Konsep Dasar Metode Penelitian Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM

Konsep Dasar Metode Penelitian Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Muhammad Imron, M.Pd.I

Disusun oleh:
Muhammad Ustman Afandi Al Asfai

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


UNIVERSITAS SULTAN FATAH
TAHUN 2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam yang disaksikannya melalui
panca indera. Oleh sebab kekaguman itu, maka manusia pada tahap selanjutnya mulai
bertanya-tanya, timbul dalam dirinya sebuah rasa keingintahuan yang sangat kuat untuk
mendapatkan penjelasan tentang semua yang diinderanya tadi, yaitu sesuatu yang
mengagumkan dari alam raya ini.
Pada perkembangannya, untuk memenuhi dan memuaskan rasa ingin tahunya itu
manusia mulai melakukan beberapa upaya, mulai dari yang paling sederhana yang biasa
disebut dengan cara mendapatkan pengetahuan secara tradisional, sampai ke yang paling
kompleks yang biasa disebut dengan mendapatkan pengetahuan secara modern.
Dewasa ini upaya untuk mendapatkan pengetahuan sudah sampai pada cara yang
modern, yang biasa indentik dengan pendekatan ilmiah. Di dalamnya sudah diatur tahap-
tahap serta aturan-aturan sistematis untuk sampai pada pengetahuan yang tepat dan
benar.
Namun, sebelum itu semua, sebelum memasuki tahap-tahap dan aturan-aturan itu,
alangkah lebih baiknya untuk mengetahui konsep dasarnya terlebih dahulu. Karena
untuk mendapatkan pengetahuan itu perlu penelitian, maka konsep dasarnya juga disebut
dengan konsep dasar penelitian. Dan di dalam pembahasan kali ini, akan dibahas secara
jelas dan singkat tentang hal tersebut.
Satu lagi, karena dalam hal ini lebih fokus pada bidang pendidikan, maka secara
otomatis akan dikaitkan dengan pendidikan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu metode penelitian?
2. Apa tujuan, fungsi dan pentingnya penelitian?
3. Apa saja karakteristik penelitian pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif?
5. Apa perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian


Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis. Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Empiris
yaitu cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia. Sistematisi artinya
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati)
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. (Sugiyono: 2010, 1)
Metode penelitian pendidikan dapat pula diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
B. Tujuan, Fungsi, dan Pentingnya Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan, fungsi dan kepentingan di
dalamnya. Seperti yang sudah dipaparkan oleh Zainal Arifin bahwa tujuan, fungsi dan
pentingnya penelitian, khususnya penelitian pendidikan adalah sebagai berikut: (Zainail
Arifin: 2012, 5-8)
1. Tujuan
Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan terperinci dalam bentuk
pernyataan serta menunjukkan adanya suatu hal yang harus dicapai setelah penelitian
tersebut selesai dilaksanakan.
Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan generalisasi tentang
pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Secara umum, tujuan penelitian dapat
dibagi dua, yaitu:
a. Tujuan eksploratif, yaitu untuk menemukan teori-teori atau masalah-masalah
baru dalam bidang pendidikan.

3
b. Tujuan pengembangan, yaitu untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang
telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam
ilmu pendidikan yang telah ada.
c. Tujuan verifikasi, yaitu untuk menguji kebenaran dari suatu ilmu (pendidikan)
yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap informasi atau ilmu pendidikan tertentu.
2. Fungsi
Dalam penelitian dikenal beberapa fungsi, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Fungsi pemecahan masalah (problem solving)
Fungsi ini adalah fungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam bidang
pendidikan secara jelas dan cermat, sehingga menghasilkan masukan langsung
dalam menentukan suatu kebijakan.
b. Fungsi pendeskripsian (description)
Adalah fungsi untuk mendeskripsikan sifat-sifat atau karakteristik
fenomena yang dibuat oleh manusia. Dalam pelaksanaannya, fungsi ini sangat
bergantung pada instrument pengukuran yang digunakan.
c. Fungsi pengembangan (development)
Merupakan fungsi untuk mengeksplorasi dan merumuskan suatu aturan,
hukum, dalil, model mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan
kondisi yang lainnya atau hubungan antara satu kejadian dengan kejadian
lainnya, sehingga dapat menghasilkan teori baru.
d. Fungsi peramalan (prediction)
Adalah fungsi meramal dan memproyeksi suatu fenomena yang akan
terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang
dan/atau sebelumnya.
e. Fungsi perbaikan (improvement)
Adalah fungsi untuk memperbaiki program, kurikulum, pembelajaran dan
aspek-aspek pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu kompetensi peserta
didik.
f. Fungsi penjelasan (explanation)
Adalah fungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, menegaskan suatu
kondisi yang melandasi suatu fenomena. Fungsi ini sangat penting, karena
mencakup tiga fungsi sebelumnya, yaitu mendeskripsikan, meramalkan, dan
perbaikan suatu fenomena dengan tingkat kepastian dan akurasi yang tinggi.
4
3. Pentingnya penelitian
Ada beberapa alasan mengapa penelitian pendidikan dianggap penting, yaitu:
a. Pendidik akhirnya dapat memahami dan menganalisa masalah-masalah
pendidikan secara kontinu dan dapat membuat keputusan secara professional.
b. Kelompok pembuat kebijakan di luar lembaga pendidikan, seperti lembaga
legislative telah mengamanatkan perangkat perundang-undangan untuk
melakukan perubahan sistem pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
c. Ulasan tentang hasil penelitian pendidikan tentu akan banyak memberikan
manfaat bagi pengembangan pendidikan di masa depan.
C. Karakteristik Penelitian Pendidikan
McMillan dan Schumacher (2001) mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan
adalah “objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan kondisional”.
(Zainail Arifin: 2010, 3-4)
1. Objektivitas. Secara sederhana objektivitas dapat berarti tidak bias, berpikir
terbuka, dan tidak subjektif. Objektivitas penelitian menunjukkan kepada dua hal
pokok, yaitu objektivitas prosedur penelitian dan sifat objektivitas penelitian.
Objektivitas prosedur penelitian mengacu pada langkang pengumpulan data,
analisis data, dan interpretasi. Artinya, pada ketiga langkah ini, penelitian harus
menunjukkan sikap yang objektif. Objektivitas juga merujuk kepada mutu data
yang dihasilkan.
2. Ketepatan. Ketepatan di sini maksudnya adalah ketepatan bahasa yang digunakan
dalam penelitian. Bahasa penelitian bukan bermaksud untuk membinggungkan
pembaca, tetapi memberikan arti dan makna. Validasi dan reliabilitas dalam
pengukuran, desain penelitian, sampel acak, dan signifikasi statistik merupakan
istilah-istilah teknis dalam pendekatan penelitian kuantitatif. Begitu juga
komparasi konstan dan reflekdits merujuk pada pendekatan penelitian kualitatif.
Ketepatan bahasa menunjukkan studi dilakukan secara akurat, sehingga hasilnya
dapat direfleksi atau dikembangkan lebih lanjut dan digunakan secara benar.
3. Verifikasi. Hasil-hasil penelitian pendidikan dapat diverifikasi atau direvisi untuk
penelitian selanjutnya. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara yan berbeda
bergantung pada kegunaan studinya. Jika suatu penelitian menguji teori, kemudian
menguji kelompok atau kondisi lainnya, maka dapat dilakukan verifikasi terhadap
teori atau merevisi teori.
5
4. Penjelasan singkat. Penelitian pendidikan mencoba menjelaskan hubungan antar
fenomena. Tujuannya untuk mengurangi kenyataan yang terlalu rumit menjadi
pnjelasan-penjelasan singkat dan sederhana. Teori merupakan suatu penjelasan
yang memperkirakan dan dapat diuji untuk pembuktian, bahkan dapat diselidiki
lebih lanjut.
5. Empirikisme. Penelitian pendidikan ditandai oleh adanya sikap dan pendekatan
empirik. Empirik mengandung arti dilakukan dan dibuktikan melalui pengalaman
dilapangan, ukan dengan cara rekayasa.
6. Penjelasan logis. Semua jenis penelitian pendidikan memerlukan penjelasan dan
penalaran logis, yaitu berpikir dengan menggunakan aturan logis., baik secara
deduktif maupun induktif.
7. Simpulan kondisional. Sering terjadi miskonsepsi dalam penelitian pendidikan,
dimana simpulan dijadikan ukuran kebenaran mutlak. Padahal simpulan itu
sifatnya kondisional mungkin benar mungkin kursng atau tidak benar.
D. Pengertian Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,
relatif tetap, konkrit, terukur, dan dilakukan pada sampel atau opulasi tertentu.
Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
Filsafat postpositivisme sering disebut sebagai paradigma interpretatif dan
konstruktif, yang mengandung realitas sosial sebagai suatu yang holistik/utuh, kompleks,
ninamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif. (Sugiyono: 2010, 14-15)

6
E. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1. Karakteristik Penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) adalah :
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci
b. Lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau
gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
c. Lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.
d. Menekankan analisis data secara induktif
e. Lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Erickson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian
kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan
b. Mencatat secara hati-hati apa yang terjadi
c. Melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokomen yang ditemukan di
lapangan
d. Membuat laporan penelitian secara mendetail.
2. Proses Penelitian
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif harus bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang
diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah harus digali
melalui fakta-fakta empiris. Peneliti harus menguasai teori dengan membaca
berbagai referensi. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan secara spesifik,
umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Untuk menjawab rumusan
masalah yang bersifat sementara, peneliti bisa menghubungkan antara teori dan
penelitian (yang relevan) yang belum ada pembuktiannya secara empiris, hal
itu disebut dengan hipotesis (kesimpulan sementara).
Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti dapat memilih
strategi/pendekatan penelitian yang sesuai. Setelah itu, peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data melalui
kuisioner/angket. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang
berbentuk populasi maupun sampel.
Setelah data terkumpul, maka dianalisis untuk menjawab rumusan masalah
dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7
Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang
berupa jawaban terhadap rumusan masalah.
b. Proses Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau
piknik, sehinnga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi belum tahu pasti
apa yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara
membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berpikir dan melihat
obyek dan aktifitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan
sebagainya.
Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Tahap orientasi, pada tahap ini peneliti mendeskripsiskan apa yang
dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.
2) Tahap reduksi/fokus, peneliti mereduksi data yang ditemukan untuk
memfokuskan pada masalah tertentu.
3) Tahap selection, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci. Dengan cara mencari informasi melaui
wawancara dengan orang-orang yang dijumpai di tempat penelitian.
Setelah peneliti melakukan analisis terhadap informasi/data yang
diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi suatu bangunan
pengtahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
4) Peneliti menganalisis jawaban yang diberikan , jika dirasa benar
maka dibuatlah kesimpulan.
5) Kembali kepada kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan
itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan hal itu, maka peneliti
masuk lapangan lagi, mengulang pertanyaan dengan cara dan
sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau kesimpulan telah
diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi maka pengumpulan data
dinyatakan selesai.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis.
Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan, fungsi dan kepentingan di
dalamnya. Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan terperinci dalam
bentuk pernyataan serta menunjukkan adanya suatu hal yang harus dicapai setelah
penelitian tersebut selesai dilaksanakan. Untuk fungsinya, ada fungsi pemecahan masalah
(problem solving), fungsi pendeskripsian (description), fungsi pengembangan
(development), fungsi peramalan (prediction), fungsi perbaikan (improvement), fungsi
penjelasan (explanation).
McMillan dan Schumacher (2001) mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan
adalah “objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan kondisional”.
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut (1) bidang yang berisi penelitian
akademis, professional dan institusional. (2) Segi tujuan, di dalamnya terdapat penelitian
murni dan terapan. (3) Segi metode, dibedakan menjadi; penelitian survey, eksperimen,
naturalistic, dan lain-lain. (4) Segi eksplanasi, penelitian ini dibagi menjadi deskriptif,
komparatif dan asosiatif. (5) Segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross
sectional dan longitudinal.
Di dalam penelitian terdapat penelitian kuantitatif yang secara gampang dalam
penjelasannya adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis. Selain
kuantitatif, ada juga yang disebut dengan kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan
untuk menemukan hipotesis/teori baru.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,


Bandung: Alfabeta, 2012.

Zainal Arifin, Metode Penelitian, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

http://mind-ashshinta.blogspot.co.id/2015/04/makalah-metode-penelitian-pendidikan.html

10

Anda mungkin juga menyukai