Anda di halaman 1dari 2

1. Apa yang Anda ketahui mengenai filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara?

jelaskan!

Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara disebut dengan filsafat pendidikan among yang di
dalamnya merupakan konvergensi dari filsafat progresivisme tentang kemampuan kodrati anak
untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi dengan memberikan kebebasan berpikir
seluas-luasnya, dipadukan dengan pemikiran. Akar pendidikan Ki Hajar Dewantara
menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta
kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan
bangsanya. " ... Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna
bagi masyarakat.

2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan yang memerdekakan menurut Anda?

Pendidikan yang memerdekakan menurut saya adalah pendidikan yang mana setiap orang bisa
memilih menjadi apa saja, dengan catatan adanya penghargaan terhadap kemerdekaan yang
dimiliki orang lain. Desain program yang ditawarkan oleh sekolah harus merepresentasikan
upaya kaum pendidik sejati untuk benar-benar mengabdikan diri pada pendidikan berorientasi
pada anak. Sekolah dan segala element penduduk harus menyadari dan peka peka terhadap
situasi dan karakteristik pada masing-masing anak.

3. Apakah saat ini pembelajaran yang dilakukan di sekolah Anda sudah merdeka? jelaskan!

Sudah, Pembelajaran di sekolah saya sudah menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi
murid maupun para guru, contohnya menghapus ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN), penyederhanaan RPP Guru
dan juga adaptasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) 2021.

4. Menurut Anda, mengapa kita perlu membahas pendidikan yang memerdekakan di


pelatihan ini?

Perlu, karena gagasan pendidikan yang memerdekakan pada hakikatnya merupakan upaya untuk
menciptakan sistem & budaya pembelajaran dan pengajaran yang lebih efektif, pro-aktif, kreatif,
inovatif, mandiri, konktekstual dan emansipatoris, serta senafas dan sebangun dengan perubahan
global di dunia pendidikan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu
kebijakan pokok dari wacana pendidikan yang memerdekakan adalah melalui adanya
penghapusan UN dan mengubahnya menjadi “Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei
Karakter” yang dilakukan melalui pemetaan kompetensi minimum literasi (kemampuan bernalar
tentang dan menggunakan Bahasa) & numerasi (kemampuan bernalar menggunakan
matematika) siswa. Pada pelatihan ini kita menjadi tahu bahwa proses belajar siswa tidak lagi
berpusat pada guru sebagai sumber utama belajar melainkan mengutamakan pada keberadaan
siswa. Guru diharapkan dapat bertindak sebagai fasilitator atau pengawas saat siswanya sedang
melakukan proses pembelajaran. Guru hanya mempersiapkan segala kebutuhan siswanya. Peran
guru sebagai pendamping memungkinkan guru untuk memberikan masukan dan arahan kepada
siswa saat mengalami kesulitan ataupun kebutuhan. Selain itu, pemanfaatan media digital
menjadi hal yang penting dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas siswa sebagai SDM.

Anda mungkin juga menyukai