Anda di halaman 1dari 7

Berpikir kritis dalam kebidanan

Seorang bidan dituntut berpikir kritis karena sangat penting seorang bidan itu menegakkan keputusan
secara hati-hati,seorantg bidan harus memiliki suatu pendapat yang merupakan hasil dari teori dan
pengalaman dari seorang bidan, dapat merefleksikan sesuatu, seorang bidan harus mengingat dan bias
membedakan serta dapat membuat alas an misalnya seorang bidan dalam pemberian terapi jadi setelah
dilakukan pemeriksaan dan anamnesa maka terapi yang cocok untuk pasien adalah terapi ini.

Mengapa bidan perlu berpikir kritis dan logis

Berpikir kritis memungkinkan bagi bidan untuk memanfaatkan potensi dirinya melihat, memecahkan
masalah dan menciptakan suatu hal baru dalam manajemen asuhan kebidanan. Berpikir kritis
meningkatkan kemampuan verbal dan analitik yang sistematis sehingga mengeksplorasikan gagasan-
gagasan, menganalisis masalah hingga memahami masalah khususnya dalam manajemen asuhan
kebidanan. Berpikir kritis meningkatkan kreatifitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu
masalah tidak hanya memerlukan gagasan baru namun dengan berpikir kritis dapat mengevaluasi
gagasan lama dan baru, memilih yang terbaik dan memodifikasi bila perlu. Berpikir kritis merupakan
upaya refleksi diri, evaluasi diri terhadap nilai, keputusan yang diambil sehingga hasil refleksi dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Lai Emily, 2011; Jefford et al, 2011)

Seorang bidan yang professional harus memiliki karakteristik dalam berpikir kritis. Hal ini meliputi
seorang bidan mampu mempertimbangkan sesuatu sesuai dengan alasan yang rasional dan logis,
bersifat reflektif, mampu menganalisis, mensintesis, mengevaluasi bukti-bukti yang ada terkait masalah
yang akan dipecahkan, memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solvig). Karakteristik lainnya
menurut beberapa ahli adalah seorang bidan mampu membuat suatu kesimpulan dari berbagai
informasi yang diperoleh, dari berbagai hasil pemeriksaan yang telah dikumpulkan dengan adanya bukti,
membuat argument yang beralasan untuk mendukung kesimpulan dan menjelaskan pola fikir yang telah
terbentuk dari hasil kegiatan langkah-langkah karakteristik sebelumnya. Cara untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis diantaranya pertama adalah membaca dengan kritis. Untuk berpikir secara
kritis, seorang profesi bidan harus bisa membaca dengan kritis pula. Semua informasi yang didapat dari
berbagai sumber harus dipikirkan secara kritis, disesuaikan dengan kondisi klien disaat memberikan
suatu asuhan

Tentunya seorang bidan dalam menangani pasien dengan resiko nyawa manusia dimana dalam
membuat keputusan dalam pemberian terapi apakah sudah tepat atau belum bagaimana kita
menyimpulkan apakah terapi ini sudah tepat atau belum disitulah kita dapatkan dari berpikir secara
kritis tadi karena profesi bidan dituntut untuk berpikir kritis.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan didukung oleh bukti-bukti ilmiah baik berdasarkan teori
maupun berdasarkan penelitian ,atau pun jurnal terbaru jadi dalam pemberian terapi/tindakan yang
diberikan harus didukung bukti ilmiah makanya kita sebagai seorang bidan dituntut untuk selalu update
ilmu terbaru tentang kebidanab
Dengan berpikir kritis dan logis bias mengurangi resiko kesalahan pembuatan diagnosa dimana bidan
diharapkan dengan berpikir kritis dapat mengurangi resiko dalam menegakkan diagnose sehingga
pemilihan terapi dapat dilakukan secara tepat sehingga menghindari resiko yang fatal terhadap pasien

Analisa berpikir

Pikiran dan perasaan dan perbuatan harus disesuaikan dengan tindakan yang dilakukan
Mengembangkan upaya berpikir logis dan kritis adalah upaya yang disengaja dapat dilatih dengan
pengalaman dan teori yang ada sehingga kita dapat menerapkannya lalu hasil tindakan-tindakan yang
dilakukan dapat dievaluasi sehingga kita dapat melakukannya alam berpikir sehingga dengan banyaknya
pengalamn kita dapat berpikir kritis,jangan hanya dipikiran tetapi bagaimana berpikir artinya jangan
yang ada hanya ilmu yang kita ketahui aja tetapi kita juga harus mendalami
Berpikir dalam kebidanan sama dengan situasi pribadi dimana setiap tindakan yang kita berikan kepada
orang lain itu harus disamakan dengan tindakan pribadi yang sama pada diri kita sendiri lkarena kita
harus menyelamatkan nyawa orang lain.

Cara berpikir agar dapat berpikir kritis


Bagaimana cara berpikir yaitu memproses dan mengerti informasi dimana setiap orang berbeda-beda
dalam memahami dan menanggapi informasi ada yang mendengar bias memahami, ada yang bisa.
membaca dulu dan ada juga dialami dulu baru mengerti.jadi bagaimana kita bisa berpikir kita harus
memahami diri kita sendiri apakah kita bisa memahami informasi dengan mendengar saja atau
membaca terlebih dahulu sehingga baru bisa mengembangkan potensi diri agar dapat berpikir kritis dan
logis
Dengan membaca kita mengembangkan potensi tadi baru bisa berpengaruh berpikir kita
Umpan balik dari orang lain dapat membantu menjadi masukan bagi diri kita jika pendapat itu rasional

Berpikir kritis
Mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi
yang relevan untuk dirinya
Membuat suatu kesimpulan dari apa yang diketahui
Karakter berpikir kritis

Politik kesehatan memiliki pemahaman yaitu ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat
kesehatan masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang
dianut dalam sebuah wilayah atau negara  untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan
sehat secara keseluruhan. Bentuik kebijakan pemerintah dalam politi kesehatan
Ada 2 bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dituangkan dalam aplikasi politik kesehatan
ini, antara lain :

1. Peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan, meliputi Undang-undang, Peraturan


Presiden, keputusan menteri, peraturan daerah, baik tingkat provinsi maupun
kabupaten kota dan peraturan lainnya.
2. Kebijakan pemerintah dalam bentuk program yaitu segala aktifitas pemerintah baik
yang terencana maupun yang insidentil yang mana hal tersebut bertujuan untuk
peningkatan kesehatan masyarakat, menjaga lingkungan dan masyarakat agar tetap
sehat dan sejahtera baik fisik, jiwa maupun sosial.

Salah satu contoh dari politik kesehatan yaitu memberikan anggaran kesehatan untuk
rakyat dengan sangat besar tentunya sesuai dengan proporsi kebutuhan  mengingat
kebutuhan akan kesehatan sangat besar, karena pemerintah tentu tidak ingin rakyatnya
sakit oleh karena itu alokasi anggaran kesehatan tersebut juga membutuhkan lobi politik
agar kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan.
 Kesimpulan

Definisi kesehatan adalah 'keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial, dan bukan hanya tidak
adanya penyakit atau kelemahan. Beberapa teori kesehatan yang berdampingan sekaligus bersaing, yaitu :
a.       Kesehatan sebagai negara yang ideal
b.      Kesehatan sebagai kekuatan pribadi atau kemampuan
c.       Kesehatan sebagai kebugaran fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas yang telah disosialisasikan
d.      Kesehatan sebagai komoditas
e.       Kesehatan sebagai dasar untuk mencapai suatu potensi
Politik adalah istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan setiap 'hubungan kekuasaan-
terstruktur atau pengaturan dimana satu kelompok orang dikendalikan oleh yang lain' (Millett, 1969).
Klasifikasi politik menurut Heywood (2000), terbagi menjadi empat klasifikasi, sebagai berikut :
a.       Politik sebagai pemerintah
b.      Politik sebagai kehidupan publik
c.       Politik sebagai resolusi konflik
d.      Politik sebagai kekuatan
Kekuasaan adalah konsep politik penting yang mendasari pengambilan keputusan publik dan
alokasi barang dan jasa.

B.     Saran
Politik dan kekuasaan dalam kesehatan sangat diperlukan. Karena dengan adanya politik dan
kekuasaan realisasi paradigma kesehatan dapat terealisasi. Karena itu diharapkan agar para pembaca bisa
memahami dengan baik definisi dari politik dan kekuasaan dengan sebaik-baiknya, agar realisasi dari
politik dan kekuaaan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Semoga dengan adanya makalah ini, maka
pembaca dapat memahami dengan jelas definisi dari kesehatan, politik, dan kekuasaan. 

Sifat Politik Kesehatan Kesehatan termasuk aspek kehidupan manusia lainnya merupakan sebuah isu
politik dalam banyak hal (Bambra, et al., 2005): a. Kesehatan adalah politik karena, sama seperti sumber
daya yang lain atau komoditas di bawah sistem ekonomi neoliberalisme, beberapa kelompok sosial
mempunyai lebih dari yang lainnya. b. Kesehatan adalah politik karena determinan sosialnya (social
determinants) adalah mudah diterima dalam intervensi politik dan oleh karena bergantung pada
tindakan politik (biasanya). c. Kesehatan adalah politik karena hak terhadap standar kehidupan yang
layak untuk kesehatan dan kesejahteraan harus menjadi aspek kewarganegaraan dan hak asasi manusia.
Kesehatan adalah politik karena kekuasaan dilaksanakan sepanjang itu sebagai bagian dari sistem
ekonomi, sosial dan politik yang lebih luas. Perubahan sistem ini membutuhkan kesadaran dan
perjuangan politik
b. Politik Kesehatan

Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat dalam
satu wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah wilayah atau negara
untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan sehat secara keseluruhan. Untuk meraih tujuan tersebut
diperlukan kekuasaan. Dengan kekuasaan yang dimiliki, maka akan melahirkan kebijakan yang pro
rakyat untuk menjamin derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

Kebijakan pemerintah dapat terwujud dalam dua bentuk. Pertama, peraturan pemerintah dalam bidang
kesehatan meliputi Undang-Undang, Peraturan Presiden, keputusan menteri, peraturan daerah, baik
tingkat provinsi maupun kabupaten kota, dan peraturan lainnya. Kedua, kebijakan pemerintah dalam
bentuk program adalah segala aktifitas pemerintah baik yang terencana maupun yang insidentil dan
semuanya bermuara pada peningkatan kesehatan masyarakat, menjaga lingkungan dan masyarakat agar
tetap sehat dan sejahtera, baik fisik, jiwa, maupun sosial.

Bambra et al (2005) dan Fahmi Umar (2008) mengemukakan mengapa kesehatan itu adalah politik,
karena dalam bidang kesehatan adanya disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian
menikmati kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau keadilan harus
diperjuangkan.

Kesehatan adalah bagian dari Politik karena derajat kesehatan atau masalah kesehatan ditentukan oleh
kebijakan yang dapat diarahkan atau mengikuti kehendak (amenable) terhadap intervensi kebijakan
politik. Kesehatan bagian dari politik karena kesehatan adalah Hak Asasi manusia.

Oleh karena itu, untuk menciptakan kesehatan masyarakat yang prima maka dibutuhkan berbagai
peraturan yang menjadi pedoman bagi petugas kesehatan dan masyarakat luas, sehingga suasana dan
lingkungan sehat selalu tercipta. Di samping itu pemerintah harus membuat program yang dapat
menjadi stimulus bagi anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat sehat, baik
jasmani, rohanio,  rohani, sosial serta memampukan masyarakat hidup produktif secara sosial ekonomi

Bioetika
Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain
membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi
butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam
lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja,
demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan.
1.      Bio-Etika
Secara harafiah, istilah bioetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios (hidup)
dan ethike (apa yang seharusnya dilakukan manusia). Istialah itu sendiri diartikan sebagai kajian
etika mengenai isu sosial dan moral yang muncul akibat aplikasi bioteknologi dan medis.
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan
etik yang mencul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik
hukum dan theology.
Pada artian yang lebih sempit, bioetika merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
Sedangkan menurut artian yang lebih luas, bioetika mengevaluasi pada semua tindakan moral
yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan
takut dan nyeri yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi.
Isu dalam bioetik antara lain peningkatan mutu genetik, etika lingkunganan pemberian pelayanan
kesehatan.
Bioetika muncul sebagai respon atas semakin berkembangnya ilmu dan teknologi hayati
terutama di bidang medis yang berhubungan erat dan/atau menjadikan manusia sebagai
objeknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bioetika lebih berfokus pada dilema yang menyangkut
perawatan kesehatan modern, serta aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah
pelayanan kesehatan ( Heryani, R, 2013).

A. Pengertian Bioetika
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat
etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran
saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat.
Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut
jugadengan etika biomedis.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-
masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada
masa yang akan datang.

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma
atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan
oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa
kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan
politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi
organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor
budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan
tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar
pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics
and Life Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika
biomedik.

Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh
Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol
setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An
International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000.
Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and Medical
humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun
2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di
Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI)
tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia
pada masa datang.

Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan kodrat manusia,
seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.

B. Asal Kata Bioetika


Sepanjang perjalanan sejarah dunia Kedokteran, banyak defenisi dan paham mengenai
bioetika yang dilontarkan oleh para ahli etika dari berbagai belahan dunia. Pendapat pendapat ini
dibuat untuk merumuskan suatu pemahaman bersama tentang apa itu bioetika.

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma
atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan
oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa
kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan
politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi
organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor
budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan
tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar
pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang


ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-
masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada
masa yang akan datang.

C. Tujuan Bioetika
1. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi modern.
2. Pembelajaran bioetika diarahkan untuk mencegah dampak negatif yang muncul dari
teknologi.
3. Pembelajaran bioetika menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuwan yang
memiliki tanggung jawab sosial.
4. Pembelajaran bioetika dibutuhkan karena menekankan pada pengembangan berpikir
kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi modern dan
teknologi yang terkait dengan kehidupan.
5. Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuwan biologi yang dapat
mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan sebagaimana pengembangan
pola berpikir yang dikemukakan Rasulullah SAW yaitu pola berpikir menggunakan akal.

Anda mungkin juga menyukai