Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dika Kumala

NIM : 1401418300

Tujuan Mahasiswa Mampu:

1.Menjelaskan sifat cara mencari kebenaran menurut ilmu, filsafat, dan agama.

2. Menjelaskan teori konfirmasi

3. Menjelaskan fungsi logis definisi

4. Menjelaskan jenis definisi

Materi

Menurut pengertian umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki


hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang hakikat. Dengan pengertian khusus, filsafat telah mengalami perkembangan yang
cukup lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks maka timbul berbagai
pendapat tentang arti filsafat dengan kekhususan masing-masing. Berbagai pendapat khusus
tentang filsafat :

- Rasionalisme yang menggunakan akal

- Materialisme yang menggunakan materi

- Idealisme yang menggunakan idea

- Hedonisme yang menggunakan kesenangan

- Stoikisme menggunakan tabiat saleh

Socrates ; ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains
yang telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan
kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya socrates bangkit. Ia harus meyakinkan orang
Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relatif; ada kebenaran yang umum yang dapat
dipegang oleh semua orang.

Dari pemikiran beberapa pendapat ahli filsafat di zamannya, dapat disimpulkan bahwa
filsafat sangat erat dan penting bagi manusia dalam proses berpikir secara factual dan kritis.
Dari ketiga tokoh diatas kita bisa mencontoh pemikiran orang filosof yang mengedepankan
ilmu pengetahuan sebagai tujuan utamanya.

Anaximander ; dalam kutipan Mayer, bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada
dengan sendirimya. Anaximander mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala
kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa di
dalam filsafat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti
kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis atau tidaknya argumen yang digunakan,
bukan terletak pada kongklusi. Disini sudah terlihat bibit relativisme yang kelak
dikembangkan dalam filsafat sofisme.

Filsafat dipahami sebagai sebuah proses olah fikir manusia dalam memahami fenomena dan
peristiwa yang terjadi di bumi ini. Cara orang berpikir atau berfilsafat itu yang selanjutnya
melahirkan faham-faham filsafat, yang terus berkembang seiring dengan peradaban dan
dinamisasi manusia. Dalam perkembangan filsafat terdapat beragam aliran, yang diantaranya
aliran idealisme, empirisme, rasionalisme, materialisme, sintesis dan lain sebagainya.

Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan berdasarkan fakta,
mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Substansi filsafat diartikan sebagai objek yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada
keterangan-keterangan lain. Berbicara mengenai substansi filsafat tidak lepas dari pengertian
fakta, kebenaran, kenyataan, konfirasi, maupun logika.

Konfirmasi

Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang,
atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi
absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi,
postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan
asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan
untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, araupun
reflektif.

Definisi Logis

Bila ditinjau dari etimologi, Logis berasal dari sebuah kata bahasa Yunani, logos. Arti dari
kata tersebut yakni sebuah kata atau kalimat yang menunjukkan dari hasil pemikiran serta
pertimbangan dalam bentuk bahasa. Sedangkan ilmu yang mempelajari suatu hal secara logis
sering disebut dengan logika.

Logis sendiri sering diartikan dengan kalimat atau pernyataan yang sangat masuk akal.
Pemikiran yang rasional dan mampu mengerti sebuah kecakapan dalam menyimpulkan
sebuah permasalahan juga dapat diartikan dengan logis.

Banyak sekali orang yang menyalahartikan atau menganggap logis dan logika adalah hal
yang sama. Namun nyatanya, kedua kata tersebut sangatlah berbeda makna tapi memiliki
ikatan yang sangat kuat untuk menghubungkannya. Karena bila orang berpikiran menurut
sebuah logika, maka orang tersebut harus berpikir secara logis untuk mendapatkan
jawabannya

Aristoteles

Aristoteles adalah seorang filsuf berasal dari Yunani yang sangat berperan penting dalam
menghasilkan teori-teori yang begitu komprehensif. Menurut Aristoteles, logis adalah sebuah
perkataan mengenai cara berpikir yang berpedoman pada sebuah keilmiahan. Bahkan, cara
berfpikir tersebut akan membentuk sebuah pemikiran yang dapat membaur dengan pemikiran
orang lain.

Jan Henrik Rapar

Logis yang dimaksud oleh Jan Henrik Rapar adalah sebuah kata-kata yang dapat
mempertimbangkan suatu akal dan pikiran.

Jenis logis terdiri dari 2 macam menurut pengertiannya. Berikut jenis-jenisnya.

1. Logis Ilmiah

Logis ilmiah merupakan sebuah pemikiran yang berasal dari sebuah ilmu pengetahuan atau
pengalaman. Dari hal-hal yang pernah dipelajari oleh seseorang, tentunya pemikiran tersebut
akan secara otomatis terbentuk.

Dengan mengandalkan sebuah pengetahuan yang telah didapatkan, orang tersebut tentunya
akan memikirkan sebuah persoalan secara detail dan akurat. Kebanyakan orang akan belajar
dari masa lalunya agar kedepannya memperoleh pengalaman yang lebih baik lagi dalam
menghadapi sebuah permasalahan yang serupa.
2. Logis Alamiah

Logis alamiah adalah pemikiran yang sudah ada di dalam diri orang tersebut sejak dini.
Dalam menghadapi sebuah persoalan, orang tersebut akan secara aktif menemukan sebuah
cara untuk menghadapinya.

Dalam mengambil keputusan, pastinya orang dengan sifat logis akan mengalir apa adanya
tanpa harus mempertimbangkan rasa ingin lebih atau semacamnya namun lebih subjektif.

fungsi logis yang sangat bermanfaat dalam keseharian.

Dapat meningkatkan cara berpikir yang rasional serta tajam dan mandiri.

Dapat membantu dalam menyelesaikan sebuah permasalahan secara abstrak dan objektif.

Untuk menghindari sebuah kesalahan, tentunya harus menambah kewaspadaan dalam


berspekulasi agar lebih berani dalam menyampaikannya.

Bahan Diskusi
Hal mendasar apa yang membedakan nilai kebenaran Filsafat dengan nilai kebenaran filsafat?

Referensi
https://repository.usd.ac.id/7333/1/3.%20Filsafat%20Ilmu%20Pengetahuan%20%20(B-
3).pdf

Anda mungkin juga menyukai