Anda di halaman 1dari 3

Keluarga Berencana atau disingkat KB merupakan program yang ada di hampir setiap negara

berkembang, termasuk Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengontrol jumlah penduduk dengan
mengurangi jumlah anak yang dilahirkan oleh perempuan usia 15–49 tahun, yang kemudian disebut
dengan angka kelahiran total atau total fertilityrate (TFR). Keluarga yang mengikuti program KB
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan mereka. Kebijakan keluarga
berencana biasanya dilakukan pada saat pemerintah kurang mampu untuk mengimbangi tingkat laju
pertumbuhan penduduk, dengan kebutuhan serta fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan
penduduknya. Sebenarnya jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi penggerak yang kuat jika
penduduknya berkualitas.

Perkembangan program Keluarga Berencana di Indonesia mengalami suatu metamorphosis di mana ada
periode BKKBN yang kemudian berkembang menjadi Kementerian Negara Kependudukan dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dimulai pada tahun 1967, dengan tujuan mengatur
masalah kependudukan (demografi), melalui falsafah Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS). Indonesia sebagai negara yang masih berkembang, di samping masalah politik, masih harus
menghadapi kesulitan ekonomi yang berkepanjangan, padahal jumlah penduduk sangat tinggi.

Masalah kependudukan di Indonesia sampai saat sekarang belum dapat diatasi. Permasalahan ini antara
lain diwarnai jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi, serta angka kelahiran yang tinggi.
Secara garis besar terdapat tiga aspek permasalahan kependudukan di Indonesia yaitu struktur umur
muda, kualitas pendudukan, dan persebaran penduduk antar wilayah yang tidak merata (BKKBN, 2013).

Hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta
jiwa. Jumlah penduduk hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010. Dengan luas
daratan Indonesia sebesar 1,9 juta km2, maka kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per
km2. Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama 2010-2020 rata-rata sebesar 1,25 persen,
melambat dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 1,49 persen.

Pertumbuhan penduduk ini tentu saja berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi
dan kesejahteraan negara. Berdasarkan jumlah tersebut, maka setiap harinya penduduk Indonesia
bertambah sebesar 9.027 jiwa. Setiap jam terjadi pertambahan pertumbuhan penduduk sebanyak 377
jiwa, bahkan setiap detik jumlah pertambahan penduduk masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 1,04 %
(1-2 juta jiwa). Pertambahan penduduk di Indonesia umumnya bisa dikatakan 99,9% disebabkan oleh
kelahiran, sisanya berupa migrasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam 1 detik di
Indonesia terjadi kelahiran bayi sebanyak 1-2 jiwa (Irianto, 2014). Oleh karena itu, dibentuklah suatu
program Keluarga Berencana (KB) untuk mengatasi permasalahan di atas guna mencapai tujuan
pembangunan jangka panjang bidang kesehatan.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) bahwa : ”Urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan
pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar”. Selanjutnya pada pasal 12 ayat (2) dijelaskan bahwa : ”Urusan pemerintahan
wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar salah satunya adalah pengendalian penduduk dan
keluarga berencana”. Undang-undang ini telah di perjelas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 87
Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, Keluarga Berencana
dan Sistem Informasi Keluarga pada Pasal 37 ayat (1) dijelaskan bahwa :”Penggerakan penyelenggaraan
Keluarga Berencana dilaksanakan melalui mekanisme operasional pelayanan dasar Program
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana”.

Program Keluarga Berencana di Indonesia, seperti juga di Negara berkembang lainnya, lebih
menekankan pada pencapaian tujuan demografis yakni untuk mencapai target penurunan laju
pertumbuhan penduduk. Keluarga Berencana lebih sebagai pengendalian populasi yang memberi jalan
bagi negara untuk mengatur fungsi reproduktif warganya khususnya alat reproduksi perempuan.

Pelayanan KB yang bermutu adalah pelayanan yang memberikan informasi yang terbuka secara rasional
dan diikuti pelayanan oleh tenaga professional dengan jaringan pelayanan yang mempunyai system
rujukan yang dapat diandalkan.

Pemerintah daerah menganggap program KB nasional belum prioritas karena jumlah penduduk
terutama di daerah pedalaman dan perbatasan kurang. Penggunaan KB tidak dilarang, namun

peredaran dan peggunaan alat kontrasepsi dipantau dan perlu adanya penetapan standar keluarga
sejahtera. 

Laporan pengguna KB belum dikelola dengan baik karena masyarakat mencari kontrasepsi secara
mandiri di sektor swasta. Program promotif dan preventif KB terbatas pada penyuluhan keluarga sehat
sejahtera.          

Penyuluhan alat dan obat kontrasepsi secara spesifik tidak boleh dilakukan oleh  provider di sektor
pemerintah. 

Stakeholder yang menganggap KB bertentangan dengan agama menjadi alasan KB dibatasi namun tetap
terkendali. Penggunaan KB direkomendasikan secara khusus bagi masyarakat yang memiliki indikasi
medis. 

Masyarakat mengetahui kontrasepsi hanya untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengatur jarak kelahiran, tetapi belum mengerti penggunaan kontrasepsi efektif dan aman. Masyarakat
menganggap KB alamiah adalah cara menjaga kehamilan. Namun KB alamiah tidak cukup,  karena bisa
saja terjadi kegagalan jika salah menghitung masa subur. KB alamiah ini dijadikan sebagai sebuah solusi
ketika masyarakat mengalami keluhan akibat penggunaan kontrasepsi. Provider mengatakan KB alamiah
bila diterapkan masyarakat yang tidak paham berpotensi gagal.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan
jumlah penduduk. Meskipun program KB telah dilakukan, namun jumlah penduduk Indonesia masih
terus bertambah.

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil sensus
penduduk yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia sudah melebihi dari proyeksi
Badan Pusat Statistik Indonesia (Indrayani, 2014) serta upaya pemerintah dalam pengendalian kuantitas
penduduk melalui Keluarga Berencana, pengembangan dan peningkatan kualitas penduduk melalui
perwujudan keluarga kecil yang berkualitas. Perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dapat dilakukan
melalui program keluarga berencana. Pelaksanaan keluarga berencana inisalah satunya dengan
penggunaan alat kontrasepsi yang tersedia bagi pria dan wanita.

Program KB adalah salah satu program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program ini salah satu tujuannya adalah penjaringan kehamilan menggunakan metode
kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui
usahausaha perencanaan dan penjaringan penduduk. Program kependudukan dan KB merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM).

DAFTAR PUSTAKA

Trianziani,Shiska.(2018). PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA OLEH PETUGAS LAPANGAN


KELUARGA BERENCANA (PLKB) DI DESA KARANGJALADRI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN
PANGANDARAN. Jurnal MODERAT, 4, No 4, 131-149

Https://www.bps.go.id

Bawing,Priscilla., Siswanto Agus W., & Siwi Padmawati.(2017). Analisis Pelaksanaan Program Keluarga
Berencana. BKM Journal of Community Meddicine and Public Health UGM,33,No 12, 817-822

Anda mungkin juga menyukai