(Dzikir,Shalat,dan Do’a)
Disusun oleh :
- Yola Lyandira
- Masriyah
Dosen Pembimbing :
Abdul Rohman,MM,.M.Pd
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………
Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II : Pembahasan………………………………………………………….
A. Dzikir
B. Shalat
C. Do’a
Bab III : Penutup……………………………………………………………..
Daftar Pusaka…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk memahami dan mengetahui penjelasan Dzikir,Shalat dan Do’a.
BAB II
PEMBAHASAN
A.DZIKIR
Pada hakikatnya, orang yang sedang berdzikir adalah orang yang sedang
berhubungan dengan Allah. Seseorang yang senantiasa mengajak orang lain untuk
kembali kepada Allah akan memerlukan dan melakukan dzikir yang lebih dari seorang
muslim biasa. Karena pada dasarnya, ia ingin menghidupkan kembali hati mereka yang
mati, akan tetapi jika ia tidak menghidupkan hatinya lebih dulu,
keinginan atau kehendaknya untuk menghidupkan hati yang lain tidak akan mampu.
Adapun manfaat dzikir yang berhubungan dengan kesehatan mental :
1. Menghilangkan segala kerisauan dan kegelisahan serta mendatangkan
kegembiraan
2. Mendatangkan wibawa dan ketenangan
3. Mengilhamkan kebenaran dan sikap istiqomah dalam setiap urusan
4. Mendatangkan sesuatu yang paling mulia
5. Menghalangi lisan seorang hamba melakukan ghibah, berkata dusta, dan
melakukan perbuatan buruk lainnya
6. Orang yang berdzikir akan diteguhkan hatinya
7. Apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya
8. Memudahkan pelaksanaan amal saleh serta meringankan kesulitan (Ibid,hlm 22-25)
Ada banyak media atau alat yang memudahkan untuk berdzikir. Semua alat ini boleh
digunakan sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Berikut macam-macam alat yang
bisa dipakai:
1. Jari Tangan
Berdzikir, bertasbih, bertahmid sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad
menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan. Teknis berzikir dengan menghitung
dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan ini sangat mudah. Bahkan memiliki
keutamaan tersendiri karena jemari ini nantinya akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT
pada hari kiamat.
Dalam riwayat Ad-Dailami: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam
As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Bulqini, dari sebagian
mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir
hadits.
2. Biji Tasbih
Berdzikir menggunakan alat biji tasbih juga bisa menjadi pilihan. Banyak kalangan umat
Muslim menggunakan media penghitung zikir dengan biji tasbih karena utama dan mudah
menurut sebagian ulama.
Biji tasbih tersebut biasanya terbuat dari kayu harum, dengan serangkaian tali berwarna
cerah pada ujungnya. Untuk ukuran sedang, biji tasbih ini biasanya berjumlah 33 buah
sesuai dengan jumlah dzikir yang dianjurkan setiap selesai shalat.
4. Tasbih Digital
Di era teknologi seperti sekarang ini, banyak hal tersedia dalam layanan digital,
termasuk dzikir. Banyak aplikasi yang menghadirkan fitur tasbih di dalamnya. Salah
satunya dalam aplikasi Muslim Pro. Dalam aplikasi ini, muslim cukup klik fitur tasbih.
Selanjutnya tinggal mengklik hitungan dzikir dalam fitur tasbih digital yang jumlahnya 33
kali. (Konsultasi syariah, muslim, arrahmah 2019)
B. SHALAT
Pengertian shalat secara etimologi berarti do’a dan secara terminologi atau
istilah dari para ahli fiqih membagi arti shalat secara lahir dan hakiki. Shalat secara
lahiriah berarti perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dan dengan itu kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat dan
rukun yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Dan secara hakikinya shalat ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa
rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” dan keperluan kita kepada
Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua –
duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59)
Shalat juga diartikan sebagai salah satu sarana komunikasi antara seorang
hamba dengan Tuhan-Nya, sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat
amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
shalat yang telah ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah ucapan-ucapan dan
perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun shalat yang telah ditentukan dalam islam.
Sedangkan shalat fardhu atau yang biasa disebut shalat wajib 5 waktu adalah shalat
yang hukumnya fardhu (wajib), dimana shalat yang wajib dilaksanakan oleh semua
umat muslim dan dikerjakan pada 5 waktu yaitu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan
isya’.
1. Shalat Subuh
Waktunya dimulai dari terbitnya fajar shidiq, hingga terbitnya matahari.
Yaitu antara pukul 04.00 – 5.30 pagi. Shalat subuh terdiri dari 2 raka’at.
Niat Shalat Subuh:
إِ َمامًا) هلل َت َعا َلى/ْن مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة أَدَا ًء ( َمأْم ُْومًا
ِ صبْح َر َكع َتي َ ُأ
َ ْصلِّى َفر
ُّ ض ال
Ushalli fardhash-shubhi rak'ataini mustaqbilal-qiblati adaa'an
(ma'muuman / imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu subuh 2 raka’at, dengan
menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena Allah ta’ala.
2. Shalat Dzuhur
Dilakukan pada waktu matahari mulai condong ke arah barat hingga
panjang suatu benda menjadi sama dengan benda itu sendiri. Yaitu
antara pukul 12.00 – 15.00 siang. Shalat dzuhur terdiri dari 4 raka’at.
Niat Shalat Dzuhur:
(إِ َمامًا/ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة اَدَا ًء ) َمأْم ُْومًا ُّ ض
ٍ الظه ِْراَرْ َب َع َر َك َعا َ ْصلّى َفر
َ ُ هلل َت َعا َلى ا
Ushalli fardhazh-zhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal-qiblati adaa'an
(ma'muman / imaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu dzuhur 4 raka’at, dengan
menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena Allah ta'ala.
3. Shalat Ashar
Waktunya dimulai setelah waktu dzuhur berakhir hingga matahari
terbenam. Antara pukul 15.00-18.00 sore. Shalat ashar terdiri dari 4
raka’at.
Niat Shalat Ashar:
(إِ َمامًا/ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة اَدَا ًء ) َمأْم ُْومًا
ٍ ض ْال َعصْ ِراَرْ َب َع َر َك َعا َ ُ هلل َت َعا َلى أَدَاء ا
َ ْصلِّى َفر
Ushalli fardhol 'ashri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an (ma'muuman /
imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya : "Aku berniat shalat fardhu 'Ashar empat raka'at menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala
4. Shalat Maghrib
Waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya mega
merah di langit. Yaitu antara pukul 18.00-19.00 sore. Shalat maghrib
terdiri dari 3 raka’at.
Niat Shalat Maghrib:
(إِ َمامًا/ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة اَدَا ًء ) َمأْم ُْومًا ِ ض ْال َم ْغ ِر
َ َب َثال
ٍ ث َر َك َعا َ ْصلِّى َفر
َ ُ هلل َت َعا َلى ا
Ushalli fardhol maghribi tsalaata raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an(ma'muuman /
imaaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat shalat fardhu Maghrib tiga raka'at menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala"
5. Shalat Isya’
Waktunya dimulai sejak hilangnya mega merah di langit atau setelah
habisnya waktu shalat maghrib hingga terbitnya fajar. Yaitu antara
pukul 19.00 – 04.30 malam. Shalat isya’ terdiri dari 4 raka’at.
Niat Shalat Isya’:
ٍ ض ال ِع َشا ِء أَرْ َب َع َر َك َعا
ت مُسْ َت ْق ِب َل ْال ِق ْب َل ِة َ ُ إِ َمامًا) هلل َت َعا َلى أ/أَدَا ًء ( َمأْم ُْومًا
َ ْص ِّل َفر
Ushalli fardhal-'isyaa'i arba'a raka'aatim mustaqbilal-qiblati adaa'an
(ma'muman / imaman) lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu maghrib 4 raka’at,
dengan menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena Allah ta'ala.
Manfaat shalat fardhu (wajib) bagi anak-anak itu banyak sekali terutama
untuk pembentukan karakternya serta mengajarkan kedisiplinan.
Adapun manfaat shalat fardhu (wajib) bagi anak diantaranya:
● Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
● Shalat menjauhkan dari sifat mengeluh dan kikir
● Shalat mencegah dari berbagai macam kesesatan
● Shalat menenangkan dan menentramkan hati
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari shalat sangatlah
banyak baik bagi jasmani maupun rohani jika shalat tersebut dilakukan secara
baik dan benar dan teratur. (Muzammilul Abrori,Nasaruddin 2020)
C. DO’A
Menurut bahasa Do’a berasal dari Bahasa Arab الدعاءyang merupakan bentuk
masdar dari mufrad داعىyang memiliki bermacam-macam arti. Dalam kamus Bahasa
Arab di bawah judul huruf و, ع, دdisebutkan sebagai berikut:
6. داعartinya orang yang memanggil, orang yang menyeru, orang yang memohon.
7. Dan الدعاءadalah bentuk masdarnya, yang pada umumnya diartikan sebagai suatu
keinginan yang besar kepada Allah SWT dan pujian kepadaNya.
Sedangkan menurut istilah Do’a berarti memohon kepada Allah SWT secara
langsung untuk memperoleh karunia dan segala yang diridhoiNya dan untuk menjauhkan
diri dari kejahatan atau bencana yang tidak dikehendakinya.
Do’a juga dapat diartikan permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan.
(Maezboerhan’s blog, Burhanuddin 2011)
َاع اِ َذا َدعَا ِن فَ ۡليَ ۡستَ ِج ۡيب ُۡوا لِ ۡى َو ۡلي ُۡؤ ِمنُ ۡوا بِ ۡى لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ُش ُد ۡون
ِ ك ِعبَا ِد ۡى َعنِّ ۡى فَاِنِّ ۡى قَ ِر ۡيبٌ ؕ اُ ِج ۡيبُ د َۡع َوةَ ال َّد
َ َواِ َذا َساَلَـ
Adab Berdo’a
1. Mangangkat tangan ketika berdo’a. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha
Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon
kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.
2. Memulai dengan memuji Alloh SWT dan bershalawat atas nabi Muhammad SAW serta
menutup dengan Hamdallah.
3. Berdo’a dengan tadharru’ (merendahkan diri) dan suara perlahan\
4. Menutup dengan hamdallah.
Setiap do’a pasti akan dikabulkan tetapi Allah mempunyai beberapa cara
mengabulkanya, baik secara langsung maupun ditangguhkan/ ditunda.
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu Do’a, kecuali dikabulkanNya,
dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di
dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya
dari musibah (bencana) yang serupa.
Pada prinsipnya lafadz-lafadz do’a yang dapat dan baik digunakan untuk berdo’a
adalah do’a yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Maqbukllah (Shahihah). Ini
berkaitan do’a sebagai salah satu ibadah,kecuali untuk do’a-do’a tertentu yang memang
tidak di temukan dalam Al-Quran dan Sunnah maqbullah , maka boleh menggunakan
lafadz dan bahasa yang lain. (Maezboerhan’s blog, Burhanuddin 2011)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Zikir, Sholat, dan Doa merupakan satu elemen penting dalam
ibadah kita kepada allah. Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat,
maka yang terjadi adalah kita akan mendapatkan dosa. Jika tidak
menjalankan pastinya kita juga tidak melaksanakan dzikir dan berdoa,
karena ketiganya sangat erat berhubungan.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjalankan
sholat karena itu merupakan kewajiban kita, dan juga bermunajat
kepada allah agar kita selalu mendekatkan diri kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Qs. Al-Ahzab:41
2. M.Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid 2004:1
3. In’ammuzahiddin Mashyudi, Nurul wahyu A 2006:155
4. Ibid, hlm 22-26
5. Konsultasi syariah, muslim arrahmah 2019
6. Sidi Gazalba,88
7. Hasbi Asy-syidqi;59
8. Imam Bashari assayuthi,30
9. Muzammilul Abrori,Nasaruddin 2020
10.QS. Al-Baqarah:186
11. Maezboerhan’s Blog,Burhanuddin 2011