Anda di halaman 1dari 95

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PMJ T.36/3L

PT. BUANA UTAMA KARYA


TAHUN ANGGARAN 2018
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PMJ T.36/3L

PENDAHULUAN

PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PMJ T.36/3L


LOKASI : MAJENE
TAHUN ANGGARAN : 2018

Metode Pelaksanaan ini disusun berdasarkan RKS, BQ dan Gambar Rencana dalam
dokumen pengadaan Pekerjaan Pembangunan Rumah Susun PMJ T.36/3L. Masa pelaksanaan
pekerjaan ini adalah 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender, pada metode pelaksanaan ini
pekerjaan dengan spesifikasi, bahan dan jenis pekerjaan yang sama menggunakan metode yang
sama, untuk urutan waktu dan durasi pekerjaan mengacu pada time schedule yang kami
tawarkan (time schedule terlampir).
Adapun lingkup pekerjaan dalam proyek Pekerjaan Pembangunan Rumah Susun PMJ T.36/3L.
Adalah sebagai berikut :

01 PEKERJAAN PERSIAPAN
I.I. PEKERJAAN PERSIAPAN AWAL
1.A. Pekerjaan Pembersihan dan Perataan Lapangan
1.B. Direksi Keet
1.C. Pagar Sementara dari seng gelombang T = 2 M
1.D. Gudang Bahan/ Material
1.E. Pekerjaan Pembuatan Bouwplank
1.F. Papan Nama Kegiatan

02 PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN STRUKTUR STANDART
2.1. LANTAI SATU/ LANTAI DASAR Elv. 0.00
2.2. LANTAI 2 Elv. +3.35
2.3. LANTAI 3 Elv. +6.55
2.4. LANTAI ATAP Elv. +12.95
• Balok Ringbalk Dudukan Kuda-Kuda Elv. +13.95
• Dudukan Rooftank Elv. +14.55
• Dudukan Atap Elv. +15.15
2.5. RANGKA ATAP BAJA RINGAN
B. PEKERJAAN STRUKTUR NON STANDART
B.1. PEKERJAAN GROUND TANK + RUMAH POMPA
B.2. PEKERJAAN SEPTIC TANK BIO 2 (DUA) UNIT
• Pekerjaan Sipil Septik tank
B.3. PEKERJAAN SUMUR RESAPAN 2 (DUA) UNIT
• Pekerjaan Sumur Resapan 2.7x1.1x2.35 m
03 PEKERJAAN ARSITEKTUR
A.A. PEKERJAAN ARSITEKTUR STANDART
A.1. PEKERJAAN DINDING
A.1.A. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga
• Lantai Atap Dan Roof Tank
A.2. PEKERJAAN PLAFOND
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga
A.2.A. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
• Lantai Atap
A.3. PEKERJAAN LANTAI
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga
• Lantai Atap Dan Roof Tank
A.4. PEKERJAAN KUSEN PINTU/ JENDELA + ASSESORIES
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga
A.5. PEKERJAAN FINISHING
A.5.A. PEKERJAAN PENGECATAN
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga
• Lantai Atap Dan Roof Tank
A.6. PEKERJAAN UTILITAS
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga
A.7. PEKERJAAN ENTRANCE
A.B. PEKERJAAN ARSITEKTUR NON STANDART
B.1. PEKERJAAN PERKERASAN KELILING BAGIAN LUAR
BANGUNAN
B.1.1. PEKERJAAN PERKERASAN DI BANGUNAN
B.1.2. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN KELILING BANGUNAN
B.2. PEKERJAAN DARINASE KELILING BAGIAN LUAR
BANGUNAN
B.2.1. DRAINASE LUAR/ SEKELILING BANGUNAN
B.2.2. BAK KONTROL
§ BAK KONTROL BK 1 – BK 4
B.3. PEKERJAAN GROUND TANK DAN RUANG POMPA DI LUAR BANGUNAN
B.4. PEKERJAAN ALAT ANGKUT SAMPAH
v PEKERJAAN PERSIAPAN
I.I. PEKERJAAN PERSIAPAN AWAL

Pekerjaan Persiapan ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum pekerjaan
konstruksi dilaksanakan. Adapun yang termasuk dalam pekerjaan persiapan adalah :

1. Pembersihan Lokasi
Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan
areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan sampah-
sampah/ kotoran yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya
tidak ada kendala.

2. Pembuatan Direksi Keet, Gudang & Fasilitas Pelayanan P3K


Direksi Keet/ Gudang ini adalah bangunan sementara dari kayu yang dibangun sebagai
tempat penyimpanan bahan/ material yang akan digunakan, tempat rapat/ koordinasi
lapangan antara pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kantor
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baik rutin ataupun koordinasi
yang sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para pekerja yang sedang
sakit.

3. Listrik Kerja
Listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang di perlukan untuk pengoperasian alat-
alat yang di butuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Ø Mesin potong keramik
Ø Bor listrik
Ø Pompa air
Ø Penerangan
Ø Dan alat-alat yang membutuhkan tenaga listrik di lapangan
4. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat dan dipasang sesuai atau mengikuti petunjuk direksi proyek
dengan bahan yang tahan air.

5. Pagar proyek
Konstruksi Pagar proyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat
dengan menggunakan tiang-tiang besi atau kayu dan di ikat dengan paku/ baut
pengikat pada jarak tertentu, sehingga konstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi
yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.

6. Jalan kerja
Jalan kerja berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, dan diperhitungkan
sehingga stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja dibuat dengan
menggunakan perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas
tanah di lingkungan proyek.
7. Kebutuhan Air Kerja
Kebutuhan air kerja yang di butuhkan untuk keperluan proyek, dan bisa di peroleh dari
sumur atau PDAM.

8. Pekerjaan Perijinan
Pemasangan Papan Proyek, Penyampaian Pemberitahuan Pelaksanaan Kerja Kepada
Pemerintah Setempat, kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dan Direksi (Pengawas dan Pemberi Tugas), Penyelesaian Proses Administrasi yang
masih diperlukan dan Pengurus Ijin Mendirikan Bangunan.

9. Mobilisasi Pekerjaan dan Peralatan


Mendatangkan Pekerja kelokasi, mengatur pematang gedung, tempat tinggal pekerja
dan area kerja. Mendatangkan peralatan yang diperlukan ke lokasi, mengatur
pematang peralatan dan penyimpanannya.

10. Penyediaan P3K


Menyediakan kotak P3K dan alat pemadam kebakaran serta perlengkapannya, untuk
mengatasi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama berlangsungnya
pekerjaan.

I.A. PEKERJAAN PEMERATAAN DAN PEMBERSIHAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan,


kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : stripping,
grubbing, penggalian, pengurugan, pemadatan dan lain-lain sesuai dengan Spesifikasi
Teknik dan Gambar.

a. Clearing, Stripping Dan Grubbing :


• Clearing : Membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang
tidak perlu.
• Stripping : Memangkas semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali
pohon-pohon yang memang dipertahankan.
• Grubbing : Menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja.

b. Pembersihan dan Pemangkasan Pohon


a. Pembersihan dan pemangkasan Pohon mengikuti petunjuk konsultan supervisi dan
sesuai dengan RKS & BQ.
b. Semua pohon-pohon, batang-batang pohon akar-akar bakau dan lain sebagainya
yang ditebang harus dibongkar sampai kedalaman 0.5 m seperti yang ditunjukkan
pada Gambar RKS di bawah permukaan lahan setelah stripping dan bersama-sama
dengan segala bentuknya harus dibuang pada tempat-tempat yang tampak dari
tempat pekerjaan, menurut cara yang praktis yang telah disetujui oleh pihak
konsultan pengawas dan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
c. Seluruh kerusakan yang ditimbulkan oleh kontraktor pada saat
pembersihan merupakan tanggung jawab kontraktor.
Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-
pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang
mengganggu, termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjaan,
dan hal-hal lainnya sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya,
kecuali bila pihak konsultan pengawas dan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat menentukan lain.

c. Pembersihan Pasca Konstruksi


Kegiatan ini adalah pembersihan setelah pekerjaan selesai atau menjelang serah terima.
Adapun pembersihan ini meliputi :
• Pembongkaran Direksi Keet/ Gudang, Barak pekerja dan Papan nama Proyek.
• Pembersihan Areal Lokasi terdampak pekerjaan diluar lokasi.
• Pembersihan dilokasi pekerjaan diantaranya sisa-sisa material/ bahan yang berada
dalam lokasi pekerjaan, akan dipindahkan atau dikeluarkan dari lokasi.
• Pembongkaran pagar pengaman sementara.
• Pemindahan Peralatan Kerja dari Lokasi proyek keluar.

v PEKERJAAN STRUKTUR
I.II. PEMASANGAN BOUWPLANK

Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran


dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak
Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan. Bouwplank
terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7cm yang
tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara
rata bagian atasnya dari papan bouwplank harus di waterpass (horizontal dan siku),
sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap
titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran
pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok-
patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.
Cara Pelaksanaan Pondasi Bore Pile
Pondasi Bore Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi
meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah
keras dibawahnya. Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang
pancang atau pondasi dalam lainya. Perbedaan diantara keduanya adalah pada cara pelaksanaan
pengerjaanya. Pelaksanaan pondasi bore pile diawali dari pembuatan lubang di tanah dengan
cara tanah dibor terlebih dahulu kemudian penginstalan besi tulangan ke dalam lubang yang
dilanjutkan dengan pengecoran bor pile dengan tremi.

Ilustrasi Proses Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile

Ada beragam jenis alat dan cara untuk pelaksanaan pembuatan pondasi bore pile, diantaranya:
Alat Bore Pile mini crane. Dengan menggunakan alat/ mesin bore mini crane bisa dilakukan
pengeboran dengan diameter dan kedalaman menyesuaikan gambar kerja. Yaitu dengan cara
menggunakan wash borring/ bor basah. Wash borring membutuhkan air yang cukup banyak
untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan bore pile.
Dalam bangunan gedung didirikan tentunya membutuhkan pondasi yang kuat dan kokoh.

Kemampuan mesin Bore Pile Mini Crane :


• Dapat melakukan pengeboran dari diameter 30 cm sampai dengan 60 cm.
• Kedalaman dapat mencapai 24 meter atau sampai kedalaman tanah keras di daerah
tersebut sesuai data soundir.
• Dapat dioperasikan dengan dua cara, sistem wash borring maupun sistem dry drilling.

Kecepatan pelaksanaan pekerjaan tergantung pada beberapa faktor sebagai berikut:


1. Kondisi lapisan tanah setempat.
2. Lokasi kerja (bobokan pondasi lama, dan bekas instalasi lainya pada bangunan lama, dll)
3. Kelancaran droping material
4. Kesiapan pembuangan limbah hasil pengeboran.
PROSES PENGEBORAN

1. Pengeboran dengan sistem bor kering/ dry drilling : Tanah dibor dengan menggunakan
mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter.
Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
2. Pengeboran dengan sistem bor basah/ wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan
mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm
dan tekanan +/-200kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing
sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil
pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang
dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur
dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana,
pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan
dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar
dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa
tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari
lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.

PEMBERSIHAN LUBANG BOR

Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan
harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter
lubang bor.

PEMASANGAN BESI BETON U-39

Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton. Kerangka baja tulangan yang telah diinstal
diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor
dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja
tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang
lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan
dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm atau sesuai pada gambar
yang di sediakan.

Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan kedalam lubang
dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan
terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan
ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6” ke diameter 2". Dengan memompa air
kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi
tulangan dapat dibersihkan kembali.
PENGECORAN BORE PILE K-300

Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang bor.

Gambar Pekerjaan Bore Pile

1. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengeboran di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton
kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa
tremi.
2. Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18+-2cm ditampung di dalam corong
tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola
kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang
tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada
pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air/ lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
3. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga beton tidak
dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton
didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi
harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga
terus menerus agar corong tidak kosong.
4. Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan
tertanam di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke
permukaan telah bersih dari lumpur.
5. Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa
beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.
6. Pekerjaan Pembersihaan Dan Bobokan Bak penampungan limbah khusus harus disiapkan
untuk bahan lumpur yang dihasilkan dari pengeboran, sehingga tidak menumpuk/
membanjiri area kerja dan tidak mengganggu pekerjaan pengeboran
berikutnya.
Bahan lumpur kental yang mengisi bak penampungan harus diambil di luar wilayah pengeboran.
Setelah umur beton 7 hari dilanjutkan dengan bobokan pile cap, sampai level atau batas yang
telah ditentukan sesuai dengan hasil uji try mix.

Pekerjaan pile Cap 135 x 60 x 60 cm, Pekerjaan pile Cap 800 x 800 x 60 cm
1., Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile cap dengan
menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan
pemasangan patok as pile cap.

Gambar 1.

Gambar 2,3 & 4.

2., Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile cap.
3., Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile. Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi
yang diinginkan.
4., Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting.
Pekerjaan urugan pasir setebal 10 cm
Pasir disiram dengan air sampai kondisi pasir jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang
meresap kebawah membangkitkan daya hisap pada lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-
lekukan pada permukaan tanah harus ditambah pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai
diperoleh permukaan pasir yang datar. Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan
pengecoran untuk lantai kerja. Lantai kerja terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan
1:3:5, Fungsi lantai kerja adalah untuk mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan
pembesian, besi tidak kotor dan diperoleh permukaan dasar yang rata.
Bekisting baru dipasang setelah lantai kerja mengering. Bentuk dan ukuran bekisting pondasi
disesuaikan dengan gambar rencana. Pemasangan bekisting dilakukan keliling pondasi.

Gambar 5 & 6.

5., Pekerjaan Penulangan Pile Cap


Pembuatan tulangan dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja.
Kegiatan ini dilaksanakan di bengkel kerja, sebelum kegiatan pengecoran dilakukan. Rangkaian
tulangan baja yang telah selesai dibuat dapat dipasang ke dalam bekisting sesuai dengan
gambar rencana. Perangkaian tulangan dimulai dengan perangkaian tulangan pondasi kemudian
langsung dilanjutkan dengan tulangan kolom.

6., Pekerjaan pengecoran


Pengecoran menggunakan beton K-300.
Pengecoran beton dilakukan dengan mutu beton K-300. Beton yang dipakai adalah beton siap
pakai ready mix, untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan perencanaan. Agar hasil dapat
dipertanggung jawabkan sebelum pengecoran diambil beberapa sampel untuk diuji mutunya.
Untuk memperoleh hasil yang baik, beton ini dipadatkan dengan alat penggetar yang disebut
juga vibrator.
Tes PDA (Pile Driving Analyzer)
Jenis pondasi tiang yang dapat diuji dengan PDA tidak terbatas pada tiang pancang saja.
PDA juga dapat digunakan untuk tiang yang dicor di tempat seperti tiang bor, tiang franki dan
jenis pondasi tiang lainnya. Tujuan pengujian tiang dengan Pile Driving Analyzer (PDA) adalah
untuk mendapatkan data tentang :
1. Daya Dukung Aksial Tiang
Penentuan daya dukung aksial tiang didasarkan pada karakteristik dari pantulan gelombang yang
diberikan oleh reaksi tanah (lengketan dan tahanan ujung).

2. Keutuhan Tiang
Kerusakan pada pondasi tiang dapat terjadi karena beberapa hal antara lain pada saat
pengangkatan tiang atau selama pemancangan tiang. Kerusakan ini dapat dideteksi dengan PDA
dengan berdasarkan ‘F’ (gaya) dan ‘V’ (kecepatan) yang terekam dari gelombang selama
perambatannya sepanjang tiang, lokasi dari kerusakan dapat dideteksi dan luas penampang sisa
dari tiang dapat diperkirakan.

3. Efisiensi Energi Yang Ditransfer


PDA dapat mengukur energi pemancangan aktual yang ditransfer selama pengujian. Karena
berat palu pancang dan tinggi jatuh palu pancang dapat diketahui, maka efisiensi energi yang
ditransfer juga dapat dihitung.

Peralatan yang dibutuhkan untuk tes PDA antara lain :

1. Alat Pile Driving Analyzer (PDA),


2. Dua (2) strain transducer,
3. Dua (2) accelerometer,
4. Kabel Penghubung.

Peralatan dapat dimasukkan dalam kotak perjalanan yang cukup kuat. Setiap set PDA dan
perlengkapannya membutuhkan satu atau dua kotak yang berukuran sekitar 600mm x 500 mm x
400 mm dengan berat sekitar 30 kg.

v Prosedur Pengujian Tes PDA

Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi yang terjadi ketika
tiang dipukul oleh palu. Regangan dan percepatan selama pemancangan diukur menggunakan
strain transducer dan accelerometer. Dua buah strain transducer dan dua buah accelerometer
dipasang pada bagian atas dari tiang yang diuji (kira-kira 1,5 x diameter dari kepala tiang).
Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk menjamin
hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu instrument tidak bekerja
dengan baik. Pengukuran direkam oleh PDA dan dianalisis dengan Case Method yang sudah
umum dikenal berdasarkan teori gelombang satu dimensi.

v Persiapan Pengujian Tes PDA

1. Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala


tiang sama rata permukaan tanah.
2. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain
transducer dan accelerometer.
v Pemasangan Instrumen

Pengujian dinamis dilaksanakan untuk memperkirakan daya dukung aksial tiang. Karena itu,
pemasangan instrument dilakukan sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur selama pengujian
dapat dihilangkan sebanyak mungkin. Untuk itu yang harus dilakukan pada pemasangan
instrumen adalah Strain transducer harus dipasang pada garis netral dan accelerometer pada
lokasi berlawanan secara diametral serta posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap
garis straintransducer.

v Informasi Yang Diperlukan Dalam Tes PDA

1. Gambar yang menunjukkan lokasi dan identifikasi tiang,


2. Tanggal pemancangan,
3. Panjang tiang dan luas penampang tiang,
4. Panjang tiang tertanam.

v Waktu Pengujian Tes PDA

Pengujian PDA dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitori perkembangan daya
dukung tiang sejalan dengan semakin dalamnya tiang masuk ke dalam tanah, kinerja dari sistem
pemancangan atau memonitor tegangan pada saat pemancangan yang ekstrim. Tetapi umumnya
tes PDA digunakan untuk menentukan daya dukung jangka panjang tiang pondasi. Untuk tujuan
ini, pengujian PDA sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah pemancangan, setelah gaya
lengketan tanah mulai bekerja.

Tes Pembebanan PDA Alat Tes PDA

PONDASI BATU KALI

Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi untuk
meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu
pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah satunya jenisnya
adalah pondasi batu kali.
Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara lain :
1. Pekerjaan persiapan,
2. Pekerjaan galian,
3. Pekerjaan urugan pasir,
4. Pekerjaan pasangan pondasi.

Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah
hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara
batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.

Pekerjaan Galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan,


2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan,
3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat,
4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan,
5. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

Rencana Galian Pondasi Pekerjaan Urugan Pasir

Pekerjaan Urugan Pasir


Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :

1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan.
2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
3. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti
yang direncanakan.
Pekerjaan Pasangan Pondasi
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu
kali.
Pembuatan profil :
1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada
setiap ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah
profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai
peil pondasi.
4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
6. Cek ketegakan/ posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.

Pemasangan batu kali :


1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan,
2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25cm dari permukaan urugan
pasir,
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut,
4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar
batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
5. Naikkan benang pada 25cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

Pembuatan Profil Batu Kali

Pondasi Batu Kali


Urugan Tanag Kembali
Pekerjaan urug tanah kembali adalah tanah hasil galian diurugkan kembali kesela-sela pondasi
atau ke tanah yang membutuhkan urugan, kemudian dipadatkan dan diratakan.
• Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan Direksi lapangan. Jika diijinkan dapat digunakan tanah
bekasgalian.
• Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20cm dengan ketebalan +40cm dalam keadaan
padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat memerintahkan pengurugan
melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.

PEKERJAAN BALOK SLOOF

Pengecoran untuk sloof balok. Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah


pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan
serentak untuk semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan
spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor/ atau mengunakan pump
concrate dan mengunakan beton jadi (Ready mix). Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
• Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
• Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda uji
dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
• Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
• Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
• Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat dilaksanakan.
• Pengambilan semple beton kubus/ silinder sebagai quality control menagement mutu
material.

Bekisting untuk sloof balok. Bekisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi
beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek
tebal 9mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 dengan ketentuan
sebagai berikut :
• Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang
disyratkan pada gambar.
• Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
• Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
pada struktur beton sesuai yang direncanakan.
• Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
• Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/ bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton.
• Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton.
• Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal.

Pembesian sloof balok. Pembesian balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah pasangan
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan
dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok. Pemasangan pembesian pada balok sloof
tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas dan tulangan tekan berata pada bagian
bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan tulangan tarik berada pada bagian bawah dan
tulangan tekan pada pada bagian atas. Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian
kolom yang telah diberi tulangan stut sebelumnya.

(GAMBAR PEMBESIAN, BEGISTING, PENGECORAN)


Pekerjaan Kolom Struktur Beton
Pekerjaan struktur atas melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah pekerjaan pengukur n,
pembesian, bekisting, pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan beton yang
dilakukan pada elemen-elemen struktur atas seperti kolom, shear wall dan corelift, balok dan
pelat lantai. Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan
menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan
menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya
kolom (dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan.
Urutan pelaksanaan pekerjaan kolom :
* Stek Tulangan Kolom + M rk n
* Pabrikasi Tulangan Kolom
* Pemasangan Tulangan Kolom + Decking
* Pemasangan Sepatu Kolom
* Instalasi Pipa Elektrikal
* Pabrikasi Bekisting Kolom
* Instalasi Bekisting yang telah diberi Oil Form
* Pemberian Beton bekisting dengan Calbond
* Pengecoran Kolom
* Pembongkaran Bekisting Kolom
* Perawatan Beton

Marking Kolom Pabrikasi Penulangan Kolom


Pabrikasi Bekisting Kolom Sepatu Kolom

Pengecoran Kolom Pelepasan Bekisting Kolom

Bekisting Kepala Kolom Perapihan Kolom


Penentuan A Kolom (Pemberian M rk n )
Titik-titik kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan
pematokan, yaitu m rk n berupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar
penentuan letak bekisting dan tulangan kolom. Penentuan kolom dilakukan dengan
menggunakan alat theodolite. Untuk pekerjaan pengukuran ini diperlukan juru ukur (surveyor)
yang berpengalaman, khususnya dalam pelaksanaan gedung bertingkat (surveyor yang
bersertifikat). Posisi kolom arah vertikal ditentukan berdasarkan kolom pada lantai
sebelumnya. Proses pemindahan titik (axis) kolom dari lantai bawah ke lantai atas
berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang pada pelat lantai. Lubang-lubang tersebut nantinya
ditutup kembali setelah pemindahan titik kolom selesai.
Posisi kolom harus sentris kedudukannya terhadap pada lantai sebelumnya, untuk itu
dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan benang dan unting-unting. Dengan bantuan
titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak
kolom dan kemudian dibuat - yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan
dalam perencanaan awal. Pengecekan kolom dilakukan dengan menempatkan alat
theodolite pada m rk n tersebut dan kemudian mengecek kelurusan m rk n kolom.
Penempatan titik kontrol pada proyek ini dilakukan pada pagar di salah satu sisi dan titik kontrol
lainnya berada pada over dikarenakan proyek ini berada tepat di pinggir jalan yang
dilintasi oleh over tersebut.

Pembongkaran Bekisting Kolom :


• Persiapan Lahan
• Pembersihan Area Kerja
• Pada saat dilakukan bongkaran kolom area kerja harus bebas
dari aktifitas pekerja dan material proyek
Prosedur Pelaksanaan :
• Persiapan Alat TC (Tower Crane)
• Persiapan Pekerja (2 Orang)
• Tahap pertama melepas support bekisting kolom
• Tahap kedua melonggarkan ikatan tie rod samping bekisting kolom
• Tahap ketiga pengikatan sling TC ke bekisting Kolom
• Tahap keempat pengangkatan bekisting kolom menggunakan TC
• Bekisting Kolom diletakan ke area stock bekisting kolom
• Pekerjaan Pelepasan Bekisting Kolom menggunakan metode ini membutuhkan kurang
lebih 10 menit
• Repair kolom yang kurang mulus

Ilustrasi Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING GESER (SHEAR WALL)

Pekerjaan dinding geser dilakukan menggunakan metode shear wall. Shear wall atau lebih dikenal dengan
istilah dinding geser adalah element struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi
untuk menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung
bertingkat dan bangunan tinggi. Dinding geser ini terdapat berbagai jenis di dalam gedung
antara lain bearing wall, frame wall, dan core wall. Pengertian shear wall dapat digambarkan
sebagai berikut.

1. Bearing wall
Bearing wall adalah jenis dinding geser yang mempunyai fungsi lain sebagai penahan beban
gravitasi.

2. Frame wall
Frame wall adalah dinding geser yang berfungsi sebagai penahan gaya lateral, geser dan
pengaku pada sisi luar bangunan. Dinding ini terletak di antara dua kolom struktur.

3. Core wall
Core wall adalah jenis dinding geser yang terletak di pusat-pusat massa bangunan yang
berfungsi sebagai pengaku bangunan gedung. Biasanya core wall diletakkan pada lubang Lift
yang berfungsi sebagai dinding lift sekaligus. Letak shear wall pada bangunan gedung sangat
tergantung dari beberapa faktor antara lain tingkat simetrisitas bangunan, tinggi bangunan, dan
asumsi dari perencana. Penentuan lokasi dan perhitungan shear wall tentu dilakukan oleh
perencana struktur dengan dasar-dasar perencanaan yang kuat. Shear wall pada gedung
biasanya menggunakan mutu beton di atas Fc 30 Mpa (K-300).

Dua fungsi utama dari shear wall adalah sebagai kekuatan dan sebagai pengaku. Shear wall
diharapkan mampu menahan segala beban seperti beban geser, lateral, dan sebagainya.
Sedangkan fungsi shear wall sebagai pengaku adalah menahan goyangan-goyangan yang terjadi
pada bangunan akibat gempa bumi sehingga semua element struktur mempunyai tingkat
kekakuan yang sama. Jika ada salah satu elemen struktur yang tidak kaku maka akan terjadi
tingkat kerusakan pada seluruh bangunan.
Adapun langkah pengerjaan shear wall antara lain :

1. Pabrikasi pembesian dinding shear wall


2. Pemasangan tulangan vertikal yang dicor bareng dengan pelat lantai bawahnya
3. Pemasangan tulangan horizontal, ikat dengan bendrat
4. Untuk area basement silahkan diberi waterstop untuk mencegah masukknya air
5. Pemasangan bekisting pada dua sisi luar. Pada bekisting diusahakan menggunakan as
drat untuk mengunci dua bekisting agar tidak terjadi beton yang bunting.
6. Cor beton dengan ready mix
7. Bongkar bekisting
Tanah Urug Peninggian Lantai
Setelah melakukan pemasangan pondasi dan pondasi sudah sesuai dengan gambar dan petunjuk
teknis, dilanjutkan dengan urugan Sirdas untuk peninggian lantai setebal seperti dalam gambar.
Urugan sirtu ini meliputi :
• Alat yang digunakan ; sekop, cangkul, keranjang/ kotak takar, alat perata, alat pemadat,
• Tenaga yang dipakai ; pekerja dan mandor,
• Waktu pelaksanaan ; setelah pekerjaan pondasi.

Gambar peninggian elevasi lantai


PEKERJAAN LANTAI KERJA

Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
• Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja


• Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : ready mix, concrete mixer, meteran, waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
• Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
• Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja


• Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
• Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl.
• Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
• Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
• Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
• Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau beton ready mix.
• Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/
raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang
dari patok level satu dengan yang lainnya.

PELAKSANAAN PENGECORAN BETON LANTAI I

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai,
dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok & pelat pada
ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari balok &
pelat dan dilanjut ke berikutnya.

Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix) sebelum pelaksanaan pengecoran,
dilakukan hal-hal sebagai berikut :

• Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
• Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan
pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
• Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
• Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
• Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat dilaksanakan.
• Pengambilan semple beton kubus/ silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/ cm2.
• Menuangkan spesi beton kedalam bekisting balok dan pelet dengan pump concrate
dengan dibantu tenaga pengecor dalam pemadatan beton dengan vibrator concrate.
• 5 Jam setelah pengecoran selesai beton diberi pelembab/ digenangi air dengan
memberikan karung goni diatas pelat beton agar terhindar dari susut beton yang terlalu
cepat akibat sinar matahari yang mengakibatkan terjadinya retak pada pelat.
• Bekisting balok dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah mencapai 21 hari dan
dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-hati untuk menghindari terjadi patah
pada balok.

TANGGA BETON

Pemasangan sengkang badan tangga


Pemasangan tulangan anak tangga pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan
gambar teknis, tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat
dengan kawat, kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak
tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting dengan ketebalan ±
2 cm.Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan.

Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes danTrape/ dinding anak tangga setelah pekerjaan
pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga
pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku
dengan bekisting badan tangga. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan
tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding
tangga kearah dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas.
Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang
dari atas
ke bawah.Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah
dipabrikasi sebelumnya.
• Bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ dinding anak tangga.
• Pengecoran setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan
pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh bagian tangga.
• Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah
beton berumur 12 jam sedangkan untuk tangga dan bordes
dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari
pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan
urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.
PEKERJAAN BETON (BALOK, RING BALK) DAN PLAT LANTAI BETON (PLAT ATAP,
KANOPI)

LANGKAH–LANGKAH PEKERJAAN BEKISTING BALOK BETON DAN PLAT BETON

1. Setelah selesai pengecoran kolom lantai dan dicor sesuai ketinggian yang
direncanakan, bersikan kolom dari bekisting dan sisa material lainya.
2. Ukur ketinggian dasar balok yang mau dibuat sesuai dengan rencana kerja yang ada
(Perhitungkan ketebalan lantai balok dan rangka bekistink yang ada).
3. Pasang dudukan untuk bekistink lantai balok pada ujung kepala kolom.
4. Ukuran ketinggaian dasar balok sesuai dengan ketinggian dasar balok/ ukuran balok
yang mau digunakan (Balok Induk/balok anak).
5. Pasang Lantai bekistink balok yang sudah diukur sesuai kebutuhan pada tempat yang
telah ditentukan Panjang dan lebarnya.
6. Bila lantai balok sudah dipasang, bawah lantai dipasang dengan perancah bekistink
untuk menopang lantai balok dengan leveling yang tepat (Imbang).
7. Pengukuran ulang pada tiap tingkat bangunan sangat perlu dilakukan secara kontinyu
untuk menjaga ketepatan posisi bangunan siku, elevasi dan lainya.
8. Pasang perancah untuk penopang lantai balok jarak sesuai ukuran dan sesuai bahan
perancah yang dipakai (balok kayu, bambu,scafolding) sesuaikan menurut perkiraan
kekuatan bahan perancah.
9. Pasang pengikat/ barcing perancah kust tidak goyang, lantai papan dapat duduk
dengan baik, kuat, tidak miring, dan imbang sesuai gambar rencana.
10. Pasang benang untuk digunakan untuk mengetahui posisi as kolom dan balok (Seperti
Posisi pada meluruskan letak besi kolom kalau ada yang kurang tepat pada posisinya
dan benang gambar).
11. Pasang dinding balok sesuai denga ukuran yang telah ditentukan dengan kedudukan
yang benar tegak lurus.
12. Sebelum dipasang nanti untuk dinding balok dan lantai posisikan dinding balok dengan
benar supaya tidak berubah pada saat pemasangan besi dan pengecoran (Bekisting
harus kuat, tidak berubah sampai saat pengecoran dan mudah dibongkar, tidak rusak).
13. Setelah posisi dinding balok selesai dipasang, besi balok dinaikan dan di beri ganjal
untuk dirakit sesuai dengan rencana pembesian yaitu pembesian untuk balok induk
dilaksanakan duluan.
14. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai
bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada
posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan
pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scaffolding). Proses
pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol
level balok dan pelat.
PEMASANGAN BESI TULANGAN PADA BALOK DAN PLAT LANTAI BETON

1. Sebelum besi tulangan dipasang, kami akan menunjukan hasil-hasil pengujian yang
memperlihatkan mutu besi tulangan tersebut (Jika diperlukan) sesuai dengan Gambar
Rencana kepada pihak konsultan pengawas dan kantor Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu.
2. Besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada (Gambar Rencana).
3. Semua besi tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis dan tidak termasuk pada
gambar rencana tetapi diperlukan/ dibutuhkan untuk memlengkapi pekerjaan harus
diadakan pelaksanaannya.
4. Pemasangan dan pengikatan dari besi yang tertanam dalam beton dilakukan pada
keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran berlangsung. Pada tulangan
harus ditempatkan pada posisinya seakurat mungkin sesuai dengan Gambar Rencana
dan diikat kuat agar tidak bergeser saat pengecoran.
5. Kontraktor harus membuat detail shop drawing dengan skala, untuk disetujui oleh
pihak konsultan pengawas dan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam pelaksanaanya.
6. Semua baja pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan,
bahan-bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan lekatan antara
beton dan baja.
7. Semua besi tulangan harus dipasang sesuai dengan panjang maksimumnya. Tidak
diperbolehkan adanya sambungan splice pada besi tulangan, kecuali tertera pada
Gambar Rencana atau disetujui dari pihak konsultan pengawas dan kantor
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
8. Jarak antara dua buah sambungan spilce harus dibuat sejauh mungkin, dengan jarak
minimum sejauh 40 kali diameter besi tulangan yang disambungkan.
9. Panjang penyaluran besi tulangan pada sambungan splice, kecuali tertera pada
Gambar Rencana, harus dipasang sepanjang minimum seperti tertera pada standard.

PELAKSANAAN PENGECORAN

v Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang diminta dan
angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isi
yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat
dengan baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik terlebih
dahulu.
v Pengadukan bahan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk sekurang-
kurangnya 1,5 menit setelah semua bahan beton sesuai persyaratan mulai diaduk.
v Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut
bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya
ke tujuan secara kontinyu sampai mencapai syarat-syart pelaksanaan yang disetujui
pihak konsultan pengawas dan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
v Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk
selama pengecoran harus digunakan concrete vibrator.
Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh
lebih dari 30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan
8 cm dan tidak boleh kena langsung baik pada baja tulangan maupun cetakan.

v Harus dihindari terjadinya pemisahan material (segregation) pada saat pengecoran


dan perubahan letak tulangan.
v Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan
secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.00 meter.
v Pengacoran harus diakukan secaa teliti dan harus selalu diperiksa sehingga bisa
menghasikan bentuk permukaan, ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan Gambar
Rencana kerja.
v Pangecoran yang terhenti
Apabila pengecoran beton terhenti pada daerah yang tidak direncanakan sebagai
pemberhentian pengecoran, misalkan akibat terjadinya kerusakan pada peralatan
pengecoran. Maka pengecoran selanjutnya hanya dapat dilakukan dengan
memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
§ Pengecoran selanjutnya dapat langsung dilakukan jika tidak melebihi 2 jam dari
saat penghentian pengecoran.
§ Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada waktu melebihi 2 jam
dan saat penghentian pengecoran, maka daerah pengecoran yang terhenti
tersebut harus diperlakukan sebagai siar dilatasi. Permukaan beton pada daerah
pengecoran yang terhenti harus dibobok minima 5 cm sehingga membentuk
bidang yang kasar. Permukaan beton tersebut kemudian diberi bahan bonding
agent seperti EMAGG atau yang setara dan yang dapat menjamin kontinuitas
adukan Beton lama dengan beton baru.

Ilustrasi Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Plat beton


PEMADATAN BETON

• Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan peralatan


pemadat (vibrator) mekanis. Kontraktor harus menyediakan peralatan yang cukup
untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan konsistensi yang cukup
sehingga dapat diperoleh beton padat tanpa perlu menggetarkan/ memadatkan
secara berlebihan. Ketelitian dalam proses pemadatan harus benar-benar
diperhatikan agar tidak terjadi rongga-rongga dan pengantongan udara pada beton
yang sedang dipadatkan dan jangan sampai terjadi perubahan posisi tulangan baja
selama pemadatan. Pemadatan/ penggetaran dilakukan dalam waktu tidak terlalu
lama sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation) beton. Pelaksanaan
pemadatan/ penggetaran ini harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang telah
berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk Direksi
Teknik.

• Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat memberikan 6000
getaran/menit bila dimasukkan kedalam adukan beton dengan slump 6 cm dan
akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar dalam radius tidak kurang dari
46 cm. Alat penggetar harus dimasukkan searah dengan as memanjangnya. Tidak
diperkenankan untuk menggetarkan beton yang telah mengalami initial set dan
jangan sampai alat penggetar menumpu pada tulangan baja Tidak diperkenankan
pula melakukan penggetaran untuk maksud mengalirkan adukan beton.

PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

• Adukan beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau pengeringan yang
terlalu dini akibat penguapan air yang berlebihan. Untuk daerah yang berangin
kencang, harus dibuat pelindung angin sesuai dengan pengarahan dan Direksi
Teknik dan harus dilindungi sehingga kehilangan kadar air dalam beton selama
masa perawatan seminimal mungkin.
• Beton yong baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan, panas matahari
serta kerusakan-kerusakan lain yang disebabkan gaya-gaya sentuhan sampai beton
mencapai kekerasan dan kekuatan sebagaimana disyaratkan.
• Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran, dengan cara
menutupnya dengan karung-karung basah, pasir basah atau digenangi dengan air
selama kurang lebih 7 hari setelah pengecoran.
• Cara lain untuk melindungi dan merawat beton harus mendapat persetujuan pihak
konsultan pengawas dan kantor Instansi terkait dan sesuai dengan SNI Beton 2003
PEKERJAAN GROUND TANK + RUMAH POMPA

Mekanisme kerjanya adalah sumber air dari sumur di pompa ke atas, kemudian disimpan
di ground tank. Lalu dari ground tank ini akan dipompa lagi ke water tank di atap (Profile Tank),
baru diedarkan ke saluran- saluran air di bawahnya.

Ground water tank atau sering disingkat GWT merupakan tempat penampungan air yang
ditanam di dalam tanah. Biasanya terbuat dari bahan beton bertulang dengan ketebalan
tertentu. Kapasitas dan ukuran GWT sangat bervariasi tergantung dari jenis bangunan, jumlah
kebutuhan air untuk bangunan tersebut, dan ketersediaan lahan yang ada.

v Pekerjaan Tanah Ground Water Tank (GWT)


Pertama karena GWT ada di dalam tanah pasti perlu dilakukan pekerjaan galian tanah.
Selanjutnya dilakukan urugan pasir urug dan lantai kerja untuk alasnya. Umumnya urugan pasir
urug dilakukan setebal 10cm sedangkan lantai kerja setebal 5cm. Setelah pekerjaan beton GWT
selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan urugan tanah kembali dengan tanah bekas galian. Untuk
sisa tanah yang tidak terpakai dilakukan pekerjaan buangan tanah. Buangan tanah ini bisa
dibuang ke lokasi lain dalam lingkungan proyek atau dibuang ke luar dari lokasi proyek.

Pembuatan Ground Water Tank Beton Bertulang


v Pekerjaan Pelat Beton Bertulang Ground Water Tank (GWT)
Seperti pekerjaan beton bertulang pada umumnya, diperlukan pekerjaan bekisting, pekerjaan
pembesian, dan pengecoran beton.
Pengecoran ini meliputi pekerjaan :
• Cor Plat dasar groundtank t=25 cm
• Cor beton dinding +vote groundtank t=20 cm
• Cor beton atap + tutup groundtank t=13 cm
• Cor Kolom K1-25x25 ruang pompa
• Tie Beam / Sloof 20X40 cm ruang pompa
• Balok B1-20X30
• Balok BA-20X30
• Cor beton atap + tanggulan rumah pompa t=10 cm

Pada perbatasan antara pelat lantai dan dinding beton atau pada area stop cor (jika pengecoran
tidak dilakukan sekaligus) harus dipasang waterstop untuk mencegah kebocoran.

Gambar 1. & Gambar 2.

Gambar 3. & Gambar 4.

Gambar 1.Tanah digali, lalu diberikan lapisan urugan pasir dibawah lantai kerja setebal 10cm,
kemudian dicor setebal 5cm untuk lantai kerja.

Gambar 2. Pemasangan stek tulangan untuk perkuatan


dinding Ground Tank.
Gambar 3. Pembuatan lubang peturasan di bawah.

Gambar 4. Pemasangan tulangan pada dinding Ground Tank.

Karena konstruksi ground tank ini menampung air dalam kapasitas yang relatif besar, maka
tekanan yang dihasilkan pun juga besar. Maka dibutuhkan perkuatan tambahan di ke 4 ujung
sudutnya. Perhatikan tulangan perkuatan tambahan yang dipasang di ujung dinding.

Gambar 5. & Gambar 6.

Gambar 7. & Gambar 8.

Gambar 5. Penambahan tulangan di ujung-ujung Ground Tank untuk perkuatan dinding.

Gambar 6. Pemasangan bata untuk pengganti bekisting.

Gambar 7. Pembuatan manhole dan pemasangan bekisting atas untuk pengecoran.

Gambar 8. Pembetonan bagian atas.

Pada bagian atas, dibuat manhole sebagai acces untuk masuk ke dalam. Biasanya untuk
menguras dan mengecek keadaan pompa. Setelah pembetonan selesai, maka ground tank ini
harus diuji dulu untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran.
PEKERJAAN SEPTIC TANK BIO

Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan
kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Agar septic tank
tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

Kemiringan pipa
Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset
dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar,
kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.

Pilih pipa saluran yang tepat


Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Untuk diameternya menyesuaikan kapasitas dengan
kebutuhan. Bangunan yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang
lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan
mampat.

Penyambungan pipa
• Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
• Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu dan
dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera masukkan
gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. Apabila belum
kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena
akan menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
• Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu
dibungkus sheell tape secukupnya pada drat sisi luar baru
dimasukkan drat dalam dan diputar sampai kencang dan rapat.

• Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las. Untuk penyenaian
pipa minimum 4 baris/ alur/ drat.
• Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
• Buat sumur resapan dan bak kontrol.

Bak harus kuat dan kedap air


Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari
lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan
pasir.

Langkah-langkah untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain :


• Pekerjaan galian tanah dan pasir urug, pada pekerjaan ini menyesuaikan Gambar Rencana
Kerja
• Setelah pekerjaan galian tanah selesai langkah selanjutnya pekerjaan lantai plat bawah
dengan metode pengecoran, sebelum pengecoran dilaksanakan adapun langkah-langkah
pabrikasi besi dan begistink.
• Penutup septic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 15 cm sehingga kuat
untuk menahan beban.
• Resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

Testing dan commissioning


• Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5-8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu
tidak boleh ada penurunan tanah.
• Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing)
dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui
lubang clean out.

Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada
kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi/
diperbaiki.
TAHAPAN PEMASANGAN BIOFIL
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN 2.7x1.1x2.35 m

Manfaat dari sumur resapan air adalah meminimalisir terjadinya bencana banjir saat musim
penghujan sekaligus sebagai dengan (menanam air) ke dalam tanah. Ini sekaligus menambah
persediaan (air bersih) di dalam tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.
Sebelum membuat sumur resapan air, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi. Syarat
ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur
Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau
labil.
2. Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank
dan berjarak minimal satu meter dari pondasi bangunan.
3. Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah
permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada
musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air)
minimal 2,0 cm per jam yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air setinggi
2 cm.

Teknik pembuatan sumur resapan air


Cara pembuatan sumur resapan air pada rumah dengan talang air adalah sebagai berikut:
• Pekerjaan galian tanah, buat sumur dengan diameter sesuai pada Rencana Gambar Kerja
namun tidak melebihi muka air tanah.
• Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa
plesteran) atau pasangan batu kosong.
• Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur
resapan dengan menggunakan pipa PVC.
• Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang
limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih
tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.
• Isi lubang sumur resapan air dengan koral/ sirtu setebal 30 cm.
• Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton tebal 15 cm. Langkahnya persiapkan
begistink dan pabrikasi besi penutup sumur, kemudian cor dengan spesifikasi yang sesuai
dengan RAB. Di atas plat beton ini dapat diurug dengan pasir maupun tanah.

PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN URUGAN BEKAS GALIAN


Pekerjaan urugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan
lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. Pengurugan dengan tanah
timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai,
ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm.

2. PEKERJAAN BETON
Yang termasuk lingkup pekerjaan beton adaiah:
1. Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang, lantai kerja, dan lain-
lain.
2. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya merupakan
struktur utama, seperti pondasi pelat beton, dan konstruksi beton lainnya seperti
dinding penahan tanah.
3. Semua pekerjaan yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengecoran
termasuk pembuatan cetakan penulangan, pembuatan dan pemasangan space
pengecoran, pembongkaran cetakan, pembuatan benda uji serta pengetesan mutu
beton, persiapan dan pemasangan penulangan stek-stek.

Persyaratan Umum
1. Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
• Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI 1971)-NI-2.
• Tata cara perencanaan struktur beton untuk
gedung (SNI beton 2003)
• Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia
(PUBI 1982)-NI-3
• Mutu dan cara uji agregat beton (SII 0052-80)

• Standar konstruksi bangunan Indonesia 1.4.53.1989-UDC : 693,5 dan Tata cara


penghitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SKSNI T-15-91-03).
• Peraturan protland cement Indonesia 1972 (NI-8).
• ASTM C-150 ’Spesification for portland cement’.
• ASTM C-33 ‘ Standard Spesification for Concrete Agregates’.
• ‘American Society for Testing and Materials (ASTM)’
• ‘American concrete Institute (ACI)’
2. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan kontraktor di “site”.
3. Peraturan-peraturan dari luar negeri seperti ACI code, JIS, BS, dsb. Dapat digunakan
sepanjang hal-hal yang diatur tidak terdapat dalam peraturan Indonesia.
4. Kualitas campuran beton struktural minimum harus mempunyai mutu K-300.

Material Portland cement


a. Semen yang digunakan harus portland jenis 1 yang memenuhi standar semen
Indonesia (NI-8-1964), PBI 1971 serta pasal 1 bagian A.1 PUBI-1982.
b. Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban, dan
air. Serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus
mengikuti ketentuan material saat ini dalam PBI 1971.
c. Semen hatus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangan dan
pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak
ada semen yang terlalu lama penyimpanannya.
d. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 3 bulan.
e. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
f. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk
menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman.
g. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam
pengangkutan.
h. Kadar alkali maksimum 0.4 %.

Agregat
1. Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi test,
standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi persyaratan ASTM C-
33. Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous).
2. Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI-2), SII 52-8,
dan ASTM C-33 seperti :
Agregat halus harus memenuhi persyaratan :
§ Modulus kehalusan 2,3 – 3,1
§ Kotoran organic <no.3
§ Kadar lumpur < 50 %
§ Kekerasan < 2,2
§ Kekekalan (Na2 S04) < 12 %
§ Peresapan (Absorpsi) < 5 %
§ Tidak bersifat rektif terhadap alkali
Agregat kasar harus memenuhi persyaratan :
§ Kadar lumpur <1%
§ Kandungan butiran pipih < 20 %
§ Abrasi Los Angeles < 40 %
§ Kekekalan (Na2 SO4) < 12%
§ Peresapan (Absorpsi) < 5%
§ Tidak bersifat rektif terhadap alkali
3. Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi Teknik. Kontraktor harus menyediakan sample agregat seberat 25 kg untuk
setiap ukuran dan sumber pengambilan agregat yang akan digunakan untuk disetujui
pihak kantor pengawas dan pelayanan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Jika pihak kantor pengawas dan pelayanan kantor Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memandang perlu untuk mengadakan
pemeriksaan.

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kami akan membuat mix design dari sebagian
jumlah bahan untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan dengan pelaksanaannya
mengikuti Standar Konstruksi Bangunan Indonesa I.4.5.3.1989-UDC : 693.5.
2. Samua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus mempunyai
lantai kerja beton tumbuk (campuran 1:3:5) dengan ketebalan minimum 5 (lima) cm.
Lantai kerja ini harus kering dan bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran Beton
bertulang dilaksanakan.
3. Perbandingan antar agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi, tetapi
agregat halus hendaknya dalam jumlah sesedikit mungkin yang apabila dikombinasikan
dengan semen akan menghasilkan adukan yang dapat mengisi rongga-rongga antara
agregat-agregat yang berbutir kasar tersebut dan cukup tersisa untuk membentuk
permukaan/ finishing yang halus.
4. Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet maka jumlah air yang dipakai
hendaknya sesedikit mungkin tetapi masih cukup mudah dikerjakan dan mempunyai
konsistensi yang cukup sesuai dengan keperluannya.
PEKERJAAN ARSITEKTUR STANDART

A.1. PEKERJAAN DINDING


A.1.A Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran
a. Lantai Dasar
b. Lantai Dua
c. Lantai Tiga
d. Lantai Atap Dan Roof Tank

LANTAI DASAR
Pasangan dinding bata
Material
§ Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta ukurannya sama
besar. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai
gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh).
§ Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut.
Pekerjaan merendam bata memang pada saat ini jarang dilakukan dengan alasan
kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar menyiram batu-bata tersebut.

Pelaksanaan
Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan
pengecoran kolom praktis.

Proses pengerjaan dinding bata yaitu :


a. Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada
gambar kerja dan spesifikasi teknis.
b. Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
c. Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
d. Bata yang akan dipasang, harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
e. Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.
f. Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
g. Terakhir dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass, Hal ini bertujuan
untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.

Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, sekrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan
§ Dinding harus diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 150 mm, disusun
dengan adukan semen dan disatukan seperti yang disebutkan
di sini. Semua unit harus disusun dengan adukan semen dan
semua sambungan harus diisi dengan spesi/ aduk.
Susunan Bata
§ Semua bata harus tetap basah selama proses konstruksi dan harus disusun agar
membentuk pola yang dapat tersambung oleh adukan semen.
§ Dalam satu hari ketinggian unit pasangan bata tidak boleh lebih dari 100 cm.
Akhir dari pekerjaan bata harus disisakan untuk tempat memanjat tukang dan
tidak boleh diblok/ diisi untuk mencegah retak di kemudian hari. Susunan bata
harus mengikuti peraturan yang benar, yaitu antara lapisan satu dengan lapisan
lainnya harus memiliki jarak setengah dari panjang bata. Semua sambungan
bata harus diisi dengan adukan semen dan sambungan harus rata dan sama
ketebalannya. Jarak rata-rata adalah 12.5 mm dengan toleransi 2.5 mm.
§ Bata harus direndam sebelum disusun, dan sebelum terkena adukan semen.
§ Pekerjaan bata harus dibangun dengan tata cara yang sama dalam pengukuran
dan garis ketinggian yang tepat. Sudut-sudut dan pekerjaan lain yang lebih sulit
harus disusun dengan penopang dan tidak dinaikkan melebihi 100 cm. Toleransi
vertikal maksimum per 400 cm adalah 10 cm.
§ Tiang, segala sesuatu yang permanen dan/ atau railling dan segala sesuatu
yang dibenamkan untuk pekerjaan lain yang termasuk dalam kemajuan kerja di
lapangan, harus dibangun seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Bata harus
dapat dibongkar, dikurangi/ ditambah ketinggiannya jika diperlukan, untuk
mencapai ketinggian yang disyaratkan.
§ Tulangan harus digunakan sekurang-kurangnya setiap 400 cm panjang dinding
dan pada semua kolom, sudut, plat, balok dan sebagainya.
§ Pada tempat-tempat atau bukaan yang akan dipasang kusen kayu atau logam,
pasangan dinding bata harus disisakan/dilubangi sampai cukup kuat untuk
dipasangi angkur, paku, pasak dan prosedur yang diperlukan untuk kusen, dan
kemudian harus dilapisi dengan beton.
§ Semua unit pasangan bata yang bertemu baja atau balok beton harus diberi nat
beton untuk membentuk alur, dan juga harus diberi tulangan diameter 8 mm.
Semua hal yang diperlukan sehubungan dengan struktur utama atau
pendukung, harus diberi nat pada waktu penuangan campuran material.

Pembersihan dan Penyambungan


§ Permukaan bagian dalam dari semua bata harus dibersihkan. Sudut pertemuan
antara dinding bata harus tegak lurus dan membentuk siku, yang ditegaskan
dengan alat-alat yang sesuai. Sambungan bata di bagian bawah, di ducting/
saluran di atas langit-langit, di belakang lemari dan lain sebagainya, harus
dibuat halus.

Buis Beton
Cara Pemasangan Buis Beton
Dalam proses pemasangan buis beton, haruslah dengan
perhitungan yang tepat dan penuh kehati-hatian. Hal ini agar
dikemudian hari air yang mengalir dalam saluran air buis
beton, yaitu tahap persiapan, tahap penggalian, tahap pemasangan, dan tahap finishing.

Ø Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang pertama ini, gambar perencanaan dan survey lokasi
adalah hal yang harus disiapkan dengan matang. Dimana hal yang didapat
adalah ukuran awal dari semua rencana pekerjaan pemasangan buis beton.
Dalam tahap persiapn saluran air, terdapat dua macam pengukuran yang perlu
kita lakukan. Pengukuran yang pertama yaitu pengukuran longitudinal yang
berfungsi mencari trase saluran dan batas pembebasan. Dan pengukuran yang
kedua adalah pengukuran cross section yang berfungsi mencari elevasi saluran.
Jika telah menemukan lokasi yang tepat dan lahan galian yang dibutuhkan,
selanjutnya adalah mempersiapkan semua yang dibutuhkan seperti tata letak
material, peralatan, dan ruang istirahat para pekerja.

Ø Tahap Penggalian
Tahap kedua adalah tahap penggalian, tahap penggalian dilakukan setelah
pengukuran dan penggambaran telah selesai. Dalam proses penggalian ini,
terdapat dua cara yaitu :
• Menggunakan cara manual (digali oleh para pekerja menggunakan
sekop dan cangkul).
• Menggunakan excavator dengan sistem trimming slope, yaitu area
urugan memakai tanah dari hasil galian.
Agar kemiringan lahan yang digali sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan,
penggalian harus sesuai dengan elevasi cross section. Kesalahan dalam proses
penggalian dapat mengakibatkan saluran air tidak mengalirkan air dengan baik,
apabila ditambah sampah yang jatuh ke dalam saluran air, pastinya
mengakibatkan terjadinya penyumbatan air. Bila proses penggalian selesai,
buatlah lining agar tanah tidak masuk kembali ke dalam galian, hal ini karena
sering sekali tanah bekasa galian jatuh lagi ke lubang galian. Terakhir kemudian
tutup kembali area galian sehingga elevasi sesuai rencana. Ukuran buis beton
yang digunakan untuk saluran air bervariasi atau disesuaikan dengan kebutuhan
RAB.

Ø Tahap Pemasangan
Tahap ketiga adalah tahap pemasangan, dalam proses pemasangan buis beton
dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat berat seperti
excavator yang disesuaikan dengan seberapa dan banyak berat buis beton yang
akan dipasang. Dalam pemasangannya, buis beton dipasang sejajar dan saling
disambungkan antara satu dengan lainnya. Pertemuan antara buis beton satu
dengan lainnya harus disambungkan dengan cara di las menggunakan plat
penyambung, setelah itu sambungan perlu di nat dengan
semen agara lebih kuat. Pastikan elevasi
sambungan saling bertemu.
Ø Tahap Finishing
Jika buis beton untuk saluran pipa telah semua terpasang dengan sempurna,
proses paling akhir adalah pengurugan kembali galian yang ada ditiap samping
saluran. Hal ini tentunya bertujuan agar saluran air yang telah ditaruh tetap
diam ditempat dan tidak bergeser. Dalam proses perurugan, jangan sampai buis
beton yang sudah dipasang bergeser akibat terdorong ketika sedang mengurug
dan memadatkan. Maka dari itu, sebelum proses pengurugan dan pemadatan,
sebaiknya pasanglah caping beam yang terbuat dari beton terlebih dahulu agar
proses perurugan dan pemadatan berjalan mudah dan lancar.

Bak Kontrol
Material :
Ø Bata merah/ batako
Ø Besi
Ø Semen
Ø Pasir
Ø Air

Peralatan :
Ø Skop, cangkul, cetok, ember, dll

Proses pengerjaannya sebagai berikut :


Ø Tentukan titik mana yang akan dibutkan bak kontrol.
Ø Besi berfungsi sebagai tiang pondasi pada bak kontrol agar lebih kuat dan tahan
lama, setelah pondasi besi sudah terpasang lanjut ke pemasangan.
Ø Bisa pakai bata merah/ batako untuk menjadi dinding pada bak kontrol , panjang,
lebar & tinggi sesuai dengan saluran yang akan terhubung ke bak kontrol. Tetapi
posisi bak kontrol harus lebih besar dari saluran air.
Ø Setelah dinding terpasang maka lakukanlah perapihan pada dinding bak kontrol
agar terlihat lebih rapi dan buat tutup bak kontrol nya juga jika suatu saat
bermasalah pada saluran air sangatlah mudah untuk mengecek nya.
Pasangan dinding bata ringan
Ø Siapkan gambar shop drawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai
acuan.
Ø Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/ roskam,
palu karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
Ø Cek/ sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bila mana dipasang
akan mendapat permukaan yang rata.
Ø Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
Ø Pasanglah petunjuk/ alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding
(marking).

Pasangan Dinding Bata Ringan

Gambar Marking & Profil Hollow.

1. Pasang Profil dengan memakai hollow besi.


2. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom
praktis sesuai approval. Dengan ketentuan :
• Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
• Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
3. Bersihkan area kerja dari kotoran-kotoran yang ada.
4. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat
bekerja dengan baik.
5. Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan/
ember plastik.
6. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
7. Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan
mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata.
(Leveling)
8. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan
atas join slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed (campuran MU 380 dengan air dan
diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
9. Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
10. Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt air Dengan perbandingan 1 ember
semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan
sesuai dengan yang telah di ajukan approval.
11. Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen.
12. Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
13. Gunakan Water Pas untuk memastikan permukaan horisontal dan vertikal pasangan
presisi.Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut
digunakan hollow alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.
14. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering
dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.

Gambar Bak Adukan & Leveling.


Gambar Stater Bar & Pengecoran Kolom.

Gambar Kontrol Kerataan.

Gambar Plesteran & Rendering.


Pasangan dinding partisi Kalsiboard

Ø Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi
kalsiboard.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 &
40/40, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-
unting, gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.
Ø Pengukuran
• Lebih dahulu juru ukur/ surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai
(marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.
Ø Pemasangan rangka hollow dan gypsum board
• Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
• Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan
jarak rangka 60x60 cm.
• Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
• Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan
menggunakan sekrup gypsum.
• Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan
pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan
elektrikal terpasang baru lembaran gypsum board sisi
berikutnya dipasang.
• Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi
gypsum board.
• Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian
digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/ flat.
• Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar
permukaan rata.
• Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

Plesteran dan Acian


Dinding yang telah selesai dipasang perludilindungi (ditutup) dengan suatu lapisan dari
adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding bagian bawah
yang berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ± 20 cm. Sebelum
memulai dengan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu serpihan-serpihan adukan, debu atau
kotoran-kotoran lain, yang menempel pada tembok perlu dibersihkan dengan cara
menyiramkan air pada dinding. Campuran adukan yang dipakai untuk plesteran adalah 1pc
: 2pasir untuk dinding bagian bawah (kedap air) dan 1pc : 4pasir untuk pekerjaan plester
pada bagian tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air.
Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk
plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian
beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton sebaiknya diberi cairan
semen kental. Hal tersebut dimaksudkan agar antara plesteran dan bagian permukaan
beton dapat menyatu dengan kuat.

Pekerjaan Plesteran
Setelah dinding terpasang sampai atas, mulailah melakukan pelapisan penutup dinding
bata. Pelapisan dilakukan dengan diplester untuk dinding dalam. Dinding luar atau batas
kavling biasanya hanya disawut (plesteran tanpa dihaluskan serta tanpa diaci). Sebaiknya
saat memulai suatu pekerjaan plesteran hendaknya dinding batu bata disiram terlebih
dahulu dengan air agar plesteran cepat menempel di dinding.
Setelah seluruh diplester, diamkan beberapa hari agar kadar airnya cepat hilang. Biasanya
setelah kadar air seluruhnya telah menguap, plesteran akan terlihat retak-retak kecil.
Pekerjaan plester itu biasanya dilakukan pada bidang dinding dan pada bagian atas
pondasi (trasram/ semenram). Pekerjaan trasram untuk mencegah agar kaki tembok tidak
mengisap lembab (air) dari tanah. Adukannya dibuat rapat air yaitu dengan Campuran 1pc
: 2pasir. Diantara bagian bawah tembok dengan bagian atas pondasi, sekarang banyak
dipasangi balok beton bertulang (sloof) dengan maksud untuk meratakan beban bangunan
yang diterima oleh pondasi yang sekaligus berfungsi sebagai trasram.

Syarat-Syarat Memplester Tembok :


Ø Tembok yang akan diplester harus datar.
Ø Sebelum memulai memplester tembok harus digaruk dengan sapulidi dan
dibersihkan dengan air tawar.
Ø Tebal lapis plester hanya 1 @ 1,5 cm.
Ø Adukan yang dipakai 1semen : 4pasir.

Pelaksanaan Memplester Tembok :


Ø Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa
bagian (petak- petak).
Ø Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol .± 3 cm
dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.
Ø Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel pada
benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya didapat plester sama tebal dan
rata.

Ø Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat plester
utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar tebal plester.
Ø Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter.
Ø Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores
dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh
bidang yang rata.
Ø Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur + semen
merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan standar yang
rata, ini disebut mengaci.
Ø Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut siku (=
90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1semen : 3pasir supaya tahan benturan-
benturan ringan.
Ø Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan kapur
tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur dengan zat
pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan :


Ø Bahan adukan plester seperti pasir, tras dan kapur yang telah dicampur rata harus
diayak dulu, supaya butiran-butiran kasar tidak ikut bercampur.
Ø Usahakan jangan menggunakan adukan bekas tembok lama karena daya lekatnya
kurang.
Ø Pada pekerjaan mengaci, bila dalam ember kapur tadi air kapumya sudah habis,
hanya tinggal butiran-butiran kasar yang harus dibuang dan diganti dengan
campuran yang sarna dan baru.
Ø Sebelumnya lapis plester tembok lama harus dikupas.
Ø Siar tegak maupun siar datar harus digaruk sedalam ± 1,5 em.
Ø Bagian bata tembok yang lumutan (licin) harus digaruk supaya permukaannya kasar,
agar lapis plester yang bam dapat melekat dengan baik.
Ø Bila ada bagian tembok yang terlalu kering, harus dibasahi dengan air tawar.

Pekerjaan Acian
Pekerjaan berikutnya adalah mengaci, untuk menutupi adanya keretakan alami akibat
penguapan. Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan penyiraman agar
acian mudah melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai maka
perlakuannya sama dengan pekerjaan plesteran.
Acian didiamkan beberapa hari agar kadar airnya mengering. Setelah terjadi pengeringan,
akan timbul secara alami keretakan yang disebut retak-retak rambut.
Setelah proses pengacian selesai, pekerjaan selanjutnya adalah
menutupi pori-pori atau retak-retak rambut. Secara umum
arang akan memakai wall sealer (plamur tembak). Plamur
tembak diencerkan dengan air secukupnya. Kemudian
diratakan pada permukaan dinding dengan alat perata.
Plamur tembak dapat dijumpai di setiap taka-taka bangunan dengan berbagai merek.
Secara umum bahan ini lebih banyak dipakai di peru mahan perkampungan. Plamur
tembak tipe ini agak sedikit mahal karena pengerjaannya akan banyak memakan waktu
sehingga menambah biaya pelaksanaan. Selain itu, pada waktu akan dilakukan
pengecatan, dinding harus diamplas terlebih dahulu.

Di sini banyak dijumpai adanya bilur-bilur bekas guratan alat perata (kape atau alat perata
lainnya) sehingga pengamplasannya juga akan memakan waktu serta banyak memakai
kertas amplas. Bagi mereka yang tetap akan memakai plamur tembok jenis ini ada
beberapa cara yang cukup baik untuk membuat plamur tembok yang lebih murah dan
mudah dibuat sendiri.
Cara lain untuk melapisi keretakan acian adalah memakai plamur tembok jenis lainnya
yang disebut under coat (lapisan dasar). Bahan ini diproduksi oleh pabrik cat terkenal
dengan berbagai merek. Secara teknik pemakai bahan tipe ini akan lebih menguntungkan,
karena pelaksanaannya memakai rol cat dinding. Bahannya harus dibuat seencer mungkin
sehingga bidang sasaran akan jauh lebih banyak. Pengerjaannya pun bisa lebih cepat.
Keuntungannya akan dapat menekan biaya pelaksanaan. Dibuat encer bertujuan agar
seluruh bahan tersebut dapat sempurna mengisi celah-celah retak rambut acian. Bila
dibuat kental, akibatnya pada saat mengering bahan tersebut akan naik ke permukaan
celah-celah yang retak. Selain itu, lebih boros pemakaian bahannya. Jadi, pekerjaan
pengamplasan akan lebih lama dan boros kertas amplas serta menambah biaya
pengerjaan.

Plesteran dan Acian Bidang Sudut


Prinsip pengerjaan plesteran dan acian pada bidang sudut tembok dan lengkung
tembok adalah sama dengan plesteran dan acian pada dinding tembok. Yang perlu
diperhatikan adalah; untuk bidang sudut tembok, plesteran dan acian sudut harus
membentuk garis tegak dan lurus. Untuk bidang lengkung, plesteran dan acian harus
sesuai dengan bidang lengkung yang diinginkan, bila dinding lengkung tidak rata, maka
fungsi plesteran dan acian bidang lengkung adalah meratakan bidang lengkung tersebut.

Pekerjaan Kolom Praktis dan Balok Latei


Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan
balok latei.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi
beton, kawat beton, paku, air, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik,
gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

Pengukuran
• Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi
tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom
beton praktis dan balok latei.
Pabrikasi besi tulangan
• Pabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat
sesuai gambar kerja yang telah disetujui.
• Pabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
• Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya,
supaya tidak membingungkan pada saat akan dipasang.
• Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum
ada besi stek existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan
alat bantu bor listrik.
Pabrikasi bekesting
• Pabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari
multiplek dan perkuatan dengan menggunakan kaso.
• Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
• Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel
dengan dimensi dibuat sesuai ukuran gambar kerja.
• Pasang perkuatan/ support pada bekesting.
• Bekisting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat menghasilkan bidang yang flat/ maksimal. Gunakan waterpass/u nting-unting
untuk pengecekan.
• Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.

Pengecoran beton
• Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah
dipasang/ difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
• Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix.
• Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area
pengecoran, adukan beton diratakan dan dipadatkan sehingga beton tidak ada
sarang tawon/ keropos.

PERBAIKAN/REPAIR PADA STRUKTUR BETON


A.1. Jenis–jenis cacat beton.
Cacat beton yang paling sering terjadi antara lain sebagai berikut :
Ø Honeycomb
Ø Retak lantai
Ø Beton keropos dengan atau tanpa besi tulangan yang terekspose
Ø Beton tidak rata atau menggelembung/bunting pada permukaan beton

A.2. Metode Repair


Perbaikan akan dilakukan oleh tim khusus dari kontraktor spesialis repair beton bila terdeteksi
adanya cacat pada struktur beton. Metode perbaikan yang akan dilakukan akan tergantung dari
jenis cacatnya, yaitu sebagai berikut:

2.1. Honeycomb ( Pada ketebalan selimut beton )


Untuk honeycomb pada kolom/Core wall/Shearwall diajukan perbaikan dengan
menggunakan Sika monotop 613
Metode perbaikannya adalah sbb:
• Bersihan daerah yang terjadi honeycomb,
chipping apakah terlihat besi atau tidak, jika
terlihat besi ikuti cara perbaikan pada item
2.3, jika tidak terlihat besinya ikuti langkah–langkah dibawah ini :
• Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai
menemukan permukaan yang padat.
• Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi
dengan Sika Bond NV, tunggu ± 30 menit.
• Tambal area yang terbuka dengan Sika monotop 613
• Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.

2.2. Retak pada plat


2.2.1. Patching or Sealing (Metode penambalan)
Untuk retak-retak ringan (lebar retak < 0.3 mm) pada lantai beton diajukan
perbaikan dengan penambalan menggunakan Sikagrout 215.
Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:
• Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram
permukaan lantai dengan air
• Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215
• Bahan Grout dapat dicampur hingga dapat mengalir (volume air
sebanyak 4.25 lt unutk 1 sak @25 kg) atau cukup agar bisa
digunakan trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak @25
kg)
• Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpoun

2.2.2. Pressure Grouting/Injection (Suntikan)


Untuk retak dengan lebar > 0.3 mm, diajukan untuk dilakukan suntikan dengan
menggunakan SIKADUR-752 untuk daerah kering, untuk daerah
basah menggunakan Sika Intraplast Z.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
• Bersihkan daerah retak
• Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang
retakan dengan jarak specing 200mm.
• Tambal retakan, terutama area–area sekeliling selang dengan Sikaset
Accelerator.
• Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang
terpasang.
• Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering,
untuk daerah basah grouting menggunakan Sika Intraplast
Z. Suntikan dilakukan dengan tekanan yang stabil. Tekanan
maksimum akan diberikan sekitar 1- 3 bar dan ditahan selama 1
menit.
• Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan
permukaan.

2.3. Beton keropos dengan atau tanpa besi tulangan


yang terekspose
2.3.1. Patching or Sealing (Metode penambalan)
Untuk beton keropos tanpa tulangan yang terekspose,
diajukan
metode patching (tambalan) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
• Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan
permukaan yang padat.
• Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan
Sika Bond NV, tunggu ± 30 menit.
• Tambal area yang terbuka dengan Sika monotop 613.
• Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.

2.3.2. Pressure Grouting /Injection (Suntikan)


Untuk beton keropos dengan tulangan yang terekspose, diajukan
metode Pressure Grouting/ Injection (suntikan) dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
• Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan
permukaan yang padat.
• Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan
Sikabond NV.
• Untuk area yang cukup besar :
• Pasang bekisting dan cor kembali dengan Sikagrout 215 atau beton dengan
mutu yang sama.
• Untuk area yang kecil, sempit dan rapat dengan tulangan, diajukan metode
sebagai berikut :
Ø Sediakan agregat 20mm dengan kawat ayam dipasang sekililing area
yang akan diperbaiki.
Ø Tutup dengan bekisting, sediakan selang grouting (inlet dan outlet).
Ø Tambal celah-celah pada bekisting dengan Plug bersetting cepat.
Ø Lakukan curing selama 1 hari.
Ø Lakukan suntikan dengan Sikagrout 215.
Ø Berikan tekanan 1-3 bar dan tahan selama beberapa menit.
Ø Selang grout dapat dipotong dan dilepaskan pada hari berikutnya.

2.4. Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada permukaan beton


(Kolom, Slab, Beam, Shearwall dan Corewall)
Untuk cacat ini, dilakukan metode Trimming and Patching sebagai berikut :
Ø Area yang cacat ditandai.
Ø Lakukakan hacking pada permukaan beton yang tidak rata.
Ø Ratakan dengan melakukan penambalan menggunakan Sioka Monotop
613.
Ø Lakukan curing pada permukaan yang diperbaiki.
Summary Metode Repair Beton dan Material yang digunakan :
PEMASANGAN RAILING TANGGA

Prosedur :
I. Peralatan yang digunakan :
a. Kertas semen/ koran
b. Lakban
c. Amplas
d. Roll
e. Kuas
f. Skrap
g. Kain lap (majun)
II. Bahan yang digunakan :
a. Plamir
b. Cat dinding
III. Pelaksanaan
Ø Marking as & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai rencana gambar kerja.
Ø Tentukan letak tiang railing sesuai rencana gambar kerja.
Ø Pasang tiang railing pada awal trap tangga & pada bordes lantai atasnya.
Ø Tarik benang antara kedua tiang railing.
Ø Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan.
Ø Matikan dudukan tiang railing.
Ø Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang. Kemudian ratakan &
haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang terpasang.
Ø Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan dynabolt.
Ø Dan agar diperhatikan sistem joint bagian bawah (plat tangga dengan cover
plat).
Gambar ilustrasi pemasangan railing tangga 1.

Gambar ilustrasi pemasangan railing tangga 2.


PEMASANGAN KERAMIK DINDING KM/ WC
Persiapan
• Hitung luas seluruh bagian dinding dan lantai untuk mengetahui jumlah keramik yang
diperlukan. Pisahkan jumlah keramik dinding dan keramik untuk lantai kamar mandi.
Karena kita akan menggunakan jenis keramik dengan ukuran dan motif yang berbeda
antara kedua tempat tersebut.
• Alat yang harus disiapkan persis sama dengan peralatan yang diperukan untuk
memasang keramik lantai, atau dinding rumah yang lainnya.
• Jika dinding telah dicat sebelumnya, maka harus dikelupas terlebih dahulu semua cat
yang menempel dengan melukainya menggunakan pahat beton dan palu besi. Siram
dan bersihkan semua kotoran yang menempel. Sedangkan jenis pekerjaannya adalah
renovasi keramik, maka semua keramik lama yang menempel harus dikelupas terlebih
dahulu hingga bagian dinding hanya terlihat plesteran atau terlihat sedikit batu
batanya.
Pemasangan
Pemasangan keramik kamar mandi sebaiknya mendahulukan pemasangan bagian dinding,
jika telah selesai dilanjutkan memasang bagian lantai.
• Pasang terlebih dahulu seluruh pipa saluran air bersih, dan saluran air pembuangan.
• Jika keramik lama telah dikelupas, plester kembali dengan adukan 1 bagian semen dan
2,5 bagian pasir beton. Pastikan dinding tegak lurus dengan mengeceknya
menggunakan lot (besi berat berbentuk kerucut pada bagian bawahnya-red). Plester
pada bagian yang akan dipasang keramik saja cukup diratakan dengan penggaris kayu
dan tidak perlu dihaluskan.
• Jika dinding kamar mandi telah diplester sebelumnya, maka tindakan selanjutnya
mengukur tegak lurus dinding dengan lot dan tancapkan paku, pasang benang dari
titik atas ke bawah. Hal ini dilakukan di kedua sisi, kanan dan kiri.
• Ukur ketinggian satu meter dan tandai dengan pensil. Timbang ke empat sudut dinding
dengan selang kecil sabagai waterpass. Tandai dengan paku dan pasang benang.
• Tarik meteran ukur dari tanda paling atas tadi ke arah bawah, pada salah satu dinding
terlebih dahulu. Tancapkan paku beton pada kedua sisi dan pasang benang sebagai
permulaan pemasangan keramik dinding. Jangan lupa cari posisi tengah dinding,
sehingga potongan keramik sebelah kanan dan kiri akan sama besarnya.
• Siapkan adukan dengan perbandingan 1 bagian semen PC dan 1,5-2 bagian pasir
beton. Kadangkala adonan kurang bagus, maka ditambah semen lagi sembari
memasang keramik.
• Jika keramik telah direndam, kemudian ditiriskan. Pasang kepingan keramik satu per
satu dengan cara mengoleskan adonan di permukaan bawah keramik, ketebalan
disesusaikan dengan ketebalan benang dari dinding.
• Tempelkan keramik ke dinding, ratakan bagian atas dan bawah dengan benang. Pukul
dengan palu karet perlahan, hingga keramik merekat di permukaan dinding.
• Selanjutnya pemasangan berikutnya sama dengan cara di atas. Pada bagian pinggir
dipotong menggunakan gunting keramik atau angel grinder. Begitu juga pada bagian
bawah, pemotongan disesuaikan dengan tinggi bagian bawah keramik dengan batas
coran lantai kamar mandi. Secara teori, jika pasangan diding hanya 1 meter, maka
jumlah baris dari bawah keatas adalah 2,5 keping keramik.
• Pada bagian pojok, salah satu sudut kamar mandi dapat dipasang semacam dudukan
terbuat dari pasangan bata, dicor pada bagian atasnya, kemudian dibungkus dengan
keramik. Bangku ini dapat digunakan sebagai tempat untuk berlulur atau
membersihkan badan sembari duduk manis.
• Hal terpenting yang harus dilakukan ketika memasang keramik lantai kamar mandi
adalah kemiringan lantai paling rendah harus diarahkan ke lubang floordrain. Sediakan
lubang utuk kloset duduk dan saluran pembuangan air kotor dengan mengukur pipa
yang tertanam.
• Bersihkan semua permukaan keramik menggunakan kain lap atau spoons.
• Satu hari setelah pemasangan selesai, lakukan pengisian nat. Tekan nat dengan padat
terutama pada bagian keramik lantai. Gunakan grout yang berkualitas tinggi agar tidak
cepat mengelupas.
• Tahap terakhir, pemasangan kran, shower set, kloset duduk daan accesories lainnya.
PASANGAN PLINT KERAMIK
Persiapan
§ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik.
§ Approval material yang akan digunakan.
§ Persiapan lahan kerja.
§ Persiapan material kerja, antara lain : keramik plint sesuai spesifikasi RAB, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, gerinda, meteran, palu karet, benang, dll.

Pengukuran
§ Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) pada dinding yang akan dipasang
plint keramik.

Pelaksanaan pasang plint keramik dinding


§ Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bagian bawah jangan diplester + aci dahulu
agar tidak ada pekerjaan bobokan.
§ Rendam plint keramik dalam air.
§ Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat menggunakan
acian.
§ Pada saat pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan keramik yang rata.
§ Cek level pasangan plint keramik dengan waterpass.
§ Grouting/ isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

PEKERJAAN GRC
Proses pemasangan GRC umumnya menggunakan rangka besi penahan beban yang dapat
dipasang terlebih dahulu. Setelah itu barulah panel-panel GRC dipasang pada rangka besi
tersebut. Selain menggunakan teknik tersebut, pemasangan GRC juga bisa dilakukan dengan
cara menggunakan rangka stud frame yang langsung dipasang di beton dengan memanfaatkan
dynabolt. Sedangkan sambungan antara panel satu dengan lainnya bisa menggunakan flexible
joint. Secara singkat proses pemasangan GRC adalah sebagai berikut :

1.A. Persiapkan panel-panel GRC yang akan dipasang.

1.B. Persiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk memasang panel GRC.

Ø Chain block atau kerekan yang dilengkapi tali tambang. Pemasangan alat ini diusahakan
bersifat portabel/ mudah untuk dipindahkan.
Ø Scaffolding. Alat bantu ini disusun sedemikian rupa dengan estimasi jarak yang tidak
mengganggu proses pemasangan GRC, yaitu sekira 50 cm dari tempat pemasangan.
Ø Electric drill (jika dibutuhkan) untuk mengunci mur baut sebagai penguat mur saat
pemasangan rangka besi atau pun panel GRC.
Ø Setelah perlengkapan sudah dipersiapkan, pastikan sekali lagi bahwa panel-panel GRC
yang akan dipasang sudah tepat posisi (tidak salah penempatan).
1.C. Panel GRC dinaikkan/ diangkat/ ditempatkan sesuai posisi yang diinginkan dengan
menggunakan kerekan dan bantuan tali tambang untuk menghindari benturan dengan bangunan
atua benda lain.
1.D. Setelah panel GRC sudah ditempatkan di posisi yang tepat, pasangan bisa disipat
menggunakan bantuan lot gantung untuk memastikan tingkat lurus dan tidaknya panel GRC. Jika
sudah jelas lurus dan tidak ada masalah, maka panel GRC bisa dikancing dengan sistem
pengelasan panel ke dinding tumpuan.

1.E. Setelah lurus dan selesai melakukan pengelasan (baca: panel sudah terpasang), proses
terakhir adalah melakukan pekerjaan finishing. Proses ini dilakukan untuk memperbaiki panel
GRC yang cacat akibat benturan atau pemakaian bahan penutupflexible joint antar panel. Bahan-
bahan yang bisa dipakai pada proses finishing adalah adonan dari serabut fiber, lem, dan semen
yang dicampur dengan air secukupnya untuk memperhalus bagian-bagian cacat yang dimaksud.

PEMASANGAN LISTPLANK GRC

Pemasangan Lisplang Secara Vertikal


Sistem pemasangan lisplang secara vertikal memiliki kelebihan-kelebihan yaitu mudah
dikerjakan, prosedurnya sederhana, dan praktis karena lisplang tinggal disekrup ke reng baja
ringan. Selain itu, metode vertikal juga memungkinkan pemasangan lisplang menjadi lebih
ekonomis karena bahan-bahan yang dibutuhkan memiliki harga yang cukup murah.
Namun sebaliknya, metode ini kurang mampu menjamin keamanan dari lisplang. Lisplang
cenderung tidak tersambung kuat dengan rangka baja ringan sebab hanya mengandalkan
pengikat berupa sebuah sekrup lisplang di setiap profil melintangnya. Metode ini biasanya
banyak diterapkan pada proyek-proyek perumahan.
Pemasangan Lisplang Secara Diagonal
Kendati proses pengerjaannya cukup rumit, pemasangan lisplang secara diagonal cukup banyak
diaplikasikan pada saat membangun rumah. Kekurangan lainnya, metode ini membutuhkan biaya
pembangunan yang lumayan besar. Hal ini dikarenakan lisplang yang terletak di profil C baja
ringan harus dipasang terlebih dahulu sehingga kebutuhan akan baja ringan pun meningkat
drastis.
Untungnya, pemasangan lisplang secara diagonal membuatnya lebih kokoh. Kedudukan lisplang
bisa ditahan menggunakan dua buah sekrup di setiap profil melintangnya. Sehingga posisi
lisplang lebih mantap dan tak mudah goyah.
Setelah menentukan model pemasangan lisplang yang akan dikerjakan, selanjutnya adalah
memasang lisplang tersebut secara memanjang sesuai dengan kebutuhan atap dan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Dalam pengerjaannya nanti, Anda perlu memperhatikan jarak
pemasangan antar-sekrup yang sebaiknya tidak terlalu jauh agar ikatannya semakin kuat.
Idealnya jarak antar-sekrup yang baik berkisar antara 20-30 cm dan dipasang memanjang
mengikuti lisplang GRC tersebut.
Sesudah lisplang berhasil dipasang, kemudian masing-masing sekrup dan sambungan diberikan dempul.
Tujuannya tentu supaya penampilan lisplang tampak lebih rapi dengan permukaan yang rata. Pastikan
Anda memakai produk dempul yang bermutu bagus dan tahan terhadap cuaca ekstrim. Setelah proses ini
selesai, silahkan Anda mengecat lisplang untuk memperindah tampilannya.
PEMASANGAN PLAFOND
• Lantai Dasar
• Lantai Dua
• Lantai Tiga

Pendahuluan
Plafond adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit bangunan.
Pada dasarnya plafond dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar
tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Namun demikian dewasa ini
plafond tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau dingin, melainkan juga sebagai hiasan
yang akan lebih mempercantik interior suatu bangunan. Plafond biasanya dibuat dengan
ketinggian tertentu. Namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak selalu rata. Variasi
tersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling. Plafond dibuat lebih tinggi dari yang lain.
Manfaat/ kegunaan dari plafond antara lain sebagai berikut :
• Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih, dan tidak tampak kayu dari rangka-
atapnya.
• Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng.
• Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung.
• Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

Rangka Plafond
Untuk pemasangan plafond diperlukan konstruksi khusus untuk menggantungkannya yang
dikenal dengan nama rangka plafon. Bahan rangka plafon yang umum digunakan adalah kayu,
meskipun dewasa ini dikenal juga rangka plafon dari bahan besi hollow (besi berbentuk kotak).
Bahan ini tahan terhadap rayap dan api yang membuat plafon bertahan lama dibanding
menggunakan kayu.

Ukuran Batang Rangka Plafond


Ukuran batang rangka plafon ditentukan dari jarak bentang dariruangan, jenis bahan yang
digunakan, dan panjang-pendeknya batanggantung. Ukuran-ukuran batang yang biasa dipakai
seperti tercantumpada daftar berikut.

Jarak Perletakkan (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)


100 - 200 5 5
200 - 300 5 7
300 - 400 5 10
400 - 500 5 10

Ketentuan Pemasangan
Batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-ikat kuda-kuda. Jika jarak antar
dinding yang mendukung kuda-kuda dalam ruangan kurang dari jarak antara kuda-kuda, maka
batang-batang gantung plafon induk dipasang tegak lurus arah dinding dan masuk dalam
pasangan dinding. Namun, jika jarak antara kuda-kuda kurang dari jarak antar dinding yang
mendukung kuda-kuda, maka batangbatang gantung plafon induk dipasang
tegak lurus pada balok ikat dari kuda-kuda.
Pada prinsipnya pemasangan batang penggantung plafon adalah sama, tetapi jaraknya tidak
sama tergantung dari bahan plafon yang igunakan. Pada bangunan perumahan dalam
pemasangan plafond, ketentuan untuk tinggi ruang/ kamar minimal sekurang-kurangnya 2,40 m
kecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luas ruang mempunyai tinggi
ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah tidak kurang dari 1,75 m. Pada
ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10 m.

PEKERJAAN LIST PLAFOND

Langkah Pertama :
Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika meleset
beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian
sambungan pojok).

Langkah Kedua :
Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan
cutter atau gergaji besi.

Langkah Ketiga :
Selanjutnya buatlah "perekat" dari compound untuk menempelkan list pada dinding yang akan
dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan kape. Bubuk compound diletakkan di
suatu wadah (biasanya potongan papan gypsum atau potongan tripleks). Dikarenakan compound
setelah terkena air cepat mengeras (kurang lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan
agar air yang dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan.

Langkah Keempat :
"Perekat" yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi. Oleskan
"perekat" tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan
plafond secara merata.

Langkah Kelima :
Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi "perekat" tersebut ke dinding dan plafond yang akan
dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi tanda tempat yang
akan ditempel list).

Langkah Keenam :
Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas dan bawah list
dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas "perekat" yang keluar.
Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape.
Pada sambungan list, usahakan agar tidak sampai keliatan. Caranya dengan menambah
"perekat" atau membuat motif motif yang seolah-olah list tersebut keliatan sambung-
menyambung.
Langkah-langkah pekerjaan plafond :

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

LANTAI ATAP
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng
tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga
pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
lembaran pada sayap kiri atap
Cara pemotongan genteng metal :
Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa
dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya.

Cara pemasangan NOK genteng metal :


Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah
dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.
PEKERJAAN LANTAI
a. Lantai Dasar
b. Lantai Satu
c. Lantai Tiga
d. Lantai Roof Tank (Atap)

LANTAI DASAR
Pemasangan Keramik Lantai
Ketentuan umum pemasangan ubin lantai yang menggunakan bentuk segi empat
dengan menggunakan spesi/ adukan adalah sebagai berikut ;
• Tentukan letak titik elevasi tertinggi sebagai dasar muka lantai, yang biasanya
diambil dibawah pintu.
• Pemasangan pertama dilakukan di bawah pintu dengan menggunakan adukan.
• Dari muka atas pasangan pertama ditarik benang kearah sudut- sudut
ruangan lalu pada masing-masing sudut dipasang satu pasangan lantai sebagai
pedoman untuk tinggi muka lantai.
• Dari tempat pasangan lantai sudut ditarik benang-benang sejajar tepi
ruangan untuk menetapkan letak titik-titik antara atau tengah- tengah ruangan.
• Di tempat-tempat tersebut dipasang patok. Pada patok dipakukan papan untuk
tarikan-benang, seperti pada pemasangan papan bangunan. Pemasangan papan
harus datar dan diperiksa dengan alat sipat datar.
• Dari papan-papan ini direntangkan benang untuk tarikan benang pemasangan.
Mula-mula ditarik benang dari pasangan lantai pertama di dekat pintu, kemudian
pada arah tegak lurus direntangkan juga benang untuk tarikan-benang kearah silang
lainnya.
• Dari tempat tarikan benang tersebut dimulai pemasangan satu baris ubin lantai.
• Untuk tiap pemasangan dipakai adukan yang cukup untuk luas satu pasangan
ubin lantai. Bahan lantai didesak dengan kekuatan sedang sampai rata dan sejajar
dengan benang-tarikan.
• Pemasangan berikutnya kearah tegak lurus terhadap arah pemasangan
pasangan yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bagian ujung sudut ruangan
terpasang penuh dengan ubin lantai.
• Pemasangan dilakukan dengan cara mundur menuju kearah pi ntu agar ubin lantai
yang telah selesai dipasang tidak terganggu oleh pemasangan lantai berikutnya,
sebab adukannya belum mengeras.
• Untuk menjaga agar pemasangan ubin yang telah selesai tidak rusak. maka
pada tempat-tempat tertentu diletakkan papan untuk jalan di atasnya.
Sebelum memasang ubin keramik diatas dasar lantai beton, ada beberapa hal yang harus
diperhatiakn dan dilakukan, yaitu menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan.
Buatlah gambar desain pola lantai dan lajur pemasangan (arah horizontal, vertikal atau
diagonal luas ruang) untuk membantu menghitung secara detail kebutuhan keramik
(lebihkan sekitar 5% untuk persediaan, bila waktu pemasangan pasang ada yang rusak,
dan cadangan apabila ada kerusakan dikemudian hari, disebabkan stok terbatas dan
selang bebrapa waktu kemungkinan tidak diproduksi lagi). Dan pastikan ubin keramik
yang datang dan akan dipasang sesuai kode, ukuran warna yang dipesan.

a. Rendam keramik dalam air.


Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat
dengan mudah menempel. Perhatikan kualitas keramik. Jika ia keramik kw 1 maka tak
ada masalah, namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk
presisi. Untuk itu nat keramik harus longgar karena masing-masing keramik
memiliki selisih 0,2-0,5 mm. Hingga keramik tidak saling bertubrukan.
b. Oleskan acian semen.
Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik, hal ini akan
membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
c. Adukan dan permukaan dasar lantai beton harus benar-benar bersih.
Adukan harus benar-benar homogen atau semen, pasir dan air sudah sudah diaduk
sehingg benar-benar bercampur dengan baiik dan dasar lantai yang akan dipasang
harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga
di bawah keramik.
d. Padatkan secara rata.
Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian
dasar yang berongga. Karena keadaan demikian akan membuat keramik lepas di
kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
e. Nat keramik dipasang belakangan.
Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan ubin
keramik yang telah terpasang selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat sisa udara
yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu baru
diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran
yang mengendap.
Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari.
Jangan biarkan ubin keramik akan ambles karena adukan dibawahnya masih belum
kuat untuk dibebani.

PEKERJAAN WATERPROOFING
Persiapan

• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : water proofing coating dan kain kassa.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape scrabe, kuas,
roll, ember, air, dll.

Pelaksanaan waterproofing

§ Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.


§ Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari
lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
§ Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
§ Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton
atau kape scrabe.
§ Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat
kawat dan air bersih.
§ Aplikasi waterproofing membrant dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan
dinding dengan menggunakan kuas atau roll.
§ Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali
dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding
diperkuat dengan serat fiberglass.
§ Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20
cm (atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
§ Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu
baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
§ Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.
PEKERJAAN KUSEN/ JENDELA + ASSESORIES

ü Lantai Dasar
ü Lantai Dua
ü Lantai Tiga
Pemasangan Kusen Pintu
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen.
3. Pasang angker pada kusen secukupnya.
4. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu sesuai dengan gambar
rencana dari atas +/-0.00 dari tinggi bouwplank.
5. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dan lurus dengan
menggunakan unting-unting dan selang waterpass sesuai bentuk dan tinggi
rencana dan sesuaikan letak dan bentuknya kusen.
6. Pasang balok-balok skur kayu 5/5 atau kayu bulat sehingga kedudukannya stabil
dan kokoh.
7. Pasang patok kayu 5/5 atau 5/7 untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

Lihat Contoh seperti gambar di bawah ini untuk pemasangan kusen pintu :

Gambar hanya ilustrasi, untuk ukuran dan spesifikasi mengikuti dalam BQ dan RKS.
Pemasangan Kusen Jendela
Cara pemasangan kusen jendela adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
2. Ukur lebar dan tinggi lubang rencana penempatan kusen jendela yang sudah disiapkan
3. Potong bahan (Alumunium) sesuai dengan ukuran yang sudah di ukur sebelumnya.
4. Selanjutnya adalah pembuatan/ perakitan kusen jendela alumunium.
5. Setelah kusen selesai dirakit, setel kedudukan kusen jendela sehingga berdiri tegak dan
lurus dengan menggunakan unting-unting dan selang/ waterpass sesuai bentuk dan
tinggi rencana dan sesuaikan letak dan bentuknya kusen.
6. Setelah tegak dan ratanya dinyatakan baik, perkuat pemasangan kusen dengan skrup
aluminium/ fisher ke dinding kanan & kiri.
7. Antara Kusen dan dinding biasanya terdapat celah, untuk menutupinya adalah
menggunakan sealant.
8. Cek kembali kedudukan kusen Jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

Pemasangan Daun Pintu dan Jendela


a. Memasang Daun Pintu
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di
dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan
engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun,
daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser di depan
kusennya. Pintu tersebut dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada
saat ditutup melekat dengan sponing-sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian
bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai.

b. Ukuran Daun Pintu


Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun
pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran pintu mengikuti
spesifikasi dalam RKS dan Gambar.

c. Cara Pemasangan Daun Pintu


Cara-cara pemasangan daun pintu untuk pintu tunggal dan ganda :
• Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
• Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
• Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
• Masukkan/ pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
kelonggaran 3-5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
• Lepaskan daun pintu, pasang/ tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm
(untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3
engsel).
• Masukkan/ pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya,
kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu.
• Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/ tanam pada tiang kusen.
• Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada
kusen pintunya.
• Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
• Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen.
• Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen.

d. Pemasangan Daun Jendela


Daun Jendela kaca rangka aluminium, lebar dan tingginya daun jendela diukur dari sisi
dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran sesuai dengan gambar rencana.
Cara Pemasangan
Ø Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
Ø Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
Ø Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
kelonggaran 3-5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Ø Lepaskan daun jendela, pasang/ tanam engsel daun jendela pada tiang daun jendela
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari bagian tepi (untuk
putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun jendela
dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal).
Ø Masukkan/ pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
Ø Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/ tanam pada tiang/ ambang atas kusen.
Ø Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela pada
kusen jendelanya.
Ø Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
Ø Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan
pen.
Ø Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen.

PEMASANGAN KACA

Material Kaca Bening


Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang bening dan rata, serta memiliki
ketebalan yang sama, bebas dari segala macam kerusakan dan dari kualitas terbaru sesuai
SII-0189-83/SNI. l5-0047-1987 dan SII-0868-83/SNI. 15-0130-1987, seperti tipe Indoflot
oleh Asahimas atau setara. Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
Pelaksanaan Pekerjaan
§ Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca. Ukuran sebenarnya ketepatan
ujungnya harus ditetapkan oleh ukuran sebenarnya yang didapat hasil pengukuran di
lapangan dan dengan mengikuti dimensi pemasangan serta petunjuk pemasangannya.
§ Tiap lembar kaca harus secara jelas diberi label dan penanda jenis, ketebalannya dan
data lain yang diperlulan. Semua label harus dilepas setelah mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi dan dari pihak kantor pengawas dan pelayanan Instansi terkait.
§ Semua kaca, pemasangan kaca harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari
produsen.
§ Toleransi Jarak dan Pemotongan harus sebagai berikut:
ü Nominal jarak/sela antara kaca dan kusen adalah 3mm.
ü Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6mm keUing.
ü Minimum kedalaman sponeng ketarnan harus 6mm.
ü Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus +3mm atau -1,5mm.

Persiapan permukaan untuk pemasangan kaca


Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas dan tepat pada kusen sebelum
pemasangan kaca. Benda-benda yang dapat bergerak/bergeser harus diamankan
dibuat fix, atau pada posisi terkunci sampai pemasangan kompon kaca selesai. Semua
permukaan ketaman harus bersih dan kering. Sebelum pemasangan, permukaan kaca
yang akan diberi harus bebas dari debu, basah, atau aplikasi pembungkus dan
produsen.

Penggantian dan Pembersihan


§ Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah pemasangan kaca dengan pemutihan
atau sebagainya untuk memberi tanda selesai.
§ Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa biaya tambahan pada pihak
kantor pengawas dan pelayanan Instansi terkait. Setelah penyelesaian pekerjaan,
semua permukaan kaca harus dibersihkan, dari semua label, noda cat dan sebagainya.
§ Perhatian dan peringatan harus diberikan agar tidak menggores permukaan kaca.
Pencucian harus dengan sabun atau deterjen netral dan air. Parafin, terpentin, minyak
atau cairan sejenisnya dapat digunakan untuk menghilangkan noda yang sulit
dibersihkan.
PEKERJAAN FINISHING
PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lantai Dasar
b. Lantai Dua
c. Lantai Tiga
d. Lantai Atap Dan Roof Tank

Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok maupun plafond, hal pertama yang harus
dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang akan dicat,
memilih warna yang sesuai dengan selera, langkah selanjutnya adalah menentukan merek
cat yang sesuai dengan anggaran.

Cat yang berkualitas minimal mempunyai empat fungsi yang harus dimiliki diantaranya daya
sebar, daya tutup, mudah dalam pengaplikasiannya, dan aman bagi kesehatan lingkungan.
Memang semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan semakin mahal, karena
disamping keempat hal pokok diatas, cat yang berkualitas akan memiliki nilai tambah
seperti daya tahan terhadap cuaca, anti jamur, tidak memudar (anti fading), mudah
dibersihkan (washable), dapat menutup retak rambut (cover hair line crack) serta
tambahan pengharum (fragnance).

Cat juga harus aman dan ramah lingkungan. Saat ini di pasar masih banyak dijual produk
yang tidak memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan lingkungan, karena bahan baku
yang dipergunakan masih mengandung tambahan logam merkuri (Hg) dan timah
hitam/timbal (Pb). Padahal kedua bahan tersebut sangat berpotensi membahayakan
manusia jika secara terus menerus masuk kedalam tubuh.

Di negara lain, untuk bangunan lama yang dibangun sebelum tahun 1976, pemilik
bangunan diharuskan untuk mengerok cat lama dan mengecat ulang. Pada saat
pengerokkan pun harus menggunakan alat pelindung seperti masker, spectacles
(kacamata) dan sarung tangan. Hal ini mengingat semua produk cat yg diproduksi sebelum
tahun 1976 masih menggunakan kedua bahan baku tersebut. Timah hitam/timbal (Pb),
merupakan salah satu logam yg bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf pada manusia
terutama anak kecil.
Keberhasilan Pengecatan

Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan, yang paling berpengaruh
adalah kualitas atau mutu bahan yang akan dicat itu sendiri (terlepas dari kualitas cat yang
dipakai). Masalah yang sering timbul akibat dari kualitas mutu bahan yang akan dicat jelek
biasanya adalah belang-belang seperti basah (bila kadar air dalam bahan yang dicat terlalu
tinggi), lapisan cat yang menggelembung. Sedangkan bila yang dipakai adalah cat dengan
kualitas rendah maka masalah yang sering terjadi adalah pengapuran, atau warnanya
luntur.
Agar pengecatan dapat berhasil dengan baik, maka beberapa langkah berikut perlu untuk
diperhatikan, yaitu;
1. Pilih jenis cat yang tepat guna.Faktor nomor satu yang harus kita tentukan adalah
untuk bidang manakah cat itu akan digunakan, untuk bidang interior atau untuk
eksterior; untuk mendapatkan hasil maksimal usahakan menggunakan produk cat yang
tepat guna.
2. Gunakan produk yang transparan. Bandingkan beberapa produk cat, baca keterangan/
aturan pemakaian dan yang tidak kalah pentingnya data teknis yang ada pada kemasan
masing-masing.
3. Tentukan pilihan warna. Satu hal yang juga perlu menjadi bahan pertimbangan dalam
memilih cat adalah tersedianya warna-warna yang bisa memenuhi selera kita.
4. Hitung jumlah kebutuhan.Bila sudah bisa menentukan jenis cat, merek serta warna cat
yang akan gunakan, selanjutnya adalah menentukan berapa banyak cat yang
diperlukan untuk sebuah ruangan atau tempat yang akan dicat.

Yang harus di lakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan
yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya
pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela. menuju ke
ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah mulai dari langitlangit yang
diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah.
Lakukanlah pembuangan sisa saat melakukan pengecatan karena kita harus bertanggung
jawab terhadap lingkungan dengan menghindarkan membuang limbah/sisa cat ke dalam
saluran pembuangan. Terakhir adalah membiarkan sisa cat mengering di wadahnya
sebelum dibuang ketempat sampah.
1. Pemberian Cat Dasar
Cat dasar untuk tembok dibagi dua, yaitu cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu
cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya disebut
Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak
rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang
mulai mengapur. Kedua adalah cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan
dasar emulsi acrylic 100% dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat
serta daya isi yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut
Alkali Resisting Primer atau Undercoat Tembok.
Cara pemakaiannya adalah; encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik, jangan
berlebihan, karenadapat menghilangkan fungsi cat dasar. Beri 1 atau 2 lapis cat dasar.

2. Langkah Pengecatan
a. Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna, minimal
harus ditunggu selama 28 hari.
b. Periksa kelembaban tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat pengukur kadar
air. Kadar air harus sudah di bawah 18 %.
c. Periksa kadar alkali tembok.Gunakan kertas lakmus untuk mengukur pH (derjat
keasaman/alkali). Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih pH 8.Kalau lebih
dari pH 8, berarti reaksi semen belum sempurna dan tembok belum layak dicat.
d. Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih ada
semen bebas yang belum beraksi karena kekurangan air. Basahkan permukaan
tembok dengan air bersih.
e. Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, bersihkan permukaan dari bekas
percikan semen, Efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran,
dan minyak. Gosok permukaan tembok dengan kertas amplas kasar atau sikat
sambil permukaan tembok dibasahi air bersih. Kemudian keringkan dengan kain lap
yang bersih.
f. Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10-15% untuk
menetralkan alkali yang masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak
lebih kasar sehingga daya lekat lebih baik.
g. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit10-15%

3. Pengecatan Akhir
a. Persiapan permukaan harus telah sempurna.
b. Siapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember,
pengaduk, tangga, dan lain-lain.
c. Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Catat nomor batch
(lot)nya.
d. Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik.
e. Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah 2-4 jam,
tetap sebaiknya minimal 8 jam atau semalam.
f. Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat Pengecatan dilakukan
waktu
g. cuaca terang dan kering.engenceran cat jangan langsung didalam kalengnya,
kecuali kalau dapat habis pada hari itu juga.
h. Tutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa
catnya untuk menghindari pembusukan.
Gambar Pengecatan dengan Roll

4. Pengecatan Ulang
a. Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih sambil
digosok dengan kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan ditergent,
kemudia bilas dengan air bersih.
b. Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut/berjamur, cuci
dengan larutan kaporit sambil disikat. Bilas dengan air bersih.
c. Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran dengan lap
yang dibasahi air sampai kelapisan cat yang tidak mengapur.
d. Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai kedasar
tembok.
e. Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana mudah larut dengan air,
sebaiknya dikerok seluruhnya sampai kedasar tembok.
f. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan.

Langkah pekerjaan pengecatan pada plafond sama dengan pengecatan pada tembok.
Bahan cat yang digunakan juga adalah cat untuk tembok/ dinding. Perbedaan mendasar
yang ada adalah bahwa plafon terletak di bagian atas dalam posisi mendatar, sehingga
diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat pada plafond.

Pengecatan Permukaan Kayu


§ Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan untuk menghilangkan kotoran,
§ minyak dan substansi asing lainnya, menggunakan spiritus, alat pengikis dan/atau
kertas ampelas. Permukaan kayu harus diberi meni dan lapisan finishing seperti yang
ditetapkan dalam bagan warna.
§ Permukaan mata kayu yang kecil, atau mengering harus di kikis dan dibersihkan
terlebih dahulu sebelum penggunaan lapisan dasar. Jarak pada buku/ mata kayu yang
besar, terbuka, belum dikeringkan dan semua cerukan atau aliran air harus dikikis
habis, atau bila tetap lunak, harus dbersihkan dengan cairan spirtus atau terpentin dan
area seperti damar dilapisi tipis-tipis dengan pelapis mata kayu. Permukaan harus
diperiksa untuk memastikan bahwa finishing paku/pasak telah selesai diisi. Kemudian
semua lubang permukaan yang tidak sempurna harus diberi lapisan dasar/ didempul.
§ Setelah pemberian lapisan dasar, semua lubang dan finishing permukaan yang tidak
sempurna harus diisi dengan dempul atau bahan palstik pengisi kayu, dan harus
diwarnai sesuai dengan lapisan flnishing.

Pengecatan Permukaan Baja dan Logam


§ Semua permukaan baja dan logam harus dibersihkan dari segala debu dan serbuk yang
ditimbulkan dari penyikatan menggunakan sikat kawat atau harus di amplas kering
dengan Sa 2J/SP-6.
§ Penyikatan menggunakan kawat baja dengan tenaga, mesin, perputaran, yang dapat
menimbulkan efek seperti terbakar pada permukaan baja, harus dicegah.
§ Semua permukaan baja dan logam yang telah tercemar oleh minyak atau lemak harus
dicuci dengan spirtus putih yang masih bersih. Minyak dan lemak pada permukaan pada
lokasi yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dapat dihilangkan dari permukaan
dengan mencucinya menggunakan larutan campuran air dan deterjen yang sesuai,
dilanjutkan dengan pembilasan dengan air bersih.
§ Pencucian permukaan baja/logam, bila diperlukan untuk membersihkan tumpukan
garam harus menggunakan air bersih dan bila kondisi memungkinkan, selang dan
§ sikat penggosok dapat digunakan. Permukaan harus diberi dasar dengan meni
secepatnya setelah penyelesaian proses persiapan. Kemajuan pekerjaan persiapan
permukaan harus dikontrol untuk memastikan bahwa persiapan dan pemberian meni
dikerjakan pada hari yang sama.
§ Persiapan permukaan selanjutnya harus dilaksanakan bila timbul pengaratan atau
kerusakan akibat pemanasan yang terlalu lama sebelum pemberian cat dasar.
§ Setelah permukaan dipersiapkan dengan tata cara yang dapat diterima oleh Konsultan
Supervisi, satu lapis meni seng kromat harus diaplikasikan pada pekerjaan baja di
bengkel pabrikasi. Meni harus diaplikasikan dengan menggunakan kuas untuk
memastikan kesinambungan warna. Meni harus diaplikasikan segera setelah persiapan
permukaan tanpa interval waktu.
§ Baja/logam yang dipabrikasi dengan lapisan dasar dari bengkel produsen setelah
pemasangannya di lapangan harus benar-benar diuji dan harus diberi perawatan
dengan diberi lapisan dasar seng kromat, bila lapisan asalnya (dari bengkel produksi)
terkelupas, hilang atau mengalami kerusakan selama proses transit/pemasangan, saat
pengelasan dan juga saat pengelasan pembautan, pemberian mur-baut untuk struktur.
Setelah diberi lapisan, lapisan meni seng kromat kedua harus diaplikasi kepada
pekerjaan baja yang telah dipasang.

Prosedur Pelapisan
§ Interval waktu yang cukup harus diberikan antara aplikasi pelapis berturut-turut agar
mengering. Periode ini harus dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi cuaca yang
bervariasi.
§ Bila lapisan yang telah diaplikasikan ditinggalkan dalam periode yang sama, maka
§ hal tersebut dapat menimbulkan lapisan garam seng berwarna keputihan. Lapisan
garam ini harus dicuci dengan air bersih dan cukup dikeringkan untuk mengamankan
lapisan antar ikatan.
§ Tinner tidak boleh ditambahkan pada segala macam bahan pelapis, kecuali bila telah
disetujui oleh produsen seperti yang dibutuhkan untuk menghasilkan
aplikasi yang benar.
§ Minyak dasar atau tipe cat yang mengandung resin harus dikeringkan untuk pelapisan
ulang bila cat terasa mengeras, tidak dapat berubah bentuk atau terasa lengket, dan
aplikasi lapisan cat lainnya tidak menyebabkan pengurangan daya rekat pada lapisan
dasar.
§ Pelapis harus sbb :
Permukaan kayu
v Pelapis dasar : dua (2) lapis Kayu Aluminium Seater Dasar
v Pelapis finishing : dua (2) lapis Synthetic Super
v Gloss/Synthetic Enamel
Permukaan Baja dan berbagai macam logam
v Pelapis dasar : dua (2) lapis Quick Drying Logam
v Pelapis dasar : Kromat/Seng Kromat
v Pelapis dasar
v Finish coot : dua (2) lapis Synthetic Super
v Gloss/Synthetic Enamel

Pengecatan Duco
Pelaksanaan Pekerjaan
§ Pengecatan Duco harus diaplikasikan pada semua permukaan kayu seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi.
§ Pengecatan Duco harus diaplikasikan setelah semua pekerjaan kayu/timber telah
selesai dipasang sesuai dengan gambar dan Spesifikasi Finishing Pekerjaan Kayu dan
Pintu Kayu.
§ Pengecatan Duco harus dilaksanakan oleh tenaga pemasangan yang disetujui dan telah
berpengalaman dalam pekerjaan yang sama.
§ Aplikasi pelapisan duco harus sesuai dengan petunjuk produsen.

Aplikasi
• Pelapis Pertama.
Satu lapis dan dua komponen plastik pengisi harus diaplikasikan pada permukaan kayu
untuk melapisi dan mengisi semua pori kayu. Penggosokkan semua permukaan kayu
menggunakan kertas ampelas no. 300. Hal ini harus dilakukan setelah plastik pengisi
kayu kering (sektar 30 menit).

• Pelapis Kedua.
Satu lapis dari dua komponen pengisi harus diaplikasikan pada pelapis pertama, dan
setelah lapisan tersebut kering, gosoklah dengan kertas ampelas lembut dan dilanjutkan
dengan pembersihan semua kotoran.

• Pelapis ketiga.
2 - 3 kali pelapisan meni harus diaplikasikan pada pelapis kedua. Sebelum aplikasi
pelapis selanjutnya, pelapis pembentuk (yang harus dikeringkan minimal 3 jam) harus
digosok menggunakan kertas ampelas lembut dan dibersihkan dari semua kotoran.

• Pelapis Keempat.
Pelapis keempat dan pelapis atas bonus diaplikasikan 2 kali
Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pelapis transparan harus diaplikasikan pada semua permukaan kayu seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang ditetapkan oleh Konsultan supervisi.
b. Pelapis transparan harus diaplikasikan setelah semua pekerjaan kayu/timber selesai
dipasang sesuai gambar dan Spesifikasi Finishing Pekerjaan Kayu dan/atau Pintu Kayu.
c. Pelaksanaan pelapisan transparan harus sesuai dengan petunjuk dari produsen.

Aplikasi
• Lapisan Pertama.
Satu lapis pengisi kayu dengan jumlah sesuai yang direkomendasikan oeh produsen, harus
diaplikasikan merata pada semua permukaan kayu untuk melapis dan mengisi lubang dan
pori kayu holes dengan menggunakan pisau dempul, dan dilanjutkan dengan penghalusan
permukaan menggunakan kertas ampelas no. 360 up to 400 setelah pengisi kayu
mengering (sekitar 30 menit).

• Lapisan Kedua.
Ø Pewarna kayu harus diaplikasikan dengan brush dalam jumlah yang
direkomendasikan oleh produsen.
Ø Setelah pewarna kayu mengering, semua permukaan kayu harus dibersihkan
menggunakan lap kering untuk membersihkan pewarna kayu yang berlebih.

• Lapisan Ketiga.
Ø Sealer/penyegel harus digunakan untuk melapisi semua pori kayu untuk
membentuk dasar yang padat, keras dan halus, agar cat pada bagian atas
lapisan ini dapat tahan lama.
Ø Biarkan sealer mengering kira-kira satu jam dan permukaan kayu telah siap
untuk dihaluskan dengan kertas ampelas no. 500 atau 600.

• Lapisan Keempat.
Ø 2-3 lapis vernis pewarna yang direkomendasikan oleh produsen harus
diaplikasikan sebagai lapisan akhir.
Ø Setiap kali pelapis selanjutnya akan diaplikasikan, lapisan pembentuk yang
harus dikeringkan minimum sekitar 3 jam harus dihaluskan terlebih dahulu
dengan kertas ampelas. Dan setelah permukaan bersih dari debu dan kotoran,
lapisan selanjutnya dapat diaplikasikan.

Metode Aplikasi
Pelapis transparan harus digunakan dengan memakai kuas atau semprotan seperti yang
direkomendasikan oleh produsen.
PEKERJAAN UTILITAS
a. Lantai Dasar
b. Lantai Dua
c. Lantai Tiga

INSTALASI PLUMBING
INSTALASI PIPA PVC

Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk
pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa
retail biasanya digunakan oleh masyarakat untuk instalasi pompa dan distribusi air,
termasuk saluran air kotor dan saluran air buangan di perumahan.
Menurut warnanya, pipa PVC di pasaran ada yang berwarna putih dan ada yang berwarna
abu-abu. Secara kualitas tidak ada bedanya. Perbedaan yang ada antara pipa PVC yang
berwarna putih dengan abuabu adalah; Pipa PVC putih, memantulkan sinar UV, lebih tahan
dari kebengkokkan akibat sinar UV, tidak kuat menahan lumut, dan tanpa carbon black,
sedangkan pipa PVC abu-abu, menyerap sinar UV, bila diletakkan di luar rumah lama-lama
bisa bengkok karena sinar UV, tahan terhadap lumut, dan diberi carbon black.

A. Penyambungan Pipa
Instalasi pipa tidak hanya terdiri dari satu batang pipa, namun terdiri dari beberapa pipa
yang disambung untuk mengalirkan air sampai ke outlet terakhir. Jenis sambungan
ditentukan berdasarkan jenis material pipanya dan letak sambungannya. Penyambungan
untuk pipa pvc cukup sederhana dengan menempelkan dua batang pipa menggunakan
penyambung yang tepat. Untuk memperkuat sambungan digunakan seal tape pada
sambungannya. Ujung pipa ada yang menggunakan drat dan ada juga yang jenis polos.
Sambungan yang berdrat, pada ujungnya terdapat ulir. Agar sambungan lebih kokoh,
meskipun memakai ulir tetapi seal tape tetap digunakan.
Berbagai bentuk alat penyambung dalam penyambungan pipa PVC tersedia dalam model
dan bentuk yang cukup banyak ragamnya, diantaranya adalah seperti berikut;
a. Elbow, untuk menyambung pipa dengan arah 90°dan ada juga yang 45°
b. Flock Shock, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama.
c. Reducer Shocket, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang berbeda.
d. Tee, untuk menyambung tiga batang pipa dengan diameter yang sama
e. Valve Socket, untuk menyambung pipa dengan kran atau pipa lain yang memiliki drat
dalam.

Gambar Alat Penyambung Pipa PVC


Cara Penyambungan
Proses pengerjaan sambungan pipa PVC adalah sebagai berikut;
a) Pipa Pilih lem yang berbahan dasar sama dengan pipa yang akan disambung. Biasanya
setiap produsen pipa menyediakan lem khusus untuk penyambungan pipa.
b) Bersihkan kedua permukaan yang akan disambung baik dari kotoran, minyak atau air.
Ada baiknya menggunakan cairan pembersih (cleaner).
c) Oleskan lem PVC secara merata secukupnya, dengan menggunakan kuas yang lembut
dan bersih.
d) Sambungkan segera sebelum lem mengering. Biarkan sambungan mengering.
Sambungan akan sempurna setelah 24 jam.
e) Penggunaan seal tape penting, agar kedua pipa dapat terikat kuat. Seal tape dipakai
pada valve socket yang telah dipasang pada kedua ujung pipa. Hal ini juga digunakan
untuk pipa besi.
f) Penyambungan bisa juga menggunakan valve. Namun yang perlu diingat adalah tidak
boleh terlalu kencang karena bisa merusakkan pipa. Pengencangan valve menggunakan
kunci inggris sehingga potensi untuk mengencangkan valve menjadi berlebihan.
Kerusakan pada pipa bisa terjadi karena retak atau bocor. Biasanya ini terjadi pada
sambungan-sambungan pipa. Bahkan bisa dari badan pipa itu sendiri, yaitu terdapatnya
cacat material (ada lubang). Kebocoran bisa juga terjadi karena kesalahan pemasangan.
Akibat yang ditimbulkan dari kebocoran pipa, air keluar atau merembes keluar atau adanya
zat lain yang masuk ke dalam pipa. Kebocoran pipa mengakibatkan tekanan air akan
berubah. Perubahan tekanan dapat disebabkan adanya sumbatan akibat endapan atau
benda lain. Bahkan perubahan tekanan ini dapat diakibatkan oleh kerusakan pada tangki
gelontor pada kloset.
Pipa rusak juga diakibatkan karena adanya penyumbatan. Penyumbatan yang fatal, dan
pembersihannya tidak tepat akan merusak pipa. Pipa bisa juga rusak karena adanya pukulan
pada badan pipa. Atau pipa diberi beban yang besar sehingga pecah.

Langkah penyambungan pipa yang rusak/bocor adalah sebagai berikut;


a) Pastikan hanya pipa yang rusak saja yang diganti. Bila terjadi kebocoran, harus
dipastikan bagian mana yang bocor, bagian pipa atau sambungan.
b) Pipa yang bocor dilepaskan dari sambungan, dikeluarkan dari shaft, dan ganti dengan
pipa baru.
c) Pipa yang bocor dapat dihilangkan dengan memotong bagian yang dekat dengan titik
bocor.
d) Potong pada ujung pipa yang satu dan ujung lainnya di atas sambungan. Sambung
dengan pipa lain yang memiliki diameter sama dengan pipa yang bocor tersebut.
Sesuaikan dengan panjang pipa yang diganti.
e) Beri lem khusus pvc pada permukaan dalam dari floksok (penyambung).Tempelkan pipa
baru dengan ukuran yang tepat pada kedua ujung pipa yang lama.tentunya
menggunakan dua floksok.
f) Sanitary Fixture
adalah pemasangan peralatan KM/WC seperti pembuatan bak mandi pemasangan kran
air dinding, meja dapur (kitchensinc) dan Closet dPemasangan mengikuti standar dari
pabrikasi. Sebelum Pengerjaan mengajukan spesifikasi dan produk yang akan digunakan
kepada direksi lapangan. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga
yang terampil dan pernah mengerjakannya sertadiawasi oleh
supervisor dalam presisi pemasangan dan konekting dengan
saluran saluran yangada, sehingga tercapai optimal dari
peralatan sanitari tersebut.
Pekerjaan Meja Dapur
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan bangunan, proses
pencampuran pengaduk, dan semua pekerjaan yang termasuk pengerjaan adukan semen,
pembesian, perangkaian tulangan baja, pembuatan dudukan meja beton dan penutupan
dengan keramik. Pekerjaan ini termasuk acian dinding, nat dinding keramik sesuai yang
dibutuhkan dalam adukan, penempatan meja stainless bak cuci piring, dan pembuatan
beton dudukan meja kompor. Pekerjaan harus disesuaikan dengan garis, posisi,
penempatan dan susunan yang benar sesuai dengan gambar atau seperti yang ditentukan
oleh Konsultan Supervisi.

Pelaksanaan Pekerjaan
Komposisi

Ø Perbandingan 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan di tempat basah / lemba
pada 150 mm di bawah permukaan tanah sampai dengan 200 mm diatas finishing lantai
(seperti yang ditunjukkan/tidak ditunjukkan dalam gambar), dan di tempat- tempat lain
yang ditunjukkan dalam gambar.
Ø Perbandingan 1 semen dan 5 pasir digunakan untuk semua pekerjaan acian pada daerah
kering, selain pengecualian yang ditunjukkan dalam gambar.
Ø Perakitan dan pemasangan baja pada rangka meja dapur sesaui dengan peraturan pada
bagian spesifikasi teknis pekerjaan struktur pada bagian pekerjaan beton.
Ø Pemasangan instalasi air bersih pada kran bebek harus diperhatikan penempatan
posisinya agar sesuai dengan bak cuci stanless yang tepat pada pembuangan lubang bak
cuci stainless.
Ø Pemasangan instalasi air kotor dari bak cuci stainless harus akurat dan tepat, mengingat
kondisi dari pipa berdiameter 2” yang digunakan harus sesuai dengan pembuangan bak
cuci control tadi.
Ø Pemasangan bak cuci stainless juga harus didasarkan penempatan dan posisinya sesuai
dengan gambar DED, dan bila ada perubahan dari posisi penempatan bak cuci stainless di
beritahukan sebelumnya kepada pihak konsultan supervise dan di damping oleh pihak
kantor.
Ø Setelah Pemasangan bak cuci stainless, akan dilakukan pemasangan keramik unpolis 25 x
40 pada setiap bagian meja dapur terkecuali bagian sisi dalam meja dapur.
Ø Pemberian nat semen juga merupakan finishing akhir dari pembuatan meja dapur beton.
PEKERJAAN ARSITEKTUR NON STANDART

Pekerjaan Perkerasan Di Bangunan


Pekerjaan Perkerasan Jalan Keliling Bangunan
Ø Pasir Urug
Ø Paving Blok
Ø Kanstin Beton
Ø Penanaman Pohon

Pekerjaan Kanstin Beton


Permukaan tanah yang telah padat yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-
sempurnaan pondasi.
Ø Cleaning (Pembersihan) lapangan area untuk pekerjaan kanstin, pastikan permukaan
tanah sudah rata dan padat.
Ø Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan pemasangan
secara acak.
Ø Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alatpembantu
yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m.
Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi
lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola tetap dapat dipertahankan.
Ø Pada pemasangan kanstin berikan jarak 1 – 2 CM untuk spasi antar kanstin.
Ø Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang
baik pemasangan kanstin harus mengikuti alur pemasangan kanstin.
Ø Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
Ø Pola Pemasangan kanstin harus sesuai urutan secara teratur agar pemasangan dapat
tersusun rapi dan baik.

Gambar Pemasangan Kanstin Beton


Pekerjaan Paving Block

Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di
Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang
paving block tidak amblas. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus
memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai
profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run
off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan
dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2
%, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang
kestabilan paving kita.

Kanstin/ Penguat Tepi


Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak
bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

Drainage/ Saluran Air


Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan
pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat mengganggu
pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving yang sudah
terpasang.
Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan
material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone,
Base Course, Sirdam, Makadam dsb.

§ Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
§ Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang
tidak bergeser.
§ Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan
menggunakan jidar kayu.
§ Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara
pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah
terpasang.
§ Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong
paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
§ Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar
naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
§ Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper
kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama
lainnya.
§ Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

Gambar Pekerjaan Pemasangan Paving Block


Pekerjaan Penanaman Pohon

A. Pekerjaan Persiapan
- Pengukuran dan pematokan lokasi yang akan dikerjakan. Pengukuran dilakukan bersama
owner dan pengawas agar tidak ada perbedaan dan sesuai gambar dan jika ada perubahan
dipelaksanaan kami akan membuat soft drawing yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas.
- Pembersihan lokasi dari segala sampah (kotoran /puing-puing) dan rintangan lainnya.
- Pengadaan alat kerja dan tenaga kerja.

B. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran Tanaman / pohon Lama


- Terlebih dahulu lokasi dibersihkan dari segala macam sampah (kotoran /puing-puing) dan
sebagainya.
- Tanaman yang dibongkar harus dilakukan dengan hati-hati agar akar pada tanaman tidak
rusak dan menyebabkan tanaman mati.
- Sisa sampah hasil bongkaran dikumpulkan dan dibuang keluar lokasi proyek.

C. Pekerjaan Penambahan Tanah untuk Kontur Tanaman


- Tanah yang dipakai adalah tanah yang subur dan bebas dari sampah dan kotoran lainnya.
- Penambahan tanah diukur akan ketinggian dan kemiingannya tanah agar tidak terjadi
genangan air sewaktu hujan atau pada saat penyiraman.
- Setelah pola atau bentuk tanaman telah selesai maka tanah yang telah siap dicampur dengan
pupuk kandang kemdian di aduk sampai rata, setelah itu di biarkan selama 2 atau 3 hari.

D. Pekerjaan Penanaman tanaman


- Posisi penanaman dilakukan sesuai gambar atau design yang telah diberikan.
- Tanaman ditanam dengan jarak sesuai dengan gambar.
- Setelah selesai ditanam di teruskan dengan memasang penunjang tanaman yaitu steger
bambu yang sesuai dengan spek.
- Tanah yang jelek dibuang dan diganti dengan tanah yang subur yang masih mempunyai top
soil.
- Pengaturan kemiringan agar tidak menjadi genangan air.
- Pemadatan atau perataan dengan manual diikuti dengan penyiraman agar rumput yang telah
di tanam tidak menempel pada alat pemadatan.

E. Pemupukan
- Diberikan Pupuk Kandang 1-2 karung untuk setiap 3 m2 area tanam.
- Pupuk buatan di berikan saat masa pemeliharaan/ perawatan.

F. Pemeliharaan/ Perawatan
- Tanaman harus disiram tiap hari pagi dan sore hari.
- Penggemburan tanah (pendangiran) harus di lakukan minimal seminggu sekali.
- Pembersihan dari semak-semak maupun daun kering.
- Penyulaman tanaman yang mati.
- Pemangkasan tanaman yang sudah lebat.
PEKERJAAN MEP (Mekanikal Electrical)

PEKERJAAN ELEKTRIKAL & MEKANIKAL


a) Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material,
tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan.
b) Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan
area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan
benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup.
c) Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi
teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal.
d) Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.
e) Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan fire alarm dilakukan sebelum
plesteran dan dinding dan pemasangan plafond.
f) Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai
penempatannya pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi titik api dan
instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
Pengadaan Gondola Untuk Mempermudah Maintenence, Pekerjaan Hydrant Kawasan,
Pekerjaan Drainase Kawasan dan Pekerjaan Penerangan Jalan Umum (PJU).

Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan
Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus
sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan dan atas petunjuk MK/ Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator
resmi produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan”
sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/
Pengawas.

Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
Pekerjaan Hydrant Kawasan
Ø Pekerjaan Ini mencangkup pada penyediaan Alat alat instalasi Pemadam
Kebakaran yang di posisikan di area site keseluruhan, dengan uraian sebagai
berikut :
ü Pekerjaan Tanah
Pekerjaan ini Dilaksanakan bertujuan untuk mebuat jalur pemipaan instalasi
hydrant yang telah di design dan disepakati secara bersama, mencangkup
pada pekerjaan Galian tanah,Urugan Pasir , Urugan Tanah Kembali serta
Pembuatan bak Kontrol dari Pasangan Bata dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm.
ü Pekerjaan Pemipaan dan Aksesoris
Pekerjaan ini melingkupi pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Pipa Utama
Hydrant dengan Spesifikasi Menggunakan Pipa Black Steel Dia.6” dan
Finishing Cat Merah yang di tanam di dalam tanah dengan perlengkapan
aksesoris lainya seperti Gate valve,Check valve dan lainya.
ü Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Outdoor Box Hydrant Dan Hydrant
pilar.
Pekerjaan Ini mencangkup pengadaan dan pemasangan Outdoor Box
Hydrant Dan Hydrant pilar, Dengan Spesifikasi Sebagai Berikut :

§ Outdoor Box Hydrant


Jenis yang digunakan adalah Type B dengan kelengkapan Fire House
1,5” x 3 m, Nozzle 1,5”,Hydrant Valve 1,5”, Dan hose Rack )
§ Hydrant Pilar
Jenis yang digunakan adalah Type Two way Hydrant Pilar dengan
Spesifikasi
Inlet : 4/100

Outlet : 2 x 2,5/65 mm

Body : Iron Cast /Baja Cor

Ball Valve : Besi Lapis Chrome

Shaft Valve : Besi Lapis Chrome

Ball Valve

Bushing : Steel Chrome Plating

Conection : Brass/Kuningan

Working : 15 Bar

Preasure Test : 20 Bar

Preasure Weight : 70 Kg

1. Pekerjaan Saluran Drainase Lingkungan Gedung


Ø Pekerjaan ini Meliputi Pekerjaan Galian tanah Sedalam 40 cm
Ø Pekerjaan Pengadaan Dan pemasangan U- Ditch Beton Ukuran 40 cm
Ø Pekerjaan Grill Besi Uk.40 cm

2. Pekerjaan Penerangan Jalan Umum ( PJU )


Ø Pekerjaan ini Meliputi Pengadaan Dan Pemasangan Panel Lampu PJU
Ø Pengadaan dan Pemasangan Instlasi Kabel Tanam Jenis NYFGbY 4 x 16 mm2
Dengan Spesifikasi Bahan Menggunakan Kabel Supreme.
Ø Pengadaan Dan Pemasangan Lampu Jalan Umum baik yang Doble maupun
Single Lamp, Dengan Spesifikasi.

3. Pekerjaan Gondola
Ø Pekerjaan ini Meliputi Pengadaan Dan Pemasangan Gondola Dengan Sistem
Permanen, Yang dimana pada pembangunan Gedung SKPD 8 Lantai ini sistem
yang digunakan adalah Sistem Slewing Telescopic Arm Outreach 12,5 m Dan
istem Slewing Fixed Arm Outreach 32 m.
Ø Pengadaan Dan Pemasangan Gondola Dengan Sistem Permanen ini memiliki
Spesifikasi Sebagaio Berikut :
ü Gondola 1 Permanent Slewing Telescopic Arm Outreach 12,5 m
1. Spek Mesin :
Telescopic motor : 0,37 kw

Winch : Multilayer untuk wire rope

Motor Winch : 3 Kw

Lifting Load : 1000 Kg

Lifting Rated : 300 Kg

Lifting Speed : 8m/min

Turn Table Speed : 180 /min

Motor Turn Table : 0,37 Kw

Traver Speed : 6 meter/min

Traver Motor : 2x0,37 Kw

Slewing Motor : 0,09 Kw

Slewing Speed : 240° /min

Telescopic Speed : 6 Cm/scc

• Platform Standard
Material : Hs 40x40 galvanized

Size : 3000x1000x650 mm

• Wire Rope 75x4 roll


Size : Ø8 mm IWRC

Structure : 6x36

Breaking Strenght : 3600 Kg

Brand : DSR (Korea) / Britx (Taiwan)

• Electric Cable Control


Structure : 12 x 1.5 mm NYYHY

Brand : Kabel Metal

• Electric Cable Power


Structure : 5x2,5 mm NYYHY

Brand : Kabel Metal


• Rail Track
Angkur : M16x300 mm

Rail : IWF 250x125x8x6 mm Galvanis

Base Plate : 400x400x10 mm Galvanis

• Safety Operator
Helm Safety Standard

Tambang Carmantel Ø 10.5 mm

Auto Stop

Full Body Harness

• Preriminaries
Ijin Depnaker

Koordinasi dan Mobilisasi

Sarana dan Prasarana Kerja

Biaya Listrik, Keamanan, Kebersihan, dll

Tescom, Manual Book dan Trainning

ü Gondola 2 Permanent Slewing Fixed Arm Outreach 32


1. Spek Mesin :
Winch : Multilayer 4 wire rope

Motor Winch : 3 Kw

Lifting Load : 1000 Kg

Lifting Rated : 300 Kg

Slewing Speed : 240° /min

Lifting Speed : 8m/min

Turn Table Speed : 180 /min

Motor Turn Table : 0,37 Kw

Traver Speed : 6 meter/min

Traver Motor : 2x0,37 Kw

Slewing Motor : 0,09 Kw


• Platform Standard
Material : Hs 40x40 galvanized

Size : 3000x1000x650 mm

• Wire Rope 75x4 roll


Size : Ø8 mm IWRC

Structure : 6x36

Breaking Strenght : 3600 Kg

Brand : DSR (Korea) / Britx (Taiwan)

• Electric Cable Control


Brand : Kabel Metal

Structure : 12 x 1.5 mm NYYHY

• Electric Cable Power


Brand : Kabel Metal

Structure : 5x2,5 mm NYYHY

• Rail Track
Rail : IWF 150x75x7x5.5 mm Galvanis

Base Plate : 250x150x10 mm Galvanis

Angkur : M16x300 mm

• Safety Operator
Helm Safety Standard

Tambang Carmantel Ø 10.5 mm

Auto Stop

Full Body Harness

• Preriminaries
Ijin Depnaker

Koordinasi dan Mobilisasi

Sarana dan Prasarana Kerja

Biaya Listrik, Keamanan, Kebersihan, dll

Tescom, Manual Book dan Trainning


PEKERJAAN DRAINASE LINGKUNGAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan drainase ialah semua pekerjaan pemasangan selokan-
selokan dan gorong-gorong dan saluran air maupun drainase lingkungan. Yang dimaksud
dengan selokan yaitu pada umumnya berupa saluran tepi jalan dan merupakan saluran
sekunder/tersier sedangkan yang dimaksudkan dengan saluran air yaitu saluran drainase
primer/utama.

Selokan-selokan, gorong-gorong dan pekerjaan drainase lainnya harus sudah dapat


berfungsi sepenuhnya sebelum pekerjaan yang menyangkut pembentukan badan jalan,
lapis tanah dasar, lapis pondasi dan bahu jalan selesai.

Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan drainase meliputi jenis-jenis pekerjaan pemasangan selokan-selokan, gorong-


gorong dan saluran air sesuai dengan spesifikasi dalam batas-batas kedudukan,
kemiringan dan ukuran-ukuran sebagaimana tertera dalam Gambar Rencana dan
petunjuk- petunjuk lebih lanjut dari pihak kantor pengawas dan pelayanan Instansi
terkait. Selokan yang dimaksudkan adalah selokan terbuka dari pasangan bata merah.
Selokan terbuka dari tanah diperhitungkan sebagai pekerjaan galian konstruksi yang
tergantung kepada jenis tanah. Gorong-gorong yang dimaksudkan dalam pasal ini
adalah gorong-gorong segi empat beton bertulang.
2. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan selokan dan saluran air serta pembuatan
kembali saluran yang ada sesuai dengan persyaratan ini, memenuhi garis, ketinggian
dan perincian yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau sesuai dengan perintah
pihak kantor pengawas dan pelayanan Instansi terkait. Saluran dengan pasangan harus
dibuat dengan menggunakan pasangan batu gunung sesuai petunjuk pihak kantor
pengawas dan pelayanan Instansi terkait.

Pelaksanaan
Pembangunan Selokan

a. Tumbuhan yang tidak dikehendaki, sampah dan endapan lainnya harus dibuang dari
tepi serta dasar saluran yang ada.
b. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan sebagaimana diperlukan
untuk membentuk saluran baru hingga garis dan kelandaian yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana atau atas perintah pihak kantor pengawas dan pelayanan Instansi
terkait.
c. Setelah persetujuan dari pihak kantor pengawas dan pelayanan Instansi terkait,
pembangunan saluran dari beton bertulang harus dibangun seperti yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini.

Pemindahan Lokasi Saluran Air

Pemindahan lokasi saluran air harus mempertahankan kelandaian dasar saluran yang ada
dan harus sedemikian arahnya agar tidak menyebabkan gerusan baik
pada pekerjaan maupun pada tanah disekitarnya.
GORONG-GORONG
Uraian
1. Pekerjaan ini harus mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan
gorong- gorong segi empat, struktur lubang masuk dan keluar serta pekerjaan lainnya
yang berhubungan dengan perlindungan terhadap gerusan seperti yang tertera dalam
Gambar Rencana. Pekerjaan ini juga harus meliputi pembuatan bangunan masuk dan
keluar serta lubang kontrol dengan penutup beton tulangan dimana ditentukan.

Pelaksanaan
1. Persiapan Tempat Kerja Penggalian dan persiapan galian pondasi gorong-gorong harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Pembangunan Gorong-gorong Persegi
a. Gorong-gorong dan pelat harus dibangun sesuai dengan garis dan dimensi yang
tertera dalam gambar rencana. Seluruh pekerjaan beton bertulang harus memenuhi
kebutuhan yang disyaratkan dalam bab pekerjaan beton.
b. Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini
3. Perpanjangan gorong-gorong yang ada.
a. Bila perpanjangan dari gorong-gorong yang ada memerlukan pembongkaran tembok
kepala, tembok sayap atau bagian lainnya yang ada, maka bagian tersebut harus
dengan hati-hati dibongkar sedemikian sehingga tidak merusak pipa atau struktur
lainnya yang tidak dibongkar. Bila gorong-gorong yang ada dan tambahannya
mempunyai rancangan yang berbeda atau menurut pendapat tidak memungkinkan
sambungan standar dapat dilakukan maka selimut keliling beton harus dibangun untuk
membentuk sambungan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau
sebagaimana diperintahkan oleh pihak kantor pengawas dan pelayanan Instansi
terkait.

BAK KONTROL
Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan bak
kontrol serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan perlindungan terhadap gerusan
seperti yang tertera dalam Gambar Rencana.

Pelaksanaan
- Persiapan Tempat Kerja Penggalian dan persiapan galian bak kontrol harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
- Pembangunan bak control :
a. Gorong-gorong dan pelat harus dibangun sesuai dengan garis dan dimensi yang
tertera dalam gambar rencana. Seluruh pekerjaan beton bertulang harus memenuhi
kebutuhan yang disyaratkan dalam bab pekerjaan beton.
b. Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini.
c. Bila bak kontrol yang ada dan tambahannya mempunyai rancangan yang tidak
memungkinkan sambungan standar dapat dilakukan maka selimut keliling beton
harus dibangun untuk membentuk sambungan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
Setelah semua pekerjaan selesai segera diadakan check list mutual check dan segera
diperbaiki apabila ada kekurangan, dan segera membersihkan lokasi pekerjaan dari barang/
benda yang tidak terpakai lagi dan membawa keluar lokasi. Berikutnya kita membuat surat
pemberitahuan selesainya pekerjaan pelaksanaan kepada pihak pemberi tugas untuk
selanjutnya diadakan pertemuan untuk evaluasi untuk penyerahan pertama (PHO) hasil
pekerjaan pelaksanaan. Bilamana sudah dapat diterima dan diserahkan kepada proyek, kita
serahkan foto kegiatan, gambar as built drawaing, buku informasi, buku harian, buku tamu,
dan serta hal–hal yang belum sempurna kita perbaiki pada masa pemeliharaan. Setelah
selesainya masa pemeliharaan kita buat surat pemberitahuan yang ke II (kedua) untuk
penyerahan terakhir pekerjaan (FHO).

Demikian metode pelaksanaan, analisa teknis, dam proposal teknis yang berisi strategi,
metode pelaksanaan dan analisa teknis yang kami sampaikan, kami menyadari masih
banyak hal–hal yang tidak dapat kami jelaskan dan paparkan disini, karena dalam
pelaksanaan pekerjaan biasanya ada hal–hal yang berubah dari gambar maupun RKS,
sehingga kami sangat berharap dalam masa pelaksanaan semua pihak dapat bekerjasama
sesuai dengan tugas masing–masing. Kami akan berusaha untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan ini sebelum selesianya masa pelaksanaan, sehingga dapat dicapai hasil yang
maksimal, yang tepat waktu, mutu, biaya.

Nunukan, 22 PEBRUARI 2018


Penawar
PT. BUANA UTAMA KARYA

SRI HARYADI
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai