Anda di halaman 1dari 3

 

Jelaskan pemikiran politik Plato tentang teori keadilan

Jelaskan pemikiran Vladimir Lenin tentang Partai Revolusioner dan Imperialisme! 

Kemukakan pemikiran Friedrich Nietszche tentang Politik sebagai The Will To Power,
Nihilisme, dan Transvaluasi Nilai-Nilai!

Kemukakan gagasan pemikiran politik Herbert Marcuse tentang Manusia Modern dalam
bukunya berjudul One Dimensional Man!

Menurut plato, keadilan merupakan tonggak dari idealnya sebuah negara. Dan keadilan merupakan
sebuah hubungan yang bergantung pada organisasi sosial. Oleh karena itu, struktur masyarakat yang
bergantung pada kelakuan tiap manusia yang menjadi patokan dari adanya keadilan. Plato juga
mengemukakan teori keadilannya dengan menekankan pada beberapa hal yaitu keselarasan dan
harmoni. Plato mendefinisikan keadilan sebagai “the supreme virtue of the good state”, dan orang
yang adil adalah “the self disciplined man whose passions are controlled by reason”. Bagi plato, di
masyarakat keadilan merupakan substansi umum yang membuat sebuah masyarakat itu terjaga
kesatuannya, juga keadilan tidak dihubungkan secara langsung dengan hukum. Plato juga
mengartikan bahwa keadilana dalah mendapatkan hak yang sama sesuai denagn keahlian setiap
orang masing-masing. Dalam konsep plato sendiri dikenal adanya keadilan individual dan keadilan
dalam negara, dan keadilan timbul karena adanya beberapa penyesuaian tadi bahwa setiap orang
sesuai dengan keahliannya dapat melakukan kerja atau fungsi yang selaras dengan dirinya. Jadi,
menurut plati, pembagian pekerjaan merupakan salah satu dasar untuk mencapai perbaikan hidup
dan jalan bagi terciptanya keadilan. Maka dari itu plato membagi masyarakat ke dalam 3 bagian dan
mengelompokkan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan mereka dan masing2 golongannya dan
tidak lain apa yang dilakukan ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun, disisi
lain plato juga mengakui bahwa keadilan merupakan hal yang diluar kemampuan manusia biasa,
karena keadilan menuntut pada adanya perubahan dalam masyarakat yang tidak dapat diprediksi
dan sumber sumber dari ketidakadilan itu sendiri ialah adanya beberapa perubahan di dalam
masyarakat yang memiliki masing-masing elemen yang harus dipertahankan secara principal sebagai
seorang manusia yang nantinya berhubungan dengan struktur-struktur yang ada di dalam
masyarakat tadi

Partai revolusioner merupakan sebuah output dari adanya kapitalisme kaum borjuis saat itu. Saat itu,
kapitalisme menguasai negara dan kapitalisme merupakan hal yang tidak akan mungkin tumbang
sengan sendirinya maka dari itu untuk menumbangkan kapitalisme dibutuhkan aksi sadar dai para
kaum buruh demi menghilangkan kapitalisme dan membangun masyarakat baru. Namun, hal tersebut
tidak akan berhasil jika tidak adanya partai. Maka dari itu, lenin menegaskan tentang pentingnya
pembuatan partai yang revolusioner. Ia juga menekankan bahwa dalam membangun sebuah partai,
harus jelas dan harus ditanamkan “kesadaran revolusioner:, uang disertai taktik dan stratego yang
revolusioner pula, selain itu keprofessional-an para kader dan kader yang terlatih merupakan kunci
sebuah partai, dan partai menurutnya bukan hanya sebuah organisasi biasa. Saat itu, dalam bukunya,
lenin mengusulkan adanya pembentukan sebuah partai kecil yang terdiri dari para kader yang
professional-revolusioner yang terlatih dalam aktifitas revolusi dan memiliki pemahaman marxisme.
Lenin juga saat itu menekankan marxisme pada partai Bolshevik yang ia kuasai. Jadi, tentang partai
revolusioner ini intinya ialah menurut lenin dalam pandangannya bahwa adanya partai revolusioner
ini harus semuanya berkomitmen dalam menggulingkan kapitalisme dan turut membangun sosialisme
dan dalam implementasinya haruslah ada hal yang menghimpun yaitu partai ini dengan tujuan untuk
memusatkan dan mengkoordinasikan aksi yang akan dilakukan selanjutnya.
Imperialisme menurut lenin ialah tahapan paling tinggi dari kapitalisme. Imperialisme merupakan hal
ekspolitasi yang lebih tinggi dari kapitalisme, kapitalisme sendiri telah menghadirkan negara-negara
koloni yang menjadi proletary baru di eropa barat. Oleh karena itu, adanya revolusi dari marxixme-
leninisme merupakan salah satu aksi perang terhadap imperialisme.

hjvhgPolitik sebagai The Will To Power, Nihilisme, dan Transvaluasi Nilai-Nilai!

Politik sebagai the will to power menurut Nietzsche menunjukkan bahwa kehidupan
dikatakan sebagai power karena sudah hakikatnya di dunia ini kehidupan adalah kekuatan
atau kekuasaan. Dalam will to power ia menyimpulkan bahwa kemanusiaan kehendaknya
adalah untuk berkuasa, dan Tindakan kita adalah untuk menguasai sesuatu. Ia tidak
menyetujui bahwa manusia adalah bagian dari anugerah yang diberikan alam. Intinya, will
to power mengatur hakikat manusia di dunia yaitu untuk berkuasa, hiduo, dan yang
terdalam dari dirinya yaitu being.

Pemikiran tentang nihilism memperlihatkan bahwa Nietzche mengkritik praktik beragama


yang jadinya cenderung melemahklan semangat hidup manusia. Ini juga berbicara
mengenai kekuatan atau nilai nilai yang bernilai bagi manusia. Adanya keadaan saat hilang
kepercayaan akan sebuah nilai yang sudah kita Yakini.

Pemikiran tenatng Tranvaluansi Nilai-Nilai nietzche adalag adanya transvaluansi atau


devaluasi terhadap nilai-nilai lama yang tak lagi revelan dan berpindah kepada nilai-nilai
baru yang sesuai konteks adalah cara agar manusia tidak terhalang oleh hukum,
kebiasaan, dan adat istiadat, manusia dari adanya transvaluasi nantinya akan memiliki
atau menciptakan standar moral sendiri.

Menurut Marcus, kebebasan dan kemerdekaan yang dimiliki oleh setiap manusia sudah
seharusnya disadari oleh setiap manusia di dalam dirinya. Namun, semakin meningkatnba
modernitas pada manusia, setiap manusia tanpa sadar mereka telah diambil
kebebasannya dengan adanya perkembangan, contohnya ialah adanya perkembangan
informasi yang menjadi penentu aspek kehidupannya. Manusia menjadi lupa dan tak sadar
bahwa dirinya sedang ditipu kapitalis yang menghegemoni kebudayaan konsumsi massal
secara global. Mereka jaditidak bisa menentukan aspek kehidupannya secara bebas,
namun bergantung pada modernitas yang membuat mereka masing-masing terjebak
dalam budaya konsumi massal. Kadang, manusia ikut lupa akan sisi dirinya sebagai
makhluk sosial yang harus mewujudkan kebahagiaan melalui cara-cara kekuasaan.
Nantinya, semakin kuat pengaruh hegemoni dari budaya massal terhadap seorang
individu, maka semakin jarang kita menemui manusia yang memiliki kesadaran individu
yang orisini.

Anda mungkin juga menyukai