Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN PERSALINAN

Disusun oleh : KELOMPOK 1


Nama anggota : 1. ADELIA PRATIWI( 201540101)
2. ALFANA AGUSTINA(201540102)
3. ANGGITA CAHYANI(201540103)
4. ANGGITA WIDYA NINGRUM(201540104)
5. ANIS SAFIRA( 201540105)
6. ANNISA DEWI ( 201540106)
DOSEN PENGAMPU : IBU SUSAN DELIAH

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG D3 KEBIDANAN


TAHUN 2020/2021
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Asuhan persalinan tepat waktu .
Makalah Asuhan kehamilan disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan
persalinan poltekkes kemenkes pangkalpinang . Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca .

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu SUSAN DELIAH selaku
dosen mata kuliah asuhan persalinan , Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni

kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pangkalpinang , 9 agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..2


DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latarbelakang………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 kelainan kontraksi otot Rahim……………………………....................5
2.2 bagaimana power memperngaruhi persalinan……………………..........6
2.3 bagian keras dan lunak panggul………………………………….......6-9
2.4 bagaimana passage mempengaruhi persalinan………………………..10.
2.5 anatomi kepala janin dan diameter kepala……………………………..10-11
2.6 variasi anatomi plasenta………………………………………………..12-14
2.7 bagaimana passanger dan penolong mempengaruhi persalinan………..15
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan……………………………………………………………………......16
3.2 saran………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami setiap wanita, dimana persalinan

berlangsung dari kala I sampai dengan kala IV. Persalinan Kala I berkaitan dengan peristiwa

yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pembukaan

hingga penurunan kepala janin, sehingga persalinan dapat terjadi secara normal proses ini

berlangsung selama 12-14 jam(Myles, 1996). Terdapat 5 faktor esensial yang mempengaruhi

proses persalinan dan kelahiran. Faktor-faktor ini disebut sebagai 5 P yaitu power (kekuatan),

passanger (penumpang,yaitu janin dan plasenta), passageway (jalan lahir), position (posisi

ibu) dan psychologic (respon psikologis),Proses persalinan terhadap percepatan durasi kala I

dipengaruhi oleh bekerjanya lima faktor tersebut yaitu pertama kekuatan mendorong janin

keluar power yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi

diafragma dan ligamentum action. Faktor kedua adalah faktor passanger (penumpang, yaitu

janin dan plasenta), meliputi besarnya janin, berat bayi lahir dan lainnya, faktor ketiga jalan

lahir (passageway) meliputi tulang–tulang panggul, otot–otot, jaringan, dan ligament–

ligament, selanjutnya position meliputi posisi ibu yang benar dan nyaman sehingga

mempercepat proses persalinan, dan psikologis meliputi kecemasan atau perasaan takut

menghadapi persalinan. Apabila kelima faktor ini 2 dalam keadaan baik, sehat dan seimbang,

maka proses persalinan akan berlangsung secara normal/spontan, namun apabila salah satu

dari ketiga faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan

4
kekuatan his tidak adekuat, kelainan pada bayi atau kelainan jalan lahir maka persalinan

terhadap lama kala I bisa terganggu (Bobak, 2005: 235).

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 kelainan kontraksi oto Rahim / his

Kelainan keluaran his dan meneran His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak
dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu
sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke htt seluruh korpus uteri dengan
adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan
menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri
(frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.

Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:

a) Inersia uteri His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada
bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat
meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri
primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri
sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan
kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan.

b) His yang terlalu kuat His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai
dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus
presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya hanya terletak pada
kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir,
khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan
dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.

5
c) Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasi Disini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara
kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal,

d) Kelainan Mengejan Pada umumnya persalinan kala II kemajuannya sangat dibantu oleh hejan perut,
yang biasanya dikerjakan bersama-sama pada waktu his. Kelainan mengejan disebabkan oleh: - Otot
dinding perut lemah - Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar - Refleks
mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi - Kelelahan (otot dinding perut menjadi
lemah)

2.2 bagaimana power mempengaruhi persalinan ?


power Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim Kekuatan
yang berguna untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot perut, kontraksi
diagfragma dan aksi ligamamnet, dengan kerja sama yang baik dan sempurma. Ada dua power
yang bekerja dalam proses persalinan. Yaitu HIS dan Tenaga mengejan ibu.
HIS merupakan kontraksi uterus karena otot-otot polos bekerja dengan baik dan sempurna, pada
saat kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum
uteri lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks.
Sedangkan tenaga mengejan ibu adalah tenaga selain HIS yang membantu pengeluaran.

2.3 bagian keras dan lunak panggul

setiap wanita mempunyai anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama lain. Panggul terdiri
atas bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot,
jaringan dan ligamen).

Fungsi bagian keras panggul wanita adalah sebagai berikut:

1. Panggul besar untuk menyangga isi abdomen


2. Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia
Sedangkan fungsi bagian lunak panggul wanita adalah sebagai berikut:

1. Membentuk lapisan dalan jalan lahir


2. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil maupun nifas
3. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dari kala uri

6
Ruang panggul terbagi menjadi dua yaitu:

1. Panggul besar (pelvis mayor)


2. Panggul kecil (pelvis minor)
Panggul besar (pelvis mayor)
Panggul besar adalah bagian panggul yang terletak di atas linea terminalis (false pelvis). Panggul
besar berfungsi mendukung isi perut dan menggambarkan keadaan panggul kecil.

1. Panggul kecil (pelvis minor)


Panggul kecil adalah bagian panggul yang terletak di bawah linea terminalis (true
pelvis). Panggul kecil ini merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan
lahir serta penting dalam persalinan.

Panggul terdiri dari bagian yang keras dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak dibentuk oleh
otot-otot dan ligamen.

2. Panggul besar (pelvis mayor)

Bagian Panggul Yang Keras

Bagian keras dari panggul wanita terbentuk oleh tulang panggul. Tulang panggul merupakan
sebuah corong, bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan bagian bawah untuk
menentukan bentuk jalan lahir.

Tulang panggul terdiri atas:

1. Tulang pangkal paha(os coccae)


2. Tulang kelangkang (os sacrum)
3. Tulang tungging (os coxcigys)

Tulang pangkal paha (os coccae)

Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang yang
berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah tulang usus (os
ilium), tulang duduk (os ischium) dan tulang kemaluan (os pubis).

Tulang usus (os ilium)

7
Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian atas dan belakang
panggul. Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung depan maupun belakang dari crista
illiaka menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior.
Tonjolan tulang di bawah spina illiaka anterior superior disebut spina illiaka anterior
inferior dan sebelah bawah spina illiaka posterior superior terdapat spina illiaka posterior
inferior. Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik atau cekungan yang
disebut incisura iskhiadika major. Garis yang membatasi panggul besar dan panggul kecil
disebut linea inominata atau linea terminalis.

Tulang duduk (os ischium)


Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakangnya berduri disebut spina
iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat incisura ischiadika minor. Bagian pinggir bawah
tulang duduk sangat tebal, yang dapat mendukung berat badan pada saat duduk, disebut tuber
iskhiadikum.  Tuber iskhiadikum merupakan ukuran melintang dari pintu atas panggul.

Tulang kemaluan (os pubis)


Tulang kemaluan terletak di sebelah bawah dan depan dari tulang usus yang disebut dengan
tulang duduk. Tulang ini membatasi sebuah lubang yang terdapat dalam tulang panggul, lubang
ini disebut foramen obtoratorium. Ramus superior ossis pubis merupakan tulang kemaluan yang
berhubungan dengan tulang usus. Sedang yang berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus
inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal
akan membentuk sudut 90-100 derajat.

Tulang kelangkang (os sacrum)

Tulang kelangkang ada 1 buah. Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk segitiga
yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di sebelah belakang
antara kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan
kanan dari garis tampak 5 buah lubang yang disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis
merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas
dari sakrum yang berhubungan dengan 5 ruas tulang pinggang dan menonjol ke depan
disebut promontorium. Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran
muka belakang dari pintu atas panggul. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan
tulang pangkal paha melalui articulasio sacro illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan
dengan tulang tungging.

Tulang tungging (os coxcigis)

Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas, tulang
yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang,
sehingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.

8
Bagian Panggul Yang Lunak

Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan ligamen yang meliputi dinding panggul
sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Bagian yang membentuk dasar
panggul disebut diafragma pelvis.

Diafragma pelvis terdiri dari:

1. Pars Muskularis
2. Pars Membranosa
3. Regio Perineum

Pars Muskularis

Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus levator ani terletak agak ke belakang dan
merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus levator ani kiri dan kanan terdiri
dari 3 bagian yaitu:

 Muskulus pubokogsigis dari os pubis ke septum anokogsigeum


 Muskulus illio kogsigeus dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os kogsigis dan
septum anokogsigeum
 Musculus ischio coccygis dari spina ischiadika ke pinggir os sacrum dan os coccygis

Pars Membranosa

Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara muskulus pubio kogsigeus kiri kanan


terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang tertutup oleh sekat yang
disebut diafragma urogenitalis. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan dan
ditembus oleh uretra dan vagina.

Regio Perineum

Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu:

 Regio analis disebelah belakang – Pada regio analis terdapat muskulus spinter eksternus
yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah
 Regio urogenitalis – Pada regio urogenitalis terdapat muskulus ischiokavernosus dan
muskulus transversus perinei superfisialis

9
Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan
ligamen sacro tuberosum.

2.4 bagaimana passage mempengaruhi persalinan

karena Terdiri dua bagian yang terdiri dari: bagian keras yaitu tulang panggul dan bagian
lunak ialah otot-otot dan ligamen. Jalan lahir menjadi tempat utama yang akan dilewati oleh
bayi dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Jalan lahir sangatlah diutamakan
agar proses persalinan akan berjalan dengan baik dan normal. Jika jalan lahir tidak terasa normal
maka persalinan akan mengalami beberapa hambatan yang terjadi.

2.5 anatomi kepala janin dan diameter kepala

B.  Bagian tengkorak (Neuro Cranium)


            Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
a)  Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah
b)  Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2 buah
c)  Tulang pelipis (os. Temporal) 2 buah
d)  Tulang belakang kepala (os. Occipital)

10
C. Bagian muka (Splachno Cranium)
     Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau
terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut, dan
rongga mata
a)  Tulang hidung (os. Nassal)
b)  Tulang pipi (os. Zigomatikum)
c)  Tulang rahang atas (os. Maxillare)
d)  Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)
D. Hubungan antara tulang tengkorak
      Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang
tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
a)  Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
b)  Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulangparietalis.
c)  Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d)  Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun
(fontanella).
1)  Ubun-ubun besar (fontanella mayor)
-    Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis, dan sutura koronaria,
dan sutura frontalis.
-    Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
-    Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2)  Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
-    Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
-    Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
E. Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm
a.  Diameter suboksipito-bregmatika
-    Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar.
-    Jaraknya 9,5 cm
-    Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis

11
-    Antara foramen magnum ke pangkal hidung
-    Jaraknya 11 cm
-    Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan fleksi
sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
-    Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
-    Jaraknya 12 cm
-    Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melalui jalan lahir pada letak puncak
kepala.
d.  Diameter mento-oksipitalis
-    Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
-    Jaraknya 13,5 cm
-    Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
e.  Diameter submento-bregmatika
-    Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
-    Jaraknya 9 cm.
-    Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran Melintang
1.    Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9,5 cm.
2.   Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8,5 cm

2.6 variasi anatmo plasenta


1. Klasifikasi Plasenta
Berikut ini adalah klasifikasi plasenta yaitu:
Plasenta Previa Totalis
Seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta
- Plasenta Previa Parsialis
Sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta
- Plasenta Previa Marginalis
Pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
- Plasenta Letak Rendah
Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di
atas pinggir pembukaan, sehingga tidak teraba pada pembukaan jalan lahir.

12
Letak Plasenta
Berikut ini adalah letak plasenta yaitu:

1. Pemukaan Maternal

 Permukaan yang menghadap ke dinding rahim


 Warnanya merah tua
 Permukaannya kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi dalam beberapa belah
yang disebutkotiledon
 Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon

Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus. Desidua basalis pada plasenta
matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero plasenter berjalan ke ruang-
ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah.
Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi
fisiko-kimia.

2. Permukaan Fetal
Adalah permukaan menghadap kearah janin.

1. Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening sehingga kelihatan
membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang
2. Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta
3. Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama
tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu
vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.
4. Terdiri dari korion frondosum dan vili

Kelainan Bentuk Dan Bobot (Berat Plasenta)


Berikut ini adalah beberapa kelainan bentuk dan bobot plasenta yaitu:

 Kelainan ukuran dan bobot


 Lebih berat dan besar sampai 1/3 berat badan janin dijumpai pada diabetes melitus dan
sifilis.
 Lebih kecil sampai 1/9 berat badan janin dijumpai pada penyakit jantung, ginjal, dan
sebagainya.

13
Kelainan bentuk dan variasi bentuk

1. Dengan beberapa lobus


Plasenta bipatite atau dwilobus: Ada dua masa plasenta untuk janin tunggal, dengan pembuluh
darah janin mengubungkan satu lobus dengan lobus yang lainsebelum menyatu pada tali pusat.
Plasenta Dupleks Apabila plasenta sudah membentuk dua bagian dan pembuluh darah janin pada
tiap-tiap lobus berbeda dari lobus-lobus lain.

2. Plasenta fenestrata
Pada plasenta terdapat lubang atau jendela

Klinis : tidak menimbulkan kesulitan

3. Plasenta berbentuk cincin


Cincin jaringan plasenta, kadang-kadang disebut berbentuk sepatu kudu “Horse shoe plasenta”,
yang dihubungkan dengan perdarahan antepartumdan postpartum, juga dihubungkan dengan
PJT.

4. Plasenta membranacea
Pertumbuhan plasenta tipis dan melebar sehingga dapat menimbulkan gangguan tertentu, yaitu
terjadi plasenta previa, dan sulit dapat melepaskan diri sehingga dapat terjadi perdarahan
primeratau sekunder post partum dan retensio plasenta.

5. Plasenta anularis
 Plasenta berbentuk cincin, sering dijumpai pada anjing

6. Plasenta suksentruriata
Disamping satu plasenta biasa yang normal terdapat plasenta tambahan yang kecil dan
dihubungkan dengan pembuluh darah. Klinis : Bila pada waktu persalinan, ada plasenta

14
tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada
pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka
harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.

2.7 bagaimana passanger dan penolong mempengaruhi persalinan


1. Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi
janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka plasenta dianggap
juga 12 sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta
jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal (Sumarah et al,
2009)
2. Dalam menentukan kelahiran atau persalinan maka para penolong sangata
dibutuhkan untuk memperlancaras proses dari faktor yang mempengaruhi
persalinan dengan bantuan para penolong maka persalinan akan terkendali.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain:

1. Passage: jalan lahir


2. Passanger: hasil konsepsi (janin dan plasenta)
3. Power: kekuatan ibu (his dan tenaga mengejan)
4. Psyche: psikologis ibu (kecemasan dan kesiapan menghadapi persalinan)
5. Position: posisi ibu saat bersalin
6. Penolong

3.2 SARAN
Diharapkan bagi para mahasiswa kebidanan dapat lebih memahami dan mengerti tentang konsep
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan agar dapat menguasai konsep materi

16
DAFTAR PUSTAKA

http://elearning.stikesadvaita.ac.id/course/info.php?id=36

http://hardinburuhi88.blogspot.com/2014/07/makalah-anatomi-kepala-janin.html

https://babyologist.com/blog/lima-faktor-yang-mempengaruhi-persalinan-n2325

http://repository.unimus.ac.id/2642/3/BAB%20II.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai