Anda di halaman 1dari 8

A.

Spesifikasi Umum

A. I. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Biaya


a. Ruang lingkup pekerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas SDN 44 Bakka antara lain yang
diuraikan dalam:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Atap dan Plafond
3. Pekerjaan Lantai,dinding dan Tangga
4. Pekerjaan Lain-lain
b. Pekerjaan ini dibiayai oleh Dana Alokasi Umum (DAU) melalui dana APBD Tahun
Anggaran 2022
c. Peralatan yang dibutuhkan
Minimal peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
A. Peralatan Utama
a. Gerobak dorong, 1 Unit

b. Alat Tukang batu, 1 set

c. Alat tukang Kayu 1 set

A. II. Lokasi pekerjaan


Secara administratif lokasi pekerjaan tertitik di kecamatan Minasate’ne yang merupakan
kewenangan Pemerintah Daerah KabupatenPangkep.

A. Identifikasi bahaya dan penetapan risiko keselamatan konstruksi


1. Daftar jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya

No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko


1. Pekerjaan Beton • Kecelakaan akibat terkena alat kerja  1
berupa sekop, sendok semen.
• Iritasi pada kulit oleh semen  1
• terjatuh/terpeleset di area kerja
 2

2. Pekerjaan Atap dan


Plafond •Terjatuh dari ketinggian
•Tertusuk paku • 1
. •teriris material Atap • 1
• 1

2. Penetapan Risiko Keselamatan Konstruksi


Untuk paket pekerjaan ini, risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan dengan tingkat
risiko Kecil mengacu pada tingkat risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan dalam
Rancangan Konseptual SMKK Perancangan Konstruksi atau sesuai ketentuan dalam Permen
PUPR No. 21/2019.

B. Persyaratan Bahan
Spesifikasi bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini diuraikan
sebagai berikut:

Jenis Produk Sumber


No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan
(Olahan/Alam) produk (Lokal/Impor)
1. Agregat  PUBI 82 pasal 12 dan SII
Alam Lokal
kasar 0079-79/ 0087-75/ 0075-75 dalam
negeri

2. Agregat  PUBI 82 pasal 11 dan SII Alam Lokal dalam negeri


Halus 0404-80.
 dst.

3.

Air PUBI 82 pasal 9, AFNOR P.18-


303 dan NZS-3121/1974.

3. Semen  SKSNI T15- 1991 – 03 Olahan Lokal


 SNI 2049:2015
dalam
 NI-8, SII 0013-81 dan
ASTM C 1500-78A. negeri

4. Batu Belah Batu gunung Olahan Lokal


dalam

negeri

5 Kayu Kayu Ulin Olahan


Kayu Kumea
Papan Kumea
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
C. I. Pekerjaan Pembongkaran
Sebelum melaksanankan pembongkaran gedung lama eksisting, pemborong terlebih dahulu
melaporkan mekanisme kerja pembongkaran kepada pemilik Proyek serta berkoordinasi untuk hasil
bongkaran yang perlu dibuang dan yang perlu dijaga Semua penghalang dalam batas tanah bangunan
yang menghalangi jalannya pekerjaan harus dibongkar atau dibersihkan dan dipindahkan dari tanah
bangunan itu, kecuali hal-hal yang tercantum dalam gambar atau yang ditentukan oleh Pemberi tugas
harus dilindungi agar tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk menghindarkan harta benda atau bangunan yang berdekatan dari kerusakan-Kerusakan yang
terjadi pada harta benda instansi atau badan lain atau perorangan di dalam atau di luar halaman
karena alasan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dari Pemberi tugas.Pemilik Semua pohon-
pohonan, semak-semak, rumput-rumputan dan tumbuh-tumbuhan lainnya yang ada di daerah yang
harus diurug, harus dihilangkan dibersihkan kecuali kalau tercantum supaya tetap berada disitu.
Semua saluran-saluran yang masih berjalan- roil, air, listrik atau benda-benda lain yang berfaedah
harus di lindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan untuk dihilangkan.bila timbul kerusakan
harus diperbaiki atau diganti oleh Pemborong atau beban Pemborong. Bila benda-benda tersebut di
atas itu ada dan masih berfungsi dan tidak dinyatakan dalam gambar dan yang tidak diberitahukan
kepada pemborong dan kini membutuhkan perlindungan atau perlu ditempatkan kembali, maka
Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjamin
agar benda-benda itu tetap berjalan lancar dan tidak mendapat gangguan. Semua hasil bongkaran
diserahkan kepada pemilik proyek, dan untuk barang hasil bongkaran yang sudah tidak digunakan
akan dibawa keluar dari area proyek dan menjadi tanggung jawab pemborong.

C. II. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


Bahan konstruksi rangka penutup atap dan penutup atapnya sendiri ditahan oelh rangka atap (kuda-
kuda). Konstruksi rangka penutup atap terdiri dari balok tembok (blandar), gording, nok (bubungan),
listplank, papan ruiter, usuk (kaso), dan reng. Semua komponen konstruksi rangka penutup atap ini
selanjutnya yang bekerja secara bersama-sama penahan beban penutup atap spandek yang merupakan
bagian teratas dari konstruksi bangunan.
a. Bahan kerja
• Balok Dudukan Gording 5x10, Gording Balok 4x6 Kayu KLS II (Agatis)
• Listplan Kayu Kelas II
• Atap Seng BJLS 0,25 mm
• Eternit 100x100 cm
• Paku
b. Alat Kerja
• Siku biasa
• Siku rangka
• Siku yang dapat disetel
• Pensil
• Gergaji potong
• Martil
c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)
• Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dekat di lokasi pekerjaan
• Konsentrasilah pada saat bekerja.
• Ketika memanjat, yakinlah bahwa tempat yang diinjak kuat mendukung beban.
• Setiap mengangkat balok kayu jangan ragu-ragu agar tidak melesat
• Rangkailah kuda-kuda penuh untuk atap pelana dan dirikan diatas tumpuan sementara.
Misalnya balok kayu dengan tinggi 1 meter di atas tanah.
d. Metode Pelaksanaan
 Sebelum memasang atap seng, Anda juga perlu memastikan bahwa pada rangka atap
sudah terdapat penyangga atap yang biasa dikenal dengan sebutan reng. Dimana alat
ini digunakan sebagai alat pendukung atap sehingga pemasangan atap dapat bertahan
lama serta kuat dan tidak mudah copot.
 Selain itu untuk menanggulangi suara bising yang ditimbulkan oleh atap seng ketika
terkena percikan air hujan, Anda dapat menambahkan wire mesh sebelum proses
pemasangan atap. Wire mesh ini merupakan insulasi yang ditujukan untuk
mengurangi panas matahari serta suara bising. Penggunaan ini sangat
direkomendasikan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna bangunan, namun
jika Anda tidak menginginkannya boleh untuk tidak digunakan.
 Ketika semuanya sudah terpasang dengan benar, barulah proses pemasangan
atap dapat dilakukan. Dengan menggunakan paku, Anda dapat meletakkan
lembaran atap seng tersebut pada penyangga yang sebelumnya telah dibuat.
Ketika posisi sudah dinilai tepat, atap bisa segera di paku. Lakukan pada seluruh
bagian atap.

C.III. PEKERJAAN LANTAI, DINDING DAN TANGGA


C.III. 1 PEKERJAAN LANTAI
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan lantai papan meliputi, pengadaan material papan (penutup lantai), pemasangan
lantai papan dan perapihan hasil pekerjaan
B. Syarat Bahan
 Papan kayu KLS II (agatis) tebal 20 cm
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan pemasangan papan lantai kayu
1) Mempersiapkan pekerjaan papan lantai kayu
2) Memasang rangka papan lantai kayu
3) Memasang papan lantai kayu
4) Menyelesaikan pekerjaan memasang penutup lantai kayu
5) Membereskan pekerjaan

C.III. 2 PEKERJAAN DINDING


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan dinding seng meliputi, pengadaan material seng BJLS 0,25mm, pemasangan
dinding seng dan perapihan hasil pekerjaan
B. Syarat Bahan
 Seng BJLS 0,25 mm
 Kusen balok 4x6 cm Kayu Kelas II (agatis)
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan pemasangan dinding seng
1) Mempersiapkan pekerjaan dinding
2) Memasang rangka dinding
3) Memasang dinding
4) Menyelesaikan pekerjaan memasangdinding seng
5) Membereskan pekerjaan

C.III. 3 PEKERJAAN TANGGA


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan tangga meliputi, pengadaan material kayu ulin, pemasangan tangga kayu dan
perapihan hasil pekerjaan
B. Syarat Bahan
• kayu ulin

C. Pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan perbaikan tangga dengan kayu ulin
1) Mempersiapkan pekerjaan rehab tangga eksisting
2) Menyelesaikan pekerjaan memasangdinding seng
3) Membereskan pekerjaan

C.IV. PEKERJAAN BETON


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, bersama dengan
semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.
b. Syarat Bahan
1. Semen Portland :
Harus memakai semen portland atas persetujuan Direksi lapangan dan harus memenuhi SNI 2049-
2015. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat penumpukan
semen .
2. Pasir beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan bahan organis, lumpur dan
sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam SNI
2847-2013.
3. Koral Beton/Split :
Digunakan Koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-sayarat SNI 2847-2013. Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lainnya, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10.
Apabila dipandang perlu Direksi lapangan dapat minta kepada Pemborong supaya air yang
dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong.

c. Pelaksanaan pekerjaan
a. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm, besi
beton, kawat beton, dan paku.
b. Persiapan alat kerja, antara lain: theodolith ,concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, dan selang air.
c. Pembesian atau perakitan tulangan kolom praktis dikerjakan ditempat lain yang lebih
nyaman.
d. Perakitan kolom praktis harus sesuai dengan gambar kerja.
e. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang,
f. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
g. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting.
h. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
i. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton.
j. Setelah bentuk beton sudah stabil yaitu umur > 24 jam, maka bekisting kolom praktis sudah
dapat dibongkar.
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE
DAN KEPULAUAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


REHABILITASI RUMAH DINASSDN 44
BAKKA

Anda mungkin juga menyukai