Anda di halaman 1dari 10

Journal of Health Studies, Vol. 1, No.

2, September 2017: 130-147

PERAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP KEPESERTAAN


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA MASYARAKAT
INFORMAL
Wuri Rahmawati
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email:wurirahma_w@unisayogya.ac.id

Abstract:The objective of this research are to analysis the roles of


media that used to increace society awareness being a member of
National Health Insurance. This study is descriptive research,
respondens are the member and not member of National Health
Insurance at Yogyakarta Province. The result of this research indicate
that the obstacles being a member of National Health Insurance are
information lack, should pay insurant every mounth, low income, not
include at RT database and feel if National Health Insurance is not
important. Media that used for socialitation program of National
Health Insurance are newspaper electronic media, hybrid media and
interpersonal media. The roles of newspaper, electronic media, hybrid
media are to inform, to educate and the roles of interpersonal madeia
are to inform, to educate and to persuade.

Keyword : role, media, membership, national health insurance.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran


media yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran kepesertaan
masyarakat PBPU DIY menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan sampel
masyarakat peserta dan bukan peserta Jaminan Kesehatan Nasional di
pemda DIY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
kendala atau hambatan masyarakat menjadi peserta JKN adalah
keterbatasan informasi, harus membayar premi bulanan, pendapatan
rendah, tidak terdata di ketua RT/Kepala Dusun dan merasa tidak
penting. Media yang digunakan dalam sosialisasi program JKN yaitu
media cetak, media elektronik, hybrid media dan media interpersonal.
Media cetak, media elekronik dan hybrid media berperan untuk
menginformasikan (to inform) dan mendidik (to educate) sedangkan
media interpersonal berperan untuk menginformasikan (to inform),
mendidik (to educate) dan mengajak atau membujuk (to persuade).

Kata kunci : peran, media, kepesertaan, jaminan kesehatan nasional

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....130


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

PENDAHULUAN peningkatan kesehatan (promotif),


Pembangunan kesehatan me- pencegahan (preventif), pengobatan
rupakan salah satu fokus program (kuratif) dan pemunilhan (rehabilitatif)
pemerintah dalam upaya meningkatkan termasuk obat dan bahan medis.
derajat kesehatan masyarakat. Berdasar pengertian di atas
Pembangunan kesehatan diselenggara- maka seluruh penduduk Indonesia
kan dengan tujuan untuk meningkatkan wajib menjadi peserta Jaminan
kesadaran, kemauan dan kemampuan Kesehatan Nasional dengan membayar
hidup sehat bagi setiap orang agar iuran rutin bulanan baik dibayar sendiri
terwujud derajad kesehatan masyarakat ataupun dibayar oleh pemerintah.
yang optimal. Keberhasilan pembangu- Pemerintah membayar iuran Jaminan
nan kesehatan berperan penting dalam Kesehatan Nasional bagi kelompok
meningkatkan mutu dan daya saing masyarakat miskin melalui jalur PBI
sumberdaya manusia Indonesia. (Penerima Bantuan Iuran), sedangkan
Kebijakan pemerintah dalam masyarakat yang tidak tergolong
upaya pembangunan kesehatan tertuang miskin wajib membayar iuran rutin
dalam Undang-Undang Nomor 40 secara mandiri (non PBI).
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kepesertaan dari jalur PBI tidak
Sosial Nasional (SJSN) dan Undang- ada masalah sebab secara otomatis
Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang masyarakat miskin menjadi peserta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Jaminan Kesehatan Nasional,
(BPJS). Dalam Naskah Akademik UU sedangkan kepesertaan non PBI
No 40 Tahun 2004 menyebutkan bahwa khususnya yang berasal dari pekerja
Jaminan Kesehatan Nasional, disingkat bukan penerima upah (PBPU) perlu
program JKN merupakan suatu upaya sosialisasi secara intensif agar
program pemerintah dan masyarakat menjadi peserta Jaminan Kesehatan
dengan tujuan memberikan kepastian Nasional sehingga tahun 2019 seluruh
kesehatan yang menyeluruh bagi penduduk Indonesia sudah menjadi
seluruh rakyat Indonesia agar penduduk peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Indonesia dapat hidup sehat, produktif sebagimana kebijkan yang telah
dan sejahtera. ditetapkan oleh pemerintah.
Program JKN didefinisikan Sosialisasi perlu dilakukan secara
program jaminan sosial yang menjamin intensif sebab ada kecenderungan
biaya pemeliharaan kesehatan serta bahwa kelompok PBPU ini masyarakat
pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang mempunyai keterbatasan dalam
yang diselenggarakan nasional secara akses informasi sehingga perlu
bergotong-royong wajib oleh seluruh peningkatan pengetahuan maupun
penduduk Indonesia dengan membayar pemahaman tentang program Jaminan
iuran berkala atau iurannya dibayari Kesehatan Nasional. Sosialisasi
oleh pemerintah kepada diselenggarakan oleh dilakukan oleh
penyelenggaran jaminan kesehatan Penyelenggaran Jaminan Kesehatan
sosial nirlaba-BPJS Kesehatan. Melalui Nasional di masing-masing wilayah,
program ini masyarakat memperoleh dan untuk DIY penyelenggaranya yaitu
manfaat berupa pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jateng
perseorangan yang komprehensif, DIY.
mencakup peningkatan pelayanan

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....138


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

Masyarakat PBPU identik tahun termasuk pada usia produktif,


dengan kemiskinan keterbatsan artinya masyarakat yang dapat
informasi sehingga perlu sosialisasi dan menghasilkan produk dan jasa untuk
edukasi terkait program Jaminan menjalani kehidupannya secara
Kesehatan Nasional dengan melibatkan optimal. Dari kategori tersebut maka
tokoh masyarakat, tokoh agama, kader masyarakat bukan peserta JKN adalah
kesehatan di setiap daerah. Sosialisasi pekerja yang idealnya memiliki
ini baik secara langsung maupun tidak jaminan kesehatan dengan menjadi
langsung (melalui media). Media yang peserta BPJS Kesehatan sehingga
digunakan dalam sosialisasi maupun ketika sakit dan tidak dapat bekerja
edukasi program JKN antara lain media (tidak ada penghasilan masuk),
cetak, media elektronik, hybrid media masyarakat tidak perlu mengeluarkan
dan media interpersonal. Penelitian ini biaya pengobatan.
akan mengkaji peran media komunikasi Tingkat pendidikan rata-rata yaitu
dalam kepesertaan masyarakat PBPU Sekolah Menengah Pertama (SMP)
pada program Jaminan Kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat non
Nasional. peserta JKN telah memiliki
kemampuan untuk membaca, menulis
METODE PENELITIAN sehingga memiliki kemampuan untuk
Penelitian ini merupakan menerima dan menelaah informasi
penelitian deskriptif dengan yang diterima baik secara lisan maupun
menggunakan mixed method tertulis.
(kuantitatif dan kualitatif). Sampel Dengan rata-rata pendapatan Rp
penelitian ini adalah masyarakat PBPU 897.800,- dapat dikategorikan
peserta JKN dan masyarakat PBPU masyarakat ini tergolong miskin karena
bukan peserta JKN. Lokasi penelitian penghasilannya di bawah Upah
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Minimum Kabupaten (UMK) ataupun
Upah Minimum Provinsi (UMP).
HASIL PENELITIAN Berdasar Surat Keputusan Gubernur
Profil Masyarakat Bukan Peserta nomor 235/KEP/2016 ditetapkan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bahwa UMP DIY sebesar Rp
Profil masyarakat 1.337.645,25 dan UMK ditampilkan
menggambarkan umur, pada Tabel 1.
pendidikan,jumlah tanggungan
keluarga dan rata-rata pendapatan per Tabel 1. Upah Minimum Kabu-
bulan. Berdasar hasil penelitian paten/Kota di DIY Tahun
menunjukkan bahwa masyarakat bukan 2017
peserta Jaminan Kesehatan Nasional No Kabupaten/Kota Upah
berumur 44 tahun, pendidikan SMP, Minimum
jumlah tanggungan keluarga 3 orang (1 Kabupaten
laki-laki, 2 perempuan) dengan (Rp)
pendapatan Rp 897.800,- (Delapan 1 Yogyakarta 1.572.200,00
Ratus Sembilan Puluh Tujuh Delapan 2 Sleman 1.448.385,00
Ratus Rupiah) per bulan. 3 Bantul 1.404.760,00
Menurut Badan Pusat Statistik, 4 Kulonprogo 1.373.600,00
masyarakat pada rentang usia 15-64 5 Gunungkidul 1.337.650,00

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....139


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

Sumber : Data Sekunder, 2017 Tabel 2. Alasan Masyarakat Tidak


Masih rendahnya penghasilan Menjadi Peserta Jaminan
ini menyebabkan masyarakat hanya Kesehatan Nasional
mampu untuk memenuhi kebutuhan No Alasan Tidak Prosentase
harian keluarga. Sedangkan untuk menjadi Peserta (%)
membayar premi JKN belum mampu. BPJS Kesehatan
Jumlah tanggungan keluarga 1 Merasa tidak 9,8
masyarakat bukan peserta JKN penting
sebanyak 3 orang, dengan rincian 1 2 Harus membayar 25,49
laki-laki dan 2 perempuan. Kondisi ini premi bulanan
menunjukkan bahwa masih sangat 3 Pendapatan rendah 19,61
banyak masyarakat PBPU yang belum 4 Tidak tahu informasi 29,41
memiliki jaminan kesehatan. secara lengkap
5 Lainnya 15,69
Pengetahuan dan Sumber Informasi Sumber : Data Terolah, 2017
Masyarakat Bukan Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) tentang Berdasar Tabel 2 terlihat bahwa
JKN masyarakat memilih untuk tidak
Tingkat pengetahuan masyarakat menjadi peserta BPJS Kesehatan
berkaitan atau berhubungan dengan karena tidak tahu informasi secara
tingkat pendidikan formal maupun legkap, harus membayar premi bulanan,
pendidikan informal pendapatan rendah, alasan lain dan
(Putri,2012).Semakin tinggi pendidikan merasa tidak penting. Kondisi ini
maka pengetahuannya semakin luas. menunjukkan bahwa sebagian besar
Yang berdasar hasil kajian ini, rata-rata masyarakat menyadari pentingnya
pendidikan masyarakat bukan peserta program JKN akan tetapi karena
PBPU adalah SMP sehingga memiliki informasi yang diterima tidak lengkap
keterbatasan dalam pengetahuan, atau utuh sehingga memilih untuk tidak
khususnya mengenai jaminan kesehatan menjadi peserta JKN. Bagi masyarakat,
nasional. Dalam kajian ini pengetahuan membayar premi bulanan memberatkan
berkaitan dengan tahu atau tidak tahu karena belum tentu selalu melakukan
tentang program JKN. pemeriksaan dan pengobatan setiap
Berdasar hasil penelitian 64% bulan sehingga merasa ”eman-eman”
masyarakat tahu adanya program JKN dengan uang yang harus dibayarkan
dan 36% masyarakat tidak tahu. apalagi pendapatan masyarakat
Kondisi ini menunjukkan bahwa tergolong rendah yaitu Rp 897.800,-
masyarakat non peserta JKN sebagian per bulan. Bagi masyarakat pendapatan
besar mengetahui adanya program akan tersebut lebih baik untuk mencukupi
tetapi memutuskan untuk tidak menjadi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
peserta. Masyarakat PBPU mengambil Dari realitas tersebut maka edukasi ke
keputusan tidak menjadi peserta BPJS masyarakat tentang program JKN
Kesehatan tentu karena memiliki penting untuk dilakukan secara intensif,
alasan, yang mana alasan satu sama lain kontinyu dan persuasif sehingga
cukup beragam sebagaimana terlihat masyarakat memiliki pengetahuan dan
dalam tabel berikut : pemahaman yang utuh tentang program
JKN.

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....140


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

Sebagian masyarakat PBPU juga (Penerima Bantuan Iuran). Menurut


beralasan lain yaitu bahwa tidak Undang-Undang bahwa peserta PBI
menjadi peserta JKN karena data merupakan masyarakat yang termasuk
(namanya) tidak tercatat di ketua RT dalam kategori miskin.
atau Kepala Dusun, lama dan Pengetahuan masyarakat tentang
prosedurnya cukup panjang baik dalam program JKN berasal dari sumber
pendaftaran menjadi peserta maupun informasi yang cukup beragam baik
dalam memanfaatkan kartu JKN saat dari media cetak, media elektronik,
melakukan pemeriksaan. Menurut media interpersonal dan hybrid media.
masyarakat PBPU bahwa beberapa data Secara detail, sumber informasi
nama orang miskin yang masuk ke masyarakat bukan peserta Jaminan
pemerintah tidak tepat sasaran karena Kesehatan Nasional terlihat dalam
dilihat dari kehidupan sehari-hari Tabel 3.
tergolong orang yang mampu. Tabel 3. Sumber Informasi
Sebagimana disampaikan oleh Masyarakat Bukan
informan : Peserta JKN tentang
program JKN ini memberatkan dan Program Jaminan
tidak tepat sasaran bagi orang miskin. Kesehatan Nasional
Memberatkan karena harus membayar No Sumber Informasi Prosen-
premi bulanan, tidak tepat sasaran tase (%)
karena justru banyak masyarakat 1 Televisi 18,64
miskin yang tidak mendapat jaminan 2 Radio 6,78
dari pemerintah, sebagian yang 3 Surat Kabar 11,86
mendapat justru orang-orang yang 4 Internet 5,08
masuk kategori mampu (Hermawan, 10 5 Leaflet 5,08
Desemebr 2016). 6 Spanduk 11,87
Wakiyem, 15 Desember 2016 6 Kepala Desa/Kepala 10,17
mengatakan: jenenge kulo mboten Dusun/Tokoh
wonten ten Pak Dukuh,dadose mboten Masyarakat
gadhah kartu BPJS (Nama saya tidak 7 Pertemuan RT/PKK 1,69
ada di Pak Dukuh, sehingga tidak 8 Kader 5,08
mempunyai kartu BPJS) Kesehatan/Posyandu
Dari informasi ini menunujkkan /Lansia
bahwa pengetahuan masyarakat terkait 9 Teman/Tetangga 23,73
prosedur pendaftaran perlu ditingkatkan 10 Lainnya 0
(nama tidak selalu harus masuk ke data
Sumber : Data Primer Terolah, 2017
RT/dusun) tetapi dapat mendaftar
sendiri secara langsung ke kantor BPJS
Tabel 3 menunjukkan bahwa
Kesehatan. Disamping itu juga perlu
sumber informasi masyarakat terkait
ada kajian mendalam mengenai
JKN berasal dari media massa sebesar
ketepatan sasaran sebagaimana
49,15% (televisi, surat kabar, radio,
informasi yang disampaikan
spanduk,leaflet), media interpersonal
masyarakat. Sebab data nama yang
40,67% (Kepala Desa/Kepala
masuk di RT/Dusun menjadi dasar bagi
Dusun/Tokoh Masyarakat, pertemuan
pemerintah untuk membayar premi
RT/PKK, Kader Keseha-
JKN yang tergolong dalam PBI
tan/Posyandu/Lansia, dari teman atau

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....141


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

tetangga) dan hybrid media 5,08% masyarakat PBPU untuk tidak menjadi
(internet). Dari fakta ini menunjukkan peserta JKN.
bahwa penggunaan media massa, media Media interpersonal yang paling
interpersonal maupun hybrid media banyak menjadi sumber informasi
belum berpengaruh terhadap masyarakat PBPU adalah informasi
keikutsertaan masyarakat PBPU dalam dari teman dan atau tetangga,
program JKN. Hal tersebut sedangkan paling kecil informasi
mengindikasikan bahwa ada faktor- melalui pertemuan rutin RT ataupun
faktor tertentu yang menjadi alasan PKK. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarkat PBPU untuk tidak menjadi perbincangan-perbincangan dengan
peserta JKN. tetangga atau teman mempunyai
Rogers (1995) menyatakan potensi yang cukup besar dalam
bahwa terdapat dua tipe media penyampaian program JKN.
komunikasi yang mempengaruhi Hal ini sebagaimana teori yang
potensial adopter untuk mengadopsi disampaikan Rogers (1995), bahwa
sebuah inovasi yaitu media massa individu-individu mengadopsi sebuah
(mass media) dan media interpersonal produk baru karena pesan media
(interpersonal media). Televisi,leaflet, interpersonal, penyebaran informasi
spanduk dan radio merupakan media terjadi hanya melalui kontak personal.
massa yang digunakan dalam Interaksi sosial individual terjadi dalam
sosialisasi program JKN. kehidupan sehari-hari, pertukaran
Secara detail dapat dijelaskan informasi dapat terjadi dengan
bahwa media massa yang paling melakukan percakapan secara langsung
banyak menjadi sumber informasi (internal influence model).
masyarakat PBPU adalah media televisi Kondisi semacam ini banyak
dan paling sedikit adalah media leaflet. terjadi di lingkup masyarakat
Hal ini menunjukkan minat masyarakat tradisional yang belum dijangkau oleh
menonton acara di televisi cukup besar media komunikasi sehingga penyebaran
dibandingkan dengan minat membaca. informasi bersifat dari orang per orang
Keterdedahan masyarakat terhadap (dari mulut ke mulut). Masyarakat
media televisi cukup besar dengan rata- sudah diterpa media akan tetapi media
rata masyarakat Indonesia menonton komunikasi interpersonal masih tetap
acara di televisi selama 5 jam/hari. menjadi media yang efektif dalam
Sehingga penyampaian informasi penyampaian informasi hal-hal baru ke
program JKN di sela-sela acara televisi masyarakat. Hal ini berkaitan dengan
dapat dilihat, didengar oleh masyarakat tingkat kejelasan informasi yang
yang saat itu sedang menikmati acara di diterima dan adanya kesempatan bagi
televisi. masyarakat untuk memberikan
Namun karena keterbatasan feedback langsung berupa pertanyaan-
waktu dalam penyampaian pesan JKN pertanyaan sehingga terjadi diskusi
melalui media televisi sehingga belum yang berfungsi untuk memperjelas
dapat memberikan informasi secara informasi yang diperoleh.
detail kepada masyarakat. Keterbatasan Hal yang menarik dalam
informasi yang diterima masyarakat penelitian ini adalah sedikit masyarakat
menjadi salah satu penyebab bagi yang mendapatkan informasi melalui
media pertemuan RT atau PKK.

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....142


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat, tokoh agama, kader-kader


informasi mengenai program JKN yag ada di masyarakat sehingga setiap
belum tersosialisasikan dengan optimal saat ada yang bertanya atau menjadi
melalui pertemuan-pertemuan rutin topik pembicaraan warga di sekitarnya
warga yang biasanya diagendakan para tokoh tersebut dapat memberikan
sebulan sekali. Masyarakat yang penjelasan sesuai yang menjadi
memperoleh informasi mengenai JKN kebutuhan masyarakat PBPU.
dari kader kesehatan juga tidak banyak. Sedangkan hybrid media
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela (internet) merupakan sumber informasi
dari masyarakat setempat yang dipilih paling sedikit bagi masyarakat
oleh masyarakat dan dilatih untuk PBPU.Hal ini menunjukkan bahwa di
menanggani masalah-masalah era digital ini, internet belum menjadi
kesehatan perseorangan maupun kebutuhan bagi masyarakat untuk
masyarakat. memperoleh informasi yang
Meskipun masyarakat diperlukan. Oleh karena itu, meskipun
mengetahui program JKN melalui BPJS Kesehatan telah menyediakan
media interpersonal akan tetapi ternyata berbagai informasi terkait program
tetap tidak menjadi peserta JKN hal ini JKN, masyarakat PBPU tetap masih
karena sumber informasi (komunikator) belum mendaftar menjadi peserta JKN.
memiliki keterbasan informasi dan Informasi yang diperoleh
pengetahuan juga terkait program JKN. masyarakat dari beberapa media
Artinya pemahaman program JKN tersebut cukup beragam dan secara
belum utuh sehingga komunikasi lebih umum informasi yang diterima masih
bersifat memberikan informasi belum sangat minim mengenai program JKN.
sampai pada tahap membujuk atau Adapun informasi yang diperoleh
mengajak masyarakat PBPU untk masyarakat terlihat dalam Tabel 4.
menjadi peserta JKN.
Penyelenggara Jaminan Tabel 4. Informasi yang diperoleh
Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan) Masyarakat Bukan
dapat mengoptimalkan pertemuan rutin Peserta JKN terkait
warga dan peran kader kesehatan untuk Program Jaminan
menyampaikan berbagai informasi Kesehatan Nasional
mengenai JKN kepada masyarakat. No Informasi/Pesan Prosentase
Menurut Rahmawati,W (2014) bahwa (%)
media interpersonal melalui pertemuan 1 Cara mendaftar 12
RT/RW merupakan media yang cukup 2 Besar Premi 14,67
optimal dalam persuasi. Oleh karena itu bulanan
BPJS Kesehatan harus lebih fleksibel 3 Cara Pembayaran 13,3
dalam melakukan sosialisasi ke 4 Manfaat yang 20
masyarakat yaitu dengan menyesuaikan diperoleh
waktu pertemuan rutin yang ada bukan 5 Fasilitas kesehatan 12
sebaliknya masyarakat yang harus mitra BPJS
menyesuaikan jadwal dari BPJS Kesehatan
Kesehatan. Hal lain yang perlu 6 Cara memanfaatkan 12
dilakukan adalah pembekalan secara kartu JKN
detail tentang program JKN pada tokoh 7 Biaya yang 12

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....143


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

ditanggung Sebagaimana disampaikan oleh


8 Cara Komplain 4 informan :
Rata-rata Saya tidak mampu untuk membayar
Sumber : Data Terolah, 2017 setiap bulannya, dan apabila tidak
sakit saya tetap harus membayar setiap
Berdasar tabel 3.4 secara umum bulannya (Nur Yulianto, 17 Desember
masyarakat belum mengetahui secara 2016)
utuh informasi mengenai program Masyararakat juga mengetahui cara
Jaminan Kesehatan Nasional sehingga pembayaran premi dan umumnya
pengetahuan masyarakat terkait pemahamannya pembayaran melalui
Jaminan Kesehatan Nasional minim. bank. Cara pembayaran premi JKN
Masyarakat paling banyak mengetahui yang mengharuskan masyarakat aktif
informasi tentang manfaat yang menuju loket-loket pembayaran
diperoleh sebagi peserta JKN yaitu menjadi salah satu alasan tidak
bahwa biaya berobat gratis. Secara mendaftar peserta JKN. Bahwa
umum informasi tersebut yang masyarakat merasa harus meluangkan
masyarakat ketahui tentang manfaat waktu dan tenaga hanya sekedar untuk
JKN. Informasi yang diterima membayar premi. Oleh karena itu, cara
masyarakat mengenai manfaat yang pembayaran premi JKN perlu untuk
diperoleh ketika menjadi peserta BPJS dikaji ulang sebab cara yang selama ini
kesehatan adalah biaya pengobatan belum dapat diterima oleh seluruh
gratis. Namun secara detail jenis lapisan masyarakat terutama yang
pengobatan, layanan kesehatan, alat berada di daerah pedesaan, belum ada
atau sarana apa saja yang ditanggung loket-loket untuk pembayaran premi
masyarakat PBPU belum mengetahui, (bank, swalayan,BMT, dan
seperti kacamata, alat bantu dengar bagi sebagainya).
tuna rungu, kaki palsu dan sebagainya. Informasi terkait cara mendaftar,
Disamping itu sebagian besar fasilitas kesehatan mitra BPJS, cara
masyarakat mengetahui tentang besaran memanfaatkan kartu JKN dan biaya apa
premi bulanan yang harus dibayarkan saja yang ditanggung oleh BPJS
sesuai dengan kelasnya yaitu kelas III Kesehatan masih sangat minim.
sebesar Rp 25.500, kelas II sebesar Rp Masyarakat masih merasa kebingungan
51.000 dan kelas III sebesar Rp 80.000 tentang prosedur pendaftaran terutama
per bulan. Dengan mengetahui besaran terkait syarat administratif yang perlu
premi yang harus dibayarkan setiap disiapkan dan tempat melakukan
bulan tidak mendorong masyarakat pendaftaran sebagian masyarakat
untuk mendaftar menjadi peserta JKN. memahaminya bahwa pendaftaran di
Hal ini selain karena pendapatan Kepala Dusun.
masyarakat PBPU di bawah UMK Terkait fasilitas kesehatan yang
maupun UMP juga karena masyarakat menjadi mitra BPJS kesehatan,
merasa rugi dengan membayar setiap masyarakat belum tahu secara lengkap
bulan padahal belum tentu melakukan dan umumnya pemahaman masyarakat
pemeriksaan kesehatan. Sehingga justru harus ke fasilitas kesehatan sesuai
merasa sebagai tambahan beban dengan alamat Kartu Tanda Penduduk
ekonomi bagi keluarganya. (KTP). Di samping itu masyarakat juga
belum tahu biaya pengobatan yang

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....144


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

ditanggung atau dibiayai BPJS surat kabar. Hybrid media berupa


kesehatan, sebagian berpendapat bahwa internet dan media interpersonal
yang didanai hanya pengobatan meliputi pertemuan PKK/RT,
penyakit tertentu, sedangkan jika pertemuan dengan Kepala Desa/Kepala
operasi tetap harus biaya sendiri, Dusun/Tokoh Masyarakat, pertemuan
periksa mata, ganti kacamata biaya dengan teman atau tetangga, dan
sendiri dan sebagainya. pertemuan dengan kader
Informasi yang paling minim kesehatan/kader posyandu).
diterima masyarakat yaitu mengenai Berdasar hasil penelitian, berbagai
cara komplain terkait program media tersebut mempunyai peran to
JKN..Meski bukan peserta JKN, inform, to educate dan to persuade.
masyarakat bukan peserta JKN Sedangkan peran media to
mengetahui bahwa ada berbagai entertainment tidak ditemukan dalam
komplain terkait program JKN tetapi penelitian ini. Media massa dan hybrid
tidak mengetahui prosedur dan tempat media mempunyai peran to inform dan
penyampaian komplain. Beberapa hal to educate artinya media tersebut
yang menjadi komplain masyarakat menyampaikan informasi tentang
bukan peserta JKN yaitu bahwa PBI program JKN kemasyarakat luas yang
tidak tepat sasaran dan kurang merata, sifatnya memberikan informasi,
harus membayar premi setiap bulan, pengetahuan tentang program JKN
prosedur pendaftaran kepesetaan akan tetapi tidak membujuk atau
maupun layanan kesehatan yang rumit, mengajak atau mempengaruhi
sosialisasi yang sangat kurang kepada masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
masyarakat PBPU apalagi yang berada Sedangkan media interpersonal
di sepedesaan, dan sebagainya. berperan dalam 3 (tiga) hal yaitu to
Sebagaimana yang disampaikan inform, to educate dan to persuade.
informan : Untuk meningkatkan minat
Pemerintah desa harus lebih giat masyarakat menjadi peserta JKN maka
menyampaikan informasi secara optimalisasi pemanfaatan media
lengkap kepada masyarakat (Sukiyem, interpersonal perlu untuk ditingkatkan
7 Januari 2017). terutama melalui pertemuan-pertemuan
rutin yang ada di masyarakat. Artinya
Peran Media Dalam Program BPJS Kesehatan harus fleksibel
Jaminan Kesehatan Nasional menyesuaikan waktu pertemuan warga
Media komunikasi memiliki peran dalam menyampaikan informasi,
untuk menginformasikan (to inform), memberikan edukasi dan mengajak
mendidik (to masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
educate),membujuk/persuasi (to Hal lain yang dapat dilakukan BPJS
persuade) dan menghibur (to persuade). Kesehatan yaitu membekali
Dari penelitian ini diperoleh informasi pengetahuan dan informasi yang
bahwa media komunikasi yang lengkap, detail dan jelas tentang
digunakan antara lain media massa, program JKN kepada tokoh masyarakat
hybrid media dan media interpersonal. (Kepala Desa/Kepala Dusun/Ketua
Media massa meliputi surat RW/Ketua RT/ Kader PKK/Kader
kabar/koran, leaflet, Posyandu/Kader Kesehatan, dan
spanduk,banner/baliho, televisi dan sebagainya). Tokoh masyarakat sebagai

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....145


Journal of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 130-147

pihak yang selalu bersinggungan DAFTAR RUJUKAN


dengan masyarakat akan lebih mudah Leuwis, C. 2004. Communication for
dalam menginformasikan,mendidik rural Innovation : Rethinking
maupun mengajak menjadi peserta Agricultural Extension Third
JKN. Edition, Blackwell Science.
London.
SIMPULAN DAN SARAN Poppy, Ruliana. 2014. Komunikasi
Simpulan Organisasi : Teori dan Studi
Simpulan dari penelitian ini Kasus. PT Radja Grafindo
adalah; 1) masyarakat mengetahui Persada. Jakarta.
informasi mengenai program Jaminan Putri, Puri. 2012. Pengaruh Tingkat
Kesehatan Nasional melalui media Pendidikan, Pengetahuan, Sikap
massa media hybrid media dan media dan Terpaan Iklan Layanan
interpersonal, 2) masyarakat PBPU Masyarakat KB Versi Shireen
tidak menjadi peserta Jaminan Sungkar dan Teuku Wisnu di
Kesehatan Nasional karena tidak TV terhadap Perilaku KB pada
mengetahui informasi secara lengkap, Wanita atau Pria dalam Usia
harus membayar premi bulanan, Subur. Jurnal interaksi. Volume
pendapatan rendah, tidak terdata di 1 Nomor 1..hal 46-56.
ketua RT atau Kepala Dusun dan Rahmawati, Wuri. 2014. Peran Media
merasa tidak penting, 3) media massa Komunikasi dalam Tanggap
dan hybrid media berperan to inform Bencana Banjir Lahar Dingin di
(menginformasikan) dan to educate Sungai Code Kota Yogyakarta.
(mendidik) sedangkan media Jurnal penanggulangan
interpersonal berperan to inform, to Bencana. Vol 5, Nomor 1,
educate dan to persuade Tahun 2014.
(membujuk,mengajak). Rogers, E.M. 1995. Diffusion of
Saran Innovation. Fourth Edition, The
Saran dari penelitian ini adalah; Free Press, New York.
1) BPJS Kesehatan hendaknya Thyer.A.Bruce (Editor). 2001. The
meningkatkan komunikasi persuasif Handbook of Sosial Work
kepada masyarakat khusunya Research Methode. Sage
masyarakat yang tergolong PBPU Pulication.Inc. United States of
untuk menumbuhkan dan atau America : Library of Congress
meningkatkan kesadaran tentang Cataloging-in-Publication
pentingnya JKN bagi masyarakat dan Data.
anggota keluarganya. Komunikasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun
persuasif dapat dilakukan melalui 2004 tentang Sistem Jaminan
optimalisasi media-media interpersonal Sosial Nasional (SJSN).
yang ada di masyarakat, 2) perlu kajian Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011
penelitian lebih lanjut mengenai peran tentang Badan Penyelenggara
berbagai pihak (stakeholders) dalam Jaminan Sosial (BPJS).
upaya peningkatan kesadaran
masyarakat PBPU untuk menjadi
peserta JKN.

Wuri Rahmawati, Peran Media Komunikasi....146

Anda mungkin juga menyukai