Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU
Jl. Lasawedi No. Kel.Coppo Kec.Barru Kab.Barru 90711 Telp. (0427) 21221
e-Mail : barru.rsud@yahoo.co.id

SPESIFIKASI TEHKNIS
PEKERJAAN KONTRUKSI

INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN BARRU


OPD : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU
PENGGUNA ANGGARAN : dr. Hj. A. NIKMAWATI, DEA, Sp.PK., M.Kes.
NAMA PAKET : PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASI
TAHUN ANGGARAN : 2020
PEMERINTAH KABUPATEN BARRU
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU
Jl. Lasawedi No. Kel.Coppo Kec.Barru Kab.Barru 90711 Telp. (0427)
e-Mail : barru.rsud@yahoo.co.id

SPESIFIKASI TEHKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASI RSUD BARRU


Data Proyek
Kegiatan : Pekerjaan Fisik Pembangunan Gedung Operasi
Pekerjaan : Pekerjaan Fisik Pembangunan Gedung Operasi
Lokasi : RSUD Barru, Kab. Barru
Sumber Dana : DAK
Tahun Anggaran : 2020
Waktu Pelaksanaan : 150 (seratus lima puluh) hari kalender.

URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Dalam rangka menunjang dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan secara optimal, perlu adanya pembangunan dan
pengembangan fisik pada beberapa bangunan yang berada pada
lingkup Rumah Sakit Umum Daerah Barru. Salah satu bangunan
yang dirasakan sangat mendesak untuk ditingkatkan adalah Gedung
Operasi.
b. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pada tahun anggaran
2020 telah dialokasikan anggaran untuk melakukan kegiatan
Pembangunan Gedung Operasi dan menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan tersebut.
c. Bahwa untuk menghasilkan bangunan gedung yang baik, setiap
bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria-kriteria
pembangunan sehingga dapat berfungsi secara optimal, ramah
lingkungan serta berkontribusi positif terhadap perkembangan
arsitektur di Indonesia.
d. SPESIFIKASI TEHKNIS ini menjadi acuan bagi penyedia jasa untuk
melaksanakan pekerjaan Pembangunan Gedung Operasi sehingga
mampu mendorong perwujudan pekerjaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

2. Maksud dan Tujuan


Spesifikasi tehknis ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus
dipenuhi dan diperhatikan serta dinpresentasikan kedalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Target / Sasaran
Target dan Sasaran yang akan dicapai adalah terlaksananya pekerjaan
Pembangunan Gedung Operasi.

4. Lokasi Kegiatan
Kompleks Rumah Sakit Umum Daerah Barru.

5. Sumber Pendanaan
a. Sumber pendanaan pada kegiatan Pembangunan Gedung Operasi
ini dibiayai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tahun Anggaran 2020.
b. Pagu Anggaran : Rp. 5.454.000.000,-
c. HPS : Rp. 5.446.000.000,-

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Nama organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pekerjaan
konstruksi :
a. Instansi : Pemerintah Kabupaten Barru
b. Satker / OPD : Rumah Sakit Umum Daerah Barru

DATA PENUNJANG
1. Data Dasar
a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Konstruksi Fisik
Pembangunan Gedung Operasi.
b. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja Pekerjaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung Operasi.
c. Item pekerjaan yang dilaksanakn disesuaikan dengan yang tercantum
pada BoQ Pekerjaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung
Operasi.

2. Standar Teknis
Standar teknis yang digunakan adalah sesuai :
a. Spesifikasi teknis Pekerjaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung
Operasi RSUD Barru.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-2 1971
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 1970
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, NI-5 1961
e. Peraturan Semen Portland Indonesia, NI-8
f. Peraturan Plumbing Indonesia
g. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
h. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
i. Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar
tersebut diatas,maupun standar Nasional lainnya, maka diberlakukan
standart Indonesia atau persyaratan teknis/produsen bahan yang
bersangkutan.
j.
RUANG LINGKUP
1. Lingkup Kegiatan
Pekerjaan Konstruksi yang akan dilaksanakan berlokasi di RSUD Barru,
dengan item pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah / Pasir
c. Pekerjaan Pondasi, Tembok Batu Bata dan Beton
d. Pekerjaan Plesteran
e. Pekerjaan Atap
f. Pekerjaan Plafond dan Rangka
g. Pekerjaan Lantai
h. Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela
i. Pekerjaan Kunci, Engsel, Grendel dan Hak Angin
j. Pekerjaan Listrik
k. Pekerjaan Instalasi Gas Medik
l. Pekerjaan Sanitair
m. Pekerjaan Cat
n. Pekerjaan Aksesoris Gedung Lainnya,
Bill of Quantity (BoQ) terlampir

2. Identifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Identifikasi bahaya dalam pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut
:
NO. KEGIATAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

I. Pekerjaan Persiapan
1. Pembongkaran dan pembersihan  Terjatuh saat melakukan
awal lokasi pembongkaran
2. Pengukuran dan pasangan  Tertimpa material
bowplank bongkaran
3. Administrasi, laporan dan P3K  Terpapar debu bongkaran
4. Perlengkapan K3
NO. KEGIATAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

II. Pekerjaan Tanah dan Pasir


1. Galian tanah pondasi  Tertimpa material dinding
galian tanah.
2. Urugan tanah kembali
 Cedera pada saat menggali
3. Urugan tanah didatangkan
akibat alat kerja
4. Urugan pasir didatangkan
III. Pekerjaan Pondasi, Tembok Batu
Bata dan Beton
 Tertimpa material yang
1. Pemasangan batu kosong jatuh.
2. Pondasi batu gunung  Terjatuh dari perancah /
scaffolding.
3. Pembuatan pondasi poer
 Terpeleset/jatuh pada saat
4. Pembuatan beton sloof, kolom,
pengecoran.
balok, plat lantai, plat atap,
ringbalk dan tangga,  Tertimpa belalai
5. Pasangan dinding batu bata pengecoran.
 Terpapar debu material
 Tertusuk material seperti
paku, beling dll.
IV. Pekerjaan Plesteran
1. Plesteran dinding tembok  Terpeleset/jatuh pada saat
melakukan pekerjaan
2. Acian dinding tembok.
 Terpapar debu material
semen
V. Pekerjaan Atap
 Terpeleset/jatuh pada saat
1. Pemasangan kuda-kuda baja melakukan pekerjaan.
ringan
 Cedera karena terkena
2. Pemasangan atap spandek.
mesin pemotong baja
3. Pemasangan woodplank ringan.

4. Pemasangan dinding ACP  Tertusuk material seperti


sekrup, ujung material baja
ringan dan ACP.
NO. KEGIATAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

VI. Pekerjaan Plafond dan Rangka


1. Pemasangan rangka plafond holo  Terpeleset/jatuh pada saat
melakukan pekerjaan.
2. Pemasangan plafond gypsum
dan spandrel.  Cedera karena terkena
mesin bor dan ramset .
 Tertusuk material seperti
sekrup dan ujung material
rangka plafond.
VII. Pekerjaan Lantai
 Cedera karena terkena
1. Pemasangan lantai homogeneus. mesin pemotong tegel.
2. Pemasangan lantai keramik.
 Tertusuk material pecahan
3. Pemasangan dinding keramik. tegel.
 Terpapar debu material
semen dan debu potongan
tegel.
VIII. Pekerjaan Kusen, Pintu dan
Jendela.
 Cedera karena terkena
1. Pemasangan kusen aluminium. mesin pemotong aluminium
dan bor mesin.
2. Pemasangan pintu aluminium.
 Tertusuk material ujung
3. Pemasangan jendela aluminium.
aluminium dan kaca.
4. Pemasangan kaca.
 Terpapar debu material
aluminium halus.
IX. Pekerjaan Kunci, Engsel, Grendela
dan Hak Angin.
 Cedera karena alat kerja,
1. Pemasangan kunci pintu seperti bor mesin.
2. Pemasangan engsel pintu dan
jendela
3. Pemasangan Grendel jendela
4. Pemasangan hak angin jendela
NO. KEGIATAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

X. Pekerjaan Listrik
 Terkena strum/aliran listrik.
1. Pemasangan instalasi listrik.
 Terpeleset/jatuh pada saat
2. Pemasangan stop kontak dan
pemasangan intalasi listrik
sakelar
dan armature pada plafond.
3. Pemasangan lampu dan
 Tertusuk material.
exhaust.
4. Pemasangan panel penerang.
XI. Pekerjaan Instalasi Gas Medik
1. Pemasangan instalasi Gas Medik  Tertusuk material pipa.
Oksigen.
 Cedera/terbakar akibat
2. Pemasangan instalasi Gas Medik
pengelasan.
N2O.
 Iritasi pada mata akibat
3. Pemasangan instalasi Gas Medik
pengelasan
Compressed Air.
4. Pemasangan instalasi Gas Medik
Vacum.
5. Pemasangan instalasi Gas Medik
Tool Air.
6. Pemasangan instalasi Gas Medik
AGSS.
XII. Pekerjaan Sanitair
1. Pemasangan instalasi air bersih  Terpeleset/jatuh pada saat
dan air kotor. melakukan pekerjaan.
2. Pemasangan perlengkapan alat
 Tertusuk material.
sanitair.
3. Pemasangan tandon air
4. Pembuatan septick tank dan
beerput.
XIII. Pekerjaan Pengecatan
 Terpeleset/jatuh pada saat
1. Pengecatan dinding melakukan pekerjaan.
2. Pengecetan plafond
3. Pengecatan litplank.
XIV. Pekerjaan Aksesoris Gedung
 Terpeleset/jatuh pada saat
1. Pembuatan railing tangga dan melakukan pekerjaan.
void
2. Pembuatan saluran dan rabat
keliling
3. Pemasangan dinding kerawang
GRC
4. Pemasangan papan nama dan
lampu akrilik
3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Metoda Pelaksanaan menentukan dari keberhasilan sebuah proyek


diharapkan dengan adanya metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat
menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan tuntutan proyek
dan menjaga jadwal pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.
Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan
baik. Master schedule akan diperinci kembali menjadi Schedule yang
terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan sesuai dengan term kontrak
dan dirinci menjadi Schedule Harian, Mingguan dan Bulanan. Jadwal
atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya
pek.Struktur, dinding, pekerjaan atap, lantai dll) diperlakukan sebagai
milestone yang memerlukan persetujuan konsultan pengawas kapan
akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga penjadwalan akan terkendali
secara simultan pekerjaan yang menjadi kritikal path/work. Kritikal Path
perlu diperhatikan terutama untuk pekerjaan utama saja.
Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah
koordinasi yang sinergi antara user dan konsultan pengawas dan
kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu
pekerjaan harus parallel, detail gambar yang belum lengkap perlunya
pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran
yang berbeda dalam membaca kontrak ataupun gambar bestek. Hal
tersebut untuk menghindari kesalahan yang menyebabkan bangunan
tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya bongkar pasang
pekerjaan.

 Pekerjaan Pendahuluan.
Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu
proyek, dalam tahap persiapan sangat berpengaruh langsung pada
pelaksanaan proyek selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan
ini menunjukan kesiapan dan kemampuan suatu perusahaan dalam
pengelolaan proyek.
Tahapan persiapan terbagi menjadi 4 bagian utama meliputi hal hal
dibawah ini.

a. Mobilisasi Peralatan.
Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-
elemen pelaksanaan harus diadakan dan siap untuk bekerja.
Tahapan ini termasuk dengan serah terima lapangan dengan
pemilik pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di
tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus fix dan menjadi
pegangan pelaksana proyek.
Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM) / Organisasi Project
adalah point interest dalam pekerjaan ini menyangkut strategi
eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam Schedule
Lapangan dengan mengacu kepada Master Schedule sehingga
milestone dan critical path pekerjaan sudah terencana dan bisa
diminimalisir kesalahan yang akan terjadi baik dari segi biaya
ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.
Akses mobilisasi material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan
keputusan yang tepat, dalam pelaksanaan ini yaitumengingat
kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan di atas yaitudengan
waktu 150 hari, hal ini perlu perhatian yang serius kapan harus
mulai ditentukan mobilitasnya sehingga tiba di site sesuai dengan
skejul yang telah direncanakan.
Aspek tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan
pekerjaan kedepannya karena menunjukan kesiapan dari semua
unsur yang terkait seperti Owner, Konsultan Pengawas dan
Kontraktor.

b. Pembersihan lokasi
Sebelum pengukuran /dimulainya pekerjaan, tapak proyek harus
dibersihkan dari bekas bongkaran bangunan lama , rumput,
semak, lumpur, akar pohon, tanah humus puing-puing dan segala
sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya
pekerjaan.
Segala macam barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari
tapak proyek, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah
dimulai, dan tidak diperkenankan untuk menimbunnya diluar pagar
proyek.

c. Pengukuran
Mengingat bahwa proyek ini merupakan pembangunan baru maka
diperlukan akurasi dalam pengukuran dan kecermatan dalam
menentukan koordinat dan elevasi yang menjadi patokan dalam
keberhasilan pembangunan proyek ini, bila terjadi perbedaan
antara gambar dan pelaksanaan di lapangan maka akan segera
didiskusikan dengan pengawas lapangan dan user untuk diambil
keputusan yang tepat.

d. Pasangan bowplank
Pekerjaan ini adalah pemasangan papan Bouwplank untuk
pekerjaan galian tanah untuk pondasi poer plat dan pondasi
bangunan.
Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II ukuran 5/7
panjang minimal 250 cm untuk tiang diserut rata dan terpasang
water pass dengan peil lantai + 0,00. Setiap jarak 3 m papan
bouwplank kelas II dengan ukuran 2/20 diperkuat dengan patok
kayu berukuran 5/7 cm, Pada papan bouwplank ini harus dicat
sumbu-sumbu atas as dinding, dengan cat yang tidak luntur oleh
pengaruh iklim. Jarak papan bouwplank minimal 1 m dari garis
bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran terhadap galian
tanah. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai pemborong
wajib meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis pada direksi.

 Fasilitas penunjang operasional


Fasilitas yang akan diadakan sebagai sarana penunjang operasional
akan mencakup dan tidak terbatas pada hal dibawah ini :
Fasilitas penyimpanan material dan workshop adalah penunjang
project untuk mengamankan peralatan kerja dari cuaca maka
workshop minimum keperluan gudang dengan lahan untuk material
curah ditempatkan sekitar bangunan yang tidak mengganggu akses
mobilitas itu sendiri selain itu gudang / workshop harus dibuat
sedemikian rupa tidak terganggu oleh cuaca dan aman terhadap
bahaya-bahaya lainnya yang akan terjadi. Persiapan terpal harus
terencana mengingat akan memasuki musim penghujan nantinya.
Bangsal Kerja adalah ruang yang diperuntuk sebagai tempat
penyimpanan material dilapangan. Sarana air bersih dan drainase
serta penerangan kerja diperlukan untuk mengantisipasi pekerjaan
malam bila diperlukan dan penerangan keseharian yang diperlukan.
Keamanan sangat diperlukan mengingat lahan yang luas dan terbuka
akan memudahkan hal-hal yang tidak terduga bisa terjadi. Perlunya
koordinasi dengan pihak berwenang dan warga setempat sangat
dibutuhkan
Administrasi dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan harian
mingguan dan bulanan.

 Pekerjaan Kontruksi
a. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak
bangunan. Pekerjaan Galian terdiri dari berbagai macam ukuran
baik lebar, panjang ataupun kedalaman. Pondasi yang digunakan
dalam proyek ini adalah pondasi poer plat, dan sloof. Penggalian
batu gunung dan Poer menggunakan tenaga manusia karena
setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel
bersamaan dengan pekerjaan pondasi.

b. Urugan tanah
Pekerjaan Urugan ini pekerjaan menunggu setelah pekerjaan
pondasi keseluruhan selesai dikerjakan. Urugan kembali tanah
galian yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas
galian untuk mengisi sisi pondasi yang dikerjakan secara parallel
atau simultan sesuai dengan arahan dari supervisor lapangan.
Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi
harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan. Sisi
pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari kotoran puing-
puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada
pondasi tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah
urug yang menyebabkan daya dukung tanah akan menurun.

c. Urugan Pasir
Urugan pasir dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Urugan pasir bawah pondasi yaitu pekerjaan yang dilakukan
setelah galian pondasi selesai.Urugan pasir dikerjakan sebelum
pondasi garis dikerjakan.
- Urugan Pasir bawah Lantai yaitu pekerjaan yang menggunakan
material pasir dari luar untuk mengisi area bawah lantai untuk
mendapatkan elevasi lantai yang diharapkan. Tujuan
pengurugan ini adalah untuk mendapatkan titik 0 bangunan
sesuai di dalam gambar bestek atau arahan dari direksi
lapangan.

d. Pemadatan
Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses
timbunan pemadatan yang digunakan dalam proyek ini
menggunakan stamper dimana fungsi mesin ini untuk memadatkan
tanah.
Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesi
yaitu pemadatan dilakukan secara berlapis dimana setiap lapis
mempunyai ketinggian 25 cm dan selama dalam pemadatan tanah
perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit
secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air.
Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah
tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak lengket di mesin pemadat
maka tanah tersebut sudah padat.
Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan stamper
hanya digunakan dalam pemadatan skala kecil seperti disela-sela
Pondasi dan luasan yang tidak lebih dari 1000.m2. Kemampuan
alat pemadat sehari mencapai 30.m3 dan digunakan hanya
pemadatan dalam bangunan saja.

e. Pekerjaan Pondasi / Under Structure


Pada Pembangunan Proyek ini Pekerjaan Pondasi atau Under
Structure dibagi menjadi tiga bagian besar :

- Pondasi Poer
Pondasi yang berfungsi sebagai penerus gaya atau beban dari
kolom yang akan diteruskan ke tapak pondasi tiang yang
selanjutnya oleh tapak disebarkan ke seluruh tanah. Kritikal
poin dalam pelaksanaan perlu ketelitian dalam pengawasan
karena pekerjaan ini menentukan keberhasilan sebuah
konstruksi bangunan dimana seluruh gaya-gaya berpusat di
titik poer ini bila dikerjakan asal dan tidak ada perhitungan
maka tidak menutup kemungkinan konstruksi bangunan akan
menjadi lemah.
Lebih fatal lagi adalah gagalnya sebuah konstruksi akibat
kelalaian dalam pelaksanaan. Perlunya pemahaman para
pelaksana proyek dalam struktur diperlukan sekali, koordinasi
dengan konsultan pengawas untuk mencari solusi teknis yang
baik mengingat dari segi waktu dan cost, sehingga efektifitas
konstruksi tercapai. Dalam pelaksanaan pondasi ini terdiri dari :
bekisting dan beton. Bekisting menggunakan papan, multipleks
dan kayu 5/5 berasal dari jenis kayu klas III, bekisting yang
dipasang harus kuat dan kokoh tidak boleh goyang atau lepas.
Untuk pelaksanaan beton menggunakan pengaduk beton Batch
Mixer atau Portable Continius Mixer adalah beton mutu sedang
yang bisa dihasilkan oleh alat yang berkapasitas standard.
Campuran beton dengan mutu K.225 untuk struktur utama,
dalam pelaksanaan dan pengujian beton sesuai bestek dimana
setiap benda uji harus ditulis tanggal dan posisi pekerjaan.

- Pondasi Batu Belah & Batu Kosong


Pondasi batu belah adalah pondasi yang berfungsi menerima
beban merata dan menyebarkannya ke dalam tanah. Didalam
pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh
pondasi batu gunung berasal dari beban-beban dinding
ataupun lantai. Pondasi batu gunung tidak diperuntukan
menerima beban terpusat dari struktur karena pondasi ini tidak
bisa menerima gaya lateral. Pondasi Batu Gunung berasal dari
batu gunung local yang dikombinasi dengan adukan pasir
semen dengan komposisi 1 : 4. Bentuk penampang melintang
dari pondasi ini berbentuk trapesium, dengan ukuran yang
varian baik lebar bawah ataupun lebar atas serta ketinggian
disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Bagian atas
diratakan dengan adukan semen yang berfungsi leveling untuk
pemasangan sloof di atasnya. Yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan batu gunung adalah : Sisi-sisi batu tajam tidak
bulat, pertemuan antara batu dengan batu harus diisi dengan
spesi. Pemasangan Stek pengikat Batu kali dengan sloof yang
dipasang setiap jarak 1 m memakai besi beton Ф 10 mm atau Ф
12 mm dengan panjang 40 D. (lihat gambar)

- Sloof
Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi
penyebar dan pembagi beban merata yang diteruskan ke
pondasi. Selain berfungsi sebagai penyebar dan pembagi
beban di atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan
kolom atau sebagai pengikat.
Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara
permukaan tanah tergantung dari perencana menempatkan
sloof sebagai rigid frame atau flexible frame. Di dalam
pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di
pelaksanaan di lapangan pekerjaan dilaksanakan setelah
sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan pekerjaan
pondasi. Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah
60% dari pekerjaan Pondasi selesai. Berdasarkan pengalaman
akan ada beberapa kendala yang dihadapi saat pekerjaan sloof
yaitu : Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan
join dan penulangannya sesuai dengan gambar atau atas
arahan direksi lapangan. Stek kolom praktis perlu dipersiapkan
sebelum pelaksanaan, perlunya pemahaman terhadap
pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi yang
tepat.

f. Pekerjaan Upper Sturcture


Pekerjaan upper structure atau struktur bagian atas adalah
pekerjaan struktur yang terdiri dari kesatuan utuh rangka
bangunan. Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari
kolom ,ringbalk dan plat lantai / level. Dalam proyek ini rangka
bangunan yang dikerjakan memakai beton bertulang dimana beton
yang digunakan memakai beton dengan mutu K.225 untuk struktur
dan besi beton memakai besi polos. Dalam pelaksanaan
pekerjaan dilaksanakan dari bangunan bawah menuju bangunan
atas. Pekerjaan dilaksanakan tahap per tahap sampai mencapai
yang diinginkan.
Pekerjaan ini dibagi dua bagian :

- Struktur Utama
Pada pembangunan gedung ini terdiri dari beberapa item yang
memerlukan struktur diantaranya pekerjaan kolom utama, balok
utama, plat lantai, ringbalk & plat konsol. Pekerjaan harus
diawasi dengan seksama dan diawasi oleh supervisor
professional yang memahami pelaksanaan dan memiliki
kecakapan didalam pelaksanaan didampingi oleh surveyor
untuk memastikan kelurusan baik vertikal atau horizontal, dan
memastikan lokasi bangunan.
Yang termasuk dalam struktur utama dalam proyek ini :

a. Kolom Utama
Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan
lateral sangat diperlukan sekali ketelitian dan presisinya.
Bekisting kolom memakai Multiplek supaya dihasilkan
presisi dan kehalusan permukaan kolom terjaga, karena
sebagian besar akan terekspos baik dari segi struktur dan
arsitektur kolom akan tercapai maksud dan tujuannya.
Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan
adalah proses fabrikasi mulai dari bekisting pembesian dan
pengecoran balok. Bekisting harus kuat dan kokoh,
pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan
bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk
menghindarkan terjadinya puntiran. Pengecoran kolom
memakai beton molen atau persetujuan khusus bila
digunakan cor manual mengingat kondisi daerah setempat,
dengan mutu beton K.225. K.225 mempunyai arti bahwa
beton tersebut mampu menahan beban bk225 kg/ cm2
setelah berumur 28 hari. Pembukaan bekisting perlu
ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya
dan bila terjadi beton keropos segera ditutup dengan plaster
1:2 dengan sebelumnya diberi perekat semen atau atas
arahan dari direksi lapangan.

b. Balok Utama dan Plat Lantai


Balok Utama Struktur atau selanjutnya disebut Balok terdiri
dari berbagai macam ukuran.Top of Beam atau sisi atas
balok mengikuti ketinggian plat lantai. Didalam pelaksanan
seorang pelaksana harus cakap dan memahami system
penulangan karena mempunyai tulangan tumpuan dan
tulangan lapangan.
Tulangan tumpuan mempunyai ciri-ciri :
 Terletak di ¼ bentang buhul
 Tulangan bagian atas biasanya lebih banyak
 Begel / Besi sengkang semakin rapat
Tulangan lapangan mempunyai ciri-ciri :
 Terletak di ½ bentang bagian tengah
 Tulangan bagian bawah biasanya lebih banyak
 Begel / Besi sengkang lebih lebar dibandingkan dengan
tul tumpuan

Perancah
Dalam pekerjaan ringbalk dan plat level perlu perancah atau
tiang sokong untuk mendapatkan elevasi yang sesuai. Tiang
perancah yang digunakan adalah scaffolding besi di tambah
kayu dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai
kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan saja. Tiang perancah dipasangan pada jarak
setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang perancah dengan
tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang
disusun sedemikian rupa, sehingga akses jalan masih bisa
dilaksanakan, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi
lapangan.

Formwork atau Bekisting


Bekisting Balok terbuat dari Playwood 9 mm sedang plat
menggunakan floor deck. Saat pembuatan Plat yang perlu
diperhatikan adalah elevasi bagian bawah plat dan balok. dan
lubang jendela di balok perlu dibuatkan atas arahan direksi
supaya memudahkan saat pembersihan untuk pelaksanaan
pengecoran. Selain itu perlu diperhatikan dan didiskusikan
dengan direksi lapangan titik-titik dimana akan dipasang
conduit / sporing baik elektrikal ataupun plumbing, sehingga
tidak terjadi pembobokan setelah dicor karena akan
mengganggu stabilitas daya dukung beton.

Pembesian
Dalam pelaksanaan pembesian yang perlu diperhatikan karena
akan sangat banyaknya ukuran dan jenis besi, maka jara-jarak
menjadi titik acuan. Pembesian balok bagian bawah tidak
boleh menyentuh bekisting dimana selimut beton minimal 5 cm
perlu beton decking.Besi yang digunakan adalah besi polos
/sesuai gambar kerja, Setiap pengiriman perlu dilampirkan mill
certificate sebagai control pertama bahwa material yang terkirim
sesuai dengan bestek.

Pengecoran
Pengecoran menggunakan mixer concrete K.225, dan dibantu
dengan alat bantu untuk menjangkau area yang jauh seperti
kereta sorong / angklung.

Kontrol
Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari
bekisting-bekisting vertical bisa di copot, setelah 7 hari
perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang
menahan beban langsung / di atas balok, setelah 14 hari
dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa
dibuka. Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Struktur dimulai
setelah pondasi mencapai 70%.

- Struktur Penunjang
Didalam pembangunan gedung ini struktur penunjang terdiri
dari :
Kolom Praktis
Pekerjaan kolom praktis dilaksanakan bersamaan dengan
pekerjaan pasangan bata. Kolom praktis dipasang setiap
bidang bata mencapai 12.m2 dan disetiap pertemuan antara
dinding dengan dinding. Kolom praktis selain membantu
dinding dari bahaya lateral juga berfungsi mencegah retak
suatu dinding berkepanjangan bila terjadi gempa.
Pelaksanaannya memakai site mix concrete. Yang perlu
diperhatikan dalam pekerjaan kolom praktis adalah tulangan
dan selimut beton. Petunjuk dan arahan dari direksi sangat
diperlukan.

Balok Latai & Ringbalk Praktis


Balok Latai berfungsi menjaga beban vertikal di atasnya bila
terdapat lubang di dalam pekerjaan dinding. Balok latai
biasanya di pasang di atas kusen baik pintu atau jendela.
Balok latai metode pelaksanaannya sama dengan kolom
praktis Pelaksanaan Pekerjaan-pekerjaan struktur penunjang
mengikuti pekerjaan pemasangan dinding bata dan tenaga
yang digunakan di lapangan adalah tukang batu yang
berpengalaman.
g. Pekerjaan Finishing Arsitektural
Pekerjaan Finishing Arsitektural adalah pekerjaan – pekerjaan
yang berkaitan dengan kelengkapanan bangunan juga segi
estetika yang perlu diperhatikan.
Yang termasuk pekerjaan arsitektural :
- Pekerjaan Pasangan Dinding & Plesteran
Pasangan dinding adalah gabungan dua pekerjaan yaitu
pasangan bata dan plesteran, pasangan dinding sebagai cover
bangunan menjadi pekerjaan yang esensial. Presisi dan
kelurusan dari pemasangan dinding sangat diperlukan, karena
akan ada keterkaitan dengan pekerjaan kusen/jendela, keramik
dan plafond. Pekerjaan plesteran menggunakan plesteran
mortar.
- Pasangan Dinding Bata Ringan
Dalam proyek ini pasangan dinding yang digunakan adalah
pasangan bata ringan dengan perekat mortar.
Penetapan campuran bisa dengan cara perbandingan volume
atau atas arahan dari direksi lapangan.
Pemasangan bata ringan untuk mendapatkan kelurusan
horizontal diperlukan benang sebagai acuannya. Pemasangan
bata dari bawah ke atas. Sambungan bata bila tidak selesai
dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi membentuk sudut
kemiringan 45°.
- Pekerjaan Plesteran & Acian
Pekerjaan plesteran merupakan pembungkus dari pekerjaan
bata. Ketebalan dalam plesteran perlu diperhatikan, terkadang
ada beberapa area bata yang cekung sehingga pemasangan
menjadi tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm ~ 2 cm dengan
adukan menggunakan adukan mortar.
Sistem pelaksanaan plesteran dari atas ke bawah dengan
dibuat kepalan untuk mendapatkan kelurusan bidang yang
akan diplaster. Sebelum diaplikasikan bata terlebih dahulu
disiran oleh air untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga
plesteran akan menyatu baik dengan bata. Setelah plesteran
kering dilanjutkan dengan acian semen. Sebelum ditutup
dengan plesteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa
lainnya telah terpasang, hal ini untuk menghindari pekerjaan
bongkar pasang sehingga hasil plesteran tidak memuaskan.
Tenaga yang melakukan pekerjaan plesteran perlu yang
mempunyai pengalaman dan teknis yang baik supaya
menghindari dinding bergelombang dan retak rambut. Untuk
pemasangan plesteran bagian luar diperlukan scaffolding yang
terpasang mengeliling bangunan. hal ini untuk memudahkan
dalam pelaksanaan. Pemasangan scaffolding / perancah perlu
diperhatikan jangan sampai menggangu pekerjaan.
- Pekerjaan Keramik
Pemasangan keramik :
Homogeneus 60 x 60 cm
Area lantai Km/ Wc 25 x 25 cm
Area Dinding KM/WC 25x40 cm
Homogeneus tile 60 x 60 untuk meja beton
Granite tangga + stepnozing
Sebelum pelaksanaan kontraktor harus mengajukan skem
warna atau berdasarkan merk yang akan digunakan. Skem
warna, merek dagang, type diusahakan yang ada dipasaran
supaya mudah dalam maintenance dikemudian hari. Yang
dilaksanakan dalam proyek ini kontraktor mengambil sceme
warna yang telah diarahkan dalam bestek.
Granite &Keramik yang dipakai adalah Granite &keramik
dengan kwalitas KW I dimana presisi siku tidak melebihi 1 mm,
permukaan dengan bahan porselein yang dibakar pada suhu
2000°.Bidang keramik tidak boleh cekung atau cembung,
sebelum kontraktor membuat PO harus mendapatkan
persetujuan pihak direksi lapangan.
Sebelum pelaksanaan kontraktor mengajukan gambar kerja
atau shop drawing dengan keadaan atau kondisi ruangan yang
sebenarnya, hal ini dilakukan untuk menentukan dan
menyamakan persepsi starting point (kepala-an) keramik.
Kemudian dengan ditarik benang ditentukan posisi siku keramik
terhadap siku bangunan.Potongan keramik diusahakan bila
terjadi ¾ bagian keramik, hal ini lebih mengutamakan estetika.
Pemasangan keramik di area KM/WC perlu diperhatikan titik
sanitasi tidak ada perubahan, karena akan menimbulkan
bongkar pasang kalau pemasangan sanitasi instalasi belum
selesai. Nat keramik atau sambungan diisi oleh pasta semen
grout khusus keramik. Keramik yang dipasang tidak boleh
kopong / kosong bila terjadi hal itu kontraktor akan mengisi
dengan pasta semen dengan cara dipukul-pukul pasta cair
mengisi pori-pori keramik yang kosong ataukonsultasi dengan
pihak direksi lapangan untuk dicarikan solusi terbaik.
- Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan Penggantung
Didalam proyek ini terdiri dari material:
Pintu Kaca Tempered lengkap Acc
Kusen alumunium
Pintu aluminium panil kaca
Pintu spandrel
Jendela alumunium panil kaca
Kaca mati 5 mm
Accessories & Penggantung (kunci pintu, engsel pintu, Door
Closer, kunci pintu, handel pintu, dll)
Dalam pemasangan kusen dan pintu perlu dijaga adalah posisi
tegak lurus dengan dinding bata. Presisi atau kesikuan
pemasangan kusen diperlukan seorang ahli / tukang yang
memahami pekerjaan tersebut, karena bila tidak siku atau
presisi sering terjadi kemacetan dalam pemasangan pintu /
jendela.
Pemasangan alat penggantung perlu dicross cek poin atau item
ruangan harus sesuai peruntukannya. Alat penggantung /
Accessories lainnya menggunakan bahan staenlist steel atau
sesuai gambar kerja.

- Pekerjaan Pemasangan Atap, dan Plafond


Pekerjaan Atap terdiri dari 2 bagian yaitu ;
Rangka Atap Baja Ringan
Pekerjaan rangka atap menggunakan baja ringan. Pekerjaan
ini dilaksanakan oleh aplikator rangka atap baja ringan yang
telah berpengalaman. Sebelum dimulainya pekerjaan ini, maka
terlebih dahulu pelaksana menyerahkan shoop drawing, contoh
material untuk mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah
kerja sebagai berikut :

Langkah 1 :
Persiapan kerja
 Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakan kuda-kuda
dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft
sebagai panduan.
 Menyiapkan semua peralatan dan perlengkapan
keselamatan dan kesehatan kerja dan memperhatikan
petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan diatas
ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja.)
 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-
kuda antara lain bor dan hexagonal socket, meteran selang
air (waterpass) alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi,
palu dan sebagainya.

Langkah 2 :
Leveling dan marking
 Memastikan selurh permukaan atas ring balok dalam
keadaan rata dan siku dengan menggunakan selang air
(waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat
semua bagian bangunan dan tersambung secara benar
(monolith) dengan kolom yang ada dibawahya.
 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss) sesuai
dengan gambat rencana atap.
 Mengukur jarak antar kuda-kuda.

Langkah 3 :
Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
 Mengangkat kuda-kuda secara hati-hatiagar tidak
mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang
telah selesai dirakit.
 Memasang kuda-kuda sesaui dengan nomornya diatas ring
balok atau wall plate berdasarkan gambar kerja.
 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak
terbalik.
 Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan
acuan posisi saat pekerjan melihat kuda-kuda dengan mulut
web dapat dilihat pekerja.Bagian disebelah kiri pekerja
disebut sisi kiri, sedangkan bagian yang berada di sbelah
kanannya adalah sisi kanan.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ring balok menggunakan benang dan lot (unting-
unting).
 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L Bracket)
dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 30 HEX.
 Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan
dynabolt dan menambahkan balok penopang sementara
agar posisi kudakuda tidak berubah.
 Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan
semua kuda-kuda sesuai dengan posisinya dalam gambar
kerja.
 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum 1,2 meter).
 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex) dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar).
 Memasang balok nok.
 Memasang brancing (pengikat) sebagai perkuatan, jika
bekerja beban angin bracing dipasang diatas top chord dan
dibawah reng.
 Bila menggunakan aluminium foil lapisan ini dipasang
terlebih dahulu di atas truss jurai dan rafter.
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan
jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng
dan kudakuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16
sebanyak 2 buah.
 Memasang otrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda
terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana
outrigger dapat dipasang sebagai over hang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluardan jarak antar
outrigger 120 cm. Outrigger harus diletakkan dan di screw
dengan 2 buah kuda-kuda yang terdekat.
 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-
masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada prmukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ringbalk diberi
bantalan bracket yang diikat memakai 2 buah dynabolt.
Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm. Dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus discrew .ceilling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya.

Langkah 4 :
Pemasangan penutup atap.
 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan
nomor kedataran nok maupun sisi atap dan memastikan
support overhang terpasang dengan benar
 Bila menggunakan Aluminium Foil maka lapisan ini dipasang
terlebih dahulu diatas jurai dan rafter.
 Menentukan jarak yang sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
reng (roof battens) dengan screw 10-16 x 16 HEX.
 Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke
atas Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar
polanya menjadi rapi dan tidak berbelok-belok.
Pemasangan Atap Spandek & Nok Spandek
Pemasangan atap harus menggunakan bahan spandek dan
nok spandek sesuai dengan bentuk bahan yang terdapat dalam
gambar. Sebelum dipesan/dikirim ke pekerjaan, pelaksana
terlebih dahulu mengajukan contoh kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
Hasil pemasangan penutup atap harus rata dan mempunyai
kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga diperoleh
bidang yang rata dan tidak mudah terjadi kebocoran.
Pemasangan atap dikerjakan oleh spesialis pemasang atap
yang telah berpengalaman.
- Pemasangan Listplank Woodplank.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
Pekerjaan lisplank ini meliputi semua lisplank wood plank yang
tertera dalam gambar kerja. Bahan Wood plank / kalsiboard
dengan lebar 30.cm panjang sesuai dengan kebutuhan yang
terdapat dalam gambar kerja untuk pekerjaan tersebut
Pelaksanaan; semua bidang wood plank / kalsiboard harus
terhindar dari cacat. Tidak boleh menggunakan wood plank /
kalsiboard yang telah rusak, pecah dan retak-retak.
Woodplank / kalsiboard dipasang pada ujung atap sesuai
gambar kerja.

- Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Plafond biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu : Rangka
plafon dan pemasangan plafond gypsum dan PVC.
Didalam pekerjaan plafond seluruh instalasi elektrikal telah
terpasang. Langkah pekerjaan adalah penyusunan rangka
plafon hollow dan gypsum sebagai struktur plafond harus kuat
dan leveling rata dan tidak bergelombang.
Kontrol sebelum gypsum dan PVC dipasang supervisor akan
mengecek level dan ketinggian dan semua intalasi telah
terpasang dengan baik baru akan ditutup gypsum yang
selanjutnya akan difinish setiap sambungan memakai
compound khusus gypsum. Plafond dikerjakan oleh spesialis
manpower karena tidak semua pekerja memahami system
dalam pekerjaan plafond.
Semua produk baik rangka ataupun akustik/kalsiboard akan
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
- Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan terdiri dari :

 Cat emulsion dengan water base


Kontraktor sebelum melaksanakan pengecatan perlu
persetujuan skem warna dan sebelum aplikasi harus dilihat
terlebih dahulu kelembaban plesteran apakah sudah
mencapai titik minimum untuk pengecatan.
Sebelum diaplikasikan pengecatan warna tembok yang
sudah kering di cat memakai cat dasar warna putih 1 lapis,
setelah itu cat warna 2 lapis.Aplikasi pengecatan memakai
rol cat dan disetiap pertemuan dinding dengan lantai dan
dinding dengan plafond diaplikasikan memakai kwas.

 Cat Minyak
Pengecatan cat minyak diaplikasikan kepada bahan besi.
Aplikasi pengecatan perlu persetujuan dari direksi
lapangan mengingat estetika akan menurun bila cat yang
diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali.

- Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan sanitasi adalah menentukan fungsi sebuah
bangunan. Pekerjaan Sanitasi terbagi menjadi : Instalasi air
kotor dan air bersih dalam bangunan, Instalasi air kotor dan air
bersih luar bangunan, dan pemasangan sanitairi fixture.
Pipa yang digunakan adalah berbahan PVC dengan
kekenyalan yang di tentukan PVC AW untuk air bersih dan
sambungan-sambungan, dan pipa AW untuk air kotor. Sebelum
pelaksanaan kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand
/ merk yang akan digunakan dalam proyek ini, serta shop
drawing isometric dari system pemipaan.
Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan terdiri dari :
Pipa 1/2 dan 3/4” untuk air bersih
Pipa 3” dan 4” untuk air buangan& air berat
Pipa-pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan
dilem dengan baik.
Semua pembuangan air kotor dan air berat menggunakan
system gravitasi maka perlu diperhatikan baik kemiringan dan
arah buangan.semakin jauh air tersebut mengalir maka akan
semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut.
Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi
pemasangan pipa air bersih minimal 1 m di atas lantai. Sistem
air bersih dan air kotor semua diarahkan ke dalam shaft
pembuang sebagai akses dalam bangunan dan memudahkan
pengontrolan serta maintenance.
Instalasi air kotor dan air bersih diluar bangunan terdiri dari :
Pipa 3/4” untuk air bersih
Pipa 3”, & 4” untuk air buangan & air berat
Septic tank dan Bioseptick
Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih adalah
konenting untuk sumber yang akan masuk ke dalam bangunan.
Pemasangan air kotor adalah konekting dari dalam bangunan
yang akan dibuang ke pembuangan ahir berupa spertick tank
atau resapan. Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan
perlu diperhatikan, jangan sampai ada bagian pipa yang tidak
tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai.
Sebelum eksekusi perlu pengukuran kedalaman septic Tank
sehingga dicapai optimal kemiringan dari pipa pembuang
tersebut.
Sanitary fixture
Sanitari fixture adalah pemasangan peralatan KM/WC seperti
pemasangan kran air dinding, slop sink, service sink, closet
duduk , floor drain, whastafel gantung, washtafel meja dan lain-
lain yang ditunjuk dalam gambar.
Pemasangan mengikuti standar dari pabrikasi.
Sebelum PO kontraktor mengajukan spesifikasi dan produk
yang akan digunakan kepada direksi lapangan.
Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil
dan pernah mengerjakannya serta diawasi oleh supervisor
dalam presisi pemasangan dan konekting dengan saluran
saluran yang ada, sehingga tercapai optimal dari peralatan
sanitari tersebut.
- Pekerjaan Listrik
Pekerjaan Instalasi kabel
Pekerjaan kabel instalasi yang sebagian di pasang di atas
plafond dalam pemasangan instalasi kabel ini perlu
diperhatikan sambungan dan kekuatan sambungan serta teknik
pelaksanaan telah mengacu kepada PUIL.
Sistem pemipaan di atas plafond di klem dengan rapi atau atas
arahan dari direksi lapangan, sementara kabel yang tertanam
dalam dinding menggunakan pipa conduit PVC untuk
memudahkan dalam maintenance.
Pemasangan Armature
Pemasangan armature lampu disesuaikan dengan kondisi
ruangan.Lampu-lampu terpasang harus kuat dan rapi
menenpel dengan plafon.
Ketinggian stop kontak, saklar, stop kontak AC, disesuaikan
dengan bestek atau arahan dari direksi lapangan.

- Pekerjaan Lain-lain
Pasangan Tulisan nama Gedung
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tukang / specialist pekerjaan
huruf, Sebelum memulai pekerjaan kontraktor mengajukan
contoh spek untuk mendapatkan persetujuan.Selanjutnya
dikerjakan sesuai gambar kerja.
Pekerjaan Railing Tangga & Railing Disabilitas
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tukang / specialist pekerjaan
Railing. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor mengajukan
contoh spek untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya
dikerjakan sesuai gambar kerja.

4. Keluaran / Produk yang Dihasilkan


Keluaran produk yang dihasilkan dari pekerjaan konstruksi adalah
terwujudnya Pekerjaan Fisik Pembangunan Gedung Operasi sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

5. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konstruksi


Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan :
Memiliki kemampuan untuk menyediakan
fasilitas/peralatan/perlengkapan dalam keadaan siap pakai (minimal
kondisi baik 70%) untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi ini. Adapun
peralatan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
STATUS
NO. JENIS ALAT JUMLAH SATUAN KAPASITAS
KEPEMILIKAN
1 Dump Truck 2 Buah 3-5 m3 Milik/Sewa
Truck Ready 1 Buah 3 m3 Milik/Sewa
2
Mix
3 Concrete Pump 1 Buah 40 m1 Milik/Sewa
Concrete 2 Buah 500 liter Milik/Sewa
4 Mixer/Mesin
Molen
5 Genset 1 Buah 5000 watt Milik/Sewa
6 Scaffolding 100 Set - Milik/Sewa
6. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi fisik pada
Pembangunan Gedung Operasi adalah 150 (seratus delapan puluh) hari
kalender.

7. Personel
a. Daftar Personil Inti, Tenaga Ahli/Teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan :

Jumlah
No. Personil dan persyaratan
tenaga

1. Manager Lapangan 1 Orang


Persyaratan :
- Mempunyai SKA Muda Manajemen Proyek atau
Manajemen Konstruksi
- Pengalaman Minimal 3 tahun
- Memiliki KTP yang masih berlaku
- Memiliki NPWP
2. Manager Teknik 1 Orang
Persyaratan :
- Mempunyai SKA Muda Bangunan Gedung
- Pengalaman Minimal 3 tahun
- Memiliki KTP yang masih berlaku
3. Manager Keuangan 1 Orang
Persyaratan :
- Mempunyai sertifikat keterampilan/Pelatihan
keuangan
- Pengalaman Minimal 5 tahun
- Memiliki KTP yang masih berlaku
4. Tenaga Ahli K3 1 Orang
Persyaratan :
- Mempunyai SKA K3 Konstruksi
- Pengalaman Minimal 5 tahun
- Memiliki KTP yang masih berlaku

8. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


a. Jangka tahapan pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Fisik
Pembangunan Gedung Operasi diatur sedemikian rupa berdasarkan
urutan pekerjaan konstruksi fisik.
b. Memaksimalkan waktu pelaksanaan pekerjaan yang disiapkan.
c. Menuangkan rencana tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik (Time
Schedule) kedalam bentuk diagram atau kurva “S”

LAPORAN
9. Laporan Pekerjaan Fisik
a. Penyedia jasa konstruksi harus membuat laporan harian berdasarkan
pelaksanaan kegiatan yang dikerjakan setiap harinya.
b. Laporan harian meliputi;
- Jenis pekerjaan yang dikerjakan
- Jumlah tenaga kerja dilapangan
- Jenis material yang didatangkan
c. Setiap pekan, laporan harian dirangkum menjadi Laporan Mingguan.
d. Laporan Mingguan meliputi;
- Rangkuman Laporan Harian
- Bobot pekerjaan yang telah dicapai, termasuk deviasi pekerjaan
- Uraian pelaksanaan pekerjaan, termasuk kendala yang dihadapi
dan solusi yang diusulkan.
- Laporan mingguan harus diperiksa oleh konsultan pengawas dan
diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Pada akhir kegiatan, penyedia jasa konstruksi menyerahkan Laporan
Akhir yang merupakan kumpulan laporan mingguan yang telah dibuat
sebelumnya.

Barru, 15 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai