SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SUB. KEGIATAN :
REHABILITAI SEDANG / BERAT RUANG KELAS
PEKERJAAN :
REHABILITASI BERAT SDN KRIAN 4 KECAMATAN KRIAN
LOKASI :
KEC. KRIAN – KAB. SIDOARJO
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
e. Pekerjaan Atap dan Penutup Atap
f. Pekerjaan Pintu dan Jendela
g. Pekerjaan Instalasi Listrik
h. Pekerjaan Pengecatan
2 Waktu Pelaksanaan
c. Begisting • Kayu bekisting, Kayu Klas III Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
• Dolken kayu gelam dia 8-10 cm, Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
panjang 4m
9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK • Kabel NYA 500 Volt 2x2,5mm2 Eterna, Supreme.
• Pipa Conduit PVC 5/8” Clipsal, Panasonic, EGA
• Inbouw Doos PVC Mutu SNI
• Fiting Plafon Mutu SNI
• Isolator Broco
• Stop Kontak Broco, Panasonic
• Saklar Tunggal Broco, Panasonic
• Saklar Ganda Broco, Panasonic
• Lampu LED 14 Watt & LED 9 Watt Phillips, Hannochs
10. Penyelenggaraan SMKK katagori identifikasi / tingkat resiko Tingkat risiko dari pekerjaan ini termasuk kecil/
ringan
CATATAN :
APABILA TERJADI PERBEDAAN KUALITAS/MERK BAHAN YANG DIURAIKAN DALAM URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS DENGAN SPESIFIKASI BAHAN DIATAS
MAKA SPESIFIKASI TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI/ DIIKUTI
JENIS DAN MUTU BAHAN
Baru/ bekas.
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam/ untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan
bahan bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak
diperbolehkan/ dilarang digunakan.
REFERENSI BAHAN
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987
UDC:699.81:624.04).
BAB II
SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN
Peralatan Kerja
UMUM
Pasal 1
1.1. Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku
untuk seluruh bagian pekerjaan Rehabilitasi Berat SDN Krian 4 Kec. Krian.
1.2. Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan atas hak paten, lisensi serta hak cipta yang melekat
pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia untuk melaksanakan pekerjaan.
BATASAN / PERATURAN
Pasal 2
Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada
Bangunan Umum dan Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
j. SKSNI T-15-1991-03
k. SNI 03 -1729-2002
l. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
m. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.
n. Undang- undang 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
o. Permen PU no 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis pembangunan gedung negara
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pasal 3
Berdasarkan Permen PU No.21/PRT/M/2019 pada Bab. II Bagian Ke empat Pasal 14 ayat 1 yang tertulis : Penerapan
SMKK dalam tahapan pemilihan Penyedia Jasa oleh Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf a
dituangkan dalam dokumen pemilihan dengan menilai RKK sesuai dengan format huruf E sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; maka ditetapkan pekerjaan
Rehab berat SDN Krian 4 dengan katagori identifikasi bahaya Kecil/Ringan.
Identifikasi Bahaya K3 yang memuat rincian singkat perihal penjelasan potensi, jenis dan identifikasi bahaya
serta kriteria evaluasi K3K, sebagai berikut:
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 5
1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti
andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 6
1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail konstruksi, gambar
situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada Penyedia
beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat
persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Gambar-gambar tersebut tidak bolehdiberikan
kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan
untuk maksud-maksud lain.
2. Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harusmembuat
gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi, gambar- gambar
tersebut menjadi milik Direksi.
3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak
dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia.
4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drowing)
▪ Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang meliputi semua
pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
▪ Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar Data Pelaksanaan
(Shop Drawing).
▪ Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua bagian pekerjaan,
koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk mengakomodasi
pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan tujuan disain.
▪ Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan)
pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan
Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasukrencana
Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik (dapat dibaca
dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian
pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat
penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
▪ Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
▪ Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang
mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk
bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan
kembali pada tahap selanjutnya.
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 10
Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :
1. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work
yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali kantor, los kerja,
gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
2. AIR DAN DAYA
a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
• Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
• Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan
untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia
harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja
di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk Konsultan Pengawas) Penyedia harus pula menyediakan
penangkal petir sementara untuk keselamatan.
3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu
dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas
4. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti pepohonan,
batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan
dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus dikumpulkan menjadi
satu untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara Bekas Bongkaran.
5. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan oleh User /
Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus rapi sehingga tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai fasilitas yang
ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau pejabat
lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-peraturan/aturan-aturan yang ada.
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 11
a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk barchart
yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan
sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Pelaksana selambat-
lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud
ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum menyelesaikan pembuatan
jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara
minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana harus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat
dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PENGAMANAN LOKASI
Pasal 20
Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke – 2 diterima
dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi
pekerjaan.
BAB IV
Pasal 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
II. KELENGKAPAN K3
1. Penyiapan RK3K
a. Pembuatan Prosedur dan Instruksi Kerja Lbr
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
a. Spanduk (Banner) K3 ; Uk. 4x1 m Lbr
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
a. APK :
- Pembatas Area (Restricted Area) ls
b. APD :
- Helm Pelindung ( Safety Helmet ) Bh
- Sarung Tangan ( Safety Gloves ) Bh
- Sepatu Keselamatan ( Safety Shoes ) Bh
- Rompi Keselamatan ( Safety Vest ) Bh
4. Asuransi dan Perijinan
a. Asuransi dan Kesehatan ls
5. Personil K3 Konstruksi
a. Petugas K3 Org
6. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, obat luka, perban) ls
7. Rambu-rambu Yang Diperlukan
a. Rambu Petunjuk Bh
8. Lain-lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
a. Bendera K3 Bh
b. Alat Pemadam Api Ringan( APAR ) 3 Kg Bh
Pasal 2
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
a. Pekerjaan ini ini meliputi : Pembongkaran rangka atap & penutup atap, Pembongkaran beton,
Pembongkaran kusen, Pembongkaran plafond, Pembongkaran dinding.
b. Sebelum mengadakan pembongkaran pada bagian bangunan yang seharusnya dibongkar, hendaknya
Penyedia dan direksi memeriksa keadaan existing, baru kemudian apabila dianggap aman secara
kontruksi baru diperbolehkan pembongkaran dan harus disesuaikan pentahapannya agar pelaksanaan
tidak mengganggu aktifitas gedung.
c. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh Penyedia dalam melaksanakan pekerjaannya, maka
pihak Penyedia wajib mengumpulkan semua hasil bongkaran dan bersama- sama Direksi & Pihak
Sekolah membuat Berita Acara Hasil Bongkaran.
d. Karena dalam pembangunan sangat dimungkinkan adanya hal-hal lain yang terkait ikut mengalami
kerusakan / terpengaruh (biarpun dalam gambar tidak ada), sehingga tetap perlu mendapatkan
penanganan perbaikan. Maka dalam hal ini apabila Rehabilitasi tersebut mempunyai keterkaitan
terhadap kerusakan, maka pihak Penyedia wajib melakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
e. Hasil Akhir Yang Diharapkan dari Pekerjaan ini adalah :
• Semua bekas bongkaran dibuatkan Berita Acara Hasil Bongkaran antara Direksi & Pihak Sekolah
dan bekas bongkaran tidak boleh dipakai Penyedia.
f. Pengukuran dan Pembayaran :
I. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Pek. Pembongkaran atap & plafond m2
2. Pek. Pembongkaran kusen, pintu & jendela Bh
3. Pek. Pembongkaran BV Bh
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
d. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak
rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
e. Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali.
3. Pekerjaan Acian
a. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus menghasilkan
akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi sehingga menghasilkan akhiran dinding, kolom
dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rencana.
b. Campuran untuk pekerjaan ini adalah campuran 1Pc : 3Ps yang diaduk secara benar-benar
homogen.
c. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan acian halus dengan menggunakan
bahan dari adukan air semen (PC).
5.4 HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
• Pasangan dinding yang dipasang harus tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-
retak.
• Plesteran dinding harus dapat menghasilkan permukaan yang halus, rata dan tidak bergelombang.
• Benangan harus dapat menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
1. MUTU BETON
- Mutu beton K-100 (beton mutu f’c = 7,4 Mpa) dipakai untuk pondasi plat setempat, K-175 atau (Beton
mutu f’c = 14,5 MPa, slump (120 ± 20) mm), kolom, ring balok, konsol beton dan mutu besi beton yang
dipakai adalah U 32 untuk tulangan pokok kolom, pondasi plat setempat ring balok, dan konsol beton
diameter ≤ 12. Untuk pekerjaan lantai kerja dan rabat beton bawah lantai dipakai beton K-100 atau
(beton mutu f’c = 7,4 Mpa). Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia diharuskan menggunakan
molen / Concrete mixer.
- Pembuktian Hasil Ukur Slump selain Berita acara harus dilampirkan Foto Dokumentasi
3. BAHAN-BAHAN
a. Semen yang dipakai harus memakai semen produksi dalam negeri merk Semen Gresik sesuai standart
SNI dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton
Bertulang Indonesia”.Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya
dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru
harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak, umpamanya
yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton.
Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
• Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
• SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
• Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan gradasinya.
• Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
c. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Baja Tulangan.
- Jenis penulangan.
1. Besi beton yang dipergunakan adalah besi ulir dengan mutu baja U-39 untuk diameter diatas
≥ 12 mm dan besi polos dengan mutu U-24 untuk diameter ≤ (kurang dari sama dengan) 12
mm Ex. Mastersteel, Hanil Jaya Steel, Perwira dan bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
2. Untuk tulangan baja jaring ( wiremesh ) dipergunakan M8-150 dengan mutu baja BJTD 55
( fy=550mpa ).
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat, lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi
yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan penahan-
penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas.
- Pengujian.
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan SNI 03 – 2847 Tahun
2002. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam
Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi
syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan Penyedia harus menyingkirkannya dari tempat
pekerjaan.
e. Cetakan (bekisting).
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas III yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator
atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yangmerusak
atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan
pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-
lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua tempat
untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang sudah
maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
4. PENYELESAIAN BETON
a. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan halus bidang-
bidangnya.
b. Segera setelah bekisting dibuka dan beton masih relatif segar, semua penonjolan harus dipahat
hingga rata sementara lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan dengan perbandingan
1 semen : 1 pasir.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang kasar harus digosok dan
dibersihkan dari kotoran akibat cetakan atau tetesan air semen.
5. PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN
a. Semua baja tulangan yang didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas karat, dan disimpan
/ diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah, terhindar dari genangan air yang akan
menyebabkan karat.
b. Penulangan harus dipotong dengan bar cutter, sesuai dengan ukuran-ukuran pada gambar kerja.
Penyedia harus menyerahkan gambar rencana pemotongan baja tulangan pada Pengawas.
Pembengkokan tulangan tidak boleh dilakukan dengan pemanasan.
c. Semua tulangan sebelum dipasang harus bersih, bebas karat dan oli, kotoran yang dapat merusak
ikatan antara beton dengan tulangan.
d. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, dengan kawat pengikat dan ganjal beton secukupnya,
agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan / pergeseran tempat posisinya.
e. Baja tulangan yang dipakai untuk stek, harus mempunyai penampang dan jumlah yang sama dengan
tulangan yang disambung. Panjang stek minimum 40 x penampang baja tulangan utama untuk
panjang penerusannya.
f. Pemasangan baja tulangan harus diperiksa oleh Koordinator Pelaksana dan Pengawas, dan disetujui
secara tertulis sebelum pengecoran dilakukan sehari sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.
g. Bekisting harus direncanakan dan dilaksanakan cukup kuat dan stabil terhadap beban-beban
sementara pada pelaksanaan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan
pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang, maupun perubahan bentuk dan
ukuran, ketinggian serta posisi dari beton yang dicetak.
h. Dimensi pemasangan bekisting harus sesuai dengan ukuran penampang beton yang direncanakan
sebagai penampang akhir ( tidak diijinkan pengurangan penampang untuk plesteran ).
i. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari segala macam kotoran,
dibasahi sebelum dilakukan pengecoran,
j. Pada bagian terendah dari setiap tahap pengecoran dari kolom dan dinding, maka harus ada bagian
yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan kotoran dan kemungkinan terkumpulnya air
pada bagian bawah tersebut.
k. Untuk mempermudah pembongkaran, dapat digunakan release agent. Release agent yang dipakai
tidak boleh memberi pengaruh buruk pada mutu beton atau mempengaruhi ikatan beton antara
beton tersebut dengan material finishing, dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
l. Lantai kerja : khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, seperti
pondasi tapak, harus dibuatkan lantai kerja dari beton lunak dangan campuran volume, semen :
pasir : koral = 1 : 3 : 6 .
m. Sebelum pengecoran, jumlah penulangan, rangkaian penulangan, kekuatan dan kestabilan
bekisting, kebersihannya, persiapan jumlah material, dengan volume rencana pelaksanaan, harus
diperiksa oleh Engineer Penyedia, Pelaksana Penyedia dan Pengawas Konsultan, untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
n. Beton harus dipadatkan pada waktu pengecoran dengan menggunakan mesin penggetar vibrator
dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak tulangan dan acuan. Penyedia harus
menyediakan vibrator yang cukup sehingga pemadatan beton pada waktu pengecoran dapat terjamin.
o. Selama pelaksanaan pengecoran beton, terutama pengecoran balok dan plat, bila digunakan pompa
beton, maka kecepatan pengecoran harus disesuaikan dengan kecepatan peralatan beton olehpekerja,
agar didapatkan hasil pengecoran yang padat, dan permukaan beton yang rata. Permukaan plat
diratakan dengan trowel.
p. Segala kelalaian yang mengakibatkan kegagalan dan kerusakan pada pembesian, bekisting,
maupun struktur selama pelaksanaan sampai hasil akhirnya adalah menjadi tanggung jawab Penyedia
sepenuhnya.
q. Kelecakan beton basah (slump) yang diijinkan untuk beton dalam keadaan campuran normal adalah
80 s.d. 120 mm. Selama pelaksanaan, jika diperlukan mutu beton harus diperiksa secara rutin dari
hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit 5 m3 harus dibuat 1 benda uji, yang kemudian diperiksa
kekuatan tekannya di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya pengetesan
dibebankan pada Penyedia. Penyedia harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton,
termasuk nifai karakteristiknya dengan disertai / dilampiri sertifikat pengujian dari laboratorium.
r. Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kekuatan dan kekokohan
struktur-struktur yang dicetak. Pada bagian struktur beton vertikal(kolom) yang disangga dengan
penurapan, bekisting dapat dibongkar setelah 24 jam dengan syarat betonnya sudah cukup keras
dan tidak cacat karena pembongkaran. Pada bagian struktur yang dipasang dengan penumpuan,
tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang minimal untuk menyangga
beratnya sendiri dan beban pelaksanaan atau beban bahan yang akan menimpa bagian struktur
beton tersebut ( 21 hari ).
s. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan dilindungi terhadap penguapan yang
berlebihan dengan disiram, digenangi, ditutup dengan karung goni basah. Hasil pengecoran beton
harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10 hari berturut-turut setelah selesai pengecoran.
t. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih dan tanpa cacat, lurus dan tepat
pada posisinya sesuai dengan gambar rencana ( beton exposed ).
u. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan berkurangnya
kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang dibuat. Siar pelaksanaan hanya boleh dibuat
pada suatu posisi dimana gaya gesernya minimum, dan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Siar
pelaksanaan harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada penampang beton.
v. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan pengecoran, maka permukaan beton yang ada
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran beton, partikel agregat yang terlepas, dikasarkan, dibasahi
secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy resin. Setelah penuangan beton baru, harus
dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan yang baik dengan beton lama.
w. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan sedemikian rupa tidak mengurangi
kekuatan struktur, terutama tidak boleh memotong besi-besi tulangan yang terpasang. Penyedia
harus memberitahukan, mengusulkan dan minta persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
x. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus disiapkan penjangkaran dengan
jarak antara 50cm, dan panjang jangkar minimum 30cm diameter 8mm.
6. PENGUJIAN BETON
1. Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia dengan
syarat-syarat minimum sebagai berikut :
a. Tidak kurang dari satu pekerjaan pengujian harus dibuat untuk setiap jenis pekerjaan
beton yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai sejumlah 5 m³ maka harus
satu benda uji.
b. Untuk mencapai mutu beton K-250 , Penyedia harus melakukan percobaan-percobaan membuat
design mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x
15 cm atau silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm, pada umur 28 hari, , bahan-bahan yang
dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton
struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling
sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Reference pasal 4.6. PBI
1971.
c. Benda uji akan diuji dalam umur 28 hari. Hasil test merupakan hasil rata-rata harus sama
atau lebih dari kekuatan karakteristik K-250 Kg/cm2 untuk beton K-250.
d. Bila diperlukan dapat ditambahkan dengan satu benda uji yang ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Suhu beton sewaktu dicor tidak boleh lebih 320 C. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 270C
dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu beton melebihi 32 0C. Penyedia
harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat, mengecor pada
waktu malam hari.
3. Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton dan mutu pelaksanaan,
maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas pemeriksaan benda-benda uji dapat dilakukan umur
beton kurang dari 28 hari.
Kubus ( 15 x 15 x 15 ) cm 1.00
Kubus ( 20 x 20 x 20 ) cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
Hal ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek sering salah.
7. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood dengan tebal minimum 12 mm,
bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Fibre glass atau bahan lain yang tidak
reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa bisa dipakai cetakan dari papan klas II tebaì
2,5 • 3 cm lebar 20 cm.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran perekat
sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan yang
berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari pekerjaan untuk
menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.
- Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi ini tidak
boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam -
0,3 dan +0,5 cm.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan,
Penyedia harus memberi tahu Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada
pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas, maka Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri.
- Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya pemisahan dari
bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.
- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan- pekerjaan lain. Bila
terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengecoran ke dalam cetakan
harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak
boleh terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (cocrete vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus dimulai pada
waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang vertikal,
vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras.
- Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai beton itu
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan itu
dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.
- Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atau keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada Penyedia dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Penyedia harus memberi tahu Pemberi
Tugas/Konsultasi Pengawas bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan pada bagian-bagian
konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia
lepas dari tanggung jawab.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan atau posisinya
tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah kubuspercobaan
yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pengetesan kubus
percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan Bangunan Resmi
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analisá kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik
sebagaimana tertera dalam PBI 1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam
penawaran Penyedia atau tanggung jawab Penyedia.
8. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
• Semua pekerjaan beton harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua
bidang harus tajam dan halus bidang-bidangnya.
Pasal 5
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kusen dan jendela aluminium yang dilaksanakan antara lain :
Kusen alumunium 4″ (coklat/brown) lengkap dengan aksesoris karet dan sealant.
Pasang Daun jendela kaca slimar aluminium 3/8" model cassement 3 profil.
Pasang Daun Pintu Board WPC Uk. 82 x 210 x 0,5cm ex. DUMA.
Pasang Daun Pintu Board WPC Uk. 62 x 210 x 0,5cm ex. DUMA.
b. Persyaratan Bahan
1. Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex.Indalex, Alexindo
berwarna yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82, 0649-82.
2. Bentuk ukuran profil kusen adalah 4” x 1 ¾” atau sesuai dalam gambar, dengan terlebih dahulu
dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi / Pengawas.
3. Warna profil :
Untuk Kusen Aluminium warna Coklat optional sesuai design
4. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unti-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
5. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan
Direksi.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
7. Konstruksi kosen yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya.
8. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120 kg/m2, untuk setiap type
dan harus disertai hasil test.
9. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air/kebocoran air, tidak terlihat kebocoran
signifikasi (air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu
15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2 min.
10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
11.a. untuk tinggi dan lebar 1 mm.
11.b. untuk diagonal 2 mm.
12. Accessories.
12.a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung
yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
12.b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau setara.
12.c. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.
13. Bahan finishing.
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline
seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang
jernih.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan,
terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia diwajibkan membuat contoh jadi (mock-
up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Proses
ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk Direksi / Pengawas, meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Penyedia juga diwajibkan untuk membuat
perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga
memenuhi persyaratan yang diminta/berlaku. Penyedia bertanggung jawab penuh atas kehandalan
pekerjaan ini.
3. Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu, dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan
debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk
yang sesuai dengan gambar.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
7. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat, sedemikian rupa
sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan bertemu dengan
besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari timbulnya korosi.
10. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi
dengan beton ringan / grout.
11. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak diperhatikan sebelum
rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal yang melekat pada ambang bawah dan
atas harus waterpass (pelubangan dinding).
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan,
hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.
13. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap air
dan suara.
14. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
15. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
16. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh persetujuan Direksi/
Pengawas.
d. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah : Semua pekerjaan kusen alumunium harus
kuat dan kokoh serta pertemuan dua bidang harus halus bidang-bidangnya.
e. Pengukuran dan pembayaran :
I. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA
1. Pas. Kusen alumunium 4'' brown m1
2. Pas. Daun Pintu Board WPC Uk. 92 x 210 x 0,5cm bh
3. Pas. Daun jendela aluminium brown model casement 3 Profil m2
Pasal 6
PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. SYARAT-SYARAT UMUM.
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan konstruksi baja dan
pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam gambar rencana.
Termasuk didalam pekerjaan konstruksi baja ini antara lain adalah :
- Konstruksi rangka atap, dan konstruksi baja lainnya untuk bangunan gedung.
- Lisplang kalsiplank lebar 30 cm Ex. Kalsiplank, GRC, Aplus
- Kompres kalsiplank lebar 15 cm + seng
- Pas. Talang seng galvalum 0,3mm
- Reng dan usuk menggunakan galvalum dengan profil :
1. Reng galvalum uk. 30.0,45 Ex. Kencana Truss, Mitaso / BMT, Taso
2. Usuk C 75.30.0,75 Ex. Kencana Truss, Mitaso / BMT, Taso
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam termasuk alat-alat atau benda-benda/ material
pendukung lainnya.
c. Pekerjaan baja dan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera
pada gambar rencana/detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang dan
menyambungnya, pelat-pelat baja/ profil siku dan lain sebagainya.
d. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak
memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjuk hal tersebut.
e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi, dan dalam
pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi
dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
f. Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian pekerjaan yang buruk akan
ditolak dan harus diganti apabila perlu. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-
puntiran,bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan yang mengganggu.
g. Referensi :
• Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (PPBBI-Mei 1984)
• American Institut of Steel Contruction (AISC)
- American Welding Society (AWS ) bahan-bahan las
- American Nastional Srandart Institut (ANSI)
- American Soceiety for Testing ang Material (ASTM) Spesificatin
• RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
h. Perancangan
1. Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk “wastage” akibat pemotongan danlain-
lain dan diperhitungkan pada analisa harga satuan.
2. Standard :
Penyedia bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk pengerjaannya agar
sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini sepenuhnya.
Penyedia supaya menyiapkan salinan usulan standart yang akan dipakai, sebagai pedoman
bagi Direksi paling lambat 21 hari sebelum fabrikasi.
i. Perencanaan dan Pengawasan
1. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Penyedia harus menyiapkan gambar-gambar kerja (shop
drawing) yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta
ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya
diperlukan untuk fabrikasi.
2. Ukuran-ukuran
Penyedia wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.
3. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
4. Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan.
Direksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki,
dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan
disetujui Direksi/ Pengawas. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan
segera.
2. B A H A N.
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus sudah disetujui oleh Pengawas,
tidak berkarat, bagian bagiannya dan lembaran-lembarannya tidak bengkok dan cacat. Potongan-
potongan (profil) mempunyai ukuran yang tepat sesuai dengan dimensi yang tertera dalam gambar
rencana baik bentuknya, tebal, ukuran berat.
b. Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini dipakai
baja jenis ST-38 produksi GUNUNG GARUDA, HANIL, LAUTAN STEEL.
c. Toleransi luas penampang bahan baja ditetapkan maksimum 5 % dari luas untuk rangka batang atau
maksimum 5 % dari momen inersia (I)
d. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi “KOBE” atau “NIPPON STEEL” Jenis kawat las yang
akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik pembuat dan petunjuk-
petunjuk Direksi. Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADA-A (besi heavy coatee type)
batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4
inch), dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam keadaan kering.
e. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh dengan tegangan baut dan
tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm² atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan
(A-325 ASTM).
f. Pada konstruksi atap bangunan gedung, sambungan gording tidak harus menumpu pada kuda-
kuda/jurai atau tumpuan lainnya. Untuk itu sebelum pemasangan gording dilaksanakan
Pemborong harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas.
Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau dipersyaratan lain harus sesuai dengan NI 3-1970
4.f. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari keras (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru.
Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
4.g. Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan/ angin kencang.
4.h. Cara pemotongan harus menggunakan mesin potong dilakukan dengan membatasi
sekecil mungkin.
4.i. Permukaan las terakhir harus digerinda sampai rata dan halus.
4.j. Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak diperkenankan ditutup
dengan las, karena itu batang yang bersangkutan harus diganti dengan yang baru.
5. Lubang-lubang Baut
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.
Lubang baut harus lebih besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
6. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan
sebagai berikut :
6.a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
6.b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration
butue weld.
7. Pemasangan Percobaan/Trial Erection
Bila dipandang perlu oleh Direksi/ Pengawas, Penyedia wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau
yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi.
b. Pemasangan/ Erection.
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas 2 (dua) hari setelah pengecoran.
Selama proses erection penyedia harus menggunakan chain block sebagai alat untuk menaikkan
material baja ke posisi yang sudah direncanakan.
1. Penguat Sementara.
- Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja terpasang dan disetujui
ketepatan garis, vertikan dan horisontal.
- Penyedia supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara (pembautan- pembautan)
bilamana diperlukan sampai pemasangan mati sesuai keputusan Direksi/ Pengawas.
2. Pembautan
- Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur dalam keadaan
terpasang mati.
Penyedia supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin pada setiap mur dan
menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin.
- Penyedia supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut tegangan tinggi (HSB).
3. Adukan Pengisi (Grouting)
Penyedia supaya memasang adukan pengisi dibawah pelat- pelat kolom dll.tempat sesuai
dengan gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini, bahan grouting yang digunakan setaraf AM,
Sika, Frosroksid.
c. Pengecatan
1. Semua bahan Konstruksi baja yang di expose / tampak harus di cat sampai akhir, sedang baja
yang tidak ditampakkan/expose cukup di cat dasar.
2. Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Dana Paint atau setara sedangkan sebagai cat
akhir adalah Enamel Paint produk ex Mowilex, ICI, Kemton atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
Baja yang akan ditanam dalam beton tidak boleh di cat.
3. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strength bold permukaan baja tidak boleh di cat.
4. Cat akhir adalah enamel paint buatan Mowilex, Kemton, ICI atau setaraf dan pengecatan
dilakukan 2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.
5. Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di grout
dengan bahan setara “Master Flor 713 Grout”, dengan tebal minimum 2,5 cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.
d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
1. Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
2. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia.
4. Penempatan pipa dan batang baja di work shop maupun dilapangan tidak boleh langsungdiatas
tanah atau lantai, tetapi harus diatas balok-balok kayu yang berjarak maksimum 2 m.
Tanah atau lantai tersebut harus datar, padat merata dan bebas dari genangan air.
e. Pemasangan Akhir/ Final Erection.
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan
baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang
disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Direksi disertai
usulan cara perbaikannya
Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut.
Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan Penyedia.
Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan persetujuan
Direksi.
Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan “waterproofing” yang disetujui.
Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat
yang tinggi, disamping pengaman yang berupa “piatfrom” atau jaringan (“net”).
2. Setiap komponen diberi kode/ marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan.
3. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan
untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan ijin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk
menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
4. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus disediakan dan
harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
5. Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok penunjang
dan sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung
ditempatkan secara baik dan tegak.
Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab/ kering yang tidak susut dan disetujui
Direksi.
5. Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebihdari 1/1500 dari tinggi vertikal kolom.
1. Bahan / Material
- Bahan Utama : Penutup atap memakai genteng karang pilang KW-1 merk Bambe, Good
year, Bisma.
• Mutu : Kualitas I (satu) mempunyai warna yang sama antara satu dengan lainnya
• Bubungan : Dari genteng hasil produksi yang sama (tersebut diatas) dipasang dengan
adukan 1pc:3ps.
2. Pelaksanaan.
a. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi Lapangan, Penyedia tidak diperkenankan melakukan
pemasangan genteng sebelum usuk, reng terpasang dengan benar sesuai gambar rencana.
b. Sebelum pemasangan genteng, Penyedia harus memastikan bahwa usuk , reng telah terpasang
dengan rata, kemiringan telah benar, jarak usuk sesuai dengan yang direncanakan.
c. Pemasangan genteng , baik urut-urutan maupun jarak over lapping dan toleransi-toleransi yang
diperkenankan, harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
d. Setelah genteng terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika pada susunan tersebut ditarik
garis horizontal maupun diagonal, garis tersebut harus lurus.
e. Overlapping contoh genteng harus tepat, sehingga tidak terjadi kebocoran karena tampias.
Pasal 8
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
Pasal 9
PEKERJAAN PENGGANTUNG,KUNCI
1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya
yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Persyaratan Bahan
1. Kunci Pintu memakai Ex. Solid, Dekson.
2. Engsel Pintu memakai Ex. Solid, Dekson.
• Untuk setiap daun pintu dipasang minimal 3 buah
3. Engsel Casement uk. 12" Ex. Solid, Dekson.
4. Grendel Rabuncis Ex. Solid, Dekson.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian hardware akibat dari pemilihan merk,
penyedia harus melaporkan hal tersebut untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi 90
cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.
3. Untuk engsel pintu dipasang minimal 3 buah untuk setiap daun, menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut bebab berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
4. Engsel diatas dipasang kurang dari 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawahdipasang
32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, engsel ditengah dipasang ditengah antara kedua engsel
tersebut.
5. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan).
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Penyedia wajib mengganti semua bahan yang rusak. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan,
maka Penyedia wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pengamanan
1. Penyedia wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan terhadap
kerusakan kerusakan. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan pintu dan jendela selesai terpasang,
permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan
cacat pada permukaannya.
Pasal 10
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
• Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
• Pekerjaan ini berkaitan dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela).
2. Persyaratan Bahan
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass).
Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) produk ASAHI, MUGI, MULIA. Kaca tebal
minimum 5 mm, atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca pada daerah
Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.
c. Toleransi
- Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
- Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5
mm per meter panjang.
- Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik bersangkutan,
yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran bidang kaca
(cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan bekerja pada bidang kaca.
Perhitungan ini harus disetujui Direksi/ Pengawas.
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal
kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar/masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang berobah dan
mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
- Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi /
Pengawas.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda /
dihaluskan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat
pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik
bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda agar
mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan persyaratan,
digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai
dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi rongga- rongga
yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak
diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan
dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
Pasal 11
PEKERJAAN LISTRIK
1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini Penyedia dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang mempunyai sertifikat
dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia harus membuat gambar / diagram
instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan tegangan /
voltage : 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini (PUIL) tahun
2000.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.
Pasal 12
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan - bahan yang telah ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang tertera dalam gambar dan yang tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana dan Pengawas.
2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang - bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang - bidang yang akan dipakai sebagai mockup
ini akan ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan Perencana , bidang - bidang
ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
c. Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen tanpa terkecuali
d. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak disebabkan oleh
pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh pekerjaan yang rusak sampai
dengan disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
3. BAHAN UNTUK PERAWATAN
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada lembaran Plywood
atau papan Gypsum ukuran 30x30 cm2. dan pada bidang - bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan
akhir)
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas dan Perencana. Jika contoh
- contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan
membuat mock up seperti tercantum pada poin a di atas.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas .untuk kemudian akan diteruskan kepada Kanisius
tiap warna dan jenis cat yang dipakai sebanyak 5 % dari volume masing masing atau atas
persetujuan Pengawas . Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya.cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Kanisius.
I. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat dinding m2
2. Cat rangka atap m2
3. Cat plafond m2
4. Cat Lisplank m2
Pasal 13
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa – sisa bahan
bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.
Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan bangunan Penyedia
diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa pemeliharaan habis.
Pasal 14
GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT LAKSANA
Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana kurang jelas, maka Penyedia wajib membuat
gambar kerja (Shop Drawing).
Pasal 15
PENUTUP
Pekerjaan lain-lain yang belum tercantum di dalam uraian Spesifikasi Teknis ini akan
ditentukan/diterangkan pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
PENUTUP
1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah dibuat dalam gambar dan Spesifikasi Teknis, bila ternyata
masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak tersebut dalam gambar dan Spesifikasi
Teknis atau ke dua - duanya maka pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor
Pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu, bisa disubstitusi merk lain asal sekualitas /
sejenis dan mendapat persetujuan Direksi.
3. Kontraktor Pelaksana tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat dalam Spesifikasi Teknis ini, namun
juga hal yang tersirat, yaitu upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini sebaik mungkin sesuai tingkat
kualitas yang dimaksudkan.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian dalam rapat
penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan satu kesatuan dari peraturan ini.
BAB V
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
2. Petugas K3
- Membuat usulan perubahan apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan pada
metode kerja pelaksanaan konsstruksi berbasis K3
- Membuat perencanaan dan penyusunana program K3
- Menerapkan ketentuan perundang – undangan tentang dan terkait K3 konstruksi
- Membuat SOP prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi ,penerapan dan pengawasan pelaksanaaan program prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
- Mengevaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
- Melakukan penanganan kecelakan kerja dan enyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.
Penyedia wajib menghadirkan personil sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
penawaran dan dapat menunjukkan Surat Keterampilan Kerja (SKT) asli sesuai dengan
yangdipersyaratkan pada saat rapat persiapan penunjukan pemenang.
Penyedia diharuskan memaparkan metodelogi pelaksanaan pekerjaan untuk masing - masing
item pekerjaan yang tercantum dalam dokumen mata pembayaran pada saat Pre Construction
Meeting (PCM).
2. Dukungan Material dan Peralatan
Dukungan material dan peralatan disertai pricelist harga, dukungan tersebut merupakan
kerjasama antara pihak I dan pihak II disertai pernyataan ketersediaan peralatan kerja dan
material utama (merupakan syarat penerbitan SPPBJ)
6. Persyaratan Penyedia
Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa konstruksi (SIUJK) dan Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi
(SBUJK) dengan kualifikasi usaha kecil dan masih berlaku.