Sedangkan Iswan Saputro menjelaskan ada empat hal yang perlu diciptakan
dalam menghadapi new normal, yang pertama adalah new mindset, yaitu
memperbarui pemikiran kita ditengah pandemi Covid-19. Salah satu pemikiran baru
yang perlu ditanamkan adalah kondisi new normal akan berbeda dengan kondisi
normal sebelumnya, sehingga kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi
konsekuensi-konsekuensi baru yang mungkin terjadi. Yang kedua adalah new
behavior, yaitu perilaku atau kebiasaan baru yang harus diterapkan seperti mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun, serta physical distancing. Kebiasaan ini harus
terus dilakukan di era new normal sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19.
Berikutnya yang ketiga adalah new items, yaitu beberapa barang-barang yang harus
tersedia ketika hendak keluar rumah, seperti masker dan sanitizer. Yang terakhir
adalah new circle, yaitu tentang bagaimana kita mengevaluasi lingkungan pertemanan
kita. Terlebih di negara Indonesia yang merupakan negara dengan budaya kolektif,
sehingga ada banyak hal yang dilakukan secara berkelompok. Di era new normal, kita
harus pandai dalam mengevaluasi lingkungan pertemanan kita, dengan melihat
apakah lingkungan pertemanan itu membuka resiko penularan Covid-19 atau tidak.
Bagi sebagian orang, new normal dijadikan alasan untuk berkumpul dengan teman-
teman, namun perlu diingat bahwa pandemi ini masih berlangsung, sehingga perlu
kesadaran untuk memilah kegiatan-kegiatan keluar rumah yang sekiranya dapat
diminimalisir. Di usia produktif, Iswan Saputro mengatakan sangat penting untuk
memilih lingkungan pertemanan, karena ada banyak hal yang bisa timbul sebagai
dampak dari interaksi kita bersama orang-orang di lingkungan pertemanan tersebut.
c. Reran Sosial: Citra yang diproyeksikan seseorang kepada orang lain (the
outerself), Contoh: menjadi seorang pengikut, atau seorang oposan.
d. Citra Diri: Persepsi individu tentang dirinya (the inner self), Contoh :
melihat/memposisikan sebagai seorang pemimpin.
e. Traits: Karakteristik yang relatif konstan pada tingkah laku seseorang. Contoh:
seorang pendengaryang baik.
f. Motif: Pemikiran atau niat dasar yang konstan yang mendorong individu untuk
bertindak atau berprilaku. Contoh: ingin selalu dihargai, dorongan untuk
mempengaruhi orang lain.
Ketrampilan dan pengetahuan lebih mudah untuk dikenali. Dua kompetensi ini
juga relatif lebih mudah dibentuk dan dikembangkan melalui proses belajar dan
pelatihan yang relatif singkat. Sebaliknya, Reran Sosial, Citra Diri dan Mof/ftidak
mudah untuk diidentifikasi, dan lebih sulit; serta mernbutuhkan waktu lebih lama
untuk memperbaiki atau mengembangkannya. Menurut McClelland, Ketrampilan
dan Pengetahuan memiliki peran penting dalam keberhasilan seseorang, tetapi 4
kompetensi lainnya memainkan peran jauh lebih besar. Hal ini sangat terasa pada
pekerjaanpekerjaan yang lebih strategis dan berada dalam hirarki lebih atas dalam
organisasi