Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Peran Lembaga Pendidikan di Era Globalisasi

Oleh :
1. Bagoes Wiroyudho (31.0519)
2. Rifky Eko Satyananda (31.0499)
3. M. Khrisna Yossa Putra (31. )

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Lembaga
Pendidikan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Sosiolog. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang suatu Lembaga Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Restu Widyo Sasongko, S.Pd, M.Si
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Sosiolog yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jatinangor, 12 Juni 2021

2
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan dengan tujuan mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik
melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan adalah lembaga
yang menawarkan pendidikan formal dari jenjang prasekolah sampai perguruan
tinggi, bersifat umum atau khusus.

Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang sangat penting dan berpengaruh
besar terhadap kehidupan bangsa dan penentu kualitas sumber daya manusia.
Lembaga pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan formal,
informal dan non formal. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan
di sekolahsekolah pada umumnya dan jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi.1

Pendidikan memberikan arah terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia


dan lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan akan berubah seiring waktu.
Sehingga harus terorganisasi dan diarahkan menuju tujuan akhir pendidikan yang
telah ditetapkan. Lembaga-lembaga pendidikan sebagai penyalur pendidikan terus
berkembang sesuai kebutuhan dari tuntutan perubahan di masyarakat. Dalam proses
pendidikan ada sebuah tujuan mulia, yaitu penanaman nilai yang di lakukan oleh
pendidik terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu :
sebagai mana termuat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
1
http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-dannonformal.html
diakses pada tgl 19-12-2013 pukul 14.00
3
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap,
kreatif dan mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2

Tujuan pendidikan nasional tersebut tampak ideal, dan jika diwujudkan, maka
akan dihasilkan manusia yang utuh, sempurna, terbina seluruh potensi jasmani,
intelektual, emosional, sosial dan sebagainya, sehingga ia dapat diserahkan tanggung
jawab untuk mengemban tugas baik yang berkenaan dengan kepentingan pribadinya,
maupun masyarakat dan bangsanya.

Banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan lembaga pemerintah ataupun swasta


dengan menerapkan system atau kurikulum yang dirasa pas untuk mewujudkan tujuan
tersebut. Salah satu diantaranya adalah sistem full day school yang diterapkan di SMP
Al Falah Assalam Tropodo, Waru Sidoarjo. Sekolah Al Falah Assalam Tropodo
merupakan lembaga pendidikan berbasis dakwah, sebagaimana misi SMP Al Falah
Assalam adalah mewujudkan sekolah yang berbasis dakwah, bermanfaat bagi
lingkungan dan menjadi contoh bagi sekolah di sekitarnya. Untuk mencapai misi
sekolah, maka di dalam kurikulum sekolah tersebut menerapkan kegiatan pelatihan
dakwah siswa, seperti kegiatan kultum yang dilakukan setiap hari Senin setelah shalat
dhuhur. Kultum adalah salah satu sarana yang efektif untuk berdakwah, amar ma’ruf
nahi mungkar.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dijelaskan diatas, maka pokok
permasalahan yang akan di identifikasi yakni :

1. Apa saja fungsi dan jenis-jenis Lembaga Pendidikan ?


2. Bagaimana peran Lembaga Pendidikan dalam mengatasi masalah Pendidikan?

Rumusan Masalah

2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya
(Jakarta:2007), hal.VII
4
Dari uraian identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah yakni apa jenis dan
peran Lembaga Pendidikan ?

Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yakni mengetahui jenis dan
peran Lembaga Pendidikan.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. FUNGSI DAN JENIS-JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN

Lembaga Pendidikan adalah Lembaga yang memiliki fungsi untuk


mengembangkan Pendidikan di suatu daerah agar daerah tersebut memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas dan mempunyai skill. Jenis-jenis Lembaga
Pendidikanpun juga banyak macamnya dan memiliki tugas yang berbeda-beda.

a) Fungsi Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan berfungsi mengatur pemenuhan kebutuhan terhadap


pendidikan. Fungsi lembaga pendidikan ada dua, yaitu fungsi manifes dan fungsi
laten.

1. Fungsi manifes lembaga pendidikan Fungsi manifes adalah fungsi yang tercantum
dalam kurikulum sekolah. Menurut Horton dan Hunt, fungsi manifes lembaga
pendidikan adalah: Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah,
dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seperti sekolah
maka seseorang siap untuk bekerja; Mengembangkan bakat perseorangan demi
kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat; Melestarikan kebudayaan
masyarakat, lembaga pendidikan mengajarkan beragam kebudayaan dalam
masyarakat; Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

2. Fungsi laten lembaga pendidikan Fungsi laten lembaga pendidikan adalah:


Mengurangi pengendalian orang tua; Keikutsertaan anak dalam lembaga pendidikan
seperti sekolah akan mengurangi pengendalian orang tua. Karena yang berperan saat
pengajaran dan pendidikan di sekolah adalah guru. Mempertahankan sistem kelas
sosial; Lembaga sekolah diharap mensosialisasikan kepada para anak didik untuk
menerima perbedaan status di masyarakat. Sekolah diharapkan menghilangkan
perbedaan kelas sosial berdasarkan status sosial peserta didik di masyarakat.
Memperpanjang masa remaja; Sekolah memungkinkan diperpanjang masa remaja dan

6
penundaan masa dewasa.

 Fungsi Lembaga Pendidikan lainnya dalam kehidupan masyarakat :


1. Fungsi Sosialisasi

Adanya lembaga pendidikan berperan besar dalam proses sosialisasi peserta didik
dengan lingkungan masyarakat. Fungsi sosialisasi tersebut dilaksanaan lewat berbagai
program serta kurikulum pendidikan di sekolah sehingga transmisi nilai-nilai budaya
bisa selaras dengan pendidikan lainnya.

2. Fungsi Pengendalian Sosial


Lembaga ini pun berperan dalam hal kontrol sosial dengan cara menanamkan
nilai-nilai, norma, serta loyalitas tatanan tradisional terhadap peserta didik. Dengan
adanya fungsi kontrol sosial tersebut maka diharapkan para peserta didik mempunyai
karakter yang berkualitas sehingga tatanan masyarakat yang harmonis bisa terwujud.
3. Melestarikan Kebudayaan

Kelestarian budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam pastinya mesti


dilestarikan. Dalam hal ini, lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam
mengajarkan keanekaragaman budaya nasional itu kepada para peserta didik.

4. Seleksi Pelatihan dan Pengembangan Manusia

Lembaga ini pun mempunyai fungsi serta peranan yang amat penting didalam
proses seleksi, pelatihan, serta mengembangkan individu yang berkualitas guna di
dunia kerja dan dunia bisnis.

Salah satu contohnya adalah pada ketika proses masuk perguruan tinggi yang
mengharuskan peserta didik mengikuti ujian. Peserta didik yang lulus seleksi ujian
lalu akan menerima pendidikan, dilatih dan dituntut supaya menjadi individu yang
berkualitas.

5. Perubahan Sosial

Dengan adanya lembaga pendidikan dan semua kegiatannya, maka hal itu akan

7
mempengaruhi kehidupan sosial secara umum. Hal tersebut terjadi karena nilai-nilai,
keyakinan, norma, serta pola pikir yang sudah ditanamkan kepada para peserta didik
yang membentuk kepribadiannya sehingga mempengaruhi tingkah lakunya di
masyarakat.

Lewat pendidikan, para peserta didik pun akan mendapatkan kemampuan berpikir
secara kritis, mandiri, serta tak mudah menyerah menghadapi rintangan. Dengan
demikian, diharapkan pada para peserta didik bisa berperan menjadi jalan perubahan
di masyarakat.

B. PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MENGATASI MASALAH


PENDIDIKAN

Di Dunia ini, peran Lembaga Pendidikan dalam menanggapi dan mengurangi


masalah pendidikan sangatlah penting. Pemerintah telah mengambil upaya
membentuk Lembaga Pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan sumber daya
manusia.

Proses pendidikan karakter tidak bisa instan, oleh karena itu pendidikan karakter
haruslah dimulai sejak dini dan diupayakan oleh lembaga pendidikan formal yang
bersifat lebih mengikat, lebih terarah dan terukur. Pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut.3 Untuk itu semua komponen (perangkat pendidikan) harus dilibatkan
diantaranya isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penananan atau
pengelolaan mata pelajarn, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
kokurikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembinaan dan ethos kerja seluruh
warga sekolah.

3
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan masyarakat : Stategi memenangkan persaingan
mutu. (Jakarta: Nimas Multima, 2008), Hal. 231.
8
Tujuan pendidikan karakter antara lain: (1) mengembangkan potensi kalbu siswa
sebagai manusia dan warga Negara agar memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa, (2) mengembangkan kebiasan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, (3) menanamkan
jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa, (4)
mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan kebangsaan. (5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur penuh kreatifitas dan persahabatan, serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).4

4
Kemdiknas, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya
untuk membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. (Jakarta: Kemendiknas, 2010) hal, 7
9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan Lembaga pendidikan formal


(sekolah) merupakan sarana yang diperlukan dalam mencetak generasi yang cerdas
dan kompetitif. Lembaga pendidikan formal adalah institiusi yang memiliki wibawa
dan kearifan dalam membentuk karakter sebagai pilar bangsa dimasa depan. Peran
Lembaga Pendidikan dalam menanggapi dan mengurangi masalah pendidikan
sangatlah penting yang bertujuan untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan


Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Litbang Pusat Kurikulum Kemdiknas.

Puskur. 2010. Pengembangn pendidikan budaya dan karakter bangsa.


Jakarta: Badan Litbang Kementrian Pendidikan Nasioanal.

Suyatno. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa,


Makalah ini disampaikan dalam Sarasehan Nasional oleh Kopertis Wilayah 3 DKI
Jakarta.

Mawardaniah. 2009. “Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Madrasah


Tsanawiyah Muhammadiyah I Malang” (Skripsi Pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang)

Kemdiknas. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran


Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kemendiknas.

Syaiful Sagala. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah dan masyarakat :


Stategi memenangkan persaingan mutu. Jakarta: Nimas Multima.

Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik


dan Permasalahannya. Jakarta.

http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-
dannonformal.html diakses pada tgl 19-12-2013 pukul 14.00

11

Anda mungkin juga menyukai