Anda di halaman 1dari 17

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Mengapa Kita Mempelajari Komunikasi Kesehatan

Jika kita bicara mengenai komunikasi kesehatan, kita mau tidak mau harus mengaitkannya
dengan konsep kesehatan masyarakat, terutama bahasan tentang informasi kesehatan atau
promosi kesehatan. Dua isu terakhir ini, secara historis, berkaitan dengan pelbagai gerakan
kesehatan dalam masyarakat. Armstrong (1983) mengemukakan, ada empat bentuk gerakan
kesehatan masyarakat yang terjadi antara tahun 1930-1991:
1. Gerakan Karantina, adalah gerakan untuk melokalisir para penderita penyakit menukar
ke suatu tempat tertentu atau tempat tertutup yang terpisah dari penduduk umum agar
penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
2. Gerakan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kebersihan, adalah gerakan
pendidikan yang bertujuan mengajarkan ilmu pengetahuan tentang kebersihan kepada
masyarakat supaya warga masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan linglkungan yang
hasilnya dapat menjauhkan sumber penyakit atau mencegah tubuh terinfeksi atau tertular
penyakit dari luar.
3. Gerakan kesehatan individu, adalah gerakan yang mendorong setiap individu
melakukan pengawasan terhadap kontak antara tubuh di tempat-tempat umum seperti di
sekolah, asrama, pasar, pelabuhan, bahkan di rumah sakit. Gerakan ini umumnya dipelopori
oleh pemerintah melalui regulasi mengenai perlindungan kesehatan individu dari waktu ke
waktu.
4. Gerakan memperkenalkan konsep baru kesehatan masyarakat, adalah gerakan untuk
memperkenalkan konsep-konsep baru da;am bidang kesehatan masyarakat , antara lain
dengan mengadopsi gerakan karantina dan kebersihan lingkungan yang semula hanya
ditujukan kepada individu, misalnya dengan memperluas agenda kerja maupun ke sasaran
masyarakat umum. Gerakan yang muncul di awal abad 19 itu merupakan gerakan masyarakat
Barat untuk mencegah radiasi, pencemaran air, lingkungan kerja, dan lain-lain. Gerakan ini
berkaitan dengan politik hijau, kesehatan kota, dll, yang tertuang dalam konsep Health For
All 2000 [Barbara Griffin, November 1998].
Belajar dari gerakan-gerakan tersebut, kata Armstrong, para ahli kesehatan maupun para ahli
ilmu social menyadari bahwa masalah kesehatan dan masalah penyakit, dan bahkan definisi
tentang sakit, yang dialami manusia tidak semata-mata bersumber dari kelalaian individual,
kelalaian keluarga, kelalaian kelompok atau komunitas, bahkan kelalaian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan individual. Kata dia, pelbagai studi sosial terhadap kesehatan malah
melaporkan bahwa kebanyakan penyakit yang diderita individu maupun “penyakit”
masyarakat pada umumnya bersumber dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas pelbagai
informasi kesehatan yang mereka akses. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan arus
informasi kesehatan yang dikirimkan dan diterima oleh manusia.

2.2  Perhatian Dunia Terhadap Masalah Kesehatan


1. Kesepakatan Mengenai Layanan Kesehatan Primer
Perhatian dunia terhadap tanggungjawab semua untuk kesehatan masyarakat telah digariskan
dalam pelbagai perjanjian, kesepakatan, atau apapun namanya oleh masyarakat dunia yang
sadar bahwa kita semua bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh, pada tahun 1978 di Alma Alta, seluruh Negara anggota WHO membuat
kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan primer yang mencakup 8 unsur pokok bidang
kesehatan, yakni penyuluhan kesehatan, gizi, sanitasi dasar dan air bersih, KIA, imunisas
terhadap 6 penyakit utama yaitu BCG, difteria, pertusis, tetanus, polio dan campak,
pencegahan dan pengelolaan penyakit endemik, pengobatan penyakit yang umum dijumpai,
dan tersedianya obat esensial.

2. Konferensi Ottawa
Konferensi yang sama dengan yang pernah dilakukan di Alma Alta itu kemudian berlangsung
pula di Ottawa, Kanada. Konferensi Ottawa juga menghasilkan Ottawa Charter for Health
Promotion-Health Promotion 1986 yang antara lain menganjurkan pemberian peluang bagi
usaha peningkatkan pengawasan dan pembaharuan kesehatan masyarakat melalui:
1. Membangun kemampuan personal, yakni kemampuan diri sendiri untuk menangani
kesehatan individu.
2. Menciptakan dukungan dari lingkungan, yakni penciptaan dukungan dari lingkungan
masyarakat yang secara aktif terlibat dalam menangani kesehatan individual, komunitas, dam
masyarakat seluruhnya.
3. Reorientasi layanan kesehatan, yakni mengadakan reorientasi atau peninjauan kembali
pelbagai program dan aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
4. Membangun mediasi dan advokasi, yakni membangun pelbagai kekuatan dalam
masyarakat untuk melakukan mediasi dan advokasi kesehatan kepada individu, program
kesehatan yang melibatkan partisipasi komunitas dan lingkungan.
5. Memperkuat aksi dan peran komunitas.
3. Deklarasi Jakarta tentang Promosi Kesehatan Abad 21
Konferensi internasional ke-4 tentang Promosi Kesehatan yang berlangsung di Jakarta
bertemakan: New Players for a New Era: Leading Health Promotion into the 21st Century,
berbicara kritis mengenai strategi internasional dalam pelayanan kesehatan, khususnya
promosi kesehatan. Para peserta konferensi Jakarta yang adalah anggota WHO bahkan
menyadari bahwa setelah 20 tahun terbentuknya WHO, bahkan setelah konferensi di Alma
Atta dan Otawa, para anggotanya belum optimal mewujudkan tekad bersama untuk
mengembangkan komitmen mereka terhadap strategi global Health for All, dan prinsip utama
pemeliharaan kesehatan berdasarkan landasan pemikiran Alma-Alta Declaration: Oleh karena
itu, konferensi internasional yang berlangsung di Jakarta yang diikuti oleh anggota WHO,
terutama dari pelbagai negara berkembang itu, membicarakan satu tema baru yakni, promosi
kesehatan.
Promosi Kesehatan Merupakan Modal yang bernilai
Konferensi Jakarta menegaskan kembali bahwa kesehatan adalah dasar dari HAM dan esensi
bagi pengembangan social dan ekonomi manusia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas
kesehatan harus didukung oleh promosi kesehatan, dan hanya dengan ini kita dapat terlibat
dalam pembangunan kesehatan bagi semua. Melalui keterlibatan semua pihak dalam promosi
kesehatan maka semua orang berpeluang untuk aktif dalam meningkatkan pengawasan dan
pembaharuan kesehatan bagi semua.
Disadari sepenuhnya bahwa partisipasi semua dalam promosi kesehatan merupakan modal
dari setiap aksi, tindakan, yang sangat menentukan usaha kita semua dalam menciptakan
kesehatan bagi melayani manusia, dan menyumbangkan kontribusi untuk memgurangi
ketidakseimbangan layanan kesehatan yang selama ini dialami oleh masyarakat. Tujuan
utama dari komitmen melakukan promosi kesehatan adalah sekurang-kurangnya dapat
mengurangi kesenjangan informasi kesehatan yang diperoleh masyarakat dari pelbagai
negara berkembang sendiri maupun antara negara berkembang dengan negara maju di dunia.
Komitmen terbesar yang dihasilkan oleh Deklaarsi Jakarta adalah mengemukakan visi dan
misi baru tentang promosi kesehatan untuk menghadapi abad 21.
Keterbatasan Kesehatan, Tantangan Baru
Konferensi Jakarta mengakui bahwa masyarakat dunia menginginkan perdamaian,
perumahan, pendidikan, keamanan sosial, relasi social, makanan, pendapatan, pemberdayaan
perempuan, stabilitas ekosistem, penggunaan sumber daya berkelanjutan, keadilan social,
respek terhadap HAM namun yang berada di bawah dasar dari semua keinginan itu adalah
kemiskinan sebagai ancaman terbesar dari kesehatan umat manusia.
Diakui pula bahwa perkembangan penduduk menghadapi abad 21 mengalami perubahan
yang mengkuatirkan, tidak saja karena pertumbuhan penduduk dunia secara kuantitatif, tetapi
terjadi beberapa kecendurungan kuat seperti makin tingginya arus perpindahan penduduk
antarruang geografis di dunia seperti imigrasi, transmigrasi dan urbanisasi. Perpindahan
penduduk itu bukan sekadar suatu masalah sosial tetapi juga masalah kesehatan yang
ditimbulkan oleh perilaku perpindahan penduduk itu sendiri, antara lain perdagangan obat-
obatan terlarang, perdagangan tembakau dan minuman berkadar alkohol tinggi,
meningkatnya kekerasan, penularan penyakit seperti AIDS, PMS, dll. Tanpa disadari, selain
perpindahan penduduk maka terjadi pula perpindahan informasi yang sangat berpengaruh
terhadap perilaku sosial-kesehatan dari penduduk dunia.
Promosi Kesehatan Harus Buat Sesuatu yang Berbeda
Para peserta konferensi Jakarta sepakat bahwa dari pelbagai laporan peserta yang dating dari
seluruh dunia terbukti kalau perhatian kita masih rendah dalam promosi kesehatan. Artinya,
kita perlu mengubah konsep promosi kesehatan, mengubah strategi promosi dengan
pendekatan praktis yang relevan bagi mencapai kesetaraan kesehatan manusia, yakni melalui:
1. Pendekatan komprehensif terhadap pembangunan kesehatan yang efektif. Siapa yang
menggunakan 5 strategi promosi kesehatan Ottawa, jauh lebih efektif daripada hanya
memilih menggunakan satu strategi saja.
2. Strategi promosi hendaklah diarahkan ke semua tempat yang meliputi: kota-kota besar,
pulau, kota sedang dan kecil, warga kota di semua kota, komunitas lokal, tempat-tempat
umum seperti sekolah, tempat kerja dan pasar.
4. Partisipasi semua pihak agar kita dapat bersama-sama mendorong semua orang menjadikan
dirinya sendiri atau kelompok dan komunitasnya menjadi pusat dari aksi promosi kesehatan
yang pada gilirannya setiap pihak dapat mengambil keputusan sendiri berkaitan dengan
kesehatan.
5. Belajar berpartisipasi agar kita bersama-sama dapat mengakses informasi kesehatan yang
bermanfaat bagi pengetahuan dan pendidikan demi memperkuat semua orang dalam
masyarakat.
Kita Butuh Respons Baru
Kita butuh respons baru! Itulah harapan dari Deklarasi Jakarta. Respons baru memang
dibutuhkan karena pelbagai jenis tantangan social dan kesehatan di tahun-tahun mendatang
makin cepat dan bahkan tak terduga. Tantangan itu juga malah makin kuat sehingga tidak
dapat dilawan sendiri kecuali kalau ada kerjasama. Promosi kesehatan harus menjai bagian
dari kerja individu, keluarga, lingkungan, swasta dan pemerintah.
Prioritas Promosi Kesehatan dalam Abad 21
1. Mempromosikan tanggungjawab sosial bagi kesehatan. Para pengambil keputusan agar
ertama dan terutama meningkatkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial. Baik sektor
public maupun sektor swasta harus mempromosikan kesehatan dengan mengembangkan
kebijakan dan praktik yang meliputi:
a.       Menghindari semua bentuk tindakan yang dapat mengancam kesehatan orang lain
b.      Melindungi lingkungan agar menjadi sumber daya kehidupan yang berkelanjutan
c.       Membatasi produk barang dan jasa yang mengancam kesehatan manusia, seperti tembakau,
alkohol, alat-alat perang, yang secara praktis pula dapat menghasilkan persaingan pasar yang
tidak sehat.
d.      Memelihara kesehatan warga di lingkungan mereka masing-masing terutama di tempat-
tempat umum seperti pasar dan di tempat kerja.
e.       Memperbaiki resiko komunikasi sebagai satu dampak tafsir yang tak benar terhadap
informasi kesehatan yang dapat mendatangkan malapetaka bagi kesehatan manusia.

2. Meningkatkan modal untuk pengembangan kesehatan


Di banyak negara, modal untuk membiayai kesehatan masyarakat terasa tidak seimbang
sehingga acapkali tidak efektif melayani kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
usaha untuk meningkatkan modal bagi pembangunan kesehatan melalui pendekatan
multisektoral. Jadi, dibutuhkan reorientasi kembali kerjasama antarnegara untuk
mengumpulkan modal bagi perluasan pembangunan kesehatan, kualitas kesehatan bagi
peningkatan kualitas kehidupan manusia, terutama bagi pemenuhan kebutuhan kelompok-
kelompok seperti perempuan, anak-anak, penduduk asli yang diasingkan, orang miskin dan
penduduk marginal.
3. Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan
Promosi kesehatan membutuhkan mitra kerja antara semua sektor, antara semua level
pemerintah dan masyarakat. Kemitraan membutuhkan kekuatan dan potensi baru sehingga
mengatur apa yang harus dicari dan dikerjakan. Kemitraan harus mengatasi masalah di
samping memberikan keuntungan mutual bagi kesehatan melalui sharring keahlian,
ketrampilan, dan sumber daya. Setiap mitra harus transparan dan akuntabel, saling bersetuju
berdasarkan etik, saling memahamim, sesuai petunjuk WHO.
4. Meningkatkan kapasitas komunitas dan memperkuat individu
Dalam rangka meningkatkan kapasitas komunikasi demi memperkuat individu maka promosi
kesehatan harus dapat mengubah pola promosi, yakni dalam komunikasi kita mengubah,
berkomunikasi DENGAN dan bukan berkomunikasi KEPADA. Perubahan arah promosi
seperti ini akan dapat membangkitkan kemampuan individu dalam aksi, kapasitas kelompok,
organisasi atau komunitas untuk bekerja dengan keterbatasan yang dimiliki demi kesehatan.
Dalam rangka ini perlu pembaharuan kapasitas komunitas bagi promosi kesehatan melalui
pendidikan praktis, pelatihan kepemimimpinan, dan memberikan kepada semua orang
peluang untuk mengakses semua sumber daya yang pada gilirannya membuat individu,
keluarga dan komunitas maupun masyarakat dapat membuat keputusan sendiri dalam bidang
kesehatan.

5. Melindungi keamanan infrastruktur promosi kesehatan


Melindungi semua infrastruktur bagi promosi kesehatan, termasuk mekanisme untuk
mempertemukan infrastruktur moral antara semua sektor local, nasional, global. Termasuk
memberikan insentif kepada aksi-aksi promosi kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah,
LSM, institusi pendidikan, lembaga swasta; misalnya melalui terbentuknya jaringan kerja
baru, kolaborasi antarsektor, pertukaran sarana dan preasarana, pertukaran keahlian dan ilmu
pengetahuan, pertukaran informasi kesehatan demi promosi kesehatan.

4. Pengaruh bagi Keprihatinan Bangsa Indonesia


Perhatian masyarakat dunia sebagaimana ditunjukan dari pelbagai konferensi berskala dunia
maupun yang kemudian diikuti oleh pertemuan-pertemuan regional dan nasional, terhadap
kesehatan masyarakat itu mendorong pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk terus
berbenah diri dalam bidang pelayanan terhadap kesehatan masyarakat.
Fakta menunjukkan bahwa hambatan dalam penanganan kesehatan di tanah air kita tidak
luput fari masalah sebagai berikut.
1.      Masalah demografi, yakni jumlah penduduk yang terlalu banyak tetapi dengan mutu
pendidikan yang kurang, penyebaran penduduk yang 60% terpusat di pulau Jawa, komposisi
penduduk yang umumnya terdiri atas golongan usia muda yang masih konsumtif, tingkat
perkembangan penduduk byang masih lebih dari 2 % dan adanya arus urbanisasi.
2.      Keadaan geografis, Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau jelas merupakan hambatan untuk
sarana komunikasi yang murah dan cepat. Penyebaran informasi, obat dan vaksin dari suatu
pulau ke pulau lainnya akan mmemerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
transportasi melalui sarana darat.
3.      Keadaan social, ekonomi dan budaya, yakni lebih sering merupakan hambatan terhadap
keberhasilan upaya kesehatan. Kebiasaan atau perilaku masyarakat tradisional yang kurang
menunjang bahkan merugikan, daya beli yang kurang, tingkat pendidikan yang rendah, atau
tingkat pengangguran yang masih tinggi, itu semua merupakan sebagian contoh hambatan di
bidang social, ekonomi dan budaya.
Demi menjawab tantangan kesehatan masyarakat dunia sebagaimana diuraikan di atas, maka
sejak tahun 1982 pemerintah telah menyusun suatu tatanan atau program menyeluruh untuk
bidang kesehatan, yang dikenal sebagai Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Sistem ini
merupakan sub sistem dari suatu sistem pembangunan nasional yang sifatnya menyeluruh.
Dengan tidak seimbangnya biaya bidang kesehatan yang tersedia dibandingkan dengan
banyaknya masalah yang harus diatasi, maka dalam SKN dicantumkan penentuan prioritas
serta perlunya peranan masyarakat dan pihak swasta.
Tujuan dan sasaran SKN mencakup peningkatan kemampuan masyarakat, yaitu menolong
diri sendiri dalam menghadapi masalah kesehatan yang sering dijumpai sehari0hariu,
peningkatan mutu lingkungan hidup, peningkatan status gizi masyarakat, pengurangan
kejadian morbiditas dan mortalitas serta pengembangan keluarga sejahtera.
Di samping itu, disusun pula pelbagai indikator dasar yang berkaitan erat dengan kesehatan.
Contoh, untuk kesehatan anak kita menggunakan indikator angka kematian bayi (AKB),
angka kematian balita (AKB5), gross national product (GNP) per kapita, umur harapan
hidup, dan tingkat melek huruf/pendidikan khususnya golongan perempuan. Demikian pula
sekaligus meningkatkan tugas dan fungsi sarana dan prasarana kesehatan seperti Puskesmas
dan beberapa di antarannya juga telah menjadi fungsi Posyandu bagi pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.
Pertanyaannya, apakah masalah seperti ini hanya merupakan tanggung jawab para dokter
yang berhubungan dengan masalah kesehatan klinik semata? Jawabnya, tanggungjawab
kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab kita semua. Ungkapan terakhir ini
mengingatkan kita bahwa sebenarnya kejadian atau timbulnya suatu penyakit dipengaruhi
oleh tiga faktor penentu, yakni faktor genetik, lingkungan (biopsikososial) dan perilaku
individu sendiri. Ketiga jenis faktor tersebut dapat bekerjasama secara tersendiri atau masing-
masing saling berpengaruh. Faktor penentu ini berlainan bagi tiap individu, keluarga, daerah
atau negara. Di Indonesia, misalnya, karena faktor lingkungan kurang menunjang, tingkat
pendidikan rendah, kesadaran terhadap kesehatan masih kurang, maka akan dijumpai banyak
penyakit infeksi parasit, penyakit kulit, atau penyakit kurang gizi.
Sadar akan tanggung jawab bersama dalam bidang kesehatan itu maka kita sepakat jika
secara sosial dalam garis besarnya masalah kesehatan itu dapat dibagi dalam tiga kategori
berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya, yaitu:
1.      Masalah yang khusus bersifat medis, umumnya mengenai kasus di klinik atau rumah sakit,
kasus ini murni menjadi tanggungjawab dokter.
2.      Masalah yang menjadi tanggungjawab pemerintah, misalnya tanggungjawab Departemen
Kesehatan yang menangani tanggungjawab kesehatan masyarakat.
3.      Masalah yang bukan menjadi tanggungjawab dokter maupun pemerintah, misalnya
tanggungjawab masyarakat terhadap kesehatan.
2.3 Definisi Komunikasi Kesehatan
Definisi komunikasi kesehatan sebenarnya melekat pada hubungan konseptual antara
“komunikasi” dengan “kesehatan” sehingga konsep komunikasi memberikan peranan pada
kata yang mengikutinya (bandingkan dengan komunikasi bisnis, komunikasi kultural,
komunikasi gender, dll)
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi komunikasi ksesehatan. Komunikasi kesehatan
adalah:
1.      Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk
menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan komunitas
agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolahan kesehatan.
2.      Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian
dan praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
3.      Kegunaan teknik komunikasi dan teknologi komunikasi secara positif untuk mempengaruhi
individu organisasi, komunitas dan penduduk bagi tujuan mempromosikan kondisi yang
kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungan. Kegunaan
ini termasuk beragam aktivitas seperti interaksi antara professional kesehatan dengan peran
pasien di klinik, self-help groups, mailings, hotlines, kampanye media massa hingga
penciptaan peristiwa.
4.      Pendidikan kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada usaha mengubah
perilaku kesehatan audiens (skala makro) agar mereka mempunyai kepekaan terhadap
masalah kesehatan tertentu yang sudah didefinisikan dalam satuan waktu tertentu (Elayne
Clift & Vicki Freimuth, 1995).
5.      Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu
dengan maksud memengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka, tentang pilihan
perilaku hidup sehat.
6.      Seni dan teknik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud memengaruhi dan
memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga atau institusi baik sebagai peraturan
ataupun sebagai organisasi di kalangan audiens yang mengatur perhatian terhadap kesehatan.
Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh
mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau
masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Health
Communication Partnership’s M/MC Health Communication Materials Database, 2004).
7.      Proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialog dua arah yang di dalamnya ada
suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan
mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh
informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman bersama
(Ratzan, S.C., 1994).
8.      Komunikasi yang berkaitan dengan proses pertukaran pengetahuan, meningkatkan
konsensus, menngidentifikasi aksi-aksi yang berkaitan dengan kesehatan yang mungkin dapat
dilakukan secara efektif. Melalui proses dialog tersebut maka informasi kesehatan yang di
pertukarkan antara dua puhak itu bertujuan membangun pengertian bersama demi penciptaan
pengetahuan baru yang dapat diwariskan bersama. Jadi, dasar dari persetujuan adalah aksi
dan kerja sama (Smith, W.A. and Hornik, R, 1999; US Department of Health and Human
Services 2000; Clift, E. and Freinmuth, 1995; dan Ratzan, S.C. ed. 1994).
Dari beberapa definisi komunikasi kesehatan di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi kesehatan meliputi unsure-unsur :
1.      Proses komunikasi manusia (human communication) demi mengatasi masalah kesehatan.
2.      Komunikasi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator
kesehatan, kominukan, pesan, media, efek, konteks komunikan kesehatan.
3.      Beroperasi pada level atau konteks kominukasi seperti komunikasi antar-personal, kelompok,
organisasi, publik dam komunikasi massa.
4.      Belajar memanfaatkan strategi komunikasi.
5.      Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktik yang berkaitan dengan
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
6.      Penyebarluasan informasi tentang kesehatan.
7.      Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yang berkaitan
dengan kesehatan.
8.      Pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi informasi dalam penyebarluasan
informasi kesehatan.
9.      Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan
lingkungan.
10.  Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan pasien di klinik, self-
help groups, mailings, hotlines, kampanye media massa hingga penciptaan peristiwa.
11.  Pendidikan kesehatan.
12.  Pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar mere tanggap terhadap
masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
13.  Seni dan teknik untuk menyebarluaskan informasi.
14.  Proses kemitraan dengan partisipan berdasarkan dialog dua arah.

2.4  Cakupan Komunikasi Kesehatan


Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun, semua
model teoretik maupun praksis itu meliputi:
1. Komunikasi persuasif atau komunikasi yang berdampak pada perubahan perilaku
kesehatan.
2. Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap kesehatan:
a.       Stimulus (objekpersepsi) > sense organ dan pemaknaan stimulasi (respons);
b.      Bagaimana mengorganisir stimulus > berdasarkan aturan, schemata dan label;
c.       Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dll;
d.      Memory; dan
e.       Recall.
3. Pendidikan kesehatan (health education), yang bertujuan memperkenalkan perilaku hidup
sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu dengan menggunakan aktivitas
material maupun terstruktur.
Cakupan pendidikan kesehatan meliputi;
a. Jenis pendidikan profesional di bidang kesehatan (kurikulum dll).
b. Penjenjangan pendidikan profesi.
c. Pelatihan profesional (jenis ,jenjang dan kurikulum).
d. Pendidikan masyarakat (informasi)
e. SDM pendidik.
4. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku positif
melalui penerapan prinsip-prinsip pemasaran dengan mengintervensi informasi kesehatan
yang bermanfaat bagi komunitas.
5. Penyebarluasan informasi kesehatan; melalui media (sosialisasi informasi,
pendidikan,hiburan,opini,pemberitaaan,dll)
6. Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok, atau media massa yang bertujuan
untuk memperkenalkan:
a. kebijaksaan.
b. peraturan.
c. program-program untuk memperbaharui kesehatan.
7. Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai
resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai kesehatan, dan
mengusulkan cara-cara untuk mengatasi kesalahan informasi.
8. Komunikasi dengan pasien-meliputi informasi untuk seorang individu, misalnya informasi
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, bagaimana memaksimalkan perawatan,
pemberian terapi, atau penyampian pendekatan alternative, termasuk dalam tema ini adalah
bagaimana melayani pasien secara komunikatif.
9.Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi yang ditunjukan
kepada para individu-konsumen demi membantu individu untuk memahami kesehatan
individu, bagaimana individu membuat keputusan yang berkaitan dengan kesehatan individu,
kesehatan keluarga, misalnya berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan asuransi
kesehatan, atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
10. Merancang health entertain atau hiburan yang didalamnya mengandung informasi
kesehatan, yang meliputi pilihan jenis hiburan yang dijadikan sebagai event untuk
mengomunikasikan tema-tema mengenai kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.
11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang dilakukan
melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi antara sumber dengan
penerima melalui media massa.
12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:
a. Komunikator kesehatan
b. Pesan-pesan kesehatan
c. Media kesehatan
d. Komunikan kesehatan (audiens-sasaran komunikasi)
e. Mereduksi hambatan komunikasi
f. Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dll.

2.5  Tujuan Komunikasi Kesehatan


1.Tujuan Strategis
Pada umumnya, program-program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang
dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul itu dapat berfungsi untuk:
1. Relay information – meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain
secara berangkai (hunting).
2. Enable informed decision making – memberikan informasi akurat untuk memungkinkan
pengambilan keputusan.
3. Promote healthy behavior – informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup
sehat.
4. Promote peer information exchange and emotional support – mendukung pertukaran
informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.
5. Promote self-care – memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6. Manage demand for health servics – memenuhi permintaan layanan kesehatan.

2. Tujuan Praktis
Menurut Taibi Kahler (Kahler Communications), Washington, D. C. Courses Process
Communication Model, 2003), sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi
kesehatan itu meningkatkan kualitas sumbr daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan
dan pelatihan agar dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan – yang mencakup :
a. Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.
b. Menjadi komunikator – yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas dan lain-lain.
c. Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan.
d. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
e. Menentukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
f. Mengelola umpan-baik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak
komunikator dan komunikan.
g. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan.
h. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
i. Prinsip-prinsip riset.
2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi efektif.
Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan
konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dan lain-lain.
3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.
a. Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.
b. Berkomunikasi dengan kepercayaan diri
c. Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik.
d. Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan.
e. Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
2.6  Konteks Komunikasi
1. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi yang berlangsung sebagai komunikasi tarpribadi (inter-personal communication)
yakni komunikasi yang dilakukan oleh 2 dan 3 orang dengan jarak fisik antara mereka yang
sangat dekat , bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan baik yang berlangsung cepat
adaptasi pesan bersifat khusus , serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak berstruktur .
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi dalam konteks kelompok merupakan komunikasi yang terjadi di antara sejumlah
orang (kalau kelompok kecil berjumlah 4-20 orang , kelompok besar 20 -50 orang ) , umpan
balik pesan berlangsung cepat , adaptasi pesan bersifat khusus , tujuan/maksud komunikasi
tidak berstruktur.
3. Komunikasi Organisasi
Komunikasi kesehatan dapat pula beroperasi dalam konteks organisasi baik organisasi
kesehatan seperti puskesmas pembantu , puskesmas , klinik-klinik , rumah sakit , atau
organisasi profesi kesehatan , misalnya IDI , IBI ,bahkan organisasi yang berorientasi pada
layanan dan bisnis dalam bidang kesehatan (perusahaan farmasi sampai ke perusahaan
produksi alat-alat kesehatan) . Melalui organisasi tersebut beragam informasi tentang
kesehatan dapat disebarluaskan kepada individu , komunitas atau kelompok-kelompok
sasaran .
4. Komunikasi Publik
Aktivitas komunikasi juga beroperasi dalam konteks komunikasi publik . Kini informasi
kesehatan dapat diperoleh melalui aktivitas komunikasi publik . Sebagai contoh , mahasiswa
FKM dapat menyebarluaskan informasi (Pengetahuan , pencegahan ) yang bersumber dari
isu “demam berdarah” atau “PMS” Di kota kupang melalui forum-forum yang telah di
siapkan secara berstruktur . Melalui kegiatan lokakarya , seminar , simposium , pendidikan
dan pelatihan yang berskala praktis hingga ke penentuan kebijakan sampai informasi
keilmuan dapat dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan , LSM
, Lembaga Agama , Perusahaan Obat , dan lain-lain .
5. Komunikasi Massa
Harus diakui bahwa kini nyaris tak ada aktivitas manusia termasuk penyebarluasan informasi
kesehatanyang tidak ditopang oleh jasa media massa . Perhatikan bagaimana para pengusaha
obat , makanan dan minuman berlomba-lomba memanfaatkan media massa seperti radio ,
televisi , surat kabar , majalah , folder , pamlet , leaflet untuk menyebarluaskan informasi
tentang kesehatan .

2.7 Masa Depan Komunikasi Kesehatan


Kini dengan kemajuan teknologi komunikasi maka lahir teknologi multimedia yang
mengakibatkan semakin cepat menyebarnya informasi, termasuk informasi, termasuk
informasi kesehatan. Sebagai contoh, kini berkembang health e communication dimana
komunikasi tentang kesehatan dapat diakses dan disebarluaskan melaluli WWW,
wordwebwide. Sebagai contoh :
1.      Health e Communication adalah suatu jaringan elektronik (internet) yang dibangun oleh
Health Communication partnership (HCP) dan The Communication Initiative. Jaringan ini
berbasis untuk melayani dan mengomentari kelompok luas berjaringan world wide group
para praktisi komunikasi kesehatan yang berminat untuk memberikan masukan penting dalam
tahap komunikasi kesehatan. HCP didukung oleh agensi AS termasuk Johns Hopkins
Bloomberg School of Public Health/Center for Communication Programs dan The
International HIV/AIDS Alliance and Tulane University’s School of Public Health and
Tropical Medicine.

2.      Jaringan HCP yang berkaitan dengan lima institusi itu bersama-sama menangani tujuan
memperkuat kesehatan masyarakat melalui strategi komunikasi, HCP dan mitra kerjanya
bekerja untuk menciptakan lingkungan pendukung individual, keluarga dan komunitas untuk
bertindak secara posotif bagi kesehatan mereka dan memberikan advokasi agar mereka dapat
mengakses layanan informasi yang berkualitas.

3.      The Communication Initiative (The CI) adalah mitra untuk mengembangkan organisasi yang
bertujuan untuk mendukung perluasan bagi efektivitas dan intervensi skala komunikasi bagi
pengembangan internasional yang positif. Ini merupakan strategi kombinasi dari
menyediakan informasi pada waktu yang tepat dan mengembangkan kominkasi dan cara
berpikir, memfasilitasi antara orang yang membutuhkan pengembangan isu dan masalah
kesehatan.

4.      Kemajuan teknologi ternyata telah membawa akibat hadirnya saluran yang unik dimana
komunikasi kesehatan dapat dilakukan dengan baik. Inter-active Health Communication
(IHC) adalah area yang kini tumbuh sangat luas. IHC dapat diartikan sebagai Science panel
on Interactive Communication and Health, atau sebagai interaksi antara individu-
konsumen,pasien,pelayan kesehatan,atau profesional-dengan teknologi komunikasi sebagai
pembagi atau pengalih informasi untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan yang
berkaitan dengan isu kesehatan.

5.      Beberapa aplikasi yang mengintegrasikan fungsi-fungsi komunikasi kesehatan tersebut


belum termasuk aplikasi modul atau teknologi infrastruktur pembagi informasi kesehatan
seperti :

a. Jaringan informasi kesehatan melalui internet > health web sites;


b. Kelompok diskusi kesehatan > online chat groups;
c. Kelompok pengakses berita layanan kesehatan > listservs and news groups;
d. Warnet > stand-online kiosks, dan;
e. Aplikasi CD-ROM kesehatan dll.
Program komunikasi kesehatan disponsori oleh sejumlah fitur penting (prevention 1989-90,
Federal Programs and Progress,pp.3-7)yang:
1). Berbasis pada konsensus keilmuan dan dihubungkan dengan faktor terhadap satu atau
lebih masalah kesehatan dalam penduduk yang beresiko tinggi pula;
2). Diambil dari variasi perencanaan jaringan kerja;
3). Difokuskan pada hasil antara yang dapat diterima dan dimudifikasi sebagai program yang
sudah matang;
4). Menggunakan varasi sistem dan jaringan diseminasi informasi;
5). Menggunakan saluran ganda, termasuk media sebagaimana untuk aktivitas pencegahan
implementasi dalam suatu kampanye.
6. Health e Communication melayani sumber informasi untuk para praktisi komunikasi
kesehatan yang dirancang dalam suatu perencanaan, studi kasus, model perencanaan,
penelitian dan evaluasi dokumentasi, adalah proses yang bertanya kepada orang mengenai:
a. Subni the resources they find most useful
b. Assess the resources others have submitted
c. Share ideas on what works and why
d. Generate an evolving collective perspective around resoures, approaches, and trends in Health
Communication
7. Kini berkembang luas peluang untuk aplikasi komunikasi kesehatan yang meliputi:
a. Telehealth-adalah aplikasi telekomunikasi dan teknologi komputer untuk memperluas
spectrum informasi mengenai kesehatan masyarakat dan obat-obatan.
b. Interactive health communication-adalah interaksi antara individu dengan
konsumen,pasien,pemberi layanan kesehatan, atau professional dengan menggunakan
bantuan teknologi komunikasi sebagai alat pembagi informasi atau menyediakan peralatan
agar semua orang dapat mengakses atau mengalihkan informasi kesehatan atau memberikan
bimbingan mengenai isu-isu kesehatan.
c. Consumer health informatis- interaktif komunikasi kesehatan yang difokuskan pada
konsumen.
d. Telemedicine-aplikasi telekomunikasi dan teknologi computer yang secara khusus melayani
klinik.

Media-media baru yang sama-sama digunakan di atas semuanya berpusat pada computer
dengan melibatkan peranan radio dan televis, kios, warung internet, video,online services,
video conferencing, CD-ROM/DVD, video games, dan berbagai format layanan lainnya.

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Studi keilmuan komunikasi kesehatan terinspirasi oleh empat bentuk gerakan yang
dikemukakan oleh Armstrong (1983). Perhatian dunia terhadap masalah kesehatan telah
disepakati dalam berbagai perjanjian, kesepakatan konferensi dan deklarasi. Ada banyak
definisi dari komunikasi kesehatan. Salah satu cakupan dalam komunikasi kesehatan ialah
komunikasi persuasive yang merupakan komunikasinyang berdampak pada perubahan
perilaku kesehatan. Strategis dan praktis merupakan bagian dari tujuan komunikasi
kesehatan. Secara garis besar, manfaat dalam mempelajari komunikasi kesehatan ialah
memahami interaksi antara perilaku kesehatan dengan individu. Dengan adanya kemajuan
teknologi, maka berbagai informasi kesehatan mudah diakses, seperti lewat sarana internet.

3.2  Saran
Tentunya dalam makalah ini, masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat memohon kritik dan saran dari pembaca agar pembuatan makalah di waktu
selanjutnya bisa dibuat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah yang dibuat ini, bisa
berguna dan bermanfaat.
http://melkysuwuh.blogspot.com/2016/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Anda mungkin juga menyukai