifat nirlaba, dan memilliki Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga yang didasarkan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Pelaku Usaha adalah setiap pelaku usaha yang berikaitan dengan
Usaha Tani Komoditas Porang, yakni Petani, Kelompok Tani, Koperasi
Petani, Korporasi Petani, Penyedia Bibit dan Benih, Penyedia Pupuk,
Pengelola Bahan Baku, Eksportir dan Pengangkutan.
c. Usaha Tani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian, mulai dari
sarana produksi, produksi/budi daya, penanganan pascapanen,
pengolahan, pemasaran hasil, dan/atau jasa penunjang yang
berkaitan dengan Komoditas Pertanian Tanaman Porang.
d. Anggota biasa, disingkat AB, adalah para Pelaku Usaha Tani
Komoditas Porang yang memiliki izin dan telah memenuhi kewajiban
PERKOPARI.
e. Anggota Luar Biasa, disingkat ALB, adalah pihak lain di bidang yang
terkait kepentingan dengan Pelaku Usaha Tani Komoditas Porang yang
telah memenuhi kewajiban PERKOPARI.

BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA DAN WAKTU

PASAL 2
NAMA
(1) Perkumpulan ini bernama Perhimpunan Komoditas Porang Indonesia
disingkat PERKOPARI dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan
The Association of Indonesian Porang Commodity.
(2) PERKOPARI pada tingkat nasional dijalankan oleh Dewan Pengurus
PERKOPARI disingkat DP PERKOPARI.
(3) PERKOPARI pada tingkat Proinsi dinamakan Komisariat Daerah
Perhimpunan Komoditas Porang Indonesia, disingkat KOMDA
PERKOPARI, disertai dengan nama provinsi yang bersangkutan.
(4) PERKOPARI pada tingkat daerah kabupaten/kota dinamakan
Perwakilan Komisariat Daerah Perhimpunan Komoditas Porang
Indonesia, disingkat Perwakilan KOMDA PERKOPARI, disertai dengan
nama kabupaten/kota yang bersangkutan.

PASAL 3
TEMPAT KEDUDUKAN
(1) PERKOPARI berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia
(2) KOMDA PERKOPARI berkedudukan di :
a. Ibukota provinsi yang bersangkutan, atau
b. Ibukota salah satu provinsi yang memiliki jumlah anggota
terbanyak, atau
c. Di salah satu pusat kegiatan ekonomi di provinsi yang
bersangkutan.
(3) Perwakilan KOMDA PERKOPARI berkedudukan di ibukota
kabupaten/kota yang besangkutan, atau di salah satu pusat kegiatan
ekonomi di kab/kota yang bersangkutan.

PASAL 4
DAERAH KERJA
(1) Daerah kerja PERKOPARI meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(2) Daerah kerja KOMDA PERKOPARI meliputi satu atau lebih wilayah
provinsi yang bersangkutan.
(3) Daerah kerja Perwakilan KOMDA PERKOPARI meliputi seluruh wilayah
kabupaten/kota yang bersangkutan.

PASAL 5
JANGKA WAKTU
PERKOPARI didirikan pada tanggal __________ untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan lamanya.

BAB III
AZAS, SIFAT, DAN TUJUAN

PASAL 6
AZAS
PERKOPARI berasaskan Pancasila dan berlandaskan UUD 1945 beserta
amandemennya.

PASAL 7
SIFAT
PERKOPARI dalam menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatannya
bersifat nirlaba, professional, memiliki kemandirian, serta menjunjung
tinggi etika organisasi yang baik.

PASAL 8
TUJUAN
PERKOPARI memiliki tujuan untuk melaksanakan pengembangan,
peningkatan dan memberikan perlindungan usaha bagi para anggotanya
berlandaskan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV
FUNGSI DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN
PASAL 9
FUNGSI

PERKOPARI sebagai PERKUMPULAN, merupakan mitra pemerintah dan


lembaga-lembaga yang berkepentingan yang berfungsi sebagai wadah dan
wahana komunikasi, informasi, konsultasi, fasilitasi dan advokasi,
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengusahaan komoditas porang
dalam rangka kegiatan usaha yang bertanggungjawab, akuntabel,
transparan dan professional.

PASAL 10
RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan PERKOPARI adalah memfasilitasi segala bentuk


kepentingan anggota pada tingkat lokal, nasional dan global yang
dituangkan dalam bentuk Garis Besar Kebijakan PERKOPARI serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V
KEANGGOTAAN
PASAL 11
KEANGGOTAAN
(1) Keanggotaan PERKOPARI terdiri dari :
a. Anggota Biasa (AB)
b. Anggota Luar Biasa (ALB)
(2) Persyaratan menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa diatur
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

PASAL 12
PENDAFTARAN DAN PENGESAHAN ANGGOTA
(1) Pendaftaran dilakukan melalui permohonan secara tertulis.
(2) Pengesahan keanggotaan dilakukan oleh Ketua Umum Dewan
Pengurus.
(3) Pendaftaran dan Pengesehan Keanggotaan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART).

PASAL 13
HAK ANGGOTA

(1) Anggota Biasa Mempunyai :


a. Hak suara, adalah hak mengambil keputusan
Munas/Munasus/Munaslub;
b. Hak bicara, adalah hak mengajukan usul, saran, pendapat dan
pertanyaan dalam Munas/Munasus/Munaslub dan perangkat
lainnya pada Asosiasi.
c. Hak dipilih, adalah hak untuk ikut pemilihan dalam forum
Munas/Munaslub;
d. Hak pelayanan, adalah hak untuk mendapatkan informasi,
bimbingan, bantuan, advokasi dan perlidungan Perhimpunan
dalam menjalankan usahanya;
e. Hak untuk duduk di kepengurusan PERKOPARI, yang diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga PERKOPARI.

(2) Angggota Luar Biasa mempunyai :


a. Hak bicara, adalah hak mengajukan usul, saran, pendapat, dan
mengajukan pertanyaan Munas/Munasus/Munaslub;
b. Hak pelayanan adalah hak untuk mendapatkan informasi,
bimbingan, bantuan advokasi dan perlindungan Asosiasi dalam
menjalankan usahanya.

PASAL 14
KEWAJIBAN ANGGOTA

Setiap Anggota berkewajiban :


a. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik PERKOPARI serta menaati
juga seluruh hasil keputusan Munas/Munasus/Munaslub juga
keputusan serta kebijakan lainnya dari PERKOPARI.
b. Membayar uang pangkal dan uang iuran anggota.
c. Berpartisipasi dan mendukung kegiatan PERKOPARI.

PASAL 15
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Keanggotaan dari anggota biasa dan luar biasa berakhir karena :
(1) Pemberhentian keanggotaan, dilakukan apabila :
a. Izin usaha anggota yang bersangkutan berakhir dan tidak
memperoleh perpanjangan izin usaha dari pemerintah,
b. Izin usaha anggota yang bersangkutan dicabut secara tetap oleh
pemerintah,
c. Anggota yang bersangkutan tidak memenuhi keputusan
Munas/Munaslub dan keputusan serta kebijakan PERKOPARI
lainnya,
d. Anggota yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti,
(2) Pemberhentian keanggotaan dilakukan oleh Dewan Pengurus.
(3) Bagi anggota yang keberatan diberhentikan sesuai ayat (1 )huruf c,
dapat mengajukan keberatan kepada Dewan Pengawas yang diatur
lebih lanjut dalam ART.

BAB VI
ORGANISASI

PASAL 16
PERANGKAT ORGANISASI
(1) Perangkat organisasi terdiri dari :
a. Musyarah Nasional (Munas), Musyawarah Nasional Khusus
(Munasus), Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub),
b. Dewan Pengawas,
c. Dewan Pengurus.
(2) Dewan pengawas dan Dewan Pengurus diangkat dan diberhentikan
oleh dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional yang tata
caranya diatur lebih lanjut dalan Anggaran Rumah Tangga.

PASAL 17
KELENGKAPAN ORGANISASI
(1) Kelengkapan organisasi dibentuk oleh Dewan Pengurus untuk
menunjang kelancaran kegiatan PERKOPARI.
(2) Kelengkapan organisasi terdiri dari :
a. Rapat-rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas,
b. Komisariat Daerah,
c. Dewan Penasehat,
d. Sekretariat.

PASAL 18
MUSYAWARAH NASIONAL
(1) Musyawarah Nasional disingkat Munas, adalah perangkat organisasi
yang mempunyai kekuasaan tertinggi .
a. Munas diselenggarakan satu kali dalam 5 (lima) tahun oleh Dewan
Pengurus dan pelaksanaannya paling cepat 2 (dua) bulan sebelum
dan paling lambat 2 (dua) bulan sesudah masa jabatan
kepengurusan Asosiasi berakhir.
b. Dewan Pengurus memberitahukan secara tertulis rencana
penyelenggaraan Munas selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum pelaksanaannya kepada seluruh peserta yang berhak
hadir sebagai peserta.
(2) Munas dihadiri oleh peserta dan peninjau.
(3) Peserta Munas terdiri atas :
a. Anggota Biasa,
b. Anggota Luar Biasa.
(4) Ketentuan mengenai peninjau Munas diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
(5) Hak Peserta Munas
a. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak suara, hak bicara dan hak
dipilih;
b. Anggota Luar Biasa mempunyai hak bicara.
(6) Kewajiban peserta Munas adalah mentaati dan melaksanakan semua
ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, tata tertib, dan
ketentuan-ketentuan lain mengenainpenyelenggaraan Munas.
(7) Munas mempunyai wewenang :
a. Memberikan penilaian dan membebaskan tanggung jawab atas
pertanggungjawaban Ketua Umum Dewan Pengurus dan Ketua
Dewan Pengawas atas pelaksanaan kegiatan Asosiasi dalam
periode masa baktinya;
b. Menetapkan dan mensahkan penyempurnaan atau perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c. Menetapkan Garis Besar Kebijakan dan Rencana Strategis;
d. Menetapkan Kriteria dan tata cara pemilihan Ketua Umum Dewan
Pengurus dan Ketua Dewan Pengawas;
e. Memilih dan mengangkat Ketua Umum Dewa Pengurus dan Ketua
Dewan Pengawas.
(8) Proses pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus dan Ketua Dewan
Pengawas sebagai berikut :
a. Diutamakan melalui musyawarah untuk mufakat.
b. Apabila tidak tercapai musyawarah untuk mufakat, Ketua Umum
Dewan Pengurus dan Ketua Dewan Pengawas dipilih secara
langsung dari dan oleh anggota biasa yang mempunyai mandate
suara di dalam Munas.
c. Ketua Umum Dewan Pengurus Terpilih sekaligus menjadi Ketua
Formatur dan Ketua dan Ketua Dewan Pengawas terpilih menjadi
Anggota Formatur.
(9) Tata cara pemilihan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas diatur
lebih lanjut dalam ART.
(10) Munas dinyatakan mencapai kuorum dan sah jika dihadiri oleh lebih
dari satu per dua dari jumlah anggota Biasa dan keputusan yang
diambil baik secara musyawarah mufakat ataupun melalui
pemungutan suara terbanyak dinyatakan sah dan mengingat
PERKOPARI dan anggota.
(11) Apabila kuorum tidak tercapai, diatur lebih lanjut dalam ART.

PASAL 19
MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS
(1) Musyawarah Nasional Khusus, disingkat Munasus adalah Munas
untuk menetapkan dan mensahkan perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
(2) Munasus sebagaimana dimaksud ayat (1) diselenggarakan oleh Dewan
Pengurus berdasarkan amanat Munas atau permintaan/Persetujuan
dari sekurang-kurangnya satu per dua jumlah Anggota Biasa;
(3) Tata cara pelaksanaan Munasus diatur lebih lanjut dalam ART.

PASAL 20
MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
(1) Musyawarah Nasional Luar Biasa, disingkat Munaslub, adalah Munas
yang diselenggarakan di luar jadwal berkala Munas untuk meminta :
a. Pertanggungjawaban Ketua Dewan Pengurus mengenai
pelanggaran-pelanggaran prinsip atas Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan/atau penyelewengan-
penyelewengan keuangan dan perbendaharaan PERKOPARI oleh
Ketua Umum, dan/atau tidak berfungsinya Dewan Pengurus,
sehingga ketentuan-ketentuan Anggarah Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan-keputusan Munas tidak
terlaksana sebagaimana mestinya,
b. Pembubaran Perhimpunan.
(2) Munaslub sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a diselenggarakan
berdasarkan permintaan dari lebih satu perdua jumlah anggota Biasa,
(3) Munaslub sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b diselenggarakan
berdasarkan permintaan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah
Anggota Biasa.
(4) Penyelenggaraan Munaslub diatur lebih lanjut dalam ART.

PASAL 21
DEWAN PENGAWAS
(1) Dewan Pengawas adalah perangkat PERKOPARI yang ditetapkan oleh
Munas;
(2) Dewan Pengawas beranggotakan Petani dan Pengusaha di bidang
komoditas porang yang terdaftar sebagai AB;
(3) Dewan Pengawas berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri dari 1 (satu) orang
Ketua Dewan Pengawas Terpilih, 1 (satu) orang Wakil Ketua dan 5
(lima) orang anggota yang dipilih oleh Ketua Dewan Pengawas Terpilih
sesuai ketetapan Formatur;
(4) Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Munas;
(5) Tujuan dan wewenang Dewan Pengawas:
a. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, Kebijakan dan Rencana Strategis
PERKOPARI serta Keputusan-Keputusan Munas;
b. Menilai dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Tahunan PERKOPARI;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Strategis
yang tercantum dalam RKA Tahunan PERKOPARI;
d. Mengusulkan penyempurnaan dan/atau penelitian lebih lanjut
atas laporan pelaksanaan RKA yang diajukan oleh Dewan
Pengurus;
e. Memberikan persetujuan terhadap usulan kegiatan serta
anggaran di luar RKA yang material/signifikan;
f. Menyampaikan saran dan arahan kepada Dewan Pengurus baik
diminta ataupun tidak mengenai hal-hal yang menyangkut dunia
usaha dan PERKOPARI;
g. Menilai dan memberikan pertimbangan terhadap keberatan
anggota yang diberhentikan oleh Dewan Pengurus;
h. Melakukan pengamatan dan penilaian atas penyelenggaraan
kegiatan Organisasi yang bertanggungjawab dan akuntabel;
i. Menyampaikan saran sebagai bahan untuk bahan penyusunan
rancangan Garis Besar Kebijakan dan Rencana Strategis;
j. Mengundang Dewan Pengurus dalam rapat Dewan Pengawas;
k. Mengangkat salah satu Wakil Ketua Umum untuk menjadi
Pelaksana Tugas Ketua Umum jika Ketua Umum berhalangan
tetap.

PASAL 22
DEWAN PENGURUS

(1) Dewan Pengurus adalah perangkat PERKOPARI berjumlah gasal yang


terdiri atas seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang, serta beberapa Ketua Bidang dan beberapa
anggota bidang;
(2) Wakil Ketua Umum dan anggota bidang diangkat dan ditetapkan oleh
Ketua Umum sesuai ketetapan formatur;
(3) Dewan Pengurus bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional;
(4) Dewan Pengurus berkewajiban menjalankan amanat Musyawarah
Nasional;
(5) Tugas dan wewenang Dewan Pengurus:
a. Mewakili PERKOPARI ke dalam dan keluar;
b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tanggga serta Keputusan Musyawarah Nasional;
c. Menyusun dan menjalankan rencana strategis sesuai dengan
Garis Besar Kebijakan PERKOPARI, sesuai Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, dan Keputusan-Keputusan
Musyawarah Nasional;
d. Menyelenggarakan Rapat Kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam setahun, untuk menyusun RKA dan melaporkan kinerja
tahunan sebelumnya;
e. Mengangkat dan Menetapkan Dewan Penasehat;
f. Mengikat kerja sama dengan lembaga lain di tingkat nasional
maupun internasional;
g. Menetapkan dan Memberhentikan Anggota PERKOPARI;
h. Menetapkan dan Memberhentikan anggota Dewan Pengurus;
i. Mengangkat dan menetapkan Kepala Sekretariat.

PASAL 23
RAPAT PENGURUS
(1) Rapat Pengurus terdiri dari Rapat Dewan Pengurus dan Rapat Dewan
Pengawas;
(2) Rapat Dewan Pengurus terdiri dari:
a. Rapat Pleno,
b. Rapat Pengurus Terbatas,
c. Rapat Koordinasi Antar Bidang,
d. Rapat Bidang, dan
e. Rapat Kerja.
(3) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh Ketua Umum dan/atau
Wakil Ketua Umum serta sebagaian atau seluruh anggota Dewan
Pengurus yang diundang untuk :
a. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kebijakan dan Rencana
Strategis serta RKA;
b. Menetapkan Kepala Sekretariat;
c. Penetapan Peraturan PERKOPARI;
d. Kerjasama dengan lembaga lain;
e. Dan hal lainnya yang bersifat strategis.
(4) Rapat Pengurus Terbatas adalah rapat yang dihadiri oleh Ketua Umum
dan/atau Wakil Ketua Umum serta sebagaian atau seluruh anggota
Dewan Pengurus yang diundang untuk:
a. Membahas dan memutuskan hal-hal yang bersifat taktis;
b. Pelaksanaan anggaran di luar RKA;
c. Pergantian antar waktu anggota Dewan Pengurus;
d. Advokasi asosiasi dan/atau anggota;
e. Uang pangkal dan iuran anggota;
f. Remunerasi personalia Sekretariat;
g. Bantuan atau sponsorship.
(5) Rapat Koordinasi antar Bidang adalah rapat lintas bidang yang dihadiri
unsur-unsur anggota Dewan Pengurus Bidang-bidang tertentu dan
dipimpin oleh Wakil Ketua Umum, untuk membahas dan memutuskan
hal-hal yang bersifat teknis;
(6) Rapat Bidang adalah rapat yang dihadiri para anggota Dewan
Pengurus Bidang tertentu untuk membahas dan memutuskan hal-hal
tertentu pada bidang yang bersangkutan;
(7) Rapat Kerja adalah rapat yang dihadiri Dewan Pengurus, Dewan
Pengawas, Badan Penasehat dan KOMDA dalam rangka menyusun
RKA dan melaporkan kinarja tahunan sebelumnya, koordinasi,
sinkronisasi dan upaya-upaya sinergistik dalam perencanaan dan
pelaksanaan program-program kerja PERKOPARI, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dalam ART;
(8) Sahnya keputusan Rapat Pengurus diatur lebih lanjut dalam ART.

PASAL 24
KOMISARIAT DAERAH
(1) Komisariat Daerah adalah penyelenggara kegiatan Asosiasi di daerah
yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan Dewan Pengurus untuk
mengurus kepentingan PERKOPARI;
(2) Komisariat Daerah dapat dibentuk apabila anggota di suatu provinsi
berjumlah minimal 5 (lima) perusahaan aktif. Atau penggabungan
minimal 5 (lima) anggota aktif dari beberapa provinsi;
(3) Pengurus Komisariat Daerah dibentuk oleh Dewan Pengurus melalui
mekanisme rapat anggota di daerah bersangkutan, dan dikukuhkan
oleh Ketua Umum;
(4) Dalam hal Komda tidak aktif, Dewan Pengurus dapat melakukan
penggantian melalui rapat konsultatif;
(5) Periode Masa Bakti Pengurus Komisariat Daerah adalah sama dengan
masa kepengurusan Dewan Pengurus;
(6) Pengurus Komisariat Daerah terdiri dari sekurang-kurangnya seorang
Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang Bendahara;
(7) Pengurus Komisariat Daerah mewakili institusi perusahaan yang
menjadi anggota PERKOPARI di daerahnya dan tidak boleh merangkap
sebagai Dewan Pengurus maupun Pengurus Komisariat Daerah
lainnya;
(8) Tugas pokok dan fungsin serta kewajiban dan hak Komda diatur lebih
lanjut dalam ART.

PASAL 25
DEWAN PENASEHAT
(1) Dewan Penasehat adalah Dewan yang dibentuk oleh Dewan Pengurus
yang bertugas memberikan nasehat dan masukan baik diminta
maupun tidak diminta bagi kepentingan PERKOPARI;
(2) Personalia Dewan Penasehat diangkat dari para AB, pakar dan
pemerhati pertanian serta pihak lain yang memiliki kompetensi;
(3) Dewan Penasehat dapat menghadiri Rapat Pengurus apabila
diperlukan;
(4) Dewan Penasehat mengadakan rapat sedikit-dikitnya 1 (satu) kali
dalam setahun.

PASAL 26
SEKRETARIAT PKPI
(1) Sekretariat PERKOPARI adalah Kelengkapan PERKOPARI yang
membantu Dewan Pengurus dalam melaksanakan Kebijakan dan
Rencana Strategis, serta melakukan layanan kepada Anggota;
(2) Sekretariat dipimpin oleh Kepala Sekretariat, yang merupakan tenaga
profesional, bekerja penuh waktu dan tidak boleh merangkap jabatan
di Institusi lain serta tidak boleh dirangkap oleh anggota Dewan
Pengurus dan/atau Dewan Pengawas;
(3) Sekretriat bertugas memberikan dukungan teknis dan administrasi
kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas dalam menjalankan
tugas sehari-hari;
(4) Personalia Sekretariat PERKOPARI akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peratuan PERKOPARI.

BAB VII
MASA JABATAN, DAN PERGANTIAN ANTAR-WAKTU
PASAL 27
MASA JABATAN
(1) Masa Jabatan Ketua Umum Dewan Pengurus, Ketua Dewan Pengawas
dan Komisaris KOMDA ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun dan
dapat dipilih kembali dan dapat dipilih kembali maksimal 2 periode;
(2) Masa jabatan kepengurusan baru hasil Musnalub, adalah masa
jabatan dari masa jabatan kepengurusan yang digantikannya.

PASAL 28
PERGANTIAN ANTAR WAKTU KETUA UMUM DEWAN PENGURUS DAN
KETUA DEWAN PENGAWAS
(1) Dalam hal Ketua Umum berhalangan tetap atau berhenti sebelum
habis masa jabatannya, maka salah satu Wakil Ketua Umum
ditetapkan oleh Dewan Penmgawas dalam Rapat Dewan Pengawas dan
Pengurus Terbatas, untuk melaksanakan tugas-tugas Ketua Umum
sampai habis masa jabatannya;
(2) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan tetap atau berhenti
sebelum masa jabatannya, maka Wakil Ketua Dewan Pengawas
langsung melaksanakan tugas-tugas Ketua sampai masa jabatannya.

PASAL 29
PERGANTIAN ANTAR WAKTU DEWAN PENGURUS
(1) Dalam hal yang dianggap perlu dan/atau karena sesuatu sebab
anggota Dewan Pengurus berhenti sebelum habis masa jabatannya,
Ketu Umum dapat melakukan pergantian/penyempurnaan susunan
anggota Dewan Pengurus;
(2) Pergantian/penyempurnaan susunan anggota Dewan Pengurus
tersebut dilakukan dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Terbatas
yang dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak pemberhentian anggota Dewan Pengurus.

BAB VIII
ASET DAN KEUANGAN

PASAL 30
SUMBER KEUANGAN
(1) Sumber keuangan untuk membiayai kegiatan operasional organisasi
diperoleh dari:
a. Uang pangkal anggota;
b. Uang iuran anggota;
c. Sumbangan;
d. Bantuan pihak lain yang tidak mengikat;
e. Pendapatan lain yang sah.
(2) Ketentuan pelaksanaan ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

PASAL 31
PENGELOLAAN DAN PENGGUNAAN KEUANGAN
(1) Seluruh keuangan PERKOPARI yang bersumber sebagaimana diatur
dalam pasal 30 ayat (1) dikelola secara transparan, kehati-hatian,
efektif dan efisien serta bertanggunggugat;
(2) Dewan pengurus dan Komda setiap tahun menyusun Rencana
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) untuk mendapat persetujuan dari
Dewan Pengawas dalam Rapat Kerja;
(3) Dewan Pengurus setiap tahun membuat evaluasi RKA dan Laporan
Keuangan termasuk Neraca keuangan yang diaudit oleh Akuntan
Publik dilaporkan dalam Rapat Kerja;
(4) Penunjukan Akuntan Publik diusulkan oleh Dewan Pengurus dan
disetujui oleh Dewan Pengawas;
(5) Pertanggungjawaban keuangan selama periode kepengurusan yang
telah diaudit oleh Akuntan Publik disampaikan dalam forum
Musyawarah Nasional;
(6) Pengaturan lebih lanjut tentang Pengelolaan dan Penggunaan
Keuangan, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

PASAL 32
PENGELOLAAN ASET ORGANISASI
(1) Aset organisasi adalah harta kekayaan PERKOPARI, baik yang dikelola
oleh Dewan Pengurus maupun Komda, berupa:
a. Aset Bergerak;
b. Aset Tidak Bergerak.
(2) Aset PERKOPARI dikelola berdasarkan prinsip kehati-hatian,
transparan, efektif dan efisien serta bertanggunggugat.
(3) Pertanggungjawaban pengelolaan aset selama periode kepengurusan
disampaikan dalam forum Musyawarah Nasional bersama dengan
laporan pertanggungjawaban keuangan;
(4) Pengaturan lebih lanjut tentang Pengelolaan dan Penggunaan aset
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX
PEMBUBARAN PKPI

PASAL 33
PEMBUBARAN PKPI
(1) Pembubaran PERKOPARI dilakukan melalui Munaslub dengan tata
cara sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat (4);
(2) Jika PERKOPARI dibubarkan maka tata cara penyelesaian hak dan
kewajiban PERKOPARI yang diatur dalam ART.

BAB X
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN PKPI

PASAL 34
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(1) Hal-hal yang belum atau tidak diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur
dalam Anggarab Rumah Tangga, dan tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar;
(2) Anggaran Rumah Tangga sebagai penjabaran ketentuan-ketentuan
Anggaran Dasar disahkan oleh Munas.

PASAL 35
PERATURAN ORGANISASI
(1) Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga diatur dalam Peraturan Organisasi yang
ditetapan oleh Dewan Pengurus yang isinya tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
(2) Dalam hal terjadi pengaturan yang dapat menimbulkan penafsiran
yang berbeda, maka menurut urutannya berturut-turut yang berlaku
untuk menjadi pegangan adalah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan Munas/Munaslub.

BAB XI
ATURAN PENUTUP

PASAL 36
ATURAN PENUTUP
(1) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;
(2) Sejak diberlakukannya Anggaran Dasar ini sebagaimana dimaksud
ayat 1, maka Anggaran Dasar yang ada dan telah berlaku sebelum
Anggaran Dasar ini, dinyatakan tidak berlaku lagi;
(3) Agar setiap anggota dapat mengetahuinya, Dewan Pengurus
diperintahkan untuk mengumumkan dan/atau menyebarluaskan
Anggaran Dasar ini kepada setiap anggota dan khalayak terkait
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai