Anda di halaman 1dari 7

Materi : Oral Medicine

Tri Indra Sinthia Dewi


2006129010063
Cluster III-AI

Identifikasi dan Perawatan Inisial dan Merujuk Pasien dengan Penyakit Mulut

1. ERITEMA MULTIFORME
Eritema multiforme adalah suatu penyakit akut dari kulit dan membran mukosa yang dapat
menyebabkan beberapa jenis lesi kulit, karenanya dinamakan multiforme.
Etiologinya : karena hipersensitivitas.
Faktor Predisposisi : radioterapi, penyakit sistemik, keganasan, obat (antibiotik, barbiturat,
antibiotik, antikonvulsan dan NSAID), alergi makanan.
Gambaran Klinis : eritema multiform ini berbentuk makula ,papula, vesikel dan bula, yang
menyebar secara simetris. Gejala demam, nyeri sendi, tidak enak badan, tangan dan kaki mati rasa.
Ekstra oral terlihat hyperpigmentation pada bibir atas dn bawah, nyeri, yellow, dan krusta berwarna
merah.
Diagnosa Banding : HSV, Herpes labialis, stomatitis venenata, pemphygus vulgaris, membrane
mucous pemphigoid.
Perawatan : mengeliminasi faktor penyebab, kortikosteroid oral, pemberian antibiotik untuk
menghindari infeksi sekunder, terapi lokal dilakukan diet makanan lunak, pemakaianan anastesi
topikal, obat kumur yang mengandung antibiotik, kortikosteroid topikal untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
Pengobatan yang diberikan adalah antihistamin (Kalo karena alergi), kortikosteroid oral (meredakan
peradangan, menekan sistem imun,), obat kumur dengan anastesi topikal, kortikosteroid topikal dan
antibiotik topikal.
Patient was given feksofenedin (antihistamin) 120 mg 1×1/day at night, prednisone (kortikosteroid)
5 mg 3×2/day, benzydamin HCl (anagesik) gargle 2×1/day, zalf contain of hydrocortisone
(kortikosteroid salep) 125 gr, chemisitin (antibiotik) 0.5 gr, lanolin, and vaseline was spread on his
upper and lower lips 3×1/day after eating. The patient had been required to consume soft meals and
liquid with high calorie and protein; like milk, fruit juice, and bread. Patient was asked to come 3
days later.
Gambar :
Materi : Oral Medicine
Tri Indra Sinthia Dewi
2006129010063
Cluster III-AI

2. HERPANGINA
Herpangina adalah penyakit oleh karena infeksi virus yang bersifat akut dan self limiting, biasanya
disebabkan oleh virus coxsakie grup A. Tipe 1-6, 8, 10, dan 22. Transmisi dari saliva, droplet udara,
kontaminasi oral-fecal.
Gambaran klinis : penyakit ini memiliki onset akut berupa demam, radang tenggorokan, difagia
(sulit menelan), sakit kepala, malaise (tidak enak badan) diikuti dengan eritema difus dan vesikel.
Vesikel yang terbentuk berukuran kecil,berjumlah banyak, dengan segera akan pecah dan
meninggalkan ulserasi nyeri yang sembuh dalam 7-10 hari. Ciri khas lesi ini adalah terdapat di
palatum molle dan uvula, tonsil, dinding faring posterior.
Penyakit ini mempunyai insidensi puncak selama musim panas dan musim gugur, sering kali
menyerang anak-anak dan dewasa muda.
Diagnosa banding : ulkus aftosa herpetiformis, ulkus aftosa, infeksi herpes simpleks primer,
faringitis limfonodular akut, eritema multiforme, sindrome FAPA, penyakit tangan kaki mulut.
Perawtan : tidak ada antiviral untuk virus ini. Akibatnya, tujuan pengobatan adalah untuk
mengurangi ketidaknyamanan dan mengelola gejala penyakit sampai sembuh, yang biasanya terjadi
dalam 7 sampai 10 hari. Ibuprofen 400mg 4x1( analgesic/nyeri ), parasetamol 3x1 ( analgesic
antipiretik ), lidokain topikal?
Penderita herpangina juga dihimbau untuk mengonsumsi banyak cairan guna mencegah dehidrasi.
Pasalnya, penderita umumnya mengalami kesulitan menelan, sehingga enggan makan dan
minum. Oleh sebab itu, cairan (baik berupa air maupun susu) yang dingin lebih
direkomendasikan berkat efeknya bisa menyejukkan tenggorokan. Sebaliknya, minuman asam
maupun panas harus dihindari oleh pengidap karena dapat memperparah rasa nyeri atau keluhan
sukar menelan.

3. HAND, FOOT AND MOUTH DISEASE


Penyakit tangan, kaki, dan mulut atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) merupakan infeksi
virus ringan dan menular yang paling sering disebabkan oleh virus coxsackie A16. Penyakit ini
umum terjadi pada anak-anak terutama di bawah 5 tahun dengan karakter gejala terdapat luka
atau lepuhan di mulut dan ruam pada kaki dan tangan. Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit
ini, namun mencuci tangan dan  menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit ini dapat
mengurangi risiko infeksi pada anak. Penyakit ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam 7-10
hari.

Gejala Klinis :
Materi : Oral Medicine
Tri Indra Sinthia Dewi
2006129010063
Cluster III-AI

 Gelisah
 Ruam merah pada tangan dan telapak kaki, terkadang disertai dengan lepuhan. Ruam ini
dapat pula ditemukan pada lutut, siku, bokong atau area genitalia.
 Demam
 Nafsu makan yang buruk
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala
 Lepuhan merah pada mulut yang menyakitkan (herpangina), yang seringkali dimulai dengan
bintik-bintik merah di bagian belakang mulut, serta menjadi lepuhan yang menyakitkan
 Dehidrasi, terutama pada anak–anak karena kesulitan untuk menelan yang disebabkan oleh
lepuhan menyakitkan di dalam mulut

Demam dan sakit tenggorokan biasanya merupakan gejala yang pertama kali muncul.
Karakteristik dari penyakit ini yang berupa lepuhan dan ruam pada kulit biasanya terjadi 1 atau 2
hari setelah mengalami demam.

Etiologi : Penyakit tangan, kaki, dan mulut biasanya disebabkan oleh virus coxsackie A16 dari genus
Enterovirus nonpolio. Tetapi tipe lain dari Enterovirus dapat pula menyebabkan HFMD. Penyakit ini
ditularkan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi melalui  air liur, feses, sekresi hidung atau
tenggorokan, cairan dari lepuhan, melalui batuk dan bersin.

Perawatan : Tidak ada pengobatan khusus dan vaksin untuk penyakit ini karena tanda dan gejala
biasanya akan menghilang dalam 7 sampai 10 hari. Dokter biasanya akan memberikan anestesi
topikal oral untuk meringankan rasa sakit karena lepuhan pada mulut serta obat-obat Pereda rasa
sakit seperti acetaminophen (analgesic/nyeri) atau ibuprofen(antiinflamasi/analgesic
radang/nyeri ) yang dapat meringankan ketidaknyamanan pada saat gejala muncul. Pastikan untuk
mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Dan jika kesulitan
untuk menelan, maka pemberian cairan akan diberikan melalui infus.
Materi : Oral Medicine
Tri Indra Sinthia Dewi
2006129010063
Cluster III-AI

4. REAKSI LICHENOID
Oral lichenoid reaction (ORL) dengan etiologi yang tidak dapat diidentifikasi pasti. Hal ini dapat
terjadi baik karena penggunaan obat. ORL dikenal sebagai penyakit yang sulit didiagnosis karena
kemiripannya dengan oral lichenplanus (OLP).1,2 ORL dapat dibedakan menjadi empat macam
yaitu restorasi amalgam, obat yang menyebabkan lesi karena reaksi lichenoid, lesi lichenoid
karena GraveVersus Host Diseases, dan lesi dengan bentuk mirip lichen planus. ORL karena
obat-obatan tertentubukan merupakan kejadian yang jarang setelahmemulai penggunaan obat
tertentu sepertiantihipertensi dan obat antiretroviral.
Secara klinis tampak striae berwarna putih, papula, plak dengan eritema atau erosi pada mukosa
mulut. Tingkat keparahan gejala bervariasi dari sensasi terbakar,rasa sakit, hingga terganggunya
fungsi rongga mulut.
Berbagai obat-obatan yang diketahui menyebabkan ORL, termasuk beta blockers,
dapson,hypoglycemics lisan, non-steroid anti-inflammatory drugs(NSAID), penisilamin, fenotiazin,
dan sulfonilurea.Obat hipertensi meliputi jenis diuretik, penghambaradrenoreseptor beta, calsium
channel blockers,penghambat angiotensin-converting enzyme,antagonis reseptor angiotensin II
(angiotensin receptorblocker). Manifestasi oral akibat penggunaan obat hipertensi adalah
xerostomia, ulser, ORL, ginggival enlargement, erythema multiformis, angioedema, burningmouth
syndrom, dan gangguan pengecapan.
Terapi yang diberikan adalah obat kumur topikal Benzydamin Hcl dan dengan triamnicolone
acetonide 3x1 selama seminggu serta menghindari makanan pedas dan berbumbu tajamseperti
merica. Diagnosis klinis adalah OLP.
Materi : Oral Medicine
Tri Indra Sinthia Dewi
2006129010063
Cluster III-AI

5. LEUKOPLAKIA
Leukoplakia adalah bercak putih atau plak yang melekat erat pada mukosa mulut. Lesi pra kanker.
Etiologi : etiologi pasti blm diketahui, namun, tembakau, alkohol, friksi lokal yang bersifat kronis,
dan candida albicans merupakan faktor predisposisi yang penting. Virus papiloma (Human papiloma
virus/HPV) kemungkinan juga ikut berperan.
Gambaran klinis : ada 3 variasi klinis : homogenus (Umum), speckled (kurang umum), dan verukosa
(jarang). Bentuk speckled dan verukosa memiliki resiko yang lebih besar menajadi keganasan
dibandingan homogenus. Mukosa pipi, lidah, dasar mulut, gingiva, dan bibir bawah merupakan
bagian yang sering terkena.
Pemeriksaan : hispatologi ( cek sel ganas / tidak )
Diagnosa banding : linchen planus, kandidiasis, hairy leukoplakia, reaksi linchen planus.
Perawatan : menghentikan faktor predisposisi dan crysugery.
6. ERITROPLAKIA
Eritoplakia adalah suatu lesi pada rongga mulut yang tampak seperti plak merah cerah
keunguan.
Insidensi : biasanya terjadi pada pria lanjut usia.
Umur : 50 tahun keatas.
Jenis kelamin : sering rterjadi pada pria.
Faktor pendukung : pada penggunaan tembakau dan alkohol.
Gejala Klinis : bercak merah keunguan yang terletak pada palatum lunak, dasar mulut
mukosa bukal.
Diagnosis : lakukan pemeriksaan biopsi untuk memeriksa adanya displasia ephithelial dan
karsinoma serta lesi yg harus dibedakan dari inflamasi dan lesi atropik
Perawatan : beberapa faktor penyebab seperti penggunaan tembakau harus dihentikan. Jika
ada keganasan lakukan pembedahan.
Materi : Oral Medicine
Tri Indra Sinthia Dewi
2006129010063
Cluster III-AI

Diagnosa banding : Kandidiasis eritematosa, lichen planus, iritasi lokal


7. KARSINOMA SEL SQUAMOSA
tumor ganas yang berasal dari sel epitel skuamosa dan merupakan salah satu jenis kanker
ditemukan pada mukosa rongga mulut.
Etioogi : penyebabnya multifaktorial. Beberapa faktor predisposisi yang penting adalah asap
tembakau, alkohol, sinar matahari, hygiene oral yang buruk, infeksi kandida, defisiensi nutrisi,
defisiensi zat besi, sirosis hati, gen tumor supresor.
Gambaran klinis : lebih sering terjadi pada laki-laki, terjadi pada usia > 40 tahun. Pada tahap awal
dapat tampak seperti lesi putih, lesi merah atau keduanya, atau bahkan tampak sebagai eksofitik.
Namun presentasi klinis yang umumnya ditemukan berupa erosi atau ulkus. Permukaan lesi klasik
ulkus karsinomatosa terdiri daritonjolan papilari yang tidak beraturan, tepi lesi lbh tinggi
dibandingkan sekitarnya, dasar lesi teraba keras pada saat palpasi, lesi ini hampir selalu bersifat
kronis dan disertai indurasi. Tepi lateral, permukaan ventral lidah dan bibir merupakan daerah
yang biasanya terkena, diikuti dasar mulut, gingiva, mukosa alveolar, mukosa pipi, dan palatum.
Pemeriksaan : hispatologi.
Diagnosa banding : ulkus traumatik, tuberkolosis, mikosis sistemik, sifilis, granuloma ganas.
Perawatan : bedah eksisi dan radioterapi.

8. MUCOCELE
Mukokel merupakan pembesaran pada mukosa oral yang disebabkan karena akumulasi
saliva pada tempat ductus kelenjar ludah minor yang mengalami obstruksi atau terkena
trauma.
Mukokel pada umumnya timbul pada bibir bawah bersifat lunak, tidak sakit, terdapat
fluktuasi, berbatas jelas, berwarna khas kebiru-biruan.
Etiologi : pecahnya saluran karena trauma dan tumpahnya mucin ke dalam jaringan lunak
disekitarnya, pelebaran duktus akibatobstruksi duktus, mngisap mukosa bibir diatara dua
gigi yang jarang, menggigit bibir.
Diagnosa banding : hemangioma, lymphangioma, lipoma, pyogenic granuloma (Apabila
letaknya pada bagian anterior lidah), salivary gland neoplasm.
Perawatan : mukokel superfisialis sembuh dengan sendirinya, ekstirpasi mukosa dan
sekitarnya. Pada mukokel lebih besar, marsupialisasi dilakukan akan menghindaru
kerusakan struktur vital.
Materi : Oral Medicine
Tri Indra Sinthia Dewi
2006129010063
Cluster III-AI

Anda mungkin juga menyukai