3 Analisis Jurnal
1. Berdasarkan konsesnsus opini para ahli dan / atau penelitian kecil, tirah baring sangat bermanfaat dan efektif dalam
tatalaksana pasien SKA
2. Berdasarkan konsesnsus opini para ahli dan / atau penelitian kecil, pengukuran saturasi oksigen perifer pada semua
pasien IMA-EST sangat bermanfaat dan efektif dalam tatalaksana pasien SKA
2.1 Berdasarkan konsesnsus opini para ahli dan / atau penelitian kecil, penggunaan terapi oksigen diindikasikan pada
pasien dengan hipoksemia (SaO2 <90% atau PaO2 <60% mmHg) sangat bermanfaat dan efektif dalam tatalaksana
pasien SKA
2.2 Penggunaan terapi oksigen rutin tidak berguna atau tidak efektif, bahkan pada beberapa kasus kemungkinan
membahayakan
3. 3.1 Pada beberapa penelitian klinin acak berganda, pemberian Aspirin 160-320 mg duberikan kepada semua pasien
yang tidak tahu intoleransinya terhadap aspirin sangat bermanfaat dan efektif
3.2 Berdasarkan konsesnsus opini para ahli dan / atau penelitian kecil, pemberian aspirin tidak bersalut lebih terpilih
mengingat absorbsi sublingual yang lebih cepat sangat bermanfaat dan efektif dalam tatalaksana pasien SKA
5.2 Berdasarkan konsesnsus opini para ahli dan / atau penelitian kecil, nitrogliserin intravena diberikan kepada
pasien yang tidak responsive dengan terapi 3 dosis NTG sublingual kali sangat bermanfaat dan efektif dalam
tatalaksana pasien SKA, dimana dalam keadaan tidak tersedia NTG, isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai
sebagai pengganti
6. Berdasarkan konsesnsus opini para ahli dan / atau penelitian kecil, morfin sulfat 1-5 mg / intravena, dapat diulang
setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak responsive dengan terapi 3 dosis NTG sublingual sangat bermanfaat
sehingga beralasan untuk dilakukan
Jurnal ke II : Hubungan Aktifitas Fisik dengan Tingkat Nyeri pada Pasien Sindrom Koroner Akut Di Instalasi Gawat Darurat
RSUP Prof. Dr. R. D. Kanou Manado
Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 60 pasien, ditemukan lebih dari separuh pasien melakukan aktifitas berat yaitu
sebesar 35 pasien (58,3 %), aktifitas fisik sedang 18 pasien (30 %), dan aktifitas fisik rendah 7 pasien (11,7 %). Hal ini
dibuktikan dengan dari pernyataan kuesioner tentang aktifitas fisik ketika wawancara dengan pasien, 58,3% pasien menjawab
melakukan aktifitas fisik berat ketika nyeri dada timbul.
Analisis penelitian :
Aktifitas fisik yang berat akan menjadi pencetus terjadinya nyeri dada pada pasien yang telah mengidap sindrom koroner
akut (SKA). Aktifitas fisik berat yang dilakukan terlalu sering dapat menyebabkan inflamasi dalam pembuluh darah sehingga
meningkatkan resiko thrombosis dan iskemik akut akibat ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen dalam otot jantung
yang merupakan pemicu patofisiologi SKA, sehingga dengan aktifitas fisik yang minimal pun dapat menimbulkan nyeri dada
karena beban jantung bertambah.
Jurnal ke III : Uji Jalan 6 menit pada pasien pasca Sindrom Koroner Acut
Hasil penelitian :
Analisa penelitia :
Uji Jalan 6 Menit (UJ6M) direkomendasikan pada setiap pasien SKA stabil yang tidak memiliki kontra indikasi sebelum
keluar dari rumah sakit. UJ6M merupakan uji yang aman, sederhana, murah, dan bergunauntuk mengukur status fungsional,
respon terapi dan sebagai predictor morbiditas dan mortalitas pada pasien pasca SKA. Parameter yang perlu dievaluasi dalam
UJ6M diantaranya meliputi jarak tempuh, skala lelah, haemodinamik, depresi segmen ST, dan aritmia. Program rehabilitasi
jantung sebagai bentuk intervensiperlu dipertimbangkan untuk menindaklanjutihasil UJ6M pada pasien pasca SKA yang buruk.