Anda di halaman 1dari 3

C.

Pelayanan Antenatal, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di era Adaptasi Kebiasaan BarU

Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan dasar untuk ibu hamil yang harus dilakukan sesuai
standar, yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi.Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cakupan antenatal, yaitu
SDM, sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan masyarakat itu sendiri, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk menganalisis pelayanan antenatal dan faktor – faktor yang berkaitan dengan cakupan
pelayanan antenatal oleh Bidan D. . Variabel pada penelitian ini yaitu SDM, dana, sarana dan prasarana,
metode, perencanaan, penggerakan, dan penilaian. Cakupan pelayanan antenatal di Kabupaten Jember
masih rendah karena beberapa faktor yang berkaitan yaitu, Jumlah SDM yang masih kurang serta dana
yang tersedia belum mencakup kebutuhan yang ada, sehingga bIdan Desa menggunakan uang pribadi
untuk menutupi kekurangganya. Sarana dan prasarana masih perlu dikembangkan karena beberapa
kondisi alat yang kurang layak. Perlu adanya perencanaan untuk mengatur penggerakan dan penilaian
yang dilakukan oleh Bidan Desa. Guna meningkatkan cakupan pelayanan antenatal dan kualitas
pelayanan antenatal.

1. SDM

Jumlah SDM yang tersedia diharapkan mampu mengatasi masalah pelayanan antenatal caredi wilayah.
Dalam hal ini SDMK yang berperan langsung terhadap pelayanan antenatal care di wilayah adalah Bidan
Desa. Padahal sesuai dengan Buku Panduan Bidan di Tingkat Desa tujuan penempatan Bidan di desa
adalah untuk meningkatkan mutu dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan angka kelahiran, yang didukung oleh meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.4 Seharusnya dengan jumlah bidan desa yang sesuai dapat
mengoptimalkan kinerja bidan untuk membangun kesadaran masyarakat di wilayahnya.

Untuk mengatasi kekurangan pada jumlah SDM yang ada, Bidan Desa bekerja sama dengan BPS, serta
memberdayakan kader dan bidan magang. Adanya kerjasama dari berbagai pihak diharapkan dapat
membantu dan memudahkan tugas Bidan Desa karena keterbatsan jumlah SDM yang tersedia dalam
upaya peningkatan dan pengembangan derajat kesehatan di wilayahnya. Pelatihan antenatal care yaitu
terdiri dari pengumpulan data, konseling, perumusa diagnosa, proses asuhan antenatal,implementasi
asuhan antenatal, dan standar antenatal. Dalam hal ini pelatihan terkait antenatal care,seluruh informan
menyatakan belum ada tekait pelatihan tersebut. Pelatihan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember terakit Kesehatan Ibu dan Anak terdiri berbagai macam pelatihan. Beberapa
diantaranya, APN, CTU, PPGDON, Asfiksi, BBLR, Kelas Ibu Hamil, dan bebera lainnya. Setiap bidan dapat
mengikuti pelatihan tersebut dengan gratis dan berdasarkan rekomendasi Bidan Koordinator masig –
masing wilayahnya.

2. Dana

Dana merupakan aspek penting dalam setiap penyelenggaran kegiatan. Uang merupakan unsur yang
tidak dapat diabaikan. Besar kecilnya kegiatan dapat diukur darijumlah uang yang beredar dalam
perusahaan, oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional
D. Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (PONED) meliputi ;

Pelayanan kesehatan maternal neonatal normal dan beresiko tinggi

Penyelenggaraan Rawat Gabung Ibu dan Bayi

Penyelenggaraan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Exlusive

Perawatan metode kanguru pada BBLR

Pelaksanaan Rujukan mengikuti peraturan Bupati dan Peraturan Menteri Kesehatan RI

Konsultan Fetomaternal

Konsultan Onkologi Ginekologi

Pelayanan Fertilitas Endokrinologi

Pelayanan Uroginekolog

. Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Pemerintah daerah berkewajiban untuk memastikan kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dengan atau tanpa status terinfeksi COVID-19.

2. Memastikan ketersediaan fasilitas cuci tangan dan air bersih di fasilitas pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

3. Menerapkan triase dan alur tatalaksana layanan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

PENUTUP
Pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di era adaptasi kebiasaan baru
diselenggarakan dengan mempertimbangkan pencegahan penularan COVID-19baik bagi ibu, bayi,
maupun tenaga kesehatan.

Pelaksanaan kunjungan antenatal dan pasca salin didahului dengan janji temu / teleregistrasi melalui
media komunikasi untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19. Protokol kesehatan juga harus selalu
diperhatikan dalam setiap pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Tenaga kesehatan harus
memperkuat kemampuan ibu dan keluarga dalam memahami Buku KIA untuk mengenali tanda bahaya
dan menerapkan perawatan selama kehamilan dan pasca persalinan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir tetap harus berkualitas. Pelayanan Antenatal Terpadu,
Asuhan Persalinan Normal, dan Penanganan Kegawatdaruratan di FKTP maupun di FKRTL harus sesuai
standar ditambah dengan standar pencegahan penularan COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai