Anda di halaman 1dari 8

PEMANTAUAN EKOSISTEM DAN PERKEMBANGAN POPULASI HAMA

DAN TINGKAT KERUSAKAN JAGUNG (Zea mays L.) OLEH PENYAKIT


TANAMAN

Oleh :

Ervin Ade Prasetyo1 dan Sinta Nurul Aulia2

2017102003110991 dan 2017102003111012


E-mail: ervinade0@gmail.com dan 123sintanurulaulia@gmail.com,
Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Salah satu penyebab tanaman jagung mengalami kerusakan disebabkan karena terjadinya serangan
populasi serangga dan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh penyakit tanaman. Hama merupakan
hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas
produk pertanian . Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi status serangan hidup di suatu areal
budidaya tanaman jagung (Zea mays) serta mengetahui penyebaran dan perkembangan jaringan-jaringan
kehidupanya dan untuk mengetahui besarnya tingkat kerusakan yang disebabkan oleh patogen tanaman jagung
(Zea mays L.). Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 tanaman jagung (Zea mays L.) pada 1
bedengan lahan. Praktikum ini dilakukan di lahan belakang RS UMM Malang pada hari senin 25 Oktober dan 1
November 2018. Hasil menunjukan bahwa tanaman jagung merupakan jenis tanaman yang paling sering
diserang oleh hama dari berbagai jenis mulai dari Lalat bibit (Atherigona sp), kutu daun (Alphis gossypii),
belalang hijau (Atactomorpha cremulata), Ngengat (Daphnis) dan penyakit yang menyerang tanaman jagung
adalah hawar daun yang mengalami kenaikan tingkat serangan di setiap minggu dalam pengamatannya. Hal ini
dikarenakan masa tanam jagung ini terjadi pada musim pancaroba (peralihan dari kemarau menuju penghujan).
Untuk mengatasi serangan penyakit ini, maka sebaiknya menggunakan varietas tahan dan bibit unggul untuk
mengurangi tingkat serangan penyakit serta penggunaan agensia hayati untuk menekan perkembangan populasi
hama pada tanaman jagung .

Kata Kunci : Hama, kerusakan, penyakit

PENDAHULUAN
Faktor yang menentukan tinggi rendahnya populasi suatu organisme terdiri dari faktor
internal, eksternal, dan makanan. Faktor internal serangga meliputi siklus hidup, sex ratio, dan
keperidian. Siklus hidup yaitu lamanya waktu perkembangan serangga mulai telur hingga serangga
tersebut meletakkan telur untuk pertama kali. Semakin pendek siklus hidup maka perkembangan
populasi serangga akan semakin cepat. Sex ratio adalah perbandingan serangga jantan dan betina
yang mana semakin banyak betina yang dihasilkan akan semakin cepat populasi serangga tersebut
berkernbang, semakin cepat populasi serangga tersebut berkembang.
       Faktor ekstemal terdiri dari lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik meliputi curah
hujan, suhu/temperatur, kelembaban, dan lain-lain yang akan membatasi atau mendorong populasi
serangga untuk berkembang. Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan
populasi serangga secara langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama
untuk serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan
mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit
hingga mengalarni kematian, dll. Sementara faktor lingkungan biotik meliputi predator, parasitoid,
patogen, kompetitor, dan lain-lain. Kehadiran predator dan parasitoid dalarn suatu pertanaman
akan rnenekan perkembangan populasi serangga hama tersebut. Faktor makanan merupakan faktor
lainnya yang sangat menentukan perkembangan populasi serangga harna. Faktor kualitas dan
kuantitas makanan akan memberikan pengaruh pada tinggi rendahnya perkernbangan populasi
(Dadang, 2012).
Jagung merupakan salah satu komoditas terbesar yang ada di Indonesia setelah padi. Tanaman
ini tumbuh subur di wilayah memiliki iklim tropis atau cenderung panas, terutama di wilayah Nusa
Tenggara. Namun terdapat suatu kendala terhadap produktivitas tanaman ini, salah satunya adalah
penyakit tanaman. Produktivitas tanaman jagung manis secara signifikan dipengaruhi tingkat
kerusakan tanaman oleh penyakit hawar. Pada musim hujan umumnya serangan terjadi sangat berat,
bisa mencapai 50-70% atau lebih terutama ditempat dengan elevasi yang tinggi lebih dari 500 mdpl
(Adnan 2008) . Produktivitas tanaman jagung (Zea mays L.) dapat menurun karena terserang
penyakit. Salah satu penyakit utama yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga 70% yaitu
hawar daun yang disebabkan oleh jamur Helminthosporium turcicum (Ogliari et al., 2005) dalam
[ CITATION Lat14 \l 1057 ]. Patogen ini menyerang bagian daun tanaman dengan gejala mula-mula
terlihat bercak daun yang tidak teratur pada ujung daun, pusat bercak berwarna coklat keputih-putihan
dan tepinya berwarna coklat tua, kemudian akan meluas ke arah pangkal daun sehingga seluruh daun
mengering (Fitriani, 2009).
Hama merupakan hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak
kualitas juga kuantitas produk pertanian, suatu bahan dianggap rusak bila menunjukan adanya
penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau
parameter yang biasa digunakan manusia . Faktor yang menentukan tinggi rendahnya populasi
suatu organisme terdiri dari faktor internal, eksternal, dan makanan. Faktor internal serangga
meliputi siklus hidup, sex ratio, dan keperidian. Siklus hidup yaitu lamanya waktu perkembangan
serangga mulai telur hingga serangga tersebut meletakkan telur untuk pertama kali. Semakin
pendek siklus hidup maka perkembangan populasi serangga akan semakin cepat. Sex ratio adalah
perbandingan serangga jantan dan betina yang mana semakin banyak betina yang dihasilkan akan
semakin cepat populasi serangga tersebut berkernbang. semakin cepat populasi serangga tersebut
berkembang.
       Faktor ekstemal terdiri dari lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik meliputi curah
hujan, suhu/temperatur, kelembaban, dan lain-lain yang akan membatasi atau mendorong populasi
serangga untuk berkembang. Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan
populasi serangga secara langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama
untuk serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan
mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit
hingga mengalarni kematian, dll. Sementara faktor lingkungan biotik meliputi predator, parasitoid,
patogen, kompetitor, dan lain-lain (Dadang, 2012).

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui besarnya tingkat kerusakan yang
disebabkan oleh patogen tanaman jagung (Zea mays L.) dan mengidentifikasi status serangan hidup di
suatu areal budidaya tanaman jagung (Zea mays) serta mengetahui penyebaran dan perkembangan
jaringan-jaringan kehidupanya.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Tempat pelaksanaan praktikum ini dalah di lahan percobaan Tirto Utomo gang 5.
Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah pada tanggal 25 November 2018 dan 1 Oktober
2018. Praktikum ini dilakukan pengamatan sebanyak 1 hari tiap 1 minggu selama 2 minggu pada
pukul 06.00 WIB dan 16.00 WIB.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 tanaman jagung (Zea mays L.) pada 1
bedengan lahan.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, alat dokumentasi, label nama
kelompok dan kelas.

Prosedur Praktikum

Tahapan Kegiatan
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan menghitung jumlah tanaman yang
akan diamati. Menghitung presentase dan skor tingkat kerusakan yang terjadi tiap tiap tanaman.
Mengamati tanda dan gejala penyakit yang menyerang tanaman jagung. Mencatat hasil pengamatan
dan mengolahnya dalam bentuk tabel pengamatan dan tahapan kegiatan selanjutnya meliputi memilih
satu tanaman jagung (Zea mays) yang fokus untuk diamati, mengamati bagian-bagian tanaman yang
terdapat hama pada bagian tersebut, mengidentifikasi jenis hama yang menyerang bagian tanaman
tersebut, menghitung jumlah populasi hama yang berada pada tanaman jagung (Zea mays).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Table 1. hasil pengamatan pemantauan ekosistem dan perkembangan populasi hama

Tanaman Hama Gambar P1 P2 N M D


Jagung Lalat bibit 1 0 0 0 8 (emigrasi)
(Zea (Atherigona
Mays L.) sp.)

Kutu daun 10 5 0 0
(Aphis
gossypii)

Belalang hijau 2 1 0 0
(Atractomorph
a crenulata)

Ngengat 1 0 0 0
(Daphnis)

Perhitungan
P2 + P1 + N – M – M = 6 + 14 + 0 – 0 – 8

= 12

Tanggal Penyakit Ʃn N V Z P
25 Okt dan Hawar daun 5 5 2 3 67%
1 Nov 2018

Tabel 2. Hasil pengamatan tingkat kerusakan oleh penyakit tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa tanaman jagung terserang hama dari
berbagai jenis mulai dari Lalat bibit (Atherigona sp) terdapat 1 ekor, kutu daun (Alphis gossypii) 10
ekor, belalang hijau (Atactomorpha cremulata) terdapat 1 ekor, Ngengat (Daphnis) terdapat 1 ekor
dalam satu tanman jagung (Zea mays). Tanaman jagung (Zea mays) tergolong tanaman yang sering
terkena penyakit yang disebabkan oleh hama, bnayak sedikitnya serangga predator yang menyerang
diindikasikan dari njumlah nutrisi yang terdapat tanaman, sangat sedikit nutisi pada tanaman maka
tidak bayak pula serangan hama dan predator pada areal jagung karena ketersediaan makanan yang
sedikit. Gulo(2014) menyatakan bahwa makanan merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan
dalam menentukan banyaknya hewan dan tempat hidup.
Berdasarkan hasil pengamatan ini diketahui bahwa penyakit yang menyerang tanaman jagung
(Zea mays L.) ini adalah hawar daun. Patogen ini menyerang daun tanaman dengan gejala terlihat
bercak daun yang berwarna putih hingga kecoklatan kemudian mengering. Hal ini sesuai dengan
pendapat [ CITATION Pra17 \l 1057 ] yang menyatakan bahwa penyakit hawar daun disebakan oleh
jamur Helminthosporium turcicum. Jamur ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung manis.
Bercak muncul dimulai pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Pusat
bercak berwarna coklat keputihan dan tepinya coklat tua yang lama-lama meluas.
Tingginya jumlah serangga hama dan musuh alami dipengaruhi oleh perlakuan penyiangan
karena penyiangan menjadi tempat lebih cepat tumbuh berkembang biak dan berlindung dari serangan
predator, hubungan antar gulma, hama, dan predator saling berkaitan sebagai komponen ekosistem
pada tanaman jagung (Zea mays). Dasar keseimbangan ekosistem terjadi karena adanya komponen-
komponen yang saling berhubungan dengan yang lainya (tambunan,2013).

Jumlah tanaman yang diamati adalah sebanyak 5 tanaman dengan tingkat serangan yang
berbeda. Tingkat serangan antara satu
ini mengalami kenaikan setiap pengamatannya. Tingkat serangan penyakit keseluruhan pada tanaman
jagung (Zea mays L.) selama 2 kali pengamatan yaitu sebesar 67% dengan skor serangan tertinggi
sebesar 3 dan nilai skala kategori serangan sebesar 2. Dari ke-5 tanaman yang diamati, semua
tanaman terserang penyakit. Dengan demikian serangan sistemik memiliki tingkat serangan sebesar
100%.
Pengamatan ini dilakukan saat bersamaan dengan masuknya musim pancaroba (musim
peralihan) dari kemarau menuju penghujan. Oleh karena itu tingkat tingkat serangan penyakit
cenderung meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Fitriani (2009) yang menyatakan bahwa, relatif
tingginya intensitas penyakit hawar daun berkaitan dengan musim tanam yang jatuh pada musim
hujan. Selain itu, intensitas serangan berkaitan erat dengan kondisi sanitasi gulma yang tidak
dilakukan sehingga mengakibatkan kelembaban mikro menjadi sangat tinggi dan cocok bagi
perkembangan penyakit hawar daun ini. Intensitas penyakit setinggi ini memiliki kontribusi yang
sangat tinggi dalam penurunan produksi tongkol.
Penggunaan agensia hayati berpotensi tinggi menghambat serangan patogen, mampu
beradaptasi dan berkolonisasi pada perakaran tanaman. Bakteri yang dapat dijadikan sebagai agensia
hayati diantaranya adalah Pseudomonas fluorescens dan Paenibacillus polymyxa. Kedua bakteri ini
bukan saja antagonis terhadap patogen, tetapi juga merupakan bakteri yang dapat berfungsi sebagai
PGPR (plant growth promoting rhizobacteria), dan dapat menginduksi ketahanan sistemik tanaman.
Penggunaan bakteri ini dilaporkan telah meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada tanaman
pertanian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa semakin rendah populasi hama yang
ada pada suatu tempat maka perkembangan populasi hama tersebut juga akan semakin tinggi,
karena kompetisi dalam hal ruang dan makanan juga semakin rendah sehingga serangga dapat
tumbuh dengan baik
penyakit atau patogen yang menyerang penyakit ini adalah hawar daun. tingkat serangan pada
praktikum ini mengalami kenaikan di setiap minggu dalam pengamatannya. Hal ini dikarenakan masa
tanam jagung ini terjadi pada musim pancaroba (peralihan dari kemarau menuju penghujan). Sehingga
tingkat serangan ini lebih banyak terjadi.

Saran

Berdasarkan praktikum ini sebaiknya varietas tahan perlu dipergunakan secara luas agar bisa
mengurangi tingkat serangan penyakit pada tanaman jagung yang mengakibatkan kerusakan, serta
pengendalian penyakit atau potegen tanaman secara biologis maupun kimiawi.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan AM. 2008. Pengaruh penyakit hawar daun (Helminthosporium turcicum Pass.)
Terhadap Kehilangan Hasil Tanaman Jagung Manis. Bogor: Departemen Proteksi
Tanaman, IPB.

Dadang, PA, 2012, Pengendalian Terpadu Hama Utama dan Potensial Tanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas Linn), Prosiding Workshop yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian
Surfaktan dan Bioenergi, LPPM,IPB.Bogor

Fitriani, F. (2009). Hama dan Penyakit Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) di Desa
Benteng, Cibanteng dan Nagarog, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Departemen Proteksi Tanaman. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Gulo, SA, 2007, keanekaragaman Jenis Serangga pada Beberapa Varietas Jagung Hibrida dan
Jagung Transgenik. Jurnal Penelitian September 2014. Vol 2(4)

Latifahani, N., Cholil, A., & Djauhari, S. (2014). Ketahanan Beberapa Varietas Jagung
(Zea Mays L.) Terhadap Serangan Penyakit Hawar Daun. Jurnal HPT , 2 (1), 52-60.
Prasetyo, G., Ratih, S., Ivayani, & Akin, H. M. (2017). Efektivitas Pseudomonas fluorescens
dan Paenibacillus polymyxa Terhadap Keparahan Penyakit Karat dan Hawar Daun serta
Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays var. saccharata). Jurnal Agrotek Tropika , 5 (2),
102-108.

Tambunan, D., 2013 Keanekaragaman Antropodha pada Tanaman Jagung Transgenik. Jurnal
Online Agroteknologi Vol 1(3)
Lampiran

Tanaman Minggu 1(25 Oktober 2018) Minggu 2 (1 November 2018)

Tingkat serangan Skor Tingkat serangan Skor

1 20% 2 35% 3

2 10% 1 20% 2

3 5% 1 10% 1

4 15% 2 30% 2

5 30% 2 50% 3

Total 80% 145%

Rata-rata 16% 29%

Rata-rata 22,5%
keseluruhan

Setempat :

Ʃ n x V x 100 %
P1=
N xZ

5 x 2 x 100 %
=
5 x3

= 0,67 x 100%

= 67 %

Sistemik :

a
P = x 100 %
b

5
= x 100 %
5
= 100 %

Anda mungkin juga menyukai