STUDI LITERATUR
Penalaran dan matematika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan
Bernalar berarti melakukan percobaan di dalam pikiran dengan hasil pada setiap
langkah dalam untaian percobaan itu telah diketahui oleh penalar dari pengalaman
tersebut.
masalah. Bila objeknya berupa masalah atau idea matematik maka penalaran
matematik digolongkan dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran
deduktif. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sumarmo (2012:348),
diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
13
14
ekstrapolasi; memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola
argument yang valid, dan 7) Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan
matematika (doing math) atau tugas matematika (mathematical test). Ditinjau dari
matematik dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu tingkat rendah (low order
adalah memahami idea matematika secara lebih mendalam, mangamati data dan
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa berpikir kreatif termasuk ke dalam berpikir
berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan berpikir original dan refleksif serta
yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat
logis”.
gagasan dan produk baru, melihat suatu pola atau hubungan baru antara suatu hal
dan hal lainnya yang semula tidak nampak yaitu menemukan cara-cara baru untuk
17
C. Minat Belajar
Minat dengan prestasi belajar berkorelasi positif tetapi rendah. Meskipun
kegunaanya, karena senang atau karena menarik perhatian. Agar siswa itu tertarik
atau berminat terhadap matematika paling tidak siswa harus dapat melihat
belajar itu walaupun kecil, ada dan positif, faktor-faktor penyebab timbulnya
kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari
Minat dapat timbul dari luar maupun dari dalam diri siswa. Salah
satunya adalah kondisi kesehatan dan kondisi mental siswa. Siswa yang kondisi
karena seluruh potensi tubuhnya digunakan untuk menahan rasa sakit yang
diderita. Demikian pula dengan kesehatan mental, yang secara langsung akan
mengganggu minat belajar. Jika siswa tidak menyukai dengan guru matematika
Usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat anak agar menjadi lebih
produktif dan efektif antara lain sebagai berikut: 1) memperkaya ide atau gagasan,
2) memberikan hadiah yang merangsang, 3) berkenalan dengan orang-orang yang
kreatif, 4) petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat,
5) mengembangkan fantasi, 6) melatih sikap positif.
diperoleh di kemudian. Minat itu dipelajari dan mempengaruhi sesuatu hal. Jadi
minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan mendukung proses belajar
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Hal ini berarti menunjukkan
itu untuk mencapai tujuan dan menyadari bahwa hasil belajar akan membawa
dirinya menjadi lebih baik, kemungkinan besar siswa akan berminat untuk
mempelajari sesuatu.
Jadi, minat belajar adalah sesuatu yang dapat timbul baik dari dalam
tidak terbatas di lingkungan sekolah formal dan pada anak usia sekolah, tetapi
belajar berlangsung sejak anak masih kecil sampai akhir hayat. Ruang belajar juga
tidak hanya sebatas dengan materi belajar di sekolah atau di lembaga pendidikan
mampu mengerjakan soal, tetapi lebih dari itu siswa harus memahami soal yang
dalam kehidupan nyata. Untuk mempersiapkan hal tersebut guru dituntut untuk
Sumarmo (2013:30),
lingkungan siswa, sarana dan prasarana serta aspek lain yang terlibat dalam
pembelajaran matematika.
pembelajaran tergantung dari strategi belajar mengajar yang telah dipilih agar
proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Metode pembelajaran yang
Learning menjadi salah satu metode yang wajib digunakan karena metode ini
cocok untuk menyelesaikan masalah tidak rutin atau soal-soal yang dituntut untuk
dan pengetahuan.
prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam hal ini penemuan terjadi apabila
oriented (berpusat pada guru) menjadi student oriented (berpusat pada siswa)
22
karena dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk
Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not
presented with subject matter in the final form, but rather is required to organized
it him self”. Ide dasar dari pendapat Bruner adalah dari pendapat Piaget yang
menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas dan
mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya
perbedaan kemampuan.
belajar diberikan di kelas yang bersifat penemuan dan memungkinkan siswa dapat
Discovery learning itu sendiri bertitik tolak pada teori belajar kognitif, yang menyatakan
belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Asumsi dasar teori kognitif ini adalah
setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya yang tertata
dengan bantuan guru”. Diharapkan, jika siswa secara aktif terlibat didalam
menemukan suatu prinsip dasar sendiri, Ia akan memahami konsep lebih baik,
ingat lama dan akan mampu menggunakannya kedalam konteks yang lain. Berikut
1. Stimulation
Guru mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik membaca
atau uraian yang memuat permasalahan.
2. Problem Statement
Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan, sebagian besar memilihnya yang dipandang paling
menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih
ini selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau
hipotesis, yaitu jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
3. Data Collection
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis ini,siswa diberi kesempatan untuk mengumpilkan data.
4. Data Prosesing
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, diklasifikasi,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada,
pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek apakah terjawab atau tidak.
6. Generalitation
Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, siswa belajar
menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.
1. Identifikasi masalah.
3. Pengumpulan data.
5. Uji kesimpulan.
5. Verification (pembuktian).
bisa dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk
diri individu siswa tentang strategi belajar dan proses berpikir efektif. Pendekatan-
mampu membaca dan menulis dengan baik, belajar dengan orang lain,
sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata untuk memahami makna
dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan bacaan tersebut”. Inilah
skill yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar efektif, seperti merangkum,
maupun dalam kelompok kecil. Reciprocal Teaching bisa diterapkan untuk materi
strategi kognitif dalam memahami bacaan (bahan ajar dan soal-soal), dengan
dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang
empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi,
4) Menduga (Predicting).”
28
berpusat pada siswa yang berbasis komunikasi dengan menekankan pada empat
memprediksi materi lanjutan dan mengklarifikasi materi lanjutan dan istilah yang
pengetahuannya sendiri.
(Generalitation).
E. Hipotesis
biasa.
biasa.
6. Kaitan antara: