Anda di halaman 1dari 40

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM
Paket Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Sukorejo 01 , Dinas
Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2017, lokasi Kecamatan
Sukorejo Kabupten Kendal.

Spesifikasi pembangunannya secara garis besar adalah sebagai


berikut ;

No Item Pekerjaan Spesifikasi Pekerjaan Spesifikasi Bahan/ Merk


1. Pasangan - Pas. Batu belah 1 : 6 - Batu kali
- Pas. Batu bata 1 : 3 - Semen Holcim, Tiga
- Pas. Batu bata 1 : 6 Roda
- Plesteran 1 : 3 Gresik
- Plesteran 1 : 6 - Pasir Pasang Muntilan
- Batu bata Lokal

2. Beton Footplat - Beton bertulang 1 : 2 : 3 ( K - Semen Holcim, Tiga


Beton kolom 225 ) Roda
Beton Sloof Gresik
Beton balok - Pasir Beton Muntilan
Beton Plat - Krikil beton 2/3 pecah
mesin
4. Pasangan - Keramik lantai 20/20 - Semen Holcim, Tiga
keramik - Keramik lantai 40/40 Roda
Lantai/Dinding - Keramik Dinding 20/20 Gresik
- Keramik Plint 10/20 - Pasir Pasang Muntilan
- Merk Keramik Asia
Tile, Roman, IkaD

5. Plafond - Gypsum 9 mm rangka hollow - Gypsum dan Calsibord


2/4, 4/4 Elephant, Dinogyps,
- Calsiboard 4 mm rangka Jaya Board
hollow 2/4, 4/4 - Hollow 2/4, 4/4 tbl 0.3 mm
- Lis Profil Gypsum 10 cm - List Gypsum 10 cm

6. Pintu, Jendela - Kusen dan Daun jendela dan - Allumunium 4 Brown


dan Bouven Bouven INDAL, ALCAN,
- Kaca bening 5 mm ALEXINDO
- Daun pintu double Multipleks - Daun pintu double
lapis HPL Multipleks tebal 4 mm,
lapis HPL
- Kaca bening 5 mm
7. Atap - Rangka atap - Baja Ringan tebal max 1
- Atap genteng Glazur mm
- Bubungan sejenisnya - Genteng keramik glazur
Jatiwangi, M Class
- Bubungan genteng
sejenisny
8. Mekanikal - Lampu - Phillips, Osram,
Elektrikal - Stop kontak,Saklar Viting Chiyoda
- Kabel - Brocco, Clipsall, Berker
- Prima dan kabelindo

9. Pipa & - Pipa PVC Type AW - Maspion, Wavin,


Acsesories - Closed Duduk Serelon
- Ina, Toto, Amerika
Stander

10 Finishing - Cat tembok - Catylac, Mowilex, Dulux


. - Cat plafond - Catylac, Mowilex, Dulux

Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar


kerja.
2) LINGKUP PEKERJAAN
a. Daerah Kerja
Daerah kerja akan diserahkan kepada pihak Penyedia Jasa (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti pada waktu pemberian
pekerjaan, dan Penyedia Jasa dianggap mengetahui benar-benar
mengenai :

1) Letak bangunan yang akan dikerjakan


2) Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan.
b. Pengesahan Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, Penyedia Jasa
diwajibkan berhubungan dengan Pengawas untuk ikut serta
menyelesaikan sejauh tidak ditentukan lain dan untuk mendapatkan
pangesahan/persetujuan.
c. Kerusakan yang diakibatkan Penyedia Jasa
Penyedia Jasa tidak dibenarkan merusak bagian-bagian yang sudah
dikerjakan Penyedia Jasa lain. Bila kerusakan bagian bangunan
tersebut tidak bisa dihindari maka Penyedia Jasa diwajibkan
memperbaiki hingga dinilai baik oleh Pengawas.

d. Kesesuaian Gambar dan Spesifikasi Teknik


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus
meneliti setiap gambar dan spesifikasi teknis pekerjaan.

e. Aksesibilitas material yang tidak mengganggu sirkulasi internal areal


pekerjaan.
f. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai
spesifikasi teknis, gambar rencana, berita acara penjelasan serta
mengikuti petunjuk dan keputusan Pengendali Kegiatan atau
Konsultan Pengawas.
3) PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan halaman / lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa harus
membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, pada waktu ataupun setelah
selesainya pekerjaan.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan Penyedia Jasa harus dapat
menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus memasang papan nama proyek 1 (satu) unit
dari papan / tiang kayu. Redaksi nama papan proyek tersebut akan
ditentukan kemudian, dengan papan ukuran minimal 1,50 x 0,80 m.
d. Kerusakan jalan masuk lokasi dan tempat pekerjaan yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung
jawab rekanan Penyedia Jasa. Untuk itu diharapkan rekanan
Penyedia Jasa minta ijin kepada instansi terkait untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi.
e. Situasi lokasi bangunan.
1) Lokasi pekerjaan berada di sukorejo -. Pekerjaan Pembangunan
akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana pada waktu
rapat penjelasan, untuk itu para calon Penyedia Jasa wajib meneliti
situasi lapangan apapun terutama kondisi tanah bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh harga
penawaran.
2) Kelalaian dan kekurangan-ketelitian dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk klaim dikemudian hari.
3) Dalam rapat penjelasan akan ditunjukkan dimana pembangunan
akan dilaksanakan.
f. Ukuran tinggi dan ukuran pokok
1) Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan
dalam cm dan m.
2) Permukaan atas lantai (P+0,00), duga lantai (permukaan lantai)
bangunan 0,00 akan ditetapkan saat meninjau lokasi/Uitzet
Bangunan dan atau mengacu pada gambar, kecuali ditetapkan
lain pada rapat Penjelasan di lokasi.
3) Ukuran penduga terbuat dari papan/kayu kelas kuat II/bentang
ukuran 5/7cm x 3m yang diketam rata semua sisinya, kemudian
titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong di bawah
pengamatan direksi lapangan pemelihara selama pelaksanaan,
titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganngu
selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum
mendapat ijin tertulis dari Konsultan.
4) Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan direksi
lapangan patok-patok yang dipancang dan papan bowplank yang
diketam pada sisi bagian atas dari diberi tanda. Penyedia Jasa
harus menyediakan paling sedikit 3 orang pembantu yang
menguasai hal pengukuran untuk menentukan peil datar dan
bidang siku-siku.

4) PEKERJAAN TANAH
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :

4.1 Pekerjaan Galian


a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan
patok dengan tanda sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui
pengawas.
b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan ukuran gambar
kerja. Untuk itu diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar
kerja dan dibersihkan dari segala kotoran. Bilamana rekanan kontraktor
melakukan penggalian yang melebihi dari apa yang telah ditetapkan, maka
rekanan kontraktor harus harus menutupi kelebihan tersebut dengan urugan
pasir yang dipadatkan dan disiram air tiap kedalaman 15 cm lapis demi lapis
sampai mencapai lapis yang dibutuhkan dan semua tambahan ditanggung
oleh Kontraktor.
d. Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar dari tempat pekerjaan
sehingga idak mengganggu, tempat penimbunan tanah sisa galian dan
peralatan disediakan pada areal / lokasi, sesuai dengan rencana gambar.
e. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air dalam galian, baik pada saat
penggalian maupun pada pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus disediakan
pompa air yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.
f. Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan
dan dilaksanakan dan sebelum pekerjaan pondasi dimulai. Antara bowplank
dan galian harus bebas dari timbunan tanah.
g. Jika lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan
air hujan, maka sebelum pemasangan dimulai terlebih dahulu air harus
dikeluarkan dan dasar lubang harus dikeringkan.
4.2 Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki dapat
digunakan tanah urugan sisa tanah keprasan (bukan humus) dari tanah lahan
yang ada di dalam lokasi.
b. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilakukan setelah dilakukan
pemeriksaan pondasi.
c. Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus berjenis tanah butiran
(tanah ladang) atau berpasir dan tidak terlalu basah, tidak mengandung
bahan organik dan brangkal.
d. Urugan tanah sedapat mungkin dipadatkan dengan mesin pemadat (stamper)
dan tidak dibenarkan hanya menggunakan trimbis kecuali pada bagian-
bagian tertentu.
e. Lapis tanah untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 40 cm tanah
maka pemadatan dilakukan lapis demi lapis setiap lapis kurang lebih
ketinggian 20 cm.
4.3 Pemadatan Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah yang
selesai diurug dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun non
konstruksi termasuk pada sekeliling bangunan menggunakan stamper sehingga
tanah benar benar padat.

5) PEKERJAAN BETON
a. Persyaratan Umum :
1) Beton Non Struktural dengan spesi 1Pc : 2Ps : 3Split.
2) Beton Struktural mutu K 225 dengan pembesian bervariasi sesuai
gambar, mutu baja U.32 < 16 mm ulir dan U.24 > 12 mm.
3) Pembuatan cetakan beton dari kayu klas 3 atau bahan lain yang
lebih menjamin.
4) Bekisting tidak boleh berubah bentuk dan posisi.
5) Konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan /
normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dll.
6) Peraturan beton :
a) Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971, NI-2,
bagian Pasal 21 sampai dengan Pasal 39
b) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton berpedoman pada
PBI 1971, NI-2 bab Pasal 8.1 sampai dengan H.17
c) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang PBI 1971 (pasal
52 BBV)
d) Kualitas campuran beton bertulang minimum memenuhi syarat
K175.
7) Peraturan dan pedoman lain yang relevan yang berlaku.
b. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :
1) Adukan beton terdiri dari 2 (dua) jenis antara lain :
a) Adukan beton untuk beton tak bertulang
b) Adukan beton Bertulang untuk struktur dan kolom praktis untuk
rangka seluruh bangunan di atas / di bawah pondasi.
2) Semua perbandingan takaran diatas adalah dalam keadaan kering
dan takaran standart perlu mendapat pengesahan dari Pengawas.
3) Tulangan
a) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang
harus diadakan dengan keadaan dingin, batang tulangan harus
dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar.
b) Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-
bahan lain yang mengurangi daya rekat.
c) Jumlah penampang besi beton harus sama seperti tercantum
dalam gambar perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus, maka
jumlah batang-batang harus ditambah sehingga luas yang
ditentukan terpenuhi/dalam hal ini harus dimintakan
persetujuan secara tertulis terlebih dahulu.
d) Tulangan harus dipasang dengan sedemikian rupa sebelum
selama pengecoran tidak berubah kedudukannya.
e) Tulang lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan
atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu dengan
tebal 2 cm dan pemasangannya sesuai dengan PBI 1971.
f) Selimut beton minimal 2,5 cm untuk semua pekerjaan beton,
kecuali untuk plat lantai 1,5 cm.

c. Bahan-bahan
1) Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk sekualitas
Gresik / yang disetujui dan dalam segala hal memenuhi
persyaratan beton tersebut diatas.
Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan
harus disimpan dalam gudang kering yang cukup ventilasinya
penimbunan semen didalam gudang harus dilakukan diatas balai-
balai balok kayu, sehingga tidak terkena rembesan uap air tanah /
lantai. Penimbunan semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter
dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda-tanda
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

2) Agregat
Agregat halus (pasir) harus keras, bebas lumpur, bersih dari / tidak
boleh tercampur tumbuh tumbuhan, biji-bijian, akar-akaran yang
nantinya akan merusak kualitas beton sehingga mempengaruhi
kekuatannya.

Agregat kasar (split), harus keras dan bentuk pipih dengan ukuran
1/3 atau 2/3 atau tidak boleh lebih dari 3/4.

3) Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas
dari bahan-bahan yang bersifat merusak beton. Air yang dipakai
untuk mengaduk beton adalah air bersih yang dapat diminum.

d. Persiapan Pengecoran
1) Mulai pengecoran harus sepengetahuan / seijin pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
2) Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan
dari segala kotoran.
3) Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang
bocor dan harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap,
tidak bergetar maupun bergeser pada waktu dan setelah
pengecoran, tetapi mudah dibongkar. Cetakan dibuat dari kayu
lunak tebal 3cm memenuhi syarat sesuai dengan fungsinya.
Sambungan antara papan dan balok harus rapi, rapat dan kuat.
4) Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan
dengan gambar. Kalau ada yang berubah posisinya segera
dibetulkan.
e. Pengecoran
1) Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin direksi Bagian
Kegiatan dan Pengawas.
2) Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.
3) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai harus
dimintakan persetujuan dari pengawas seperti ukuran yang telah
tercantum diatas.
4) Pengadukan minimal 5 menit setelah semua bahan-bahan masuk
kedalam drum pengaduk. Setelah selesai pengadukan, adukan
beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
5) Adukan beton harus sudah dicor sebelum waktu 10 (sepuluh)
menit setelah pengadukan dengan air dimulai.
f. Test Mutu Beton
Test mutu beton harus dilakukan pelaksana dengan diawasi direksi
lapangan. Pelaksana harus menyiapkan segalanya agar semua
proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi dengan
baik dan mudah selama periode pelaksanaan pembangunan/proyek
berlangsung. Semua prosedur pengambilan sample harus sesuai dan
mengikut ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.

1) Benda uji yang dipergunakan bisa berupa kubus 15x15x15cm atau


silinder, dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi
sehingga didapat benda uji yang sempurna.
2) Pengujian beton yang dilakukkan adalah meliputi test kekuatan
(crushing test)
3) Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan
pengecoran. Nilai Slum test tercapai sebagai mana dalam PBI
1971.
4) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak
tercapainya mutu yang disyaratkan, maka direksi lapangan berhak
untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut : pembongkaran
hasil pengecoran yang tidak sesuai persyaratan dan pelaksana
harus menggantinya sesuai spesifikasi yang dimaksud dan
merupakan tanggung jawab pelaksana.
5) Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran,
pekerjaan perbaikan dan pekerjaan pembuatan kembali kontruksi
beton sepenuhnya menjadi beban kontraktor / pelaksana.
6) Pada penggunaan adukan beton ready mix, Penyedia harus
mendapat ijin lebih dahulu dari direksi lapangan dengan terlebih
dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplyer untuk beton
ready mix tersebut. Dalam hal ini kontraktor/pelaksana tetap
bertanggung jawab penuh dengan adukan yang disupply benar-
benar memenuhi syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin
homogenitas dan kwalitas yang continue pada setiap pengiriman.
Segala test kubus yang harus dilakukan dilapangan harus tetap
dijalankan sesuai PBI 1971, dan Direksi lapangan akan menolak
supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua
resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut diatas
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
7) Pembongkaran ; Pembongkaran semua cetakan beton harus
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.
G. Metoda pengujian kekuatan tekan mortar
semen Portland untuk pekerjaan sipil
1. BAB I DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud

Metoda ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk


melakukan pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland untuk
pekerjaan sipil.

1.1.2 Tujuan

Tujuan metoda ini adalah untuk mendapatkan nilai kekuatan tekan


mortar pada umur tertentu yang digunakan untuk menentukan mutu
semen Portland.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan pegujian, ketentuan


ketentuan, cara pengujian dan laporan hasil pengujian kekuatan
mortar semen Portland dengan menggunakan benda uji khusus
dengan ukuran 5 cm.

1.3 Pengertian

Yang dimaksud dengan :


1) Kekuatan tekan mortar semen Portland adalah gaya maksimum
per satuan luas yang bekerja ada benda uji mortar semen Portland
berbentuk kubus dengan ukuran tertentu serta berumur tertentu;
2) Gaya maksimum adalah gaya yang bekerja pada saat benda uji
kubus pecah;
3) Mortar semen Portland adalah campuran antara pasir kwarsa, air
suling dan semen Portland dengan komposisi tertentu;
4) Pasir kwarsa adalah pasir yang mengandung mineral sillka > 90%,
serta memenuhi persyartan standar ASTM No.C 190;
5) Air suling adalah air yang diperoleh dari hasil proses penyulingan
air.

BAB II Persyaratan Pengujian

2.1 Jumlah Contoh

Ikhwal yang dipersyaratkan, sebagai berikut :


1) Jumlah contoh semen Portland yang diperlukan untuk pengujian
kekuatan tekan mortar ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku;
2) Jika suatu pekerjaan akan menggunakan lebih dari satu tipe
semen, maka untuk setiap tipe semen yang digunakan harus
dilakukan pengujian kekuatan tekan mortar;
3) Pengambilan contoh contoh untuk setiap tipe semen dilakukan
secara acak berdasarkan ketentuan yang berlaku;
4) Berat volume setiap contoh ditetapkan sesuai dengan jumlah
benda uji;
5) Jumlah benda uji yang harus dibuat ditentukan sesuai dengan
umur benda uji;

2.2 Pengelolaan Contoh

Pengelolaan contoh harus mengikuti peraturan, sebagai berikut;


1) Setiap contoh harus diberi label yang lebih jelas, sehingga contoh
dapat diketahui dengan jelas;
2) Label contoh harus memuat :
(1) Contoh nomor;
(2) Tipe semen;
(3) Asal pabrik;
(4) Jumlah contoh;
(5) Nama teknisis yang mengambil contoh;
(6) Tanggal pengambilan contoh;
3) Benda uji setiap contoh juga harus diberi label yang jelas,
meliputi :
(1) Nomor contoh dan nomor benda uji;
(2) Tanggal pembuatan benda uji;
4) Contoh semen harus disimpan di tempat yang kering, sehingga
dapat dihindari kemungkinan terjadinya perubahan kondisi dan sifat
semen.

2.3 Sistem Pengujian

Ikhwal pengujian, yaitu


1) Pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland dilakukan secara
ganda (duplo);
2) Umur benda uji ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
jika tidak ada ketentuan lain, benda dapat di uji setelah mencapai
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari;
3) Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir
laboratorium yang memuat :
(1) Identitas benda uji dan contoh;
(2) Tanggal pengujian;
(3) Penanggung jawab penguji;
(4) Pencatatan data pengujian;
(5) Nama laboratorium dan identitas penguji.
4) Hasil pengujian harus ditanda tangani oleh penanggung jawab
pengujian.

BAB III Ketentuan Ketentuan

3.1 Benda Uji

Benda uji memenuhi ketentuan ketentuan, di bawah ini :

1) Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran sisi 5 cm dibuat dan mortar
campuran semen Portland, pasir kwarsa, dan air suling dengan komposisi
tertentu;
2) Untuk pembuatan 6 benda uji diperlukan bahan sebagai berikut :

(1) Semen Portland 500 gram;

(2) Pasir kwarsa 1.375 gram;

(3) Air suling 242 ml.

3) Pasir kwarsa yang digunakan harus memenuhi pesyaratan standar pasir


Ottawa ASTM No.: C 190;

4) Radar air optinium mortar yang digunakan untuk membuat benda uji
ditetapkan berdasarkan hasil pengujian meja leleh.

3.2 Peralatan

Peralatan untuk pengujin kekuatan tekan mortar, terdiri dari :

1) Mesin pengaduk Standar ASTM C 305 yang kecepatan perputarannya


dapat diatur, dilengkapi dengan pengaduk kapasitas 2500 cc, lihat gambar
1.
2) Meja leleh lengkap Standar ASTM C-230 dengan cincin leleh dibuat dari
baja 55 HRB, lihat gambar 2.
3) Cetakan benda uji berbentuk kubus dengan panjang sisi 5 cm, dibuat dari
baja HRB harus kedap air, (lihat GAMBAR 3)

4) Timbangan kapasitas 2000 gram dengan ketelitian 0,1 gram;

5) Gelas ukur kapasitas 500 ml dengan ketelitian 2 ml;

6) Stop watch;

7) Alat pemadat;

8) Sendok perata;

9) Mistar dari baja panjang 20 cm, dengan ketelitian 1 mm;

10) Lemari lembab dengan derajat kelembaban 90%;

11) Mesin tekan dengan bidang tumpuan dari baja 60 HRB.

3.3 Perhitungan

Rumus rumus yang dugunakan untuk perhitungan adalah

1) Kekuatan tekan mortar dihitung dengan rumus :


Dimana

m = kekuatan tekan mortar, MPA


Pmaks = gaya tekan maksimum, N
A = luas penampang benda uji, nm2

Untuk benda uji kubus dengan panjang sisi 50 mm, maka A = 2500 mm 2
Dimana :

m = berat isi mortar, kg/ml


Bm = berat benda uji, kg
V = volume benda uji, ml

Untuk benda uji kubus dengan panjang sisi 50 mm, maka V-125 ml.

BAB IV Cara Uji

Pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland dilakukan melalui tahap


pekerjaan, sebagai berikut :

1) Tuangkan 242 cc air suling ke dalam mengkok pengaduk, kemudian


masukan pula perlahan lahan contoh semen sebanyak 500 gram, biarkan
kedua baan dalam mangkok pengaduk selama 30 detik;
2) Aduklah campuran air suling dan semen dengan menggunakan mesin
pengaduk selama 30 detik; kecepatan putaran mesin pengaduk adalah 1405
putaran per menit;
3) Siapkan pasir kwarsa sebanyak 1375 gram; masukan sedikit demi sedikit ke
dalam mangkok yang berisi campuran semen-air suling sambil diaduk dengan
kecepatan yang sama dalam 30 detik; setelah itu pengadukan diteruskan
selama 30 detik dengan kecepatan pengadukan 28510 putaran per menit;
4) Pengadukan dihentikan, bersihkan motornya yang menempel di bibir dan
bagian atas mangkok pengaduk selama 15 detik, selanjutnya mortar dibiarkan
selama 75 detik dalam mangkok pengaduk yang ditutup;
5) Ulang kembali pengadukan selama 60 detik dengan kecepatan pengadukan
25810 putaran per menit;
6) Lakukan percobaan leleh dengan cara, sebagai berikut :

(1) Letakan cincin leleh di atas meja leleh, lalu diisi dengan mortar sampai
penuh; pengisian dilakukan dalam 2 lapis, setiap lapis harus didapatkan 20 kali
dengan alat pemadat;
(2) Ratakan permukaan atas mortar dalam cincin leleh dan bersihkan mortar
yang menempel di bagian luar cincin leleh;
(3) Angkatlah cincin leleh perlahan lahan, sehingga di atas meja leleh
terbentuk mortar berbentuk kerucut terpancung;
(4) Getarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik, dengan tinggi jatuh
in (12,7 mm)
(5) Ukurlah diameter mortar diatas meja leleh minimal pada 4 tempat yang
berlainan, lain hitung diameter rata rata (d) mortar tersebut;

7) Ulangi pekerjaan 1) sampai dengan 6) dengan mortar baru & beberapa


variasi kadar air, sehingga diperoleh diameter rata rata d r sama dengan 1,00
1,15 kali diameter semula ds;
8) Setelah tercapai dr = 1,00 1,15 kali d s, pekerjaan selanjutnya dilanjutkan
dengan mencetak benda uji dengan urutan sebagai berikut :

(1) Aduk kembali mortar di dalam mangkok pengaduk dengan kecepatan


pegadukan 28510 putaran per menit selama 15 detik;
(2) Masukan mortar kedalam cetakan kubus; pengisian cetakan dilakukan
sebanyak 2 lapis dan setiap lapis harus dipadatkan 32 kali dengan 4 kali
putaran dalam 10 detik; konfigurasi pemadatan seperti tercantum pada
GAMBAR 4; pekerjaan pencetakan benda uji, harus sudah dimulai dalam waktu
paling lama 2 menit setelah pengadukan semula (butir 5);

(3) Ratakan permukaan atas kubus benda uji dengan menggunakan sendok
perata;
(4) Simpan kubus kubus benda uji dalam lemari lembab selama 24 jam;
(5) Setelah itu bukalah cetakan dan redamlah kubus kubus benda uji dalam
air bersih sampai saat pengujian kuat tekan dilakukan;

9) Bila dibuat campuran mortar dulpo untuk benda uji tambahan, percobaan
leleh ditiadakan dan mortar dibiarkan dalam mangkok pengaduk selama 75
detik tanpa ditutup, selanjutnya mortar yang menempel di bibir & bagian atas
mangkok di bersihkan dalam waktu 15 detik; kemudian mortar diaduk kembali
untuk mencetak benda uji, sesuai urutan dalam butir 8;
10) Pada umur yang telah ditentukan, lakukan pengujian kekuatan tekan
terhadap benda uji itu dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
(1) Angkatlah benda uji dan tempat peredaman, kemudian permukaannya
dikeringkan dengan cara di lap dan dibiarkan selama 15 menit;
(2) Timbanglah kubus benda uji, lalu cacat berat benda uji itu;
(3) Letakan benda uji pada mesin penekan; tekanlah benda uji itu dengan
penambahan besarnya gaya tetap sampai benda uji itu pecah. Pada saat
pecah, catatlah besarnya gaya tekan maksimum yang bekerja.

11) Hitunglah berat isi benda uji dengan rumus 3.3.2 serta kuat tekan
dengan rumus 3.3.1 selanjutnya hitung nilai rata rata berat isi dan
kekuatan tekan benda uji.

BAB V Laporan Uji

Laporan uji kekuatan tekan mortar semen Portland harus mencantumkan :

1) Identitas contoh :

(1) Nomor contoh;

(2) Tipe contoh;

(3) Asal semen;

(4) Proyek yang akan menggunakan;

2) Laboratorium dan identitas yang melakukan pengujian:

(1) Nama teknisi penguji;

(2) Nama penanggung jawab;

(3) Tanggal pengujian;

3) Hasil pengujian;

4) Kelainan dan kegagalan selama pengujian;

5) Rekomendasi dan saran saran.

Lampiran A lain lain

H. SPESIFIKASI MORTAR UNTUK PEKERJAAN PASANGAN


1. Ruang Lingkup.
1.1 Spesiflkasi ini mencakup mortar yang digunakan dalam pekerjaan
pasangan baik
bertulang maupun tidak bertulang. Terdapat 4 (empat) tipe mortar yang
tercakup dalam
setiap spesifikasi berikut ini :
1) spesifikasi berdasarkan proporsi, dan
2) spesifikasi berdasarkan sifat
1.2 Spesifikasi yang berlaku tergantung dari persyaratan yang diminta.
1.3 Bila dalam perjanjian dengan pihak pengguna tidak disyaratkan
spesifikasi proporsi atau
spesifikasi sifat, maka yang berlaku adalah spesifikasi proporsi, kecuali bila
data yang
disajikan dapat diterima oleh pembuat persyaratan dan menunjukkan bahwa
mortar tersebut
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi sifat.
2. Acuan.
2.1 Standar Nasiunal Indonesia (SNI) :
SNI 03-2097-1991 : Syarat Mutu dan Cara Uji Kapur Bangunan
SK SNI M III- l990-03 : Metode Pengujian Kekuatan Tekan Adukan/Mortar
Semen
Hidrolik (dengan menggunakan benda uji kubus 50 mm)
SK SNI S 02-1994-03 : Spesifikasi Agregat untuk Pekerjaan Pasangan.
SNI 15-2049-1994 : Syarat Mutu dan Cara Uji Semen Portland.
SNI 15-3500-7993 : Metode Pengujian Kuat Lentur Dinding Pasangan Bata
Merah.
2.2. Standar ASTM
ASTM C 270-92a : Standard Specification for Mortarfor Unit Masony.
ASTM C 91 : Specification for Masonry Cement.
ASTM E 514 : Test Method for Water Penetration and Leakage Through
Masonry.
ASTM E 51 : Test Method for Flexural Bond Strength of Masonry.
ASTM C 305 : Practice for Mechanical Mixing of Hydraulic Cement Paste
and Mortar of Plastic Consistency
ASTM C 207-91 : Standard Specification for Hydrated Line for Masonry
Purposes.
ASTM C 780 : Test Methods for Preconstrucsion and Construcsion
Evaluation of Mortar for Plain and Reinforced Masonry.
ASTM C 144 : Specification for Aggregate for Masonry Mortar.
3. Persyaratan.
3.1. Spesifikasi proporsi.
Mortar yang memenuhi ketentuan spesifikasi proprosi harus terdiri dari
bahan bersifat
semen, agregat, dan air yang seluruhnya harus memenuhi persyaratan butir
4 dan
persyaratan proporsi menurut Tabel 1.
Kecuali dinyatakan lain, baik mortar semen-kapur atau mortar semen
pasangan dapat
digunakan. Bila dipersyaratkan jenis mortar yang kekuatannya lebih rendah,
maka mortar
dengan kekuatan lebih tinggi tidak boleh digunakan sebagai pengganti tanpa
diketahui sifatnya.
Keterangan yang dimaksud dengan tipe-tipe mortar.
1) Mortar tipe M adalah mortar yang mempunyai kekuaten 17,2 MPa
menurut Tabel
2, yang dibuat dengan menggunakan semen pasangan tipe N atau
kapur semen
dengan menambahkan semen portland dan kapur padam dengan komposisi
menurut Tabel 1.
2) Mortar tipe S adalah mortar yang mempunyai kekuatan 12,5 MPa
menurut Tabel
2, yang dibual dengan menggunakan semen pasangan tipe S atau
kapur semen
dengan menambahkan semen portland dan kapur padam dengan komposisi
menurut Tabel 1.
3) Mortar tipe N adalah mortar yang mempunyai kekualan 5,2 MPa
menurut Tabel2,
yang dibuat dengan menggunakan semen pasangan tipe N atau kapur
semen
dengan menambahkan semen portland dan kapur padam dengan komposisi
menurut Tabel 1.
4) Mortar tipe O adalah mortar yang mempunyai kekuatan 2,4 MPa,
menurut Tabel
2, yang dibuat dengan menggunakan semen pasangan tipe N atau
kapur semen
dengan menambahkar semen portland dan kapur padam dengan komposisi
menurut Tabel l.
5) Penggunaan ketiga tipe untuk konstruksi pasangan dapat
menggunakan jenis
mortar yang direkomendasikan menurut Tabel 3 dilampiran.
Keterangan Semen Pasangan
1) Semen pasangan tipe N adalah semen pasangan yang digunakan
dalam
pembuatan mortar tipe N menurul Tabel 1 tanpa penambahan lagi semen
atau
kapur padam, dan dapat digunakan untuk pembuatan mortar tipe S atau tipe
M
bila semen portland ditambahkan dengan komposisi menurut Tabel 1.
2) Semen pasangan tipe S adalah semen pasangan yang digunakan
dalam
pembuatan mortar tipe S tanpa penambahan lagi semen atau kapur padam,
dan dapat digunakan untuk pembuatan mortar tipe S atau tipe M bila semen
portland ditambahkan dengan komposisi menurut Tabel 1.
3) Semen pasangan tipe M adalah semen pasangan yang digunakan
dalam
pembuatan mortar tipe M tanpa penambahan lagi semen atau kapur padam.
3.2. Spesifikasi Sifat.
Mortar yang memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini harus didasarkan
pada hasil
pengujian terhadap mortar yang disiapkan di laboratorium sesuai butir 5 dan
butir 6.2.
Mortar yang disiapkan di laboratorium harus terdiri dari suatu campuran
bahan pengikat
bersifat semen, agregat dan air yang seluruhnya harus memenuhi
persyaratan bahanbahan
dalam butir 4 dan sifat-sifatnya harus memenuhi persyaratan mortar dalam
Tabel 2.
3.2.1 Kecuali untuk jumlah air pencampurnya, proporsi campuran yang
disiapkan di
laboratorium dan memenuhi ketentuan spesifikasi ini, tidak boleh diubah.
Bahan--
bahan yang sifat-sifat fisiknya berbeda tidak boleh dipakai tanpa dilakukan
pengujian ulang dan memenuhi persyaratan sifat-sifat mortar.
3.2.2 Sifat-sifat mortar yang disyaratkan dalam Tabel 2 adalah untuk
mortar yang
disiapkan di laboratorium dengan jumlah air penyampur yang memberikan
kelecakan (flow) (110 5)
Jumlah air ini tidak cukup untuk menghasilkam mortar dengan kelecakan
yang
sesuai untuk pekerjaan pasangan di lapangan. Mortar yang akan digunakan
di
lapangan harus dicampur lagi dengan maksimum jumlah air yang sesuai
dengan
kemudahan pengerjaannya, sehingga cukup untuk memenuhi penyerapan
awal dari
bahan/ komponen konstruksi pasangan.
3.2.3 Sifat-sifat mortar yang disiapkan dilaboratorium dengan
kelecakan (110 5) %
sebagai mana disyaratkan dalam spesifikasi ini dimaksudkan untuk
memperkirakan
besarnya kelecakan dan sifat-sifat dari mortar yang disiapkan untuk
pekerjaan di
lapangan setelah digunakan agar supaya penyerapan air dari komponen
konstruksi
pasangan terpenuhi
3.2.4 Sifat-sifat mortar yang dipersiapkan di lapangan dengan jumlah
air lebih banyak,
sebelum digunakan pada pekerjaan konstruksi pasangan, akan berbeda
dengan
persyaratan sifat-sifat seperti dalam Tabel 2. Dengan demikian, persyaratan
sifatsifat
dalam Tabel 2 tidak dapat dipakai sebagai persyaratan untuk pengawasan
mutu mortar di lapangan. Untuk tujuan ini, dapat dipakai metode pengujian
ASTM C
780.
Keterangan :
a. Hanya untuk mortar yang dipersiapkan di laboratorium (Lihat butir 3.2.2
sampai
dengan 3.2.4)
b. Bila terdapat tulangan struktur dalam mortar kapur semen, maka kadar
udara
maksimum harus 12 %.
c. Bila terdapat tulangan struktur dalam mortar semen pasangan, maka
kadar udara
maksimum harus 18 %
4. Bahan-Bahan.
Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan mortar harus memenuhi
ketentuan yang
disyaratkan dalam butir 4.1 sampai dengam 4.4.
4.1 Bahan-bahan pengikat bersifat semen
Bahan-bahan pengikat bersifat semen harus memenuhi spesifikasi dalam SNI
atau ASTM
sebagai berikut:
1) Semen Portland : SNI 15-2049-1994
2) Semen Portland Campur : SNI 15-3500-1993
3) Semen Portland Pozolan : SNl 15-0302-1994
4) Semen Pasangan (Masonry Cement) : ASTM C 9 1.
5) Kapur Tohor: SNI 03-2097-1991.
6) Kapur Padam : SNI 03-2097-1991.
4.2. Agregat : SK SNI S-02-1994-03
4.3. Air.
Air harus bersih dan bebas dari sejumlah minyak, asam, alkali,garam, zat
organik atau
zat/bahan lainnya yang merusak mortar atau semua logam yang terdapat di
dinding.
4.4. Bahan Tambahan.
Bahan-bahan tambahan seperti bahan pewarna, bahan pembentuk,
gelembung udara,
pemercepat atau pemerlambat reaksi, penolak air, dan bahan tambahan
lainnya tidak
boleh ditambahkan ke dalam mortar kecuali ditentukan persyaratannya. Bila
dalam
dokumen kontrak senyawa kalsium khlorida dicantumkan secara jelas, maka
dapat
digunakan sebagai bahan pemercepat pengerasan dengan jumlah
maksimum 2 % dihitung
terhadap berat kadar semem portland atau 1% terhadap berat semen
pasangan atau
persentase dari keduanya dalam mortar yang bersangkutan. Jika
diperbolehkan
menggunakan kalsium khlorida, maka penggunaannya harus dilakukan
secara berhati-hati,
karena senyawa tersebut dapat merusak logam dan beberapa bahan lapis
penutup
dinding.
5. Metode Pengujian.
5.1. Proporsi campuran bahan untuk benda uji.
Mortar yang dibuat di laboratorium yang dipergunakan untuk menentukan
sifat-sifat
menurut spesitikasi ini harus berisi bahan-bahan konstruksi dalam susunan
campuran
yang ditetapkan dalam spesifikasi proyek. Semua pasir untuk pembuatan
mortar
dilaboratorium harus dikeringkan dalam oven dan didinginkan sampai
Temperatur ruang.
Timbang sebanyak 2500 g pasir untuk setiap kali pencampuran mortar yang
akan
dipersiapkan dilaboratorium, dimana volume ini cukup untuk pengujian
retansi air dan
pembuatan 3 buah contoh uji berbentuk kubus bersisi 5 cm untuk uji kuat
tekan.
Tambahkan sejumlah air untuk mendapatkan kelecakan 110 5%. Ubah
proporsi
campuran berdasarkan volume menjadi berdasarkan berat dengan
menggunakan faktor
pengubah (konversi) untuk sekali campuran sebagai berikut :
Faktor pengubah : 2500/(1400 kali campuran volume pasir)
Keterangan 2500 : berat pasir, g
1400 : bobot isi pasir, g/L
Contoh perhitungan seperti lampiran A.
5.2. Pencampuran Mortar
Campurkan mortar sesuai dengan petunjuk praktis ASTM C 305.
5.3. Retensi Air.
Tentukan retensi air sesuai ketentuan ASTM C 91, kecuali bahwa mortar yang
dibuat di
laboratorium harus merupakan bahan dan campuran yang sama dengan
yang digunakan
dalam konstruksi.
5.4. Kuat Tekan.
Tentukan kuat tekan sesuai metode pengujian SNI 15-2049-1994. Mortar
harus terdiri dari
bahan-bahan dengan proporsi campuran yang akan dipakai pada konstruksi
dengan
jumlah air pencampur secukupnya sehingga menghasilkan kelecakan (110
5)%.
5.5. Kadar Udara.
Tentukan kadar udara sesuai ketentuan ASTM C 91, kecuali bila perhitungan
kadar udara
harus dilakukan sampai ketelitian 0,1%
6. Aplikasi di Lapangan.
6.1. Penyimpanan Bahan.
Bahan-bahan bersifat semen dan agregat harus disimpan sedemikian rupa
hingga
terhindar dari cemaran bahan lain yang dapat menurunkan kualitasnya.
6.2. Penakaran Bahan.
Metode penakaran bahan untuk mortar yang dipakai pada konstruksi harus
dilakukan
sedemikian rupa hingga campuran bahan mortar dapat dikontrol dan dijaga
secara tepat.
Sebagai pedoman penakaran

Keterangan : 1) Semua kapur tohor harus dipadamkan sesuai petunjuk


pahrik. Semua
pasta kapur, kecuali pasta kapur yang digiling halus, sebaiknya di.saring,
lewat ayakan
no. 20 (850 - m) dan dibiarkan dingin hingga temperatur 267C. Pasta
kapur harus
memiliki berat minimal 1100 kg/m3. Pasta yang beratnya kurang dari nilai ini
boleh
dipakai dalam spesifikasi campuran, jika diberi tambahan pasta yang
dibutuhkan hingga
mencapai berat mininium yang disyaratkan
6.3. Pencampuran Mortar.
Semua bahan bersifat semen dan agregat harus dicampur dengan jumlah air
secukupnya
selama 3 sampai dengan 5 menit dengan menggunakan alat pengaduk
mekanis untuk
menghasilkan mortar yang mudah dikerjakan. Pencampuran mortar dengan
tangan
diperbolehkan bila ada ijin tertulis dari pihak yang menentukan persyaratan
dengan
memberikan prosedur cara pencampuran yang dimaksud.

6.4. Pemeliharaan Kelecakan.


Mortar yang telah mulai mengeras harus diaduk kembali dengan tangan
untuk
mempertahankan kelecakannya, dan mortar yang telah mencapai lebih dari
2,5 jam sejak
dicampur air tidak boleh dipakai lagi.
7. Batasan Penggunaan Spesifikasi.
7.1. Spesifikasi ini tidak berlaku untuk menentukan kekuatan mortar
melalui pengujian
lapangan.
7.2. Untuk mengevaluasi mortar sebelum dan atau pada saat
konstruksi dilaksanakan, baik
untuk komponen konstruksi pasangan dengan tulangan atau tanpa tulangan,
dapat dipakai
Metode Uji ASTM C 780.

6) PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


a. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah:
1) Pasangan dinding bata 1/2 bata dan segala sesuatu yang nyata
termasuk pekerjaan ini.
2) Plesteran dinding bata
3) Plesteran permukaan beton
b. Bahan yang dipakai adalah:
1) Bata merah bermutu baik, pembakaran sempuma, bebas dari
cacat dan retak, minimum belah menjadi 2 bagian produk lokal
dan memenuhi persyaratan dan bahan PUBBI 1983.
2) Pasir harus bersih, tajam den bebas lumpur tanah hat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pasanganm, untuk itu
pasir yang akan dipakai lewat ayakan dengan diameter lubang
sebesar 10 mm
3) Pasir pasang diambil dari penambangan terdekat, Pasir Beton
diambil dari Muntilan atau tempat yang terdekat yang kualitasnya
memenuhi.
4) Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I.8 tipe I
menurut ASTM dan memenuhi S 400 Standart Portland Cement.
c. Adukan/Campuran
Adukan trasraam 1Pc: 3Ps dilaksanakan untuk:

1) Semua pemasangan bata setinggi 30 cm di atas sloof di atas


lantai pada semua dinding yang berhubungan dengan air, misal
Km/Wc setinggi 150cm atau sesuai petunjuk Direksi.
2) Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta
tempat - tempat lainnya yang diperiukan seperti pasangan
dinding yang dimaksud.
3) Plesteran dinding yang masuk ke dalam tanah, seluruhnya
pasangan trasraam, plin plesteran, aferking beton dan
seluruh pasangan bata 1Pc:3Ps. Seperti tersebut diatas.
4) Adukan 1Pc : 5Psr dilaksaakan untuk pasangan dinding dan
plesteran yang tidak transraam seperti tercantum di atas.
d. Pelaksanaan pekerjaan dinding bata 1/2 batu
1) Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass
balk arah vertikal maupun horisontal. Setiap 8 baris bata harus
di pasang anker besi dari kolom. Pelaksanaan pasangan dinding
bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.
2) Semua siar di permukaan dinding baru harus dikerok
sedalam 1 cm agar plesteran dapat lebih merekat. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai harus dalam keadaan
basah.
3) Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari
dinding tembok setelah diplester adalah 15mm s/d
20mm(jumlah tebal ptesteran dalam + tebal pasangan bata +
tebal plesteran luar).
4) Dinding di atas plafond diplester
5) Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasanga tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
6) Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk
pekerjaan plesteran acian halus.
7) Kecuali untuk beraben, permukaan semua aduk plesteran harus
diratakan.
8) Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci
halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat,
tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
9) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
dibasahi tertebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam
kurang lebih 1 cm.
10) Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa berkisting
kemduian dikerek/scratched
11) Semua lubang-lubang pengikat bekisting ("formtie") harus
tertutup plesteran.
12) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenakan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa yang ada diseluruh dinding
bangunan.
13) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) di atas .permukaan plesteran.
14) Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/matertal
akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis
horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih balk terhadap
bahan/material yang akan digunakan tersebut
15) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenis
pada satu bidang datar diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalam 0,5cm.
16) Untuk permukaan yang datar batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap area 2 m2.
17) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam
Gambar Kerja.
18) Jika ketebatau melebihi 2,5 cm maka diharuskan
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan/dipakukan
kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
19) Untuk Penebalan plesteran beralur di kerjakan setelah
plesteran bata kekerjakan dengan campuran 1Pc:2Psr tanpa di aci
dan ukuran ketebalan 1, 5 cm jarak alur tibul 6cm dan lebar alur
timbul juga 6cm di kerjakan dengan halus dan lurus dengan
bantuan jidar kayu atau propel alluminium.
20) Pemeliharaan
a) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar dan tidak secara tiba-tiba
b) ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat.
c) Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut selama 7 (tujuh)
hari setelah pengacian selesai, Penyedia Jasa harus selalu
menyiram dengan air sekurangkurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
d) Permukaan plesteran yang belum dilapisi acian Penyedia Jasa
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya tanggungan Penyedia
Jasa, tidak dapat diclaim sebagai pekerjaan tambah
e) Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua minggu), cukup
kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut di atas.
21) Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Konsultan/Direksi lapangan, maka Penyedia Jasa
harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh
Konsultan/Direksi Lapangan.
22) Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis
tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dikerjakan secara
sempurna, tegak dan siku sudut bagian luar hendaknya dibuat
tumpul (bulat

23) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak


rata) harus diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diperbaiki
dibobok secara teratur dan plesteran baru harus dibuat rata
dengan sekitarnya.
24) Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah
pekerjaan atap sudah selesai/bangunan sudah terlindungi
terlindungi.
25) Bilamana diperlukan pemasangan pipa/alat-alat yang ditanam
pada dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya. Pahatan
tersebut setelah pipa terpasang harus ditutup dengan plesteran
yang dilaksanakan secara sempuma.
7) PEKERJAAN ATAP
a. Pemasangan rangka atap baja ringan
Rangka atap Kuda-kuda usuk dan reng menggunakan konstruksi baja
ringan Prefabrikasi atau (dengan menyertakan brosur fabrikasi).
Mutu baja (Steel Grade) G550, Tegangan leleh minimum (minimum
Yield Strength) 550MPa, Tegangan tarik (UltimateTensile Strength)
550 MPa, Modulus Elastis 200.000 MPa, Modulus Geser 80.000 MPa.

Persyaratan Umum :

Setiap jenis baja ringan prefabrikasi yang dihasilkan oleh pabrik baja
ringan dapat dipakai sepanjang pabrik baja ringan tersebut
mempunyai standart mutu dan jenis baja ringan, sesuai dengan
yang berlaku. Bilamana diperlukan Penyedia Jasa wajib menyerahkan
sertifikat prefabrikasi atas baja ringan yang digunakannya telah
memiliki akreditasi, legalitas dan menyerahkan hasilnya kepada
pengawas.

Mutu baja ringan yang dipakai menurut Gambar rencana atau


petunjuk dari pengawas.

1) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengukuran bentang ring balok tumpuan
dilapangan (sebelum fabrikasi kuda-kuda), desain kuda-kuda,
pembuatan kuda-kuda dengan alat sambung steel fix,
pengangkurtan (delivery) kuda-kuda dan kebutuhan bahan
dilapangan dan pemasanganselurug rangka kuda-kuda sampai
siap dipasangi bahan penutup atap yang digunakan.

2) Pra Pelaksanaan
Tukang yang dipekerjakan harus dari tenaga ahli pada bidangnya
dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai petunjuk
Pengguna Anggaran.

Setiap pekerjaan yang diperiksa dan ternyata cacat atau tidak


sesuai dengan gambar rencana dapat ditolak, dan bila terjadi
demikian hanrus segera diperbaiki.

Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan meliputi, Struktur


rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat) dan
angkur ke ring balok berupa dynabolt, conector antara kuda-kuda
dengan top plate, pekerjaan struktur pengaku (bracing) dan
pekerjaan reng sesuai kebutuhan jenis penutup atap rencana.

3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Sebelum pekerjaan atap dilakasanaka Pembuatan dan
pemasangan bahan baja ringan yang digunakan untuk rangka
kuda-kuda dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar desain yang sesuai standard an spesifikasi
fabrikasi baja tersebut.
b) Perakitan kudan-kuda dilakukan di workshop dengan mesin
perakit dengan alat sambung self drilling screw.
c) Penanganan, penyimpanan, pengiriman dan pemasangan
kuda-kuda harus dilakuakan dengan cara tertentu untuk
menghindari kerusakan kuda-kuda.
d) Penanganan dan pemasangan kuda-kuda harus sesuai
berdasarkan gambar Layut kuda-kuda, gambar detail bracing,
serta gambar detail pelaksanaan.
e) Penambatan kuda-kuda ke top plate/murplat menggunakan
alat sambung multi grip untuk menahan gaya vertical dan
horizontal, top plate/murplate harus diangkur ke struktur ring
balok tumpuan kuda-kuda dengan Dynabolt.
f) Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang secara benar
sesuai desain sehingga system rangka natap dapat bekerja
secara bersama sama (as an integral structure)
g) Semua detail sambungan harus dipasang sesuai dengan
gambar kerja
h) Pemasangan reng sesuai dengan penutup atap yang dipakai
untuk bangunan tersebut
i) Dimensi bahan ketebalan baja ringan minimal 0,75 mm
untuk balok tarik & kaki kuda-kuda dan Cremona/jari-jari
kuda-kuda sesuai perhitungan yang di tentukan oleh
fabrikasi.

b. Pekerjaan penutup atap


Lingkup pekerjaan atap meliputi :

1) Pemasangan penutup atap dengan genteng morando, soka


kebumen dan KIA, dan bubungan dengan bubungan genteng
sejenis, sebelum pemasangan penutup atap rangka atap telah
disiapkan dengan mutu kualitas baik atas persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.
2) Sebelum pelaksanaan dimulai, Penyedia Jasa diwajibkan
memeriksa gambar kerja tarmasuk lapisan-apisan isolasi seperti
yang dinyatakan dalam gambar, serta malakukan pengukuran-
pengukuran setempat.
3) Penyedia Jasa dasar gambar pelaksanaan diwajibkan
menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain,
pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang belum/tidak
tarcakup dalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan
pabrik.
4) Penyimpanan atap genteng disimpan dalam keadaan tetap
kering, tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan
sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap.
5) Penyimpanan di tempat terbuka genteng harus terlindungi
dengan terpal atau plastik untuk mencegah agar air
hujan/embun tidak masuk ke dalam celah-celah tumpukan
genteng. Air yang sempat masuk ke dalam celah tersebut
dapat memberikan carat terhadap permukaan genteng
akibat kondensasi.
8) PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond
Gybsum rangka hollo dan Calsiboard/GRC seperti dan sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

Spesifikasi Bahan untuk plafond dalam ruangan

1) Jenis : Gybsumboard ( Elephant, Dinogyps, Jaya Board )


2) Tebal : 9 mm
3) Rangka : hollo galvanis 2/4 dan 4/4 Spesifikasi Bahan untuk
plafond luar ruangan
1) Jenis : Calsiboard ( Elephant, Dinogyps, Jaya Board )
2) Tebal : 4 mm
3) Rangka : hollo galvanis 2/4 dan 4/4
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Pada pekerjaan plafond rangka besi holow harus dilaksanakan
oleh tukang khusus/spesialis dan perlu diperhatikan adanya
pekerjaan lain sangat berkaitan.
2) Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang
terletak di atas plafond harus sudah terpasang dengan sempuma
antara lain elektrikal dan perlengkapan instalasi lain yang
diperlukan.
3) Apablia pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam
Gambar Rencana Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu
pada gambar instlasi yang lain.
4) Rangka penggantung plafond metalfuring harus sesuai dengan
pola Gambar Kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana,
rangka yang datar harus rata.
5) Rangka panel memakai suspension yang terdiri dari Metal furing
yang ditutup dengan cat ulang
6) Finishing plafond adalah cat plafont.
9) INSTALASI LISTRIK
a. Persyaratan Teknis
1) Umum
a) Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini
meliputi : Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik
sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
b) Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian
yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam
gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
c) Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia/Peraturan PLN
edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan yang
berlaku pada daerah setempat dan standard-standard / kode-
kode lainnya yang diakui.
2) Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan
a) Instalasi distribusi dari MDP ke panel-panel penerangan dan
daya.
b) Testing dan Commisioning peralatan
3) Klausal Yang Disebutkan
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian / bab /
gambar yang lain maka ini harus diartikan bukan untuk
menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk lebih
menegaskan masalah-masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi teknis,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mampunyai bobot yang paling tinggi.
4) Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelacaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari
seluruh bagian yang terlihat dalam kegiatan proyek ini. Seluruh
aktifitas yang menyangkut di dalam proyek harus dikoordinasi
lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya
dapat dihindarkan. Melokalisasi memperinci persetujuan Direksi
Pengawas
5) Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Penyedia Jasa harus
menyertakan/melampirkan Daftar Material yang lebih terperinci
dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus
disebutkan pabrik, merk, manufactur, type, lengkap dengan
brosur/katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu
penawaran ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap, tidak
boleh sebagian-sebagian.
6) Contoh
Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh
material untuk mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh
biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
7) Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus sesuai dengan sebenarnya
dan proteksi secara memadai oleh Penyedia Jasa, sebelum
selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa
garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan
proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi
pada proyek.
8) Pengetesan
Penyedia Jasa harus melakukan seluruh pengetesan seperti
disebutkan dan harus melakukan percobaan seperti operasi
sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan
material dan cara kerjanya peralatan yang mengalami
kerusakan/cacat/salah harus diganti/dibetulkan dan percobaan
diulangi. Seluruh pengabelan instalasi keur Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan PLN bagi
pemasang sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung
atas beban Penyedia Jasa.
9) Peraturan Hak Paten
Penyedia Jasa harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua
klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena bencana,
dalam hubungan dengan merk dagang atau merk produksi, hak
cipta, pada semua material, peralatan yang dipergunakan dalam
proyek.
10) Kebersihan
Penyedia Jasa harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan
sisa-sisa material yang tidak dipakai yang diakibatkan oleh
pekerjaannnya dan harus menyelesaikan instalasi secara teratur
serta rapi.

b. Persyaratan Bahan/Material
1) Semua material yang disupply dan dipasang oleh Penyedia Jasa
harus baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di
daerah tropis. Material-material haruslah dari produk dengan
kwalitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-material yang
disebut di bawah ini maka pemilik harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan
surat pengiriman dari dealier/agen/pabrik.
a) Peralatan Lampu:
Lampu Dounlitgh, TL ( Philips, Osram, Chiyoda )
b) Peralatan Instalasi:
Stoop kontak, sakalar ( Brocco, Clipsall, Berker )

2) Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka Penyedia Jasa
wajib mengisi daftar material yang menyebut merk, type, kelas
lengkap dengan brosur/katalog yang turut dilampirkan pada
waktu tender. Tebal daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produkisi
pabrik.

10) PEKERJAAN KOZYN PINTU DAN JENDELA


Lingkup pekerjaan kosen meliputi :
1. Pembuatan kosen pintu, jendela, dengan alumunium silver dengan
ukuran 4 , INDAL, ALCAN, ALEXINDO.
2. Pemasangan alat-alat gantung seperti engsel pintu, kunci tanam
setara Yale (asli) 2 x putar, engsel pintu jendela 3 inchi. Grendel
tanam, kait angin 8 dan handel jendela.
- Setiap pintu dipasang engsel 3 (tiga) buah
- Setiap daun jendela dan bouven dipasang 2 engsel
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Pekerjaan Kosen
a. Untuk semua pekerjaan kosen menggunakan alumunium silver 4
INDAL, ALCAN, ALEXINDO.
b. Penyetelan dijaga agar permukaan tidak cacat, alumunium penyokong
tidak boleh dipasang pada bidang luar dan dipasang sedemikian rupa
sehingga alumunium penyokong mudah dilepas setelah kosen
dipasang kokoh.
c. Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan
bahan lain seperti misalnya tembok, beton serta bahan lain,
sebelumnya harus dimeni sampai rata.
d. Setiap kosen baru yang berhubungan dengan dinding harus diberi
angkur dari besi sebanyak 6 buah untuk kosen pintu dan 4 buah dicor
dengan spesi 1 Pc : 2 Ps : 3 kerikil. Untuk pintu dipasang nout
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 kerikil.
e. Kosen-kosen harus dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak
selama waktu penyetelan sampai pengecatan.
f. Semua kosen pintu /jendela, bouwvenlight sebelum dan sesudah
terpasang harus waterpass.
g. Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah secara teknis, rapi, kuat
serta pada sambungan harus dilem rakol sampai rata.
h. Semua pekerjaan kayu yang kelihatan harus diketam sampai halus dan
rata.
i. Semua ukuran kayu yang tersebut dalam gambar adalah ukuran kayu
jadi setelah mengalami proses pembuatan.
2. Pekerjaan dan pasangan daun pintu /jendela
a. Untuk rangka daun pintu menggunakan kayu Bengkirai kualitas
baikirai.
b. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kosen.
c.Untuk daun pintu panel menggunakan panil Kayu jati dan Bengkirai,
kualitas baik. Konstruksi pelaksanaan sesuai gambar.
d. Kaca yang dipakai kaca bening, tebal sesuai gambar yaitu 5 mm,
semua kaca harus benar-benar datar dan tidak boleh menggelombang.
e. Semua kunci tanam yang digunakan adalah sekualitas merk kuda
terbang (asli) mengunci 2 kali putar. Kunci harus terpasang sedemikian
rupa sehingga kuat, kokoh dan berfungsi dengan baik.
f. Cacat bahan sebelum dan sesudah pemasangan akan ditolak, semua kaca
harus benar-benar rata dan tidak bergelombang.
a. Semua bahan yang belum tercantum tetapi dalam gambar dilukiskan,
maka harus dilaksanakan menurut ketentuan dan bentuknya.
11) PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah

a. Pekerjaan Persiapan
Sebelum didatangkan ke lokasi bahan lantai, Penyedia Jasa harus
menunjukkan terlebih dahulu contoh dari bahan keramik tersebut,
untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan.

Jika dipandang perlu diadakan penukaran atau penggantian bahan,


bahan pengganti harus disetujui Pengawas lapangan berdasarkan
contoh yang diajukan oleh Penyedia Jasa.

Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh


dan tidak cacat.dengan kualitas keramik kelas 1 (kw I).

Hal-hal lain yang harus mendapatkan perhatian adalah penentuan


peil lantai, tanah cukup padat dan rata dan untuk tanah urug
sebelumnya harus dipadatkan dengan alat pemadat dengan
memperhatikan peil finishing yang direncanakan.

Setiap kegiatan dan pemasangan harus dilakukan oleh tenaga ahli


yang berpengalaman dan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut
harus melibatkan peran serta petunjuk dari Pengawas lapangan.

b. Lingkup Pekerjaan dan Bahan Material


Penutup lantai keramik (Asia Tile, IkaD, KIA) dengan ukuran 20x20cm,
dengan ukuran 40x40 cm dan Keramik dinding 20/20 atau sesuai
gambar kerja.

Pekerjaan yang dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong harus


mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
pemimpin proyek/pengawas lapangan. Bahan tersebut harus
disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.

Semua keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah


memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.

c. Adukan
Adukan dengan perbandingan 1pc : 5ps dipakai untuk pemasangan
lantai di atas landasan yang sudah stabil dalam ketebalan adukan
maksimal 5cm.

Untuk pelapis lantai sebelum dipasang keramik lantai dipadatkan


dengan rabat beton memakai adukan beton 1pc:2ps:3kr tebal 5cm
yang sebelumnya di beri pasir uruk tebal 5cm sesuai gambar.

d. Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan


1) Pemasangan lantai keramik di atas pasir urug setebal 5 cm
terlebih dahulu diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan pasir
urug di bawahnya serta ketepatan pada peil yang ditentukan.
2) Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam
dalam air. Pengisian siar-siar harus cukup merata/padat. Setelah
dibersihkan dari kotoran. Perkolotan lantai dapat dilakukan dengan
semen sesuai petunjuk.
3) Pekerjaan lantai yang lurus/waterpass, siarnya tidak lurus
berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya Penyedia Jasa. Lantai yang sudah terpasang harus dipel
dan dibersihkan.
4) Lantai rabat dipasang di atas pasir urug 5cm satu elemen dengan
elemen lainnya harus dipisah. ketebalan rabat/spesi minimal 3cm
atau sesuai gambar dan difinisi dengan pukutan sapu lidi.
5) Pemasangan keramik dengan adukan 1Pc:3Psr dan acian
dipermukaan keramik yang akan ditempel diatas adukan.
12) PEKERJAAN CAT
e. Bahan
1) Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding bata, beton, kayu
yang tampak ter-expose dan plafond dengan bahan cat emulsion
Catylax, Mowilex, Dulux untuk dinding dan untuk kayu digunakan
pelapis cat kayu sekualitas Emco, Nippon, Bee Brand Yunior 1000 .
2) Cat-cat/plamir yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam
keadaan utuh dalam kemasan kaleng, tertera nama
perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh.
3) Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
4) Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu
digunakan merk yang sama dengan merk cat yang dipilih.
5) Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan
penggunaan cat.
6) Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik sesuai bahan
dan ukuran yang diencerkan.
f. Macam Pekerjaan
Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang dinding exterior
dan interior seperti dinyatakan dalam gambar, Pengecatan interior
dan exterior harus dibedakan terutama dari bahan cat yang
digunakan.

g. Cara Pelaksanaan
1). Cat Tembok
Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumya digosok
memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada
tempat yang berlubang sehingga permukaannnya rata dan licin
untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler
minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.

13) LAIN-LAIN
Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus
sesuai yang diminta dalam bestek ini serta harus mendapatkan ijin
dari Pengawas. Penggunaan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam RKS ini akan ditolak atau
dikeluarkan dari lokasi atas perintah Pengawas dan semuanya menjadi
resiko Penyedia Jasa. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan-bahan
yang didatangkan maka pengawas minta penyelesaian pemeriksaaan
pada laboratorium bahan bangunan tersebut maka biaya yang timbul
menjadi tanggungan Penyedia Jasa. Perhitungan volume yang tercantum
dalam BQ adalah ancar-ancar dan Penyedia Jasa harus melakukan
perhitungan kembali. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS
ini yang mana masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini, Penyedia
Jasa harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk, Perintah Direksi, baik
sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-
perubahan didalam Berita Acara Aanwizjing. Hal-hal yang timbul dalam
pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan dibuat Berita Acara yang
disyahkan oleh Pengelola Proyek/Direksi.

GAMBAR

(terlampir)
Konsultan Perencana
CV PRAMBANAN

NGATMIATI, SH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai