Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Dzikir,Shalat,dan Do’a)

Disusun oleh :
- Yola Lyandira
- Masriyah

Dosen Pembimbing :
Abdul Rohman,MM,.M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


UNIVERSITAS PANCA SAKTI
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T,Tuhan yang


maha esa,karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
pendidikan agama islam, universitas Pancasakti.
Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih
yang tulus kepada para pembaca. Namun tidak lupa juga masukan yang
berguna seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan
oleh kami. kami sangat berharap bahwa makalah ini akan sangat
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan
bagi kita semua.

Bekasi, 03 November 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………
Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II : Pembahasan………………………………………………………….
A. Dzikir
B. Shalat
C. Do’a
Bab III : Penutup……………………………………………………………..
Daftar Pusaka…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dan 50%
mayoritas masyarakatnya beragama islam. Ibadah merupakan unsur mutlak
dalam agama. Agama yang intinya adalah keyakinan tentang adanya zat yang
berkuasa di atas alam raya, dan kerinduan manusia untuk mengangungkan dan
berhubungan dengannya, melahirkan berbagai macam cara pengabdian pemujaan
dan ibadah. Dan agama itu pun sendiri merupakan pondasi hidup manusia dalam
ketentraman hidupnya.
Dzikir,Shalat dan Do’a adalah 3 hal yang saling berhubungan.
Manusia-manusia yang menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang
akan mendapatkan ketentraman hati itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam
tidak boleh sampai mengabaikan kewajiban yang berhubungan dengan
kebutuhan jasmaniah dan duniawi. Manusia perlu bekerja untuk memenuhi dan
mencukupi kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup, karena selain kita ibadah
dan berdoa kita juga harus bekerja untuk mencapai tujuan nya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Apa pengertian Dzikir,Shalat,dan Do’a?

1.3 TUJUAN
Untuk memahami dan mengetahui penjelasan Dzikir,Shalat dan Do’a.
BAB II
PEMBAHASAN

A.DZIKIR

ِ َ‫ َو َسبِّحُوهُ بُ ْك َرةً َوأ‬.ً‫ين آ َمنُوا ْاذ ُكرُوا هَّللا َ ِذ ْكراً َكثِيرا‬


ً‫صيال‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan
dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang
hari”. (QS. Al-Ahzab: 41)
Kata “dzikr” menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertian
syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan
dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur ( M.
Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid 2004:1 )
Ada beberapa bentuk dan cara berdzikir diantaranya adalah sebagai berikut:
● Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga
timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada
di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT.
● Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di
dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada
ummatnya. Contohnya adalah: mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat,
membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
● Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan
harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk
mendapatkan keridhoan Allah SWT. ( In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A,
2006:155 )
Dzikir bila dikaji secara mendalam termasuk “Tauhid Uluhiyah” atau “Tauhid
Ibadah”, bila ditinjau dari ilmu tasawuf, dzikir termasuk dalamaliran atau madzhab tasawuf
amali. Madzhab tasawuf ini adalah madzhab untuk
mencapai ma’rifatullah dengan pendekatan melalui dzikir. (Nawawi, Risalah pembersih
jiwa,244)

Pada hakikatnya, orang yang sedang berdzikir adalah orang yang sedang
berhubungan dengan Allah. Seseorang yang senantiasa mengajak orang lain untuk
kembali kepada Allah akan memerlukan dan melakukan dzikir yang lebih dari seorang
muslim biasa. Karena pada dasarnya, ia ingin menghidupkan kembali hati mereka yang
mati, akan tetapi jika ia tidak menghidupkan hatinya lebih dulu,
keinginan atau kehendaknya untuk menghidupkan hati yang lain tidak akan mampu.
Adapun manfaat dzikir yang berhubungan dengan kesehatan mental :
1. Menghilangkan segala kerisauan dan kegelisahan serta mendatangkan
kegembiraan
2. Mendatangkan wibawa dan ketenangan
3. Mengilhamkan kebenaran dan sikap istiqomah dalam setiap urusan
4. Mendatangkan sesuatu yang paling mulia
5. Menghalangi lisan seorang hamba melakukan ghibah, berkata dusta, dan
melakukan perbuatan buruk lainnya
6. Orang yang berdzikir akan diteguhkan hatinya
7. Apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya
8. Memudahkan pelaksanaan amal saleh serta meringankan kesulitan (Ibid,hlm 22-25)

Ada banyak media atau alat yang memudahkan untuk berdzikir. Semua alat ini boleh
digunakan sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Berikut macam-macam alat yang
bisa dipakai:

1. Jari Tangan
Berdzikir, bertasbih, bertahmid sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad
menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan. Teknis berzikir dengan menghitung
dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan ini sangat mudah. Bahkan memiliki
keutamaan tersendiri karena jemari ini nantinya akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT
pada hari kiamat.

Dalam riwayat Ad-Dailami: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam
As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Bulqini, dari sebagian
mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir
hadits.
2. Biji Tasbih

Berdzikir menggunakan alat biji tasbih juga bisa menjadi pilihan. Banyak kalangan umat
Muslim menggunakan media penghitung zikir dengan biji tasbih karena utama dan mudah
menurut sebagian ulama.

Biji tasbih tersebut biasanya terbuat dari kayu harum, dengan serangkaian tali berwarna
cerah pada ujungnya. Untuk ukuran sedang, biji tasbih ini biasanya berjumlah 33 buah
sesuai dengan jumlah dzikir yang dianjurkan setiap selesai shalat.

3. Alat Penghitung (Counter)


Selain menggunakan jemari dan biji tasbih, berdzikir juga bisa dibantu dengan alat
penghitung (counter). Alat yang tempel di jari ini bisa menghitung jumlah dzikir yang
dilafalkan umat Islam hingga ribuan.

4. Tasbih Digital
Di era teknologi seperti sekarang ini, banyak hal tersedia dalam layanan digital,
termasuk dzikir. Banyak aplikasi yang menghadirkan fitur tasbih di dalamnya. Salah
satunya dalam aplikasi Muslim Pro. Dalam aplikasi ini, muslim cukup klik fitur tasbih.
Selanjutnya tinggal mengklik hitungan dzikir dalam fitur tasbih digital yang jumlahnya 33
kali. (Konsultasi syariah, muslim, arrahmah 2019)
B. SHALAT
Pengertian shalat secara etimologi berarti do’a dan secara terminologi atau
istilah dari para ahli fiqih membagi arti shalat secara lahir dan hakiki. Shalat secara
lahiriah berarti perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dan dengan itu kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat dan
rukun yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Dan secara hakikinya shalat ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa
rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” dan keperluan kita kepada
Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua –
duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59)
Shalat juga diartikan sebagai salah satu sarana komunikasi antara seorang
hamba dengan Tuhan-Nya, sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat
amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
shalat yang telah ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah ucapan-ucapan dan
perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun shalat yang telah ditentukan dalam islam.
Sedangkan shalat fardhu atau yang biasa disebut shalat wajib 5 waktu adalah shalat
yang hukumnya fardhu (wajib), dimana shalat yang wajib dilaksanakan oleh semua
umat muslim dan dikerjakan pada 5 waktu yaitu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan
isya’.

● Syarat dan Rukun Shalat Fardhu (wajib)


Berikut beberapa syarat wajib shalat yang harus dipenuhi:
1. Beragama Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya

● Rukun-rukun yang harus di jalankan dalam shalat, yakni :


1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Melafalkan surat Al-fatihah
5. Ruku’/membungkuk dengan tuma’ninah
6. I'tidal dengan tuma'ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
9. Sujud kedua dengan tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Melafalkan shalawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam
Dalam islam terdapat syarat-syarat dan rukun-rukun shalat fardhu (wajib)
dimana syarat dan rukun shalat haruslah dijalankan agar sesuai dengan syari’at
islam.
Shalat fardhu ada 5 waktu dan masing masing mempunyai waktu yang di
tentukan. Setiap umat islam diperintahkan untuk menunaikan shalat-shalat itu
di dalam waktunya masing masing.
Adapun waktu shalat fardhu (wajib) yang ditentukan dalam islam adalah
sebagai berikut:

1. Shalat Subuh
Waktunya dimulai dari terbitnya fajar shidiq, hingga terbitnya matahari.
Yaitu antara pukul 04.00 – 5.30 pagi. Shalat subuh terdiri dari 2 raka’at.
Niat Shalat Subuh:
‫إِ َمامًا) هلل َت َعا َلى‬/‫ْن مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة أَدَا ًء ( َمأْم ُْومًا‬
ِ ‫صبْح َر َكع َتي‬ َ ُ‫أ‬
َ ْ‫صلِّى َفر‬
ُّ ‫ض ال‬
Ushalli fardhash-shubhi rak'ataini mustaqbilal-qiblati adaa'an
(ma'muuman / imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu subuh 2 raka’at, dengan
menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena Allah ta’ala.

2. Shalat Dzuhur
Dilakukan pada waktu matahari mulai condong ke arah barat hingga
panjang suatu benda menjadi sama dengan benda itu sendiri. Yaitu
antara pukul 12.00 – 15.00 siang. Shalat dzuhur terdiri dari 4 raka’at.
Niat Shalat Dzuhur:
(‫إِ َمامًا‬/‫ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة اَدَا ًء ) َمأْم ُْومًا‬ ُّ ‫ض‬
ٍ ‫الظه ِْراَرْ َب َع َر َك َعا‬ َ ْ‫صلّى َفر‬
َ ُ ‫هلل َت َعا َلى ا‬
Ushalli fardhazh-zhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal-qiblati adaa'an
(ma'muman / imaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu dzuhur 4 raka’at, dengan
menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena Allah ta'ala.

3. Shalat Ashar
Waktunya dimulai setelah waktu dzuhur berakhir hingga matahari
terbenam. Antara pukul 15.00-18.00 sore. Shalat ashar terdiri dari 4
raka’at.
Niat Shalat Ashar:
(‫إِ َمامًا‬/‫ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة اَدَا ًء ) َمأْم ُْومًا‬
ٍ ‫ض ْال َعصْ ِراَرْ َب َع َر َك َعا‬ َ ُ ‫هلل َت َعا َلى أَدَاء ا‬
َ ْ‫صلِّى َفر‬
Ushalli fardhol 'ashri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an (ma'muuman /
imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya : "Aku berniat shalat fardhu 'Ashar empat raka'at menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala

4. Shalat Maghrib
Waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya mega
merah di langit. Yaitu antara pukul 18.00-19.00 sore. Shalat maghrib
terdiri dari 3 raka’at.
Niat Shalat Maghrib:
(‫إِ َمامًا‬/‫ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة اَدَا ًء ) َمأْم ُْومًا‬ ِ ‫ض ْال َم ْغ ِر‬
َ َ‫ب َثال‬
ٍ ‫ث َر َك َعا‬ َ ْ‫صلِّى َفر‬
َ ُ ‫هلل َت َعا َلى ا‬
Ushalli fardhol maghribi tsalaata raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an(ma'muuman /
imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat shalat fardhu Maghrib tiga raka'at menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala"

5. Shalat Isya’
Waktunya dimulai sejak hilangnya mega merah di langit atau setelah
habisnya waktu shalat maghrib hingga terbitnya fajar. Yaitu antara
pukul 19.00 – 04.30 malam. Shalat isya’ terdiri dari 4 raka’at.
Niat Shalat Isya’:
ٍ ‫ض ال ِع َشا ِء أَرْ َب َع َر َك َعا‬
‫ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة‬ َ ُ ‫إِ َمامًا) هلل َت َعا َلى أ‬/‫أَدَا ًء ( َمأْم ُْومًا‬
َ ْ‫ص ِّل َفر‬
Ushalli fardhal-'isyaa'i arba'a raka'aatim mustaqbilal-qiblati adaa'an
(ma'muman / imaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu maghrib 4 raka’at,
dengan menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena Allah ta'ala.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melaksanakan shalat fardhu


(wajib) harus sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dalam islam, apabila
tidak sesuai waktunya maka berlaku waktu yang tidak diperbolehkan shalat.

Manfaat shalat fardhu (wajib) bagi anak-anak itu banyak sekali terutama
untuk pembentukan karakternya serta mengajarkan kedisiplinan.
Adapun manfaat shalat fardhu (wajib) bagi anak diantaranya:
● Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
● Shalat menjauhkan dari sifat mengeluh dan kikir
● Shalat mencegah dari berbagai macam kesesatan
● Shalat menenangkan dan menentramkan hati
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari shalat sangatlah
banyak baik bagi jasmani maupun rohani jika shalat tersebut dilakukan secara
baik dan benar dan teratur. (Muzammilul Abrori,Nasaruddin 2020)
C. DO’A
Menurut bahasa Do’a berasal dari Bahasa Arab ‫ الدعاء‬yang merupakan bentuk
masdar dari mufrad ‫ داعى‬yang memiliki bermacam-macam arti. Dalam kamus Bahasa
Arab di bawah judul huruf ‫ و‬,‫ ع‬,‫ د‬disebutkan sebagai berikut:

1. ‫دعوة‬ ,‫ يدعو‬,‫ داعى‬artinya menyeru, memanggil.

2. ‫دعاء‬ ,‫ يدعو‬,‫ داعي‬artinya memanggil, menDo’a, memohon, meminta.

3. Dalam bentuk jama’nya ‫ ادعية‬artinya Do’a, permohonan, permintaan.

4. ‫له‬ ‫ دعاء‬artinya menDo’akan kebaikan kepadanya.

5. ‫عليه‬ ‫ دعاء‬artinya menDo’akan keburukan atau kejahatan kepadanya.

6. ‫ داع‬artinya orang yang memanggil, orang yang menyeru, orang yang memohon.

7. Dan ‫ الدعاء‬adalah bentuk masdarnya, yang pada umumnya diartikan sebagai suatu
keinginan yang besar kepada Allah SWT dan pujian kepadaNya.

Sedangkan menurut istilah Do’a berarti memohon kepada Allah SWT secara
langsung untuk memperoleh karunia dan segala yang diridhoiNya dan untuk menjauhkan
diri dari kejahatan atau bencana yang tidak dikehendakinya.

Do’a juga dapat diartikan permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan.
(Maezboerhan’s blog, Burhanuddin 2011)

َ‫اع اِ َذا َدعَا ِن فَ ۡليَ ۡستَ ِج ۡيب ُۡوا لِ ۡى َو ۡلي ُۡؤ ِمنُ ۡوا بِ ۡى لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ُش ُد ۡون‬
ِ ‫ك ِعبَا ِد ۡى َعنِّ ۡى فَاِنِّ ۡى قَ ِر ۡيبٌ ؕ اُ ِج ۡيبُ د َۡع َوةَ ال َّد‬
َ ‫َواِ َذا َساَلَـ‬

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka


(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang
berDo’a apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (QS;Al-Baqarah : 186)

Waktu yang makbul untuk berdo’a


● Pada hari jum’at
● Waktu berpuasa
● Waktu sepertiga malam terakhir. Rasulullah Saw ditanya, “Pada waktu apa Do’a
(manusia) lebih didengar (oleh Allah)?” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Pada tengah
malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)
● Waktu antara adzan dan iqomat.
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Do’a antara adzan dan qomat tidak akan ditolak.” Riwayat Nasa’i dan selainnya. Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban
● Waktu sujud

Adab Berdo’a
1. Mangangkat tangan ketika berdo’a. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha
Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon
kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.
2. Memulai dengan memuji Alloh SWT dan bershalawat atas nabi Muhammad SAW serta
menutup dengan Hamdallah.
3. Berdo’a dengan tadharru’ (merendahkan diri) dan suara perlahan\
4. Menutup dengan hamdallah.

Setiap do’a pasti akan dikabulkan tetapi Allah mempunyai beberapa cara
mengabulkanya, baik secara langsung maupun ditangguhkan/ ditunda.
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu Do’a, kecuali dikabulkanNya,
dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di
dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya
dari musibah (bencana) yang serupa.

Ada tiga orang yang tidak ditolak Do’a mereka:


1. Orang yang berpuasa sampai dia berbuka
2. Seorang penguasa yang adil
3. Do’a orang yang dizalimi (teraniaya).

Pada prinsipnya lafadz-lafadz do’a yang dapat dan baik digunakan untuk berdo’a
adalah do’a yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Maqbukllah (Shahihah). Ini
berkaitan do’a sebagai salah satu ibadah,kecuali untuk do’a-do’a tertentu yang memang
tidak di temukan dalam Al-Quran dan Sunnah maqbullah , maka boleh menggunakan
lafadz dan bahasa yang lain. (Maezboerhan’s blog, Burhanuddin 2011)
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Zikir, Sholat, dan Doa merupakan satu elemen penting dalam
ibadah kita kepada allah. Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat,
maka yang terjadi adalah kita akan mendapatkan dosa. Jika tidak
menjalankan pastinya kita juga tidak melaksanakan dzikir dan berdoa,
karena ketiganya sangat erat berhubungan.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjalankan
sholat karena itu merupakan kewajiban kita, dan juga bermunajat
kepada allah agar kita selalu mendekatkan diri kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Qs. Al-Ahzab:41
2. M.Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid 2004:1
3. In’ammuzahiddin Mashyudi, Nurul wahyu A 2006:155
4. Ibid, hlm 22-26
5. Konsultasi syariah, muslim arrahmah 2019
6. Sidi Gazalba,88
7. Hasbi Asy-syidqi;59
8. Imam Bashari assayuthi,30
9. Muzammilul Abrori,Nasaruddin 2020
10.QS. Al-Baqarah:186
11. Maezboerhan’s Blog,Burhanuddin 2011

Anda mungkin juga menyukai