Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2338-3321

DAMPAK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI


ELEKTRONIK (UU ITE) TERHADAP PERUBAHAN HUKUM DAN
SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Suyanto Sidik
F.H. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Email: suyanto_sidik@yahoo.com

Abstrak: Kemajuan spektakuler dibidang teknologi informasi dan komunikasi berdampak sangat besar bagi perkembangan interaksi
hukum dan interaksi sosial. Di samping memberikan kontribusi positif bagi pengguna, media teknologi informasi ini juga menimbulkan
sisi negatif. Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah Indonesia menerbitkan undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi
dan transaksi elektronik (UU ITE). Undang-undang tersebut adalah undang-undang yang pertama yang mengatur tentang pelaksanaan
teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk membahas dampak undang-undang ITE dan
implementasinya bagi pengguna di Indonesia. Metode yang digunakan adalah riset perpustakaan yang berhubungan dengan implementasi
di lapangan. Dapat disimpulkan bahwa: (1) undang-undang no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik memberikan
payung hukum bagi masyarakat pengguna teknologi dan transaksi elektronik. (2) perlunya sosialisasi kepada masyarakat agar tercapai
kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.

Kata kunci: Undang-undang Traksaksi Elektronik (UU ITE), hukum, sosial.

Abstract: The spectacular development of the information technology in communication. has greatly impact the development of law and
social interaction. Beside giving a positive contribution for the information technology media used, howewer, it also has caused negative
impact in another part. In order to prevent this, the Indonesian government has initiated a new regulation as the Information and
Electronic Transaction Law No. 11 year 2008. The regulation is the prior Indonesian law, which arranged the implementation of
information technology communication. The objectived of this research is to discuss the impact of the information and electronic
transaction and its implementation in Indonesian. The method used library research, which connected with the implementation in the real
field, and analyzed descriptively. It can be concluded that: (1) The regulation number 11 year 2008 give the protection to the of the
information and electronik transaction society. (2) it shoud be socialized to the community in order to achive the law security for the
information technology user and promotor.

Key words: the information and electronic transaction law no. 11 year 2008, law, social.

PENDAHULUAN peraturan perundang-undangan yang telah diterbitkan


Latar belakang penelitian ini adalah dengan dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan arus
derasnya arus globalisasi yang terjadi, yang telah globalisasi. Diharapkan peraturan perundang-undangan
menimbulkan berbagai masalah pada hampir seluruh yang telah diterbitkan itu dapat membawa masyarakat
aspek kehidupan manusia di bidang politik, sosial, kepada kehidupan yang lebih baik dari pada
budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi sebelumnya (Saifullah,2007:22).
sehingga terjadi perubahan-perubahan yang mendasar. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat
Seiring dengan perubahan pada seluruh aspek tersebut telah mengubah hidup manusia menjadi lebih mudah karena
berdampak pada berubahnya pula tatanan pola tingkah kecanggihan dan daya kerjanya yang efektif dan effisien.
laku sosial manusia dalam masyarakat, maka aspek Keberadaan teknologi informasi awalnya hanya digunakan
hukumpun harus berubah. Hukum harus diatur agar kalangan tertentu saja, namun sekarang hampir seluruh
tercipta ketertiban dalam masyarakat. Hal ini memerlukan lapisan masyarakat sudah menggunakannya, baik instansi
payung hukum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintah maupun swasta. Memanfaatkan dan kecanggihan
hukum tidak boleh statis, tetapi harus dinamis, dan selalu serta kepraktisan teknologi informasi dalam instansi
diadakan perubahan sejalan dengan perkembangan zaman pemerintah digunakan untuk mengelola semua jenis data,
serta dinamika kehidupan sosial dalam masyarakat. memberikan informasi dan juga fasilitas kemudahan
Pada era reformasi sejak tahun 1998, banyak misalnya pelayanan publik melalui situs

Jurnal Ilmiah WIDYA 1 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013


Dampak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap
Suyanto Sidik, 1 - 7 Perubahan Hukum dan Sosial dalam Masyarakat

pemerintah secara on-line dan lain-lain. Demikian juga sering menimbulkan kerancuan, mengingat jumlah
halnya dengan instansi swasta atau badan usaha yang pemakai teknologi informasi dari tahun ketahun terus
menggunakan teknologi informasi untuk mengelola meningkat dengan menggunakan sarana dengan
semua jenis data dengan melakukan transaksi penjualan teknologi tersebut. Sehingga terjadi salah penafsiran
secara on-line (e-commerce). sadar atau tidak sadar permasalahannya akan menjadi
Dampak perkembangan dan kemajuan teknologi kasus yang akan berhadapan dengan aparat penegak
informasi sedemikian pesat yang dirasakan melanda dunia hukum. Undang-Undang No.11 tahun 2008 tersebut
termasuk Indonesia. Globalisasi Informasi telah belum banyak di sosialisasikan ke masyarakat dan
menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat sampai sekarang belum adan Peraturan Pemerintah
informasi dunia. Hal ini menyebabkan perubahan kegiatan (PP) seperti yang telah diamanatkan dalam Pasal 54
kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara ayat 2 Undang-Undang tersebut.
langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbuatan hukum baru yang berkaitan dengan teknologi sejauh mana Peran, Pengaruh dan Efektifitas Undang-
informasi. Sehingga mengharuskan dilakukannya Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
pengaturan mengenai pengelolaan informasi dan transaksi Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap masyarakat.
elektronik ditingkat nasional yang dituangkan dalam Metode yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif,
bentuk peraturan perundang-undangan. Pembangunan ekploratif, yaitu suatu penelitian yang mengkaji peraturan
teknologi informasi dapat dilakukan secara optimal, perundang-undangan serta sumber-sumber lainnya yang
merata dan menyebar ke semua lapisan masyarakat guna relevan dengan perkembangan teknologi informasi
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang telah umumnya dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
diamanatkan dalam Preambule Undang-Undang Dasar tentang Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya
1945. dengan interaksi perubahan sosial dan perubahan hukum.
Kegiatan teknologi melalui media elektronik,
disebut ruang siber (cyberspace) yang meskipun bersifat PEMBAHASAN
virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan perbuatan Fungsi dan Peranan Hukum
hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang Abdul Manan (2009:68) menyatakan bahwa fungsi
siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum yang diharapkan setelah diciptakan atau diubah
hukum konvensional saja, sebab akan terlalu banyak melalui peraturan perundang-undangan dengan
kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. menggunakan instrumen-instrumen, antara lain: (1)
Transaksi melalui media elektronik atau internet diatur Standard of Conduct; merupakan sandaran atau ukuran
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang tingkah laku yang harus ditaati oleh setiap orang dalam
Informasi dan Transaksi Elektronik dan telah diundangkan bertindak dalam melakukan hubungan satu dengan yang lain.
pada tanggal 21 April 2008, dengan Lembaran Negara Tahun (2) As a Tool of Social Engineering; sebagai sarana atau
2008 Nomor 58. Namun ternyata alat untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik,
UU tersebut belum mencapai sasaran yang optimal karena baik secara pribadi maupun dalam hidup masyarakat.
belum adanya Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur (3) As a Tool of Social Control; sebagai alat untuk
pelaksanaannya. Padahal dalam Bab XIII, pada Ketentuan mengontrol tingkah laku dan perbuatan manusia agar mereka
Penutup, Pasal 54 ayat 2, berbunyi: “Peraturan tidak melakukan perbuatan yang melawan norma hukum,
Pemerintah harus sudah ditetapkan paling lama 2 (dua) agama dan kesusilaan. (4) As a Facility on Human
tahun setelah diundangkan Undang-Undang ini.” Interaction; yakni hukum berfungsi tidak hanya
Permasalahan dalam pelaksanaan UU ITE tersebut menciptakan ketertiban, tetapi juga menciptakan perubahan

Jurnal Ilmiah WIDYA 2 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013


Dampak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap
Suyanto Sidik, 1 - 7 Perubahan Hukum dan Sosial dalam Masyarakat

masyarakat dengan cara memperlancar proses interaksi menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,
sosial dan diharapkan menjadi pendorong untuk dan/atau menyebarkan informasi. Salah satu sarana
menimbulkan perubahan dalam kehidupan sosial di implementasi dari penggunaan teknologi tersebut adalah
masyarakat. (5) Rechtzeken Heid; yakni agar dalam dengan menggunakan media seperangkat komputer yang
setiap persoalan dan permasalahan yang terjadi dalam dapat mengolah semua data, sistem jaringan untuk
masyarakat ada kepastian hukum untuk dijadikan menghubungkan komputer satu dengan lainnya dan
pegangan oleh seluruh masyarakat. teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) yang
Berkaitan dengan dimensi perubahan hukum, digunakan agar data dapat disebar dan dapat diakses secara
terdapat pendapat yang menyatakan bahwa masyarakat global. Perkembangan teknologi informasi melahirkan
berubah dulu baru hukum datang kemudian. Faktor- sistem baru dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan e-
faktor yang menggerakkan perubahan itu sebenarnya life, artinya kehidupan sudah dipengaruhi oleh berbagai
bukan hukum, melainkan faktor lainnya seperti adanya kebutuhan secara elektronik, dan sekarang ini sudah marak
perkembangan dan penggunaan teknologi canggih. Hal dengan dengan berbagai kata yang diawali dengan huruf “e”
ini dapat terlihat bahwa jika suatu saat memang terjadi seperti; e-commerce, e-government, e-education, e-library,
perubahan dalam masyarakat, maka hukum tetap bukan e-medicine dan lain-lain.
faktor penyebabnya, jadi hukum hanya dilihat sebagai Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah
akibat perubahan saja. Jika timbul hukum-hukum baru, banyak membantu semua kalangan dalam menjalankan
sebenarnya hanya akibat dari keadaan masyarakat yang setiap aktivitasnya, banyak sekali pekerjaan yang
memang telah berubah sebelumnya, sehingga hukum terselesaikan dengan lebih cepat karena penggunaan
hanya sekedar mengkukuhkan apa yang sebenarnya sistem media yang baru, canggih dan berteknologi tinggi.
memang telah berubah. Sebelum hukum timbul sebagai Kemajuan teknologi telah banyak memberi kebebasan
alat untuk menciptakan perubahan, sebetulnya telah kepada para penggunanya untuk melaksanakan setiap
lebih dahulu bekerja kekuatan-kekuatan perubahan lain aktivitasnya dengan sebebas mungkin sesuai dengan hak
seperti penemuan dan pemanfaatan teknologi informasi azasinya. Misalnya, pengiriman surat melalui kantor pos
baru, Setelah berjalan hingga tingkat perubahan yang biasanya paling cepat dihitung dengan hari kepada si
tertentu, barulah hukum dipanggil untuk menyelesaikan penerima, kini surat sudah dapat terkirim dan diterima
persoalan-persoalan yang timbul dari perubahan itu. dalam hitungan beberapa menit bahkan hitungan detik.
Menurut Soemarno Partodihardjo (2009:147): Dalam skala tertentu dampak kemajuan teknologi tersebut
Hukum dalam konsep law as a tool social engineering menimbulkan pengangguran sebab yang sebelumnya
sebagaimana yang telah dikemukakan Roscoe Pound, pekerjaan yang dikerjakan manusia mulai digantikan
bahwa hukum harus menjadi faktor penggerak ke arah dengan sistem teknologi baru dan canggih yang banyak
perubahan masyarakat yang lebih baik dari sebelumnya membantu pencepatan penyelesaian pekerjaan, keakuratan
sesuai dengan fungsi-fungsi hukum yang telah disebutkan. data lebih terjamin dan terjadi penghematan biaya
Oleh karena itu, dalam perubahan hendaknya harus (Edmon Makarim, 2004:204).
direncanakan dengan baik dan terarah, sehingga tujuan Interaksi Perubahan Sosial dan Perubahan Hukum.
dari perubahan itu dapat tercapai dengan baik. Interaksi perubahan sosial di satu sisi dan perubahan
Perkembangan Teknologi Informasi. hukum di sisi lain merupakan suatu kesatuan yang tidak
Pengertian teknologi informasi, menurut Pasal 1, terpisahkan seperti dua sisi keeping mata uang. Interaksi
Bab Ketentuan Umum dalam Undang-Undang Nomor 11 tersebut membawa konsekuensi ilmiah karena akan dilihat
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; dari sudut pandang yang berbeda. Menurut Soerjono
adalah: Suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, Soekanto (2007:38) bahwa paradigma yang berkembang

Jurnal Ilmiah WIDYA 3 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013


Dampak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap
Suyanto Sidik, 1 - 7 Perubahan Hukum dan Sosial dalam Masyarakat

dalam memberikan format atas hubungan interaksi saat ini belum cukup kuat menjerat pelaku dengan
perubahan sosial dan perubahan hukum adalah: (1) Hukum sanksi yang tegas, maka kejahatan ini semakin
akan melayani kebutuhan masyarakat, agar supaya hukum berkembang seiring perkembangan teknologi informasi
itu tidak akan ketinggalan oleh lajunya perkembangan dan telekomunikasi.
masyarakat. Ciri-ciri yang terdapat dalam paradigma pertama Keberlakuan Hukum dalam Ruang Maya
ini yaitu: (a) Perubahan yang cenderung diikuti oleh sistem Aktivitas di internet tidak dapat dilepaskan dari
lain karena dalam kondisi ketergantungan. faktor manusia dan akibat hukumnya juga bersinggungan
(b) Ketertinggalan hukum di belakang perubahan sosial. dengan manusia di masyarakat yang berada dalam dunia
(c) Penyesuaian yang cepat dari hukum kepada keadaan fisik, maka kemudian muncul pemikiran tentang perlunya
baru. (d) Hukum sebagai fungsi pengabdian. (e) Hukum aturan hukum untuk mengatur aktivitas-aktivitas di dalam
berkembang mengikuti kejadian berarti tempatnya adalah ruang maya (cyberspace) tersebut. Oleh karena
di belakang peristiwa bukan mendahuluinya. (2) Hukum karakteristik ini sangat berbeda, maka muncul pendapat
dapat menciptakan perubahan sosial dalam masyarakat pro dan kontra mengenai dapat atau tidaknya hukum
atau setidak-tidaknya dapat memacu perubahan- konvensional yang mengatur aktivitas-aktivitas di dalam
perubahan yang berlangsung dalam masyarakat. Ciri-ciri ruang maya. Hal ini akan menimbulkan perdebatan dalam
yang terdapat dalam paradigma kedua ini adalah: (a) Law pengaturannya. Secara umum, permasalahan pro dan
as a tool of social engineering (hukum sebagai alat kontra mengenai dapat atau tidaknya sistem hukum
perubahan). (b) Law as a tool of direct social control konvensional mengatur aktivitas-aktivitas di cyberspace
(hukum sebagai alat kontrol sosial). (c) Forward looking yaitu;
(berorientasi ke masa depan). (d) Ius Constituendum 1. Karakteristik aktivitas-aktivitas di internet sebagai
(hukum yang akan berlaku untuk masa akan datang) (e) bagian dari teknologi informasi adalah lintas batas atau
Hukum berperan aktif dengan masyarakat. (f) Tidak hubungan dunia menjadi tanpa batas sehingga tidak
hanya sekedar menciptakan ketertiban tetapi menciptakan lagi tunduk pada batasan-batasan territorial dan
dan mendorong terjadinya perubahan dan perkembangan menyebabkan perubahan ekonomi, sosial, teknologi
tersebut. dan budaya secara signifikan.
Dampak Perkembangan Teknologi Informasi. Teknologi 2. Sistem hukum konvensional yang justru bertumpu pada
Informasi dan komunikasi selain memberikan keuntungan territorial, dianggap tidak cukup untuk memadai untuk
ekonomis bagi pengguna media perangkat internet akan menjawab permasalahan-permasalahan hukum yang baru
kebutuhan informasinya, akan dapat menjadi pedang timbul dan dimunculkan oleh aktivitas-aktivitas manusia di
bermata dua, karena selain memberikan kontribusi positip dalam dunia ruang maya (Jurnal Hukum Bisnis:2010:9).
bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan peradaban Selanjutnya dalam perjalanan pengaturan internet
manusia, sekaligus juga menjadi sarana efektif untuk dengan hukum juga telah menimbulkan pro dan kontra,
melakukan perbuatan melawan hukum. Teknologi yang yang di prakarsa oleh 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1)
berdampak negatif ini disebabkan oleh pengguna teknologi Kelompok pertama; menolak secara total setiap upaya
sendiri, misalnya; terjadinya pencurian pulsa, pembobolan untuk menciptakan setiap aturan-aturan hukum bagi
kartu kredit, kartu ATM, situs atau web-site yang aktivitas-aktivitas dalam cyberspace. Alasannya bahwa
menyediakan jasa internet sebagai surga demokrasi yang menyediakan lalu
preman / pembunuh bayaran dan lain-lain. lintas ide secara bebas dan terbuka, tidak boleh dihambat
Meningkatnya kriminalisasi cybercrime atau oleh aturan-aturan yang di dasarkan atas sistem hukum
kejahatan dalam dunia maya sudah banyak terjadi di konvensional yang bertumpu pada batasan-batasan
Indonesia. Namun karena perangkat peraturan yang ada territorial. (2) Kelompok kedua; bahwa penerapan sistem

Jurnal Ilmiah WIDYA 4 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013


Dampak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap
Suyanto Sidik, 1 - 7 Perubahan Hukum dan Sosial dalam Masyarakat

hukum konvensional untuk mengatur aktivitas-aktivitas dirangkum sebagai berikut: (1) Asas dan Tujuan. (2)
dalam cyberspace mendesak untuk dilakukan tanpa harus Informasi, dokumen dan tanda tangan elektronik; dalam
menunggu berakhirnya perdebatan akademis tentang hal ini, tanda tangan elektronik diakui memiliki kekuatan
sistem hukum mana yang paling tepat. Hal ini didasari hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional
oleh pertimbangan bahwa meluasnya akibat negatif yang (tinta basah dan bermeterai). (3) Penyelenggara
ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas dalam cyberspace Sertifikasi Elektronik dan Sistem Elektronik. (4) Alat
yang telah memaksa segera dibentuk aturan hukum yang bukti elektronik yang diakui memiliki kekuatan hukum
mengaturnya. (3) Kelompok ketiga; mengacu pandangan yang sama seperti alat bukti lainnya yang diakui dalam
dari kedua kelompok di atas, yaitu bahwa aturan hukum KUHAP. (5) Transaksi Elektronik (e-commerce). (6)
yang mengatur aktivitas-aktivitas dalam cyberspace harus Pengaturan nama domain, Hak Kekayaan Intelektual dan
dibentuk secara evolutif dengan menerapkan prinsip- perlindungan hak pribadi. (7) Perbuatan yang dilarang,
prinsip hukum secara umum dengan hati-hati, akurat serta dijelaskan pada Bab VII (pasal 27 sampai pasal 37)
melibatkan peran masyarakat dan menitik beratkan pada meliputi: (a) Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan,
aspek-aspek tertentu dalam cyberspace yang Pemerasan). (b) Pasal 28 (Berita Bohong dan
menyebabkan kekhasan pada transaksi - transaksi melalui Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan) (c)
internet . (Danrivanto Budhiyanto,2010:38) . Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakuti) (d) Pasal
30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
Materi Muatan Undang-undang no. 11 Tahun 2008 (e) Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Informasi) (f) Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Membuka Informasi Rahasia) (g) Pasal 33 (Virus,
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) merupakan Membuat Sistem Tidak Bekerja) (h) Pasal 35
hukum maya (cyber law) yang pertama dimiliki (Menjadikan seolah Dokumen Otentik). (8) Penyelesaian
Indonesia, dapat dikatakan memiliki muatan dan cakupan sengketa. (9) Peran pemerintah dan peran masyarakat (10)
luas dalam mengatur cyberspace, meskipun di beberapa Penyidikan. (11) Ketentuan pidana.
sisi masih terdapat pengaturan-pengaturan yang kurang Berdasarkan materi-materi pokok maupun bentuk
lugas dan juga ada yang terlewat. pengaturan yang tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
Kalau dianalisis materi muatannya tampak bahwa UU ITE setidaknya terdapat sebelas terobosan yang dilakukan
menganut 2 (dua) model pengaturan yaitu: (1) Pengaturan oleh Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang
yang berpihak pada pemilahan materi hukum secara ketat Informasi dan Transaksi Elektronik, yaitu: (1) Undang-
sehingga regulasi yang dibuat bersifat sempit dan spesifik Undang pertama yang berkaitan dengan pemanfaatan
pada sektor tertentu saja. (2). Pengaturan yang bersifat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) maupun
komprehensif dalam arti materi muatan yang diatur Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (2) Bersifat
mencakup hal yang lebih luas disesuaikan dengan ekstra territorial; berlaku untuk setiap orang yang berada
kebutuhan yang saat ini terjadi. Sehingga dalam regulasi di Dalam Negeri (DN) dan Luar Negeri (LN) yang
tersebut akan tercakup aspek-aspek hukum perdata memiliki akibat hukum di Republik Indonesia. (3)
materiil, hukum acara perdata dan pidana,(walaupun Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang
dapat berupa kaedah petunjuk hukum tertentu) hukum melakukan transaksi secara elektronik. (4) Alat bukti
pembuktian dan hukum pidana. Mengacu pada 2 model elektronik diakui seperti halnya alat bukti lainnya yang
tersebut di atas, UU ITE sendiri cenderung mengikuti diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
model pengaturan yang kedua ini. Berdasarkan Undang- (KUHAP). (5) Tanda Tangan Elektronik (TTE) diakui
undang ITE, secara garis besar materi-materi pokok yang memiliki kekuatan hukum yang sama dengan Tanda

Jurnal Ilmiah WIDYA 5 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013


Dampak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap
Suyanto Sidik, 1 - 7 Perubahan Hukum dan Sosial dalam Masyarakat

Tangan Konvensional (tinta basah dan meterai). (6) ini merupakan suatu hal yang postitif dengan adanya
Memberikan definisi legal formal berbagai hal yang reaksi sebagian besar masyarakat yang telah melakukan
berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan penolakan terhadap bentuk kriminalisasi tersebut.
Komunikasi (TIK). (7) Informasi dan/atau Dokumen Khususnya yang dilakukan aparat hukum atas kasus
Elektronik dan/atau hasil cetakannya merupakan alat bukti pencemaran nama baik.
yang sah dan memiliki akibat hukum yang sah. (8) Beberapa peristiwa hukum yang sangat fenomenal
Mendenifisikan perbuatan yang dilarang dalam seperti kasus di bawah ini:
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 1. Uji Materi ke Mahkamah Konstitusi Pasal 27 ayat 3
(9) Menetapkan sanksi terhadap pelanggaran yang yang dilakukan oleh pemohon Sdr. Eddy Cahyono,
dilakukan. (10) Mendorong pertumbuhan ekonomi Nenda, Amrie, PBHI, AJI, LBH Pers, yang berdasarkan
Indonesia sebagai salah satu upaya mencegah kejahatan Putusan No. 2/PUU-VII/2009 MK menyatakan
berbasis Teknologi Informasi (TI). (11) Melindungi permohonan pemohon tidak dapat diterima yang
masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan diputuskan dalam rapat Permusyawaratan Hakim
Teknologi Informasi (TI). Konstitusi tertanggal 4 Mei 2009.
2. Kasus hukum Prita Mulyasari; mantan pasien Rumah sakit
Implementasi Undang- undang ITE dan Kasus-kasus Omni Internasional Tangerang yang sempat ditahan di
Berkaitan dengan aktivitas dan kegiatan bisnis Lembaga Pemasyarakatan Tangerang selama 3 minggu oleh
masyarakat pengguna transaksi atau perdagangan elektronik pihak Kejaksaan karena dituduh melanggar Pasal 27 ayat 3
(e-commerce), UU ITE merupakan Payung Hukum yang UU ITE. Hal ini telah menimbulkan gugatan dan kecaman
melingkupi kegiatan transaksi atau perdagangan elektronik di dari sejumlah kalangan. Namun Jaksa Agung telah
dunia maya (cyberspace) tersebut. Namun sejak kelahiran melakukan langkah yang tepat dengan memerintahkan
Undang-Undang No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan pemeriksaan terhadap Jaksa yang menangani kasus Prita
Transaksi Elektronik tersebut, permasalahan dalam undang- Mulyasari sehingga kasus ini tetap proposional. Pemerintah
undang tersebut dan pasal-pasal pencemaran nama baik atau melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika
delik reputasi pada undang-undang tersebut memiliki banyak menyambut baik atas dibebaskannya Prita Mulyasari dalam
cacat bawaan, kesimpang siuran rumusan, dan inkonsistensi kasus tuduhan pencemaran nama baik. Akhirnya Prita
hukum pidana. Sebenarnya undang-undang tersebut di atas Mulyasari mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah
khusus diperuntukkan mengatur perdagangan elektronik di Agung dan hasilnya MA mengabulkan permohonannnya
internet, akan tetapi ternyata undang-undang ini ikut serta bebas pada tanggal
mengatur hal-hal yang sebenarnya telah diatur dalam Kitab 17 September 2012 berdasarkan nomor perkara No. 22
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), khususnya tentang PK/Pid.sus/2011 oleh Majelis Peninjauan Kembali
penghinaan dan pencemaran nama baik. Hal ini yang diketuai oleh Ketua Muda Pidana Khusus
mengindikasikan adanya penduplikasian tindak pidana yang Mahkamah Agung Djoko Sarwoko dan beranggotakan
justru rentan terhadap terjadinya ketidak pastian hukum hakim agung Surya Jaya dan Suhadi. (Anggara,
sehingga menimbulkan gejolak dalam masyarakat. Duplikasi Supriyadi, Ririn Sjafrani, 2010:96).
ini akhirnya dapat merugikan masyarakat sendiri karena tidak
tahu perbuatan mana yang diperbolehkan dan yang tidak PENUTUP
diperbolehkan dilakukan menurut hukum. Korban dari Kesimpulan
kekaburan rumusan pasal tersebut telah dapat terlihat, namun 1. Pemahaman dan sosialisasi Undang-Undang No. 11
kejadian Tahun 2008 Tentang Informasi dan Teknologi Informasi
(UU ITE) kepada masyarakat yang diakibatkan adanya

Jurnal Ilmiah WIDYA 6 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013


Dampak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap
Suyanto Sidik, 1 - 7 Perubahan Hukum dan Sosial dalam Masyarakat

perubahan sosial, belum cukup efektif, sebagaimana 2. Sebaiknya perlu diperjelas secara detail dengan
terlihat dari masih maraknya pelanggaran-pelanggaran peraturan dalam tingkat yang lebih rendah dari UU ITE.
dalam penggunaan teknologi informasi. Misalnya diterbitkan Peraturan Pemerintah (P.P.) sebagai
2. Teknologi informasi ini mempunyai dampak negatif pelaksanaan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang
yang dapat merugikan banyak pihak dikarenakan belum Informasi dan Transaksi Elektronik agar tidak menjadi
jelasnya hukum yang mengatur tentang penggunaan rancu dalam penafsiran dan penerapan hukumnya.
teknologi informasi, seperti kejahatan dalam dunia 3. Sebaiknya kemampuan Sumber daya manusia (SDM)
telematika (cybercrime), pelanggaran Hak atas Kekayaan aparatur penegak hukum di bidang teknologi informasi
Intelektual di cyberspace dan lain-lain serta lemahnya ditingkatkan, termasuk aparat polisi, jaksa, hakim bahkan
aturan tentang jaminan keamanan dan kerahasiaan pengacara, khususnya dalam menangani masalah-masalah
informasi dalam pemanfaatan teknologi informasi. hukum siber (cyberlaw). Sehingga penegakan hukum di
3. Dalam perubahan sosial dan hukum, Undang-undang bidang ini dapat terlaksana secara baik dengan dukungan
No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi SDM aparatur yang berkualitas serta ahli dalam bidangnya.
Elektronik cukup dapat di adaptasi terhadap berbagai
perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Prenada Media,
masyarakat, khususnya dibidang teknologi informasi. Jakarta, 2005 .
Anggara, Supriyadi W.E., Ririn Syafrani, Kontroversi Undang-
Undang I.T.E.,Degraf Publishing, Jakarta, 2010.
Saran – saran Danrivanto Bhudiyanto, Hukum Telekomunikasi, Penyiaran &
Teknologi Informasi, Refika Aditama, Bandung, 2010.
1. Agar ditinjau kembali tentang adanya pasal krusial Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Raja Grafindo
dalam UU ITE ini, khususnya pasal 27 ayat 3 tentang Persada, Jakarta, 2004.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
pencemaran nama baik. Terlihat jelas bahwa pasal tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2008.
tentang penghinaan,pencemaran nama baik, berita Jurnal Hukum Bisnis, Efektifitas UU ITE Dalam Penyelesaian
kebencian, permusuhan, ancaman menakuti-nakuti ini Sengketa E- Commerce,Volume 29, Nomor 1, 2006.
http://www.hukum.online.com/artikel_detail.asp?id, 5 Apill 2010.
cukup mendominasi pada daftar perbuatan yang http://id.wikipedia.org/wiki/internet, 8 Desember 2010.
dilarang menurut UU ITE diperbaharui. Pasal ini telah
dipermasalahkan juga oleh Dewan Pers bahkan
mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.

Jurnal Ilmiah WIDYA 7 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai