Puji syukur kehadirat allah swt karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Asuhan persalinan tepat waktu .
Makalah Asuhan kehamilan disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan
persalinan poltekkes kemenkes pangkalpinang . Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca .
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu SUSAN DELIAH selaku
dosen mata kuliah asuhan persalinan , Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 kelainan kontraksi otot Rahim……………………………....................5
2.2 bagaimana power memperngaruhi persalinan……………………..........6
2.3 bagian keras dan lunak panggul………………………………….......6-9
2.4 bagaimana passage mempengaruhi persalinan………………………..10.
2.5 anatomi kepala janin dan diameter kepala……………………………..10-11
2.6 variasi anatomi plasenta………………………………………………..12-14
2.7 bagaimana passanger dan penolong mempengaruhi persalinan………..15
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan……………………………………………………………………......16
3.2 saran………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami setiap wanita, dimana persalinan
berlangsung dari kala I sampai dengan kala IV. Persalinan Kala I berkaitan dengan peristiwa
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pembukaan
hingga penurunan kepala janin, sehingga persalinan dapat terjadi secara normal proses ini
berlangsung selama 12-14 jam(Myles, 1996). Terdapat 5 faktor esensial yang mempengaruhi
proses persalinan dan kelahiran. Faktor-faktor ini disebut sebagai 5 P yaitu power (kekuatan),
passanger (penumpang,yaitu janin dan plasenta), passageway (jalan lahir), position (posisi
ibu) dan psychologic (respon psikologis),Proses persalinan terhadap percepatan durasi kala I
dipengaruhi oleh bekerjanya lima faktor tersebut yaitu pertama kekuatan mendorong janin
keluar power yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diafragma dan ligamentum action. Faktor kedua adalah faktor passanger (penumpang, yaitu
janin dan plasenta), meliputi besarnya janin, berat bayi lahir dan lainnya, faktor ketiga jalan
ligament, selanjutnya position meliputi posisi ibu yang benar dan nyaman sehingga
mempercepat proses persalinan, dan psikologis meliputi kecemasan atau perasaan takut
menghadapi persalinan. Apabila kelima faktor ini 2 dalam keadaan baik, sehat dan seimbang,
maka proses persalinan akan berlangsung secara normal/spontan, namun apabila salah satu
dari ketiga faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan
4
kekuatan his tidak adekuat, kelainan pada bayi atau kelainan jalan lahir maka persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
Kelainan keluaran his dan meneran His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak
dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu
sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke htt seluruh korpus uteri dengan
adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan
menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri
(frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.
a) Inersia uteri His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada
bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat
meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri
primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri
sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan
kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan.
b) His yang terlalu kuat His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai
dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus
presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya hanya terletak pada
kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir,
khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan
dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.
5
c) Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasi Disini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara
kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal,
d) Kelainan Mengejan Pada umumnya persalinan kala II kemajuannya sangat dibantu oleh hejan perut,
yang biasanya dikerjakan bersama-sama pada waktu his. Kelainan mengejan disebabkan oleh: - Otot
dinding perut lemah - Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar - Refleks
mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi - Kelelahan (otot dinding perut menjadi
lemah)
setiap wanita mempunyai anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama lain. Panggul terdiri
atas bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot,
jaringan dan ligamen).
6
Ruang panggul terbagi menjadi dua yaitu:
Panggul terdiri dari bagian yang keras dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak dibentuk oleh
otot-otot dan ligamen.
Bagian keras dari panggul wanita terbentuk oleh tulang panggul. Tulang panggul merupakan
sebuah corong, bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan bagian bawah untuk
menentukan bentuk jalan lahir.
Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang yang
berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah tulang usus (os
ilium), tulang duduk (os ischium) dan tulang kemaluan (os pubis).
7
Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian atas dan belakang
panggul. Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung depan maupun belakang dari crista
illiaka menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior.
Tonjolan tulang di bawah spina illiaka anterior superior disebut spina illiaka anterior
inferior dan sebelah bawah spina illiaka posterior superior terdapat spina illiaka posterior
inferior. Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik atau cekungan yang
disebut incisura iskhiadika major. Garis yang membatasi panggul besar dan panggul kecil
disebut linea inominata atau linea terminalis.
Tulang kelangkang ada 1 buah. Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk segitiga
yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di sebelah belakang
antara kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan
kanan dari garis tampak 5 buah lubang yang disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis
merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas
dari sakrum yang berhubungan dengan 5 ruas tulang pinggang dan menonjol ke depan
disebut promontorium. Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran
muka belakang dari pintu atas panggul. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan
tulang pangkal paha melalui articulasio sacro illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan
dengan tulang tungging.
Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas, tulang
yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang,
sehingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.
8
Bagian Panggul Yang Lunak
Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan ligamen yang meliputi dinding panggul
sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Bagian yang membentuk dasar
panggul disebut diafragma pelvis.
1. Pars Muskularis
2. Pars Membranosa
3. Regio Perineum
Pars Muskularis
Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus levator ani terletak agak ke belakang dan
merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus levator ani kiri dan kanan terdiri
dari 3 bagian yaitu:
Pars Membranosa
Regio Perineum
Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
Regio analis disebelah belakang – Pada regio analis terdapat muskulus spinter eksternus
yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah
Regio urogenitalis – Pada regio urogenitalis terdapat muskulus ischiokavernosus dan
muskulus transversus perinei superfisialis
9
Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan
ligamen sacro tuberosum.
karena Terdiri dua bagian yang terdiri dari: bagian keras yaitu tulang panggul dan bagian
lunak ialah otot-otot dan ligamen. Jalan lahir menjadi tempat utama yang akan dilewati oleh
bayi dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Jalan lahir sangatlah diutamakan
agar proses persalinan akan berjalan dengan baik dan normal. Jika jalan lahir tidak terasa normal
maka persalinan akan mengalami beberapa hambatan yang terjadi.
10
C. Bagian muka (Splachno Cranium)
Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau
terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut, dan
rongga mata
a) Tulang hidung (os. Nassal)
b) Tulang pipi (os. Zigomatikum)
c) Tulang rahang atas (os. Maxillare)
d) Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)
D. Hubungan antara tulang tengkorak
Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang
tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
a) Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
b) Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulangparietalis.
c) Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d) Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun
(fontanella).
1) Ubun-ubun besar (fontanella mayor)
- Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis, dan sutura koronaria,
dan sutura frontalis.
- Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
- Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2) Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
- Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
- Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
E. Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm
a. Diameter suboksipito-bregmatika
- Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar.
- Jaraknya 9,5 cm
- Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis
11
- Antara foramen magnum ke pangkal hidung
- Jaraknya 11 cm
- Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan fleksi
sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
- Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
- Jaraknya 12 cm
- Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melalui jalan lahir pada letak puncak
kepala.
d. Diameter mento-oksipitalis
- Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
- Jaraknya 13,5 cm
- Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
e. Diameter submento-bregmatika
- Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
- Jaraknya 9 cm.
- Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran Melintang
1. Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9,5 cm.
2. Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8,5 cm
12
Letak Plasenta
Berikut ini adalah letak plasenta yaitu:
1. Pemukaan Maternal
Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus. Desidua basalis pada plasenta
matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero plasenter berjalan ke ruang-
ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah.
Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi
fisiko-kimia.
2. Permukaan Fetal
Adalah permukaan menghadap kearah janin.
1. Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening sehingga kelihatan
membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang
2. Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta
3. Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama
tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu
vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.
4. Terdiri dari korion frondosum dan vili
13
Kelainan bentuk dan variasi bentuk
2. Plasenta fenestrata
Pada plasenta terdapat lubang atau jendela
4. Plasenta membranacea
Pertumbuhan plasenta tipis dan melebar sehingga dapat menimbulkan gangguan tertentu, yaitu
terjadi plasenta previa, dan sulit dapat melepaskan diri sehingga dapat terjadi perdarahan
primeratau sekunder post partum dan retensio plasenta.
5. Plasenta anularis
Plasenta berbentuk cincin, sering dijumpai pada anjing
6. Plasenta suksentruriata
Disamping satu plasenta biasa yang normal terdapat plasenta tambahan yang kecil dan
dihubungkan dengan pembuluh darah. Klinis : Bila pada waktu persalinan, ada plasenta
14
tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada
pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka
harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain:
3.2 SARAN
Diharapkan bagi para mahasiswa kebidanan dapat lebih memahami dan mengerti tentang konsep
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan agar dapat menguasai konsep materi
16
DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.stikesadvaita.ac.id/course/info.php?id=36
http://hardinburuhi88.blogspot.com/2014/07/makalah-anatomi-kepala-janin.html
https://babyologist.com/blog/lima-faktor-yang-mempengaruhi-persalinan-n2325
http://repository.unimus.ac.id/2642/3/BAB%20II.pdf
17