Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PERSYARATAN UMUM
Pasal 1
Ketentuan Umum

Nama Kegiatan : Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Arsitekture-Jasa Perawatan Dan Kelayakan Gedung
Nama Pekerjaan : Perencanaan Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Gedung Sekolah Dasar (PAKET 2)
Lokasi Kegiatan : SDN 1 BAPUHBANDUNG
Desa Bapuhbandung, Kec Glagah, Kab. Lamongan
Provinsi Jawa Timur
Sumber dana : DAK 2021

1.1. ACUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT dan BQ pekerjaan ini
b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT pekerjaan ini, Keterangan-
keterangan, gambar-gambar, dan perubahannya (bila ada) hasil Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing
Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
2.1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat ini berlaku
dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Perpres No. 54 Tahun 2010.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia
c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 PBI 1971
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI.
f. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970
i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat j. SK
SNI No. T-15-1991-03
k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP
l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.
m. Persyaratan Cat Indonesia NI-4
n. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
o. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10
p. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan
masalah bangunan.
2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh PejabatPembuat Komitmen termasuk
pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah disyahkan
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BQ
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);
d. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Penyedia
Jasa/Pemborong
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK
f. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat
Komitmen

Pasal 3 PENJELASAN RKS DAN


GAMBAR
3.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).
3.2. Ukuran :
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
 As - As
 Luar – Luar
 Dalam – Dalam
 Luar – dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis adalah ukuran jadi terpasang atau
dalam keadaanselesai/finished
3.3. Perbedaan Gambar
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka Gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku /mengikat.
b. Bila ada perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran menimbulkan keragu-raguan sehingga
dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan melaporkan kepada
Pengawas Lapangan, dan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan
keputusan dari Konsultan Perencana.
c. Ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa/Pemborong untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.
3.4. Gambar Detail Pelaksanaan (ShopDrawing).
a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat Penyedia Jasa/Pemborong
berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan sebelum melaksanakan perubahan pekerjaan.
3.5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada pemilik pekerjaan gambar pelaksanaan (as built drawing) paling
lambat pada saat bobot prestasi pekerjaan 100 % (Serah Terima Pertama pekerjaan
/ BAST I), dan telah disetujui oleh konsultan Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana.
3.6. Penyedia Jasa/Pemborong tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum dalam Gambar
Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab
Penyedia Jasa/Pemborong, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

Pasal 4 JADWAL
PELAKSANAAN
4.1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan
hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu
kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasipekerjaan.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan, paling
lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah SPMK diterima Penyedia Jasa/Pemborong. Rencana
Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
4.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada Pengawas
Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Penyedia Jasa/Pemborong di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.
4.4. Gambar kerja, time schedule, dan grafik cuaca harus dipasang/ditempel diruang rapat Penyedia Jasa/Pemborong di lokasi
pekerjaan.
Pasal 5
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
5.1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
5.2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data- data yang diperlukan menurut
data dan keadaan sebenarnya
5.3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen sebagai bahan
monitoring.

Pasal 6
KUASA PENYEDIA JASA/PEMBORONG DILAPANGAN
6.1. Di lapangan pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong wajib menunjuk seorang Site Manager dan Pelaksana yang
cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia
Jasa/Pemborong, berpendidikan sesuai dengan yang tercantum dalam data lelang.
6.2. Dengan adanya Site Manager dan Pelaksana, tidak berarti bahwa Penyedia Jasa/Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya
6.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberi tahu kepada Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Site Managerdan
Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
6.4. Bila dikemudian hari menurut pihak Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Penyedia Jasa/Pemborong secara tertulis untuk
mengganti Site Managerdan Pelaksana.
6.5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa/Pemborong harus
sudah menunjuk Site Manager dan Pelaksana baru atau Penyedia Jasa/Pemborong sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan apabila sesuai dengan kualifikasi yang disyaratkan.

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PENYEDIA JASA/PEMBORONG
7.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Penyedia
Jasa/Pemborong, Site Manager dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon
di lokasi kepada Konsultan Pengawas.
7.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan peralatan yang
dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
7.3. Alamat Penyedia Jasa/Pemborong dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Penyedia Jasa/Pemborong, Site Manager dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
8.1. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang- barang milik Proyek, Pengawas
Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, baik yang telah
dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambah
8.3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Jasa/Pemborong bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh
Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
9.1. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat- syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.
9.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat- syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Penyedia Jasa/Pemborong.
9.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
Petugas dan pekerja
9.4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk Penjaga
Keamanan
9.5. Semua hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (JAMSOSTEK).

Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Seluruh alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong sebelum pekerjaan fisik
dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, minimal jenis alat yang di perlukan antara lain:
a. Beton Molen
b. Theodolit
c. Scafolding
d. Pompa Air
e. Bor Strouse
f. Alat Pemotong Keramik
g. Alat Pemotong Besi
h. Truck/ Pick Up
i. Genset

Pasal 11 S
SI T U A S I
11.1. Apabila lokasi pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana, Penyedia Jasa/Pemborong wajib meneliti
situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan, dan hal lain yang berpengaruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan.
11.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim dikemudian hari.

Pasal 12 PEKERJAAN
PERSIAPAN TAPAK
12.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan pengukuran kembali area
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Apabila terjadi perbedaan hasil pengukuran, penyedia jasa harus segera
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk kemudian dibicarakan dengan Konsultan Perencana.
12.2. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar area pekerjaan selalu dalam keadaan kering
12.3. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi persyaratan kerekatan.
12.4. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara

Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
13.1. Pekerjaan Pembersihan Lahan sebelum Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini mencakup pembongkaran material existing yang telah rusak serta pembersihan area sebelum
pelaksanaan dimulai.
b. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Penyedia Jasa/Pemborong harus berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas
c. Hasil bongkaran yang tidak dipakai lagi harus dibuang setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan pihak Pengguna
Jasa
d. Pembongkaran yang harus dilakukan secara hati-hati diantaranya :
 Pembongkaran Tutup Atap dan Rangkanya
 Pembongkaran Kuda-Kuda Kayu danGording
 Pembongkaran KusenSesuai Gambar
 Pembongkaran Plafond dan rangka serta instalasi listrik dan armature lampu
 Pembongkaran dinding kusen lama
 Pembongkaran Sanitair lama yang rusak (closet, wastafel, dll)
 Pembongkaran keramik lantai existing dan adukannya
 Pembongkaran dinding keramik existing
 Pembongkaran Kolam dan PenguruganTanah
e. Karena tidak seluruh komponen bangunan dibongkar, maka Penyedia Jasa harus memasang
proteksi/perlindungan terhadap komponen bangunan eksisting yang tidak dibongkar maupun komponen yang
dibongkar untuk kemudian dipasang kembali. Seluruh kerusakan yang terjadi sebagai akibat dari kelalaian
penyedia jasa/pemborong menjadi tanggung jawab dari pihak Penyedia Jasa/Pemborong.
13.2. Letak dan Patokan Bangunan
a. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm atau mm, kecuali ukuran baja/besi atau Pipa
yang dinyatakan dalam inc/mm
b. Permukaan atas lantai ubin (P + 0,00) adalah lantai bagian dalam bangunan existing, kecuali ditetapkan lain pada waktu
Rapat Penjelasan
c. Ukuran penduga dibuat dari besi pipa (2 inc) atau beton (20x20x100 cm), kemudian sebagian ditanam dalam
tanah asli sedalam + 60 cm, penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong dan
Konsultan Pengawas yang dipelihara selama pelaksanaan.
d. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas dengan patokpatok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 orang
pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukan/prisma silang, tali busur dan lainnya yang
diperlukan.
13.3. Pekerjaan Papan Bouwplank
a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II / terentang, diserut rata dan terpasang waterpass dengan peil + 0,00
, Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini harus
dicatat sumbu-sumbu dinding dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
b. Jarak papan bouwplank minimal 1,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran terhadap galian tanah
pondasi.
c. Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya benar- benar stabil ( tidak goyang ). Tanda-
tanda Sumbu/As (Dinding dan Pondasi Struktur), harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas.
d. Jenis kayu yang digunakan untuk keperluan ini adalah jenis kayu kelas-II yang lurus dan kering.
e. Ukuran-ukuran pokok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum pada gambar kerja. Apabila
terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar, maka Pemborong harus melaporkannya secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas supaya dapat memberikan suatu keputusan
f. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Pemborong wajib memintakan pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari
KonsultanPengawas.
13.4. Bangsal Kerja
Pembuatan bangsal kerja (terbuka atau setengah terbuka), gudang bahan untuk menyimpan bahan- bahan bangunan
yang harus terlindung dari cuaca untuk menjaga keamanan. Bangsal kerja ini menjadi tanggungan
Penyedia Jasa/Pemborong selama pelaksanaan pekerjaan. Lokasi bangsal kerja ditentukan kemudian dengan
sepengetahuan konsultan pengawas serta ada ijin dari pihak pengguna jasa.
13.5. Perijinan dan Dokumentasi
a. AdministrasidanPerijinanharusdilaksanakansejakdimulainyapelaksanaanpekerjaan
b. Setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan sejak 0% dan terus berlanjut sampai pekerjaan selesai 100%.
c. Papan nama Kegiatan dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
d. Apabila dalam pekerjaan ini terdapat alat-alat/barang yang akan dipindahkan harus
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas
Pasal 14 PEKERJAAN
TANAH DAN PASIR

14.1. Pekerjaan Galian


a. Pekerjaan Galian untuk pondasi dinding panggung dan bloom bak
b. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang dianggap cukup menahan
beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus
dipadatkan/ ditumbuk
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan
maksimum
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke tempat yang direncanakan, atau tempat
sementara yang disetujui Direksi
e. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan baik, sesuai dengan garis ketinggian
atau kedalamanmenurutgambarrencana
f. Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya; pekerjapekerja, pembersihan,
penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil galian.

14.2. Pekerjaan Urugan Pasir


Urugan pasir dilaksanakan pada bawah lantai seperti ditunjukkan pada gambar. Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan
cara di timbris setelah terlebih dahulu disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat Urugan
pasir bawah lantai ini dengan ketebalan 3 sampai 5 cm

Pasal 15
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
15.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini meliputi pekrjaan Pasangan dan Plesteran :
a. Pasangan dinding 1/2 bata 1 :4
b. Pekerjaan plesteran 1 : 4
c. Finishing Acian opening kusen
15.2. Persyaratan Bahan Pekerjaan Pasangan
a. Batu bata (bata merah)
Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang- bidang sisinya harus datar, ukuran seragam,
pembakaran seragam dan merata, bebas dari cacat, retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang. Dipakai batu bata
(bata merah) mutu yang baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.
b. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan beton yang terurai dipasal lain dalam
buku RKS ini.
15.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan
1. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam perbandingan campuran seperti dibawah ini
:
2. Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan agar jarak waktu pencampuran
adukan dengan plesteran dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air
(macam M1 dan M2)
3. Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :
 Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah basah/toilet, dengan
ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +30 cm dari peil+0,00 lantai terbawah serta semua pasangan
yang masuk kedalam tanah atau sesuai Gambar Kerja
 Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat 3.a.01 diatas
 Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture permukaan dinding
luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar cukup kering, tebal plesteran kamprot halus + 5
mm
 Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk ke dalam tanah dengan campuran 1:3
(M2), harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk kedalam tanah
b. Persyaratan Pekerjaan pasangan dinding
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil sambungan dan
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja
2. Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh.

3. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan pola ikatan harus
terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku, kecuali apabila
pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja
4. Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2, harus dipasang kolom
praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan penulangan sesuai gambar Kerja.
5. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang angker diameter 10
mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh 20 cm, dan bagian yang tertanam minimal sedalam
20cm.
6. Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga
atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain
7. Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari
c. Pekerjaan Plesteran
1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume
2. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak terlebuh dahulu.
3. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar minimal berumur 8
hari
4. Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun spar ing-sparing SA dan EL telah terpasang pada
jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
5. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran klabangan) dengan tebal sama dengan
ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk plesteran berapen
6. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak bergelombang, penuh
dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung kerikil atau benda-benda lain yang membuat
cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester permukaan pasangan batu
bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya sudah dikeruk sedalam 1 cm
8. Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini permukaan beton
harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di ketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas
pengikat bekistingatau formtie harus tertutup aduk plesteran
9. Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton yang
akan di-finish dengan cat
10. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.
Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan Maksimal 2,8 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm maka harus
11. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar harus diberi nat
dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm
12. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar tidak
berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas Matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7(tujuh)
hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2(dua)
kali sehari sampai jenuh
b. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari
2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut
diatas
Pasal 17
PEKERJAAN LANTAI
17.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :
a. Keramik Lantai 25/25
b. Keramik Lantai 40/40
c. Keramik Dinding dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar kerja
17.2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan seperti terurai dalam pasal pekerjaan beton dan
pekerjaan pasangan dalam Buku RKS ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan lengkap dengan spesifikasi bahan kepada Direksi/konsultan
pengawas dan perencana untuk dapat disetujui sebelum pemesanan barang.
17.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan keramik harus terlebih dulu dipasang pasir urug setebal 3 s/d 5 cm. Adukan pemasangan untuk
Lantai Granite dan keramik adalah 1PC:3PS, dengan tebal adukan pemasangan minimal adalah 3 cm diatas pasir dan
Jarak antara Granite/Keramik atau siar lebar adalah 2 mm.
b. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau dimintakan kepada
konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing- masing Granite atau keramik yang dipakai awal
pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Seluruh rongga pada bagian belakang pasangan Lantai harus berisi dengan adukan pada waktu pemasangan. Bila ada
pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran Granit/Keramik.
d. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari pasangan bata merah dengan adukan
1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang terlihat, kemudian diaci.
e. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak dan cacat lainnya, harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Pasal 18
PEKERJAAN PLAFOND
18.1. Plafond yang dipasang adalah Papan Kalsi 3.5 mm sekualitas Kalsiboard dengan rangka Hollow modul 60 / 60
atau rangka kayu sesuai dengan gambar dengan list Kayu/profil Gypsum sesuai dengan gambar kerja.
18.2. Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana Plafond, dimana list harus dipasang,
sesuai dengan sudut sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan dinding, kolom, listplank, atap dan
sebagainya.
18.3. Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang tak diinginkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas perintah Direksi.
18.4. Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan kurang tajam, harus diserut atau
diampelas, kemudian dipasang dengan penuh ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam
gambar rencana.
18.5. Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak rapihan dan ketidak telitian Pelaksana dalam
Pelaksanaan adalah tanggung jawab Pemborong.
18.6. Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.
18.7. Ketinggian Plafond dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan sebelum permukaan bawah rangka Plafond
rata (water pass) dan lurus, maka pemasangan penutup Plafond/Gypsum tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru
boleh dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan Pengelola Tenik.
18.8. Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya
pemborong.

Pasal 20
PEKERJAAN ATAP
20.1. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan (Galvalum)
1. Lingkup Pekerjaan
Untuk Atap meliputi penggantian Rangka Atap ( kuda-kuda, kaso dan reng) diganti dengan Rangka baja ringan, dan
atap Bangunan Baru mengunakan Rangka Baja Ringan (galvalum) ex Kencana, Aplus, Sawonggaling Truss, Karya
Abadi, dengan baja ringan mutu tinggi ( G 550, kekuatan tarik 550 mpa ) dan dengan class coating minimal AZ 100,
dengan surat dukungan dari aplikator resmi dari pabrikan.
.
2. Pelaksanaan:
a. Untuk Pengadaan dan Pemasangan pekerjaan ini, Rekanan dapat menugaskan pihak ketiga yang dapat
memberikan Garansi Material & Garansi Struktur minimal 10 tahun.
b. Mutu Baja dan Jenis lapisan anti karat serta ketebalannya harus dibuktikan dengan sertifikat oleh produsen (
berstandar SNI ) dan pihak Konsultan dapat mengambil Sampling Material On Site untuk di uji
Laboratoriumkan dengan biaya pengujian menjadi tanggungan pihak rekanan.
c. Lebar bentang Struktur Rangka Atap Galvalum diukur dari Kolom terluar
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan pihak ketiga harus membuat perhitungan struktur Rangka Truss dan
Gambar Kerja ( Shop Drawing ), Dan pihak ketiga ( supplier/applicator ) Bertanggung Jawab Penuh terhadap
hasil perhitungan struktur.
e. Desain dan perhitungan struktur atas pemasangan rangka atap baja ringan sebagaimana dimaksud
disesuaikan dengan sistem pemasangan ( software ) yang dimiliki pabrik produsen rangka atap baja ringan
yang bersangkutan.
f. Setiap gambar kerja memiliki detail tentang ukuran jarak kuda-kuda ( maksimal 100 cm ), cremona, konektor
dll yang menjamin kuat dan baiknya struktur pemasangan struktur rangka atap baja ringan tersebut
g. Selain beban mati dan beban hidup, dalam Perhitungan struktur Rangka Truss, pihak ketiga juga harus
memperhitungkan adanya muatan angin.
h. Dalam Beban mati juga harus diperhitungkan adanya beban rangka Plafond & penutupnya.
i. Baut-baut yang dipergunakan juga harus mempunyai standar spesifikasi Teknis yang jelas serta jumlah baut
yang digunakan dalam setiap joint harus tertulis dengan jelas dalam shop drawing.
j. Aplicator wajib menyerahkan contoh speciment masing –masing bahan sepanjang sepuluh (10) cm untuk
masing-masing lokasi terpasang
k. Setelah proses pemasangan rangka atap selesai, sebelum pemasangan penutup atap (genteng) harus
diperiksa dan mendapat persetujuan terlebih dulu dari aplicator resmi pabrik yang bersangkutan
l. Dudukan dasar atap berupa ring balk harus datar rata air untuk menciptakan konstruksi yang rapi dan kuat.

PASAL 21
PENUTUP ATAP
21.1. Untuk penutup atap menggunakan atap genteng lama atau genteng baru sesuai dengan keterangan yang
tersebut dalam gambar (Good Year Karangpilang type Kodok)
21.2. Untuk seluruh pekerjaan atap harus digunakan atap Genteng yang sama, dikeluarkan satu produk untuk
satu type. Guna memilih kualitas, Pemborong memberikan contoh-contoh Genteng yang akan dipasang untuk
dimintakan persetujuannya dari Direksi.
21.3. Atap Genteng Baru yang tidak cocok bentuknya cacat atau retak tidak boleh dipakai dan harus segera
dipisahkan dan disingkirkan
Pasal 24
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

24.1. Pekerjaan ini meliputi :


a. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond
b. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC
c. Pekerjaan Pengecatan besi railling tangga, listplank besi dan semua pekerjaan besi yang diekspose
d. Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar
24.2. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung dari waktu penyerahan
atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya
24.3. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
a. Cat dinding dan beton exterior digunakan sekualitas ICI Weather
b. Shield (Bagian Luar) - Cat plafon menggunakan Cat Catylac
c. Finishing melamik sekualitas Dana Paint
d. Cat Kayu menggunakan cat sekualitas SEIV
24.4. Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok sampai rata,
kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu. Dan Khusus untuk pengecatan
dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa menggunakan plamur , cukup dengan menghaluskan dengan
amplas saja.

PASAL 26
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
26.1. Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
a. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 + conduit dia. 20 mm
sekualitas supreme, kabelindo, voksel, lampu armature sekualitas artolite, elcolite, philips dengan
componen Osram, Philips
b. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai
peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk
dari Konsultan Pengawas.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Elektrikal, untuk dapat
dipertanggung jawabkan
d. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab Kontraktor dan
Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut diatas
Pasal 28
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN

29.1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti
tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan
29.2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya, harus dikeluarkan dari tapak/site konstruksi
29.3. Selama pembangunan berlangsung, kontaktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima

Pasal 29
PEKERJAAN LAIN –
LAIN
30.1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh
Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana
30.2. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, Pemborong diwajibkan pula mengadakan pengurusan- pengurusan
administrasi /ijin
30.3. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna, dan harus
diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan
dari proyek. Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultanpengawas
30.4. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan gambar kerja dan bestek
menjadi tanggungan Kontraktor pelaksana, untuk itu Kontraktor Pelaksana wajib menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin
sesuai dengan gambar kerja dan bestek.
Pasal 31
PENUTUP
31.1. Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan ditentukan kemudian
pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
31.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak
dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai "
hal " yang disebutkan dan segalabiaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor
31.3. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain sebagainya sehubungan dengan
keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat
dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor
31.4. Hal - hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas, dan bila
dianggap perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini

Lamongan, 2021
Konsultan Perencana
CV. D’VA CONSULTANT

HARI WIBOWO

Anda mungkin juga menyukai