196040600011001 S2 Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
MANAJEMEN STRATEGIK AGRIBISNIS
RANGKUMAN KULIAH UMUM Webinar kuliah umum ini bertemakan “Tantangan dan Peluang SDM dalam Bidang Usaha Agribisnis di Era Revolusi Industri 4.0” yang diadakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada tanggal 26 Desember 2020 dengan menampilkan dua orang pemateri yakni Bapak Kuntoro Boga Andri, S.P., M.Agr., Ph.D selaku Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian dan Bapak Agus Sudarmoko selaku Human REsources Head PT. Sasa Inti. Bapak Kuntoro menyajikan materi dengan judul Tantangan dan Peluang SDM dalam Agribisnis di Era Revolusi Industri 4.0. ada bebeapa poko pembahasan yang beliau sajikan dalam presentasinya kali ini, diantaranya: kondisi tenaga kerja di sektor pertanian yang tiap tahun makin menurun, komposisi tingkat pendidikan petani yang masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar dan tidak sekolah, perbandingan jumlah penyuluh pertanian dengan kelembagaan petani, trend petani milenial, dukungan pendidikan vokasi dalam membangun SDM yang unggul dan professional, pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas petani di Indonesia,, dan seterusnya. Materi pertama adalah terkait kondisi tenaga kerja dibidang pertanian yang ada di Indonesia. jumlah tenaga kerja dibidang pertanian mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya minat kalangan muda yang enggan untuk berkecimpung dalam dunia pertanian, kurangnya lahan akibat deforestasi dan ekspansi besar-besaran para korporat asing, dan minimnya pengetahuan tentang pertanian. Padahal, jumlah lulusan sarjana, magister dan doctor dibidang pertanian dari tahun ke tahun makin meningkat, hal ini sangat menjadi ironi. Dari 33,4 juta petani yang telah terdata oleh kementrian pertanian, 96% lebih didominasi oleh petani dari kalangan tua dan pendahulu sementara petani muda hanya menempati sedikit dari porsir keseluruhan petani yang ada di Indonesia. Jumlah penyuluh pertanian juga sangat lebih minim ketimbangan jumlah petani dan kondisi ini sangat tidak seimbang. Mayoritas pertanian dikelola secara mandiri oleh rumah tangga dan swadaya oleh masyarakat. Namun, pertanian yang dikelola oleh pihak swasta, utamanya perusahaan asing memiliki margin keuntungan yang sangat besar dan bisa dikatakan mengambil seluuuh sumber daya alam yang ada di Indonesia. Untuk itu, pemerintah mendorong majunya para petani muda dari kalangan milenial untuk berinovasi dan berkarya demi kemajuan pertanian yang ada di Indonesia. Salah satu yang dilakukan adalah melalui program petani millennial. Program ini menyasar kalangan muda khususnya lulusan perguruan tinggi untuk ikut berkecimpung dan menggunakan teknologi serta pengetahuannnya untuk memajukan sektor pertanian. Program ini mencakup beberapa sub kegiatan, yaitu: pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, PWMP, YESS, Kostratani, dan Duta Petani Millenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA Melalui srangkaian pendidikan dan pelatihan, diharapkan daya serap petani dari kalangan millennial dapat meningkat. Pelatihan dan pendidikan ini didukung oleh kementrian pertanian republic Indonesia. Ada banyak cakupan disiplin pengetahuan yang diberikan kepada para peserta dalam latihan ini. Selain itu, pelatihan semacam ini juga memberikan fasilitas lain seperti sertifikat, bantuan dana, hingga akses ke beberapa unit produksi pertanian. Program ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mendayagunakan masyarakat di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk memanfaatkan setiap lahan yang bisa dimaksimalkan fungsinya. Bisa dikatakan penyebaran keterlaksanaan program ini telah terlaksana di berbagai provinsi yang ada di Indonesia, utamanya di pulau jawa Sumatra dan bali. Tantangan dan peluang pengembangan sektor pertanian di Indonesia meliputi beberapa aspek. Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah minimnya lahan pertanian yang dapat dikelola oleh masyarakat karena pemerintah memberikan akses keapda para investor asing dan korporasi untuk mengelola lahan yang ada, termasuk hutan dan tanah adat. Hal ini membuat masyarakat kecil kehilangan kesempatannya untuk bsia bertani dan memperoleh pemasukan. Sementara korporasi besar menguasai sumber daya alam dan membuat mereka kaya. Tantangan lainnya yaitu minimnya penggunaan teknologi yang efektif. Meskipun pertanian berbasis teknologi telah lama digaungkan oleh pemerintah dan masyarakat, namun realitanya masih banyak sektor dibdiang pertanian yang dikelola secara konvensional. Untuk itu diharakan kedepannya muncul banyak inovasi diantaranya penggunaan drone untuk pemantauan lahan pertanian, rekayasa genetika untuk memperoleh hasil panen yang melimpah dan sebagainya. Materi selanjutnya dibawakan oleh Pak Agus dengan judul human capital management in the consumer goods industries 4.0 (PT SASA INTI). Materi kedua ini lebih mengarah ke aspek manajement perusahaan. Yang dicontohkan dalam presentasi beliau adalah manajemen PT Sasa, salahs atu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pangan di Indonesia. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai jenis produk yang berkaitan dengan pangan, diantaranya, penyedap masakan, bumbu nasi goring, tepung untuk menggoreng, dan beberapa produk lainnya. Perusahaan tersebut telah beridiri sejak tahun 60an dan memiliki beberapa pabrik yang tersebar di beberap tempat di Indonesia diantarnaya di jawa barat, Jakarta, minahasa, dan lain-lain. Untuk itu, ada lima sektor prioritas yang kedepannya harus diperkuat dan ditingkatkan yaitu: makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, dan elektronik. Sektor pangan menjadi sektor paling besar karena menjadi kebutuhan inti semua manusia. Diharapkan dengan penguatan di lima sektor ini, Indonesia bisa menjadi negara yang berdaulat dan kuat serta mampu memenuhi kebutuhaninternal dan eksternal. Akan ada sektor yang mendominasi dan menjadi magnet untuk para pencari kerja dan hal itu adalah sektor makanan. Sektor ini menyerap banyak tenaga kerja ketimbang sektor lainnya.
1. Kompensasi dan Balas Jasa
Terkait hal ini pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi akan bida pertanian yang dimana kelangsungan hidup seluruh masyarakat Indonesia berada di tangan petani namun sayangnya dunia pertanian tidak terlalu di perhatikan dalam kompensasi dan balas jasanya. Sebaiknya dalam industri pertanian dalam hal pemberian upah, gaji, intensif serta kompensasi dan balas jasa bisa di berlakukan oleh seorang manajer dan di reliasikan oleh pemerintah dalam penetapan uud. 2. Proteksi dan Balas Jasa Sesuai dengan definisinya proteksi merupakan suatu sistem perlingdungan berupa kompensasi baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan. Sepertinya hal nya sasa yang termasuk bergerak dalam indutri pertanian menjadi salah satu perusahaan yang berhasil dan masih bergerak dalam memasarkan produknya, dimana strategi sasa dalam melakukan proteksi terhadap karyawannya untuk memberikan rasa nyaman di awal karyawan memasuki industri sasa sehingga terbangun motivasi karyawan untuk mencapai tujuan industri tersebut. 3. Motivasi dan Kepuasan Kerja Karena adanya kompensasi yang di berikan sesuai yang disebutkan diatas sebelumnya akhirnya membangun motivasi dan kepuasan kerja terhadap karyawan. Dimana sasa melakukan karyawan yang saya beranggapan mengikuti bagaimana google memperlakukan karyawan untuk membangun motivasi kerja dimana tempat kerja yang penuh dengan fasilitas bkn hnya itu tetapi juga melakukan evaluasi untuk membangun motivasi sehingga terjadi penilian untuk seorang manajer menentukan apakan ada kenaikan dalam pangkat karyawan tersebut akibatnya karyawan akan bersaing untuk mencapai kepuasan kerja tersebut. 4. AUDIT SDM Pasti perusahaan sasa sudah memiliki strategi untuk audit sdm sebagaimana yang di jelaskan dan di tentukan dari perencanaan awal sebuah organisasi yang berdasarkan norma audit, laporan audit hingga pada rekomendasi audit. Lampiran