SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SUB. KEGIATAN :
REHABILITASI SEDANG / BERAT RUANG KELAS
PEKERJAAN :
REHABILITASI SDN SRUNI 2
LOKASI :
KEC. GEDANGAN – KAB. SIDOARJO
Nama kegiatan : PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Sub kegiatan : REHABILITASI SEDANG / BERAT RUANG KELAS
Pekerjaan : REHABILITASI SDN SRUNI 2
Lokasi kegiatan : KECAMATAN GEDANGAN
PENDAHULUAN
1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Sesuai dengan permen PU 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembangunan
Gedung Negara Lingkup Kegiatan Konstruksi Bangunan Gedung Meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
b. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal
pengadaan bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan
peralatan berat.
c. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
d. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya.
e. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen
pelaksanaan.
f. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat
lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan
pekerjaan, laporan persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat-menyurat.
g. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan ( as built drawings)
yang selesai sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia jasa
manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan konstruksi dan diketahui oleh
penyedia jasa perencanaan konstruksi.
h. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan
konstruksi.
1 PERKERJAAN PERSIAPAN RKS Pasal : 1 • Multiplek 9mm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
• Usuk 4x6 Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
2 PEKERJAAN BONGKARAN RKS Pasal : 2 1. Hasil bongkaran harus ditata sesuai jenis bahan, di
data dan dilaporkan dalam berita acara serah
terima bongkaran
2. Kecuali bongkaran yang tidak bernilai harus
dibuang ke luar lokasi termasuk sampah yang ada
dilokasi.
3 PEKERJAAN TANAH RKS Pasal : 3 • Urugan sirtu bawah lantai Bermutu baik
c. Begisting • Kayu bekisting, Kayu Klas III Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
• Dolken kayu gelam dia 8-10 cm, Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
panjang 4m
• Plywood tebal 9 mm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW 1
• Paku Usuk Mutu SNI
• Minyak Bekisting Mutu SNI
No URAIAN PEKERJAAN RKS KOMPONEN BAHAN MUTU / SPESIFIKASI
7 PEKERJAAN PENUTUP ATAP RKS Pasal : 7 • Penutup atap memakai genteng karang Bambe, Good year, Bisma
pilang KW-1
• Bubungan memakai genteng karang Bambe, Good year, Bisma
pilang KW-1
.
8 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN RKS Pasal : 8 • Keramik lantai : 40x40 KIA, Asia Tile, Platinum
DINDING • Keramik lantai teras : 40x40 rocktile KIA, Asia Tile, Platinum
• Keramik dinding : 20x40 KIA, Asia Tile, Platinum
• campuran : 1pc:3ps
No URAIAN PEKERJAAN RKS KOMPONEN BAHAN MUTU / SPESIFIKASI
9 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT RKS Pasal : 9 • Hollow Galvalume Ukuran 3,5x3,5cm; Kencana Truss, Sakura, Mulcindo
a. Rangka Plafon 1,5x3,5cm tebal 0,3
• Paku Sekrup Mutu SNI ( Mutu Baik )
• Gypsum t. 9 mm Jayaboard, Elephant, Knauf
• Sand paper Mutu SNI
• Paku Sekrup Mutu SNI
b. Penutup Plafon • Paper tape 76 m roll Mutu SNI
• Lis Gypsume type C 14 cm Bermutu Baik ( Lokal )
11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK RKS Pasal : 11 • Kabel NYA 500 Volt 2x2,5mm2 Eterna, Supreme, Kabelindo
• Pipa Conduit PVC 5/8” Clipsal, Panasonic
• Inbouw Doos PVC Mutu SNI
• Fiting Plafon Mutu SNI
• Isolator Broco
• Stop Kontak Broco, Panasonic
• Saklar Tunggal Broco, Panasonic
• Saklar Ganda Broco, Panasonic
• Lampu LED 10 Watt dan LED 12 Watt Phillips
CATATAN :
APABILA TERJADI PERBEDAAN KUALITAS/MERK BAHAN YANG DIURAIKAN DALAM URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS DENGAN SPESIFIKASI BAHAN DIATAS
MAKA SPESIFIKASI TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI/ DIIKUTI
JENIS DAN MUTU BAHAN
Baru
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam/ untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan
bahan bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak
diperbolehkan/ dilarang digunakan.
REFERENSI BAHAN
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987
UDC:699.81:624.04).
BAB II
SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN
Peralatan Kerja
No. Jenis Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Concrete Mixer Kap. Min 0,3 M3 1 Layak fungsi pada saat
kecepatan tanpa beban pelaksanaan
12.000 rpm
UMUM
Pasal 1
1.1. Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk
seluruh bagian pekerjaan Rehabilitasi SDN Seruni 2.
1.2. Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan atas hak paten, lisensi serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia untuk melaksanakan
pekerjaan.
BATASAN / PERATURAN
Pasal 2
Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas
pada Bangunan Umum dan Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
j. SKSNI T-15-1991-03
k. SNI 03 -1729-2002
l. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
m. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.
n. Undang- undang 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
o. Permen PU no 22/PRT/M/2020 tentang pedoman teknis pembangunan gedung negara
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pasal 3
Berdasarkan Permen PU No.21/PRT/M/2019 pada Bab. II Bagian Ke empat Pasal 14 ayat 1 yang tertulis :
Penerapan SMKK dalam tahapan pemilihan Penyedia Jasa oleh Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 huruf a dituangkan dalam dokumen pemilihan dengan menilai RKK sesuai dengan format huruf E
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini; maka ditetapkan pekerjaan rehab SDN Sruni 2 dengan katagori identifikasi bahaya Ringan.
Identifikasi Bahaya K3 yang memuat rincian singkat perihal penjelasan potensi, jenis dan identifikasi bahaya
serta kriteria evaluasi K3K, sebagai berikut :
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar
dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya
diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 6
1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada
Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh mengubah atau menambah tanpa
mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau
dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
2. ambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus
membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Direksi.
3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar
kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia.
▪
Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang meliputi semua
pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
▪
Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar Data
Pelaksanaan (Shop Drawing).
▪
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua bagian
pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan tujuan disain.
▪
Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan)
pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 10
Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :
1. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work
yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali kantor, los kerja,
gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
2. AIR DAN DAYA
a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
• Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak,
asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
• Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Penyedia harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk Konsultan Pengawas)
Penyedia harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.
3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu
dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas
4. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta
dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar
tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus dikumpulkan
menjadi satu untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara Bekas Bongkaran.
5. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan oleh User /
Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus rapi sehingga tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai fasilitas
yang ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau
pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-peraturan/aturan-aturan
yang ada.
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 11
a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk barchart
yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan
sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Pelaksana selambat-
lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud
ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum menyelesaikan pembuatan
jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara
minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana harus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat
dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PENGAMANAN LOKASI
Pasal 20
Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke – 2 diterima
dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi
pekerjaan.
BAB IV
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
c. Papan proyek dibuat sesuai butir (1) & (2) dan dipasang di bagian depan lokasi pekerjaan.
d. Dipersiapkan pada awal pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan fisik bangunan.
e. Papan nama ditulis atau ditempel spanduk yang berisi nama kegiatan, anggaran, sumber dana,
lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, pelaksana dan lain lain sesuai dengan yang telah
disepakati.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Nama Proyek Unit
II. KELENGKAPAN K3
1. Penyiapan RK3K
a. Pembuatan Prosedur dan Instruksi Kerja Lbr
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
a. Spanduk (Banner) K3 ; Uk. 4x1 m Lbr
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
a. APK :
- Pembatas Area (Restricted Area) Ls
b. APD :
- Helm Pelindung (Safety Helmet) Bh
- Pelindung Mata (Goggles Spectacles) Psg
- Pelindung Pernapasan Dan Mulut (Masker) Bh
- Sarung Tangan (Safety Gloves) Psg
- Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) Psg
- Rompi Keselamatan (Safety Vest) Bh
4. Asuransi dan Perijinan
a. Asuransi dan Kesehatan Ls
5. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, obat luka, perban) Ls
6. Rambu-rambu Yang Diperlukan
a. Rambu Petunjuk Bh
b. Rambu Larangan Bh
c. Rambu Peringatan Bh
d. Rambu Kewajiban Bh
7. Lain-lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
a. Bendera K3 Bh
b. Alat Pemadam Api Ringan( APAR ) 3 Kg Bh
Pasal 2
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
a. Pekerjaan ini ini meliputi : Pembongkaran penutup atap & rangka dan Pembongkaran plafond dan
rangka.
b. Sebelum mengadakan pembongkaran pada bagian bangunan yang seharusnya dibongkar, hendaknya
Penyedia dan direksi memeriksa keadaan existing, baru kemudian apabila dianggap aman secara
kontruksi baru diperbolehkan pembongkaran dan harus disesuaikan pentahapannya agar pelaksanaan
tidak mengganggu aktifitas gedung.
c. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh Penyedia dalam melaksanakan pekerjaannya, maka
pihak Penyedia wajib mengumpulkan semua hasil bongkaran dan bersama- sama Direksi & Pihak
Sekolah membuat Berita Acara Hasil Bongkaran.
d. Karena dalam pembangunan sangat dimungkinkan adanya hal-hal lain yang terkait ikut mengalami
kerusakan / terpengaruh (biarpun dalam gambar tidak ada), sehingga tetap perlu mendapatkan
penanganan perbaikan. Maka dalam hal ini apabila Rehabilitasi tersebut mempunyai keterkaitan
terhadap kerusakan, maka pihak Penyedia wajib melakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
e. Hasil Akhir Yang Diharapkan dari Pekerjaan ini adalah :
• Semua bekas bongkaran dibuatkan Berita Acara Hasil Bongkaran antara Direksi & Pihak Sekolah
dan bekas bongkaran tidak boleh dipakai Penyedia.
f. Pengukuran dan Pembayaran :
I. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Pembongkaran penutup atap dan rangka m2
2. Pembongkaran plafond dan rangka m2
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan ini meliputi urugan sirtu bawah lantai yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pekerjaan urugan sirtu dilaksanakan untuk pekerjaan urugan peninggian lantai dengan ketebalan
sesuai gambar perencanaan dan dilaksanakan selapis demi selapis dengan kepadatan yang memenuhi
syarat dan disetujui Direksi.
b. urugan sirtu untuk peninggian lantai harus dipadatkan dengan penyiraman air dan menggunakan
stamper, sehingga mendapatkan hasil kepadatan maksimal.
I. PEKERJAAN TANAH
1. Urugan sirtu bawah lantai m3
Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
3. Pekerjaan Acian
a. Semua Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
b. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
c. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku dan lurus serta tajam.
4.3 HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
• Pasangan dinding yang dipasang harus tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-
retak.
• Plesteran dinding harus dapat menghasilkan permukaan yang halus, rata dan tidak bergelombang.
• Acian harus dapat menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi
I. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan bata merah tebal ½ bata campuran 1Pc : 3Ps m2
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
1. MUTU BETON
Mutu beton K-175 dipakai untuk pondasi plat dan kolom 15/25 dengan mutu besi beton yang dipakai
adalah U 24 untuk diameter ≤ 12 (Polos) dan 8 (Polos). Untuk pekerjaan lantai kerja dan rabat
beton bawah lantai dipakai beton K-100. Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia diharuskan
menggunakan molen.
3. BAHAN-BAHAN
a. Semen yang dipakai harus memakai semen produksi dalam negeri merk Semen Gresik sesuai
standart SNI dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan
Beton Bertulang Indonesia”.Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak, umpamanya
yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton.
Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
• Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
• SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan gradasinya.
• Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
c. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Baja Tulangan.
- Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari mutu U 24 , bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat, lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi
yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk
atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan
penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas.
- Pengujian.
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan SNI 03 – 2847
Tahun 2002. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di
dalam Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak
memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan Penyedia harus menyingkirkannya dari
tempat pekerjaan.
e. Cetakan (bekisting).
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu meranti MC atau kayu klas III yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator
atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari
papan-papan atau Multiplek :
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus
dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan
pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-
lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua tempat
untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang sudah
maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton dari papan klas III tebaì 2,5 / 3 cm lebar 20 cm, bermutu baik
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan (dihaluskan 1,5
cm).
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran
perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan
yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat permukaan.
- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan.
Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton, harus
dibasahi dengan air sebelum dicor.
- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit.
6. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
Semua pekerjaan beton harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua
bidang harus tajam dan halus bidang-bidangnya.
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN :
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan baja secara garis besar dipasang untuk, kuda-kuda, gording, dan pendukung lainnya yang
meliputi :
• Pasang kuda-kuda dobel siku L 60.60.6
• Pasang kuda-kuda dobel siku L 70.70.7
• Pasang gording C. 125.50.20.3,2
• Erektion kuda-kuda
• Pekerjaan pengelasan
• Pasang plat simpul T= 8 mm
• Pasang plat flendes T=10 mm
• Pasang plat T=6 mm penahan gording
• Pasang besi ikatan angin Ø16 mm
• Pasang besi trekstang Ø10 mm
• Pasang mur baut Trektang HTB 10
• Pasang mur baut Trektang HTB 12
• Pasang angkur Ø16, L=50 cm
• Pasang reng usuk galvalume jarak 60cm
• Pasang listplank kalsiplank T=8mm L=30cm
2. Umum
- Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan sebagai
struktur baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya memakai baja dalam hal ini adalah
sebagai rangka atap.
- Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Penyedia harus membuat gambar kerja (shop drawing) dari
pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.
- Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang baut angkur, las,
pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan,
terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
- Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.
- Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus dengan persetujuan direksi.
- Sub Penyedia yang dipakai oleh Penyedia (bila ada) harus diketahui dan disetujui oleh direksi.
4. Mutu Bahan
- Profil baja siku L 60.60.6, L 70.70.7 dan plat yang digunakan adalah baja St-37 atau ASTM A-36 atau
SS.41 (JIS G.3101 – 1970) atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada sertifikat pabrik. Tegangan leleh
minimum 2400 kg/cm² produksi Krakatau Steel dan Gunung Garuda.
- High strength bolt sesuai ASTM A-325 (High Strength Friction Grip).
- Digunakan electroda las dengan mutu AWS E-6010, sesuai dengan ASTM A-233. Sebagai kawat las
dipakai setaraf produksi “KOBE” atau “NIPPON STEEL” .
- Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh dengan tegangan baut dan
tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm² atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan
(A-325 ASTM).
- Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus untuk baja oleh pabrik pembuatnya
dan dari jenis yang berkualitas baik. Cat dasar adalah cat zink chromate dan pengecatan dilakukan
satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
- Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate / Anti karat.
- Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya dan harus
diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.
- Untuk rangka atap baja ringan produksi pabrikan berstandart SNI produksi SUPERTRUSS, SMARTRUSS,
SMARTFRAME dan setara lainnya dengan kualitas baik. Dimensi / ukuran untuk Usuk Maintruss C
75.30.0,75 dan Reng UK 30.R.0,45 serta pemasangannya menggunakan selt driling screw dengan
jumlah pada masing-masing titik buhul disesuaikan dengan gambar perencanaan.
- Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat bidang yang rata dan
rapat.
- Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh pada bagian penting (lihat gambar detail) harus ditambah
ikatan atau batang perkuatan.
5. Pabrikasi
a. U m u m
- Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada bidangnya
dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek.
Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu
dengan lainnya pada waktu pemasangan.
- Sebelum pelaksanaan pabrikasi, gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi.
- Direksi proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan.
- Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui.
- Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan
ditolak dan harus segera diperbaiki.
- Penyedia pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-alat perancah
dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.
- Penyedia pabrikasi harus memperkenankan Penyedia Montase untuk sewaktu-waktu memeriksa
pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang
berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat pekerjaan.
- Penyedia Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-instruksi mengenai
cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.
d. Pekerjaan Baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan Las pemotong
Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang diperoleh dari
hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut
ukuran yang diperlukan.
e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan
diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal 12 mm atau lebih kecil dan
sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
k. Pengecatan di bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari
seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan
penyemprot pasir (sand blasting) atau dengan cara lain yang disetujui.
l. Toleransi
- Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM specification A–. Batang profil tekan tidak boleh
bengkok dengan 1/1000 dari ujung batang.
- Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan dan lubang-lubang dan bengkokan tajam.
- Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch untuk ujung-ujungnya yang dibuat sebagai
perletakan dan 1/16 inch untuk hating – batang struktur yang panjangnya 9 meter kurang, dan 1/8
inch untuk batang yang panjangnya lebih dari 9 meter.
6. Pemasangan (Erection)
a. U m u m
- Penyedia Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan atau las
seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan direksi. Semua pekerjaan harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
- Penggunaan material martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material
tidak diperkenankan.
- Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan dengan
menggunakan draft secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada direksi.
- Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang
hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas sementara sebanyak 50% panjang
rencana sebelum dilas permanen.
b. Kerangka Baja
- Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan – tumpuan sedemikian rupa, sehingga
kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera digambar rencana.
- Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali sambungan
pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
- Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi dan pada
umumnya persetujuan semacam itu tidak akan diberikan sebelum bentang itu telah terpasang
dengan gelagar melintang, batang penguat dan baut-baut stel seperti yang disyaratkan.
c. Pengontrolan
- Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh Penyedia Montase dan direksi akan
melakukan test pengecekan torque dilapangan.
- Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga mencapai
tegangan yang diperlukan.
7. Pengecatan Baja
Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dengan cat dasar yang telah disetujui
kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan.
Cat lapangan terdiri dari :
1. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat dibengkel,
seperti diperintahkan oleh direksi yang telah rusak pada saat transport atau pemasangan serta
bidang - bidang lain seperti yang diperintahkan oleh direksi dimana cat dasarnya telah rusak.
2. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenisnya seperti yang diisyaratkan dalam pengecatan
dibengkel, pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.
3. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh bidang
terbuka pekerjaan besi itu.
a. Penutup atap dipakai genteng karang pilang KW 1 merk Bambe, Good year, Bisma. Ukuran
dan warna genteng harus sama serta sebelumnya pemborong harus mengajukan contoh
terlebih dahulu kepada pengawas untuk persetujuan.
b. Pemasangan genteng harus rapat, lurus dalam segala arah kaitan, saling menutup dan tidak
terdapat kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana pemasangannya harus
disesuaikan antara pemasangan reng dan ukuran genteng yang akan dipakai.
c. Sebagai bubungan, dipakai produksi sama dengan genteng yang dipakai dan dipasang
dengan perekat 1 pc : 3 ps.
Pasal 8
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
Pasal 9
PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dinding , Pengecatan plafond, Pengecatan listplank
dan Pengecatan kuda-kuda & gording.
Dan pekerjaan pengecatan sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan warna sesuai
persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab
lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab Penyediaan.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah :
• Cat dinding
• Cat plafond
• Cat lisplank
•
• Cat sincromate kuda-kuda dan gording
I. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat dinding ( 5 ruang ) m2
2. Cat plafond ( 5 ruang ) m2
3. Cat listplank ( 5 ruang ) m2
4. Cat sincromate kuda – kuda dan gording m2
Pasal 11
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
6. Ukuran Isolasi
Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0.5 Ohm sampai 0.3 Ohm.
Kotak Sekering (Panel).
a. Kotak berkunci tersebut dari plat baja dengan ukuran sesuai dengan perencanaan serta
dilengkapi dengan sekring MCB merk Siemen /sejenis.
b. Pemasangan sekring / panel secara tertanam dalam tembok terpasang kuat dan rapi
dengan lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas serta mudah untuk dijangkau.
I. PEKERJAAN LISTRIK
1. Psang Instalasi listrik dan titik lampu titik
2. Pasang Instalasi listrik dan titik stop kontak titik
3. Pasang Lampu LED 12 Watt bh
4. Pasang Lampu LED 10 Watt bh
5. Pasang saklar ganda bh
6. Pasang saklar tunggal bh
Pasal 12
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa – sisa bahan
bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.
Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan bangunan
Penyedia diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa
pemeliharaan habis.
Bahan bongkaran dikembalikan ke pihak sekolah setempat dengan dibuatkan berita acara serah
terima bongkaran.
Pasal 13
GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT LAKSANA
Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana kurang jelas, maka Penyedia wajib
membuat gambar kerja (Shop Drawing).
Pasal 14
PENUTUP
Pekerjaan lain-lain yang belum tercantum di dalam uraian Spesifikasi Teknis ini akan
ditentukan/diterangkan pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
PENUTUP
1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah dibuat dalam gambar dan Spesifikasi Teknis, bila ternyata
masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak tersebut dalam gambar dan Spesifikasi
Teknis atau ke dua - duanya maka pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan atas biaya
Kontraktor Pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu, bisa disubstitusi merk lain asal sekualitas /
sejenis dan mendapat persetujuan Direksi.
3. Kontraktor Pelaksana tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat dalam Spesifikasi Teknis ini, namun
juga hal yang tersirat, yaitu upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini sebaik mungkin sesuai tingkat
kualitas yang dimaksudkan.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian dalam rapat
penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan satu kesatuan dari peraturan ini.
BAB V
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
2. Petugas K3
- Membuat usulan perubahan apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan pada
metode kerja pelaksanaan konsstruksi berbasis K3
- Membuat perencanaan dan penyusunana program K3
- Menerapkan ketentuan perundang – undangan tentang dan terkait K3 konstruksi
- Membuat SOP prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi ,penerapan dan pengawasan pelaksanaaan program prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
- Mengevaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
- Melakukan penanganan kecelakan kerja dan enyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.
Penyedia wajib menghadirkan personil sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
penawaran dan dapat menunjukkan Surat Keterampilan Kerja (SKT) asli sesuai dengan
yang dipersyaratkan pada saat rapat persiapan penunjukan pemenang.
6. Persyaratan Penyedia
Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa konstruksi (SIUJK) dan Sertifikat Badan Usaha Jasa
Konstruksi (SBUJK) dengan kualifikasi usaha kecil dan masih berlaku.
Ditetapkan Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kab.Sidoarjo