SPESIFIKASI TEHKNIS
PEKERJAAN KONTRUKSI
SPESIFIKASI TEHKNIS
URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Dalam rangka menunjang dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan secara optimal, perlu adanya pembangunan dan
pengembangan fisik pada beberapa bangunan yang berada pada
lingkup Rumah Sakit Umum Daerah Barru. Salah satu bangunan
yang dirasakan sangat mendesak untuk ditingkatkan adalah Gedung
Operasi.
b. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pada tahun anggaran
2020 telah dialokasikan anggaran untuk melakukan kegiatan
Pembangunan Gedung Operasi dan menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan tersebut.
c. Bahwa untuk menghasilkan bangunan gedung yang baik, setiap
bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria-kriteria
pembangunan sehingga dapat berfungsi secara optimal, ramah
lingkungan serta berkontribusi positif terhadap perkembangan
arsitektur di Indonesia.
d. SPESIFIKASI TEHKNIS ini menjadi acuan bagi penyedia jasa untuk
melaksanakan pekerjaan Pembangunan Gedung Operasi sehingga
mampu mendorong perwujudan pekerjaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
4. Lokasi Kegiatan
Kompleks Rumah Sakit Umum Daerah Barru.
5. Sumber Pendanaan
a. Sumber pendanaan pada kegiatan Pembangunan Gedung Operasi
ini dibiayai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tahun Anggaran 2020.
b. Pagu Anggaran : Rp. 5.454.000.000,-
c. HPS : Rp. 5.446.000.000,-
DATA PENUNJANG
1. Data Dasar
a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Konstruksi Fisik
Pembangunan Gedung Operasi.
b. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja Pekerjaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung Operasi.
c. Item pekerjaan yang dilaksanakn disesuaikan dengan yang tercantum
pada BoQ Pekerjaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung
Operasi.
2. Standar Teknis
Standar teknis yang digunakan adalah sesuai :
a. Spesifikasi teknis Pekerjaan Konstruksi Fisik Pembangunan Gedung
Operasi RSUD Barru.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-2 1971
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 1970
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, NI-5 1961
e. Peraturan Semen Portland Indonesia, NI-8
f. Peraturan Plumbing Indonesia
g. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
h. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
i. Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar
tersebut diatas,maupun standar Nasional lainnya, maka diberlakukan
standart Indonesia atau persyaratan teknis/produsen bahan yang
bersangkutan.
j.
RUANG LINGKUP
1. Lingkup Kegiatan
Pekerjaan Konstruksi yang akan dilaksanakan berlokasi di RSUD Barru,
dengan item pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah / Pasir
c. Pekerjaan Pondasi, Tembok Batu Bata dan Beton
d. Pekerjaan Plesteran
e. Pekerjaan Atap
f. Pekerjaan Plafond dan Rangka
g. Pekerjaan Lantai
h. Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela
i. Pekerjaan Kunci, Engsel, Grendel dan Hak Angin
j. Pekerjaan Listrik
k. Pekerjaan Instalasi Gas Medik
l. Pekerjaan Sanitair
m. Pekerjaan Cat
n. Pekerjaan Aksesoris Gedung Lainnya,
Bill of Quantity (BoQ) terlampir
I. Pekerjaan Persiapan
1. Pembongkaran dan pembersihan Terjatuh saat melakukan
awal lokasi pembongkaran
2. Pengukuran dan pasangan Tertimpa material
bowplank bongkaran
3. Administrasi, laporan dan P3K Terpapar debu bongkaran
4. Perlengkapan K3
NO. KEGIATAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
X. Pekerjaan Listrik
Terkena strum/aliran listrik.
1. Pemasangan instalasi listrik.
Terpeleset/jatuh pada saat
2. Pemasangan stop kontak dan
pemasangan intalasi listrik
sakelar
dan armature pada plafond.
3. Pemasangan lampu dan
Tertusuk material.
exhaust.
4. Pemasangan panel penerang.
XI. Pekerjaan Instalasi Gas Medik
1. Pemasangan instalasi Gas Medik Tertusuk material pipa.
Oksigen.
Cedera/terbakar akibat
2. Pemasangan instalasi Gas Medik
pengelasan.
N2O.
Iritasi pada mata akibat
3. Pemasangan instalasi Gas Medik
pengelasan
Compressed Air.
4. Pemasangan instalasi Gas Medik
Vacum.
5. Pemasangan instalasi Gas Medik
Tool Air.
6. Pemasangan instalasi Gas Medik
AGSS.
XII. Pekerjaan Sanitair
1. Pemasangan instalasi air bersih Terpeleset/jatuh pada saat
dan air kotor. melakukan pekerjaan.
2. Pemasangan perlengkapan alat
Tertusuk material.
sanitair.
3. Pemasangan tandon air
4. Pembuatan septick tank dan
beerput.
XIII. Pekerjaan Pengecatan
Terpeleset/jatuh pada saat
1. Pengecatan dinding melakukan pekerjaan.
2. Pengecetan plafond
3. Pengecatan litplank.
XIV. Pekerjaan Aksesoris Gedung
Terpeleset/jatuh pada saat
1. Pembuatan railing tangga dan melakukan pekerjaan.
void
2. Pembuatan saluran dan rabat
keliling
3. Pemasangan dinding kerawang
GRC
4. Pemasangan papan nama dan
lampu akrilik
3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Pendahuluan.
Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu
proyek, dalam tahap persiapan sangat berpengaruh langsung pada
pelaksanaan proyek selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan
ini menunjukan kesiapan dan kemampuan suatu perusahaan dalam
pengelolaan proyek.
Tahapan persiapan terbagi menjadi 4 bagian utama meliputi hal hal
dibawah ini.
a. Mobilisasi Peralatan.
Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-
elemen pelaksanaan harus diadakan dan siap untuk bekerja.
Tahapan ini termasuk dengan serah terima lapangan dengan
pemilik pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di
tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus fix dan menjadi
pegangan pelaksana proyek.
Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM) / Organisasi Project
adalah point interest dalam pekerjaan ini menyangkut strategi
eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam Schedule
Lapangan dengan mengacu kepada Master Schedule sehingga
milestone dan critical path pekerjaan sudah terencana dan bisa
diminimalisir kesalahan yang akan terjadi baik dari segi biaya
ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.
Akses mobilisasi material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan
keputusan yang tepat, dalam pelaksanaan ini yaitumengingat
kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan di atas yaitudengan
waktu 150 hari, hal ini perlu perhatian yang serius kapan harus
mulai ditentukan mobilitasnya sehingga tiba di site sesuai dengan
skejul yang telah direncanakan.
Aspek tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan
pekerjaan kedepannya karena menunjukan kesiapan dari semua
unsur yang terkait seperti Owner, Konsultan Pengawas dan
Kontraktor.
b. Pembersihan lokasi
Sebelum pengukuran /dimulainya pekerjaan, tapak proyek harus
dibersihkan dari bekas bongkaran bangunan lama , rumput,
semak, lumpur, akar pohon, tanah humus puing-puing dan segala
sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya
pekerjaan.
Segala macam barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari
tapak proyek, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah
dimulai, dan tidak diperkenankan untuk menimbunnya diluar pagar
proyek.
c. Pengukuran
Mengingat bahwa proyek ini merupakan pembangunan baru maka
diperlukan akurasi dalam pengukuran dan kecermatan dalam
menentukan koordinat dan elevasi yang menjadi patokan dalam
keberhasilan pembangunan proyek ini, bila terjadi perbedaan
antara gambar dan pelaksanaan di lapangan maka akan segera
didiskusikan dengan pengawas lapangan dan user untuk diambil
keputusan yang tepat.
d. Pasangan bowplank
Pekerjaan ini adalah pemasangan papan Bouwplank untuk
pekerjaan galian tanah untuk pondasi poer plat dan pondasi
bangunan.
Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II ukuran 5/7
panjang minimal 250 cm untuk tiang diserut rata dan terpasang
water pass dengan peil lantai + 0,00. Setiap jarak 3 m papan
bouwplank kelas II dengan ukuran 2/20 diperkuat dengan patok
kayu berukuran 5/7 cm, Pada papan bouwplank ini harus dicat
sumbu-sumbu atas as dinding, dengan cat yang tidak luntur oleh
pengaruh iklim. Jarak papan bouwplank minimal 1 m dari garis
bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran terhadap galian
tanah. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai pemborong
wajib meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis pada direksi.
Pekerjaan Kontruksi
a. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak
bangunan. Pekerjaan Galian terdiri dari berbagai macam ukuran
baik lebar, panjang ataupun kedalaman. Pondasi yang digunakan
dalam proyek ini adalah pondasi poer plat, dan sloof. Penggalian
batu gunung dan Poer menggunakan tenaga manusia karena
setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel
bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
b. Urugan tanah
Pekerjaan Urugan ini pekerjaan menunggu setelah pekerjaan
pondasi keseluruhan selesai dikerjakan. Urugan kembali tanah
galian yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas
galian untuk mengisi sisi pondasi yang dikerjakan secara parallel
atau simultan sesuai dengan arahan dari supervisor lapangan.
Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi
harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan. Sisi
pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari kotoran puing-
puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada
pondasi tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah
urug yang menyebabkan daya dukung tanah akan menurun.
c. Urugan Pasir
Urugan pasir dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Urugan pasir bawah pondasi yaitu pekerjaan yang dilakukan
setelah galian pondasi selesai.Urugan pasir dikerjakan sebelum
pondasi garis dikerjakan.
- Urugan Pasir bawah Lantai yaitu pekerjaan yang menggunakan
material pasir dari luar untuk mengisi area bawah lantai untuk
mendapatkan elevasi lantai yang diharapkan. Tujuan
pengurugan ini adalah untuk mendapatkan titik 0 bangunan
sesuai di dalam gambar bestek atau arahan dari direksi
lapangan.
d. Pemadatan
Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses
timbunan pemadatan yang digunakan dalam proyek ini
menggunakan stamper dimana fungsi mesin ini untuk memadatkan
tanah.
Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesi
yaitu pemadatan dilakukan secara berlapis dimana setiap lapis
mempunyai ketinggian 25 cm dan selama dalam pemadatan tanah
perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit
secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air.
Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah
tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak lengket di mesin pemadat
maka tanah tersebut sudah padat.
Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan stamper
hanya digunakan dalam pemadatan skala kecil seperti disela-sela
Pondasi dan luasan yang tidak lebih dari 1000.m2. Kemampuan
alat pemadat sehari mencapai 30.m3 dan digunakan hanya
pemadatan dalam bangunan saja.
- Pondasi Poer
Pondasi yang berfungsi sebagai penerus gaya atau beban dari
kolom yang akan diteruskan ke tapak pondasi tiang yang
selanjutnya oleh tapak disebarkan ke seluruh tanah. Kritikal
poin dalam pelaksanaan perlu ketelitian dalam pengawasan
karena pekerjaan ini menentukan keberhasilan sebuah
konstruksi bangunan dimana seluruh gaya-gaya berpusat di
titik poer ini bila dikerjakan asal dan tidak ada perhitungan
maka tidak menutup kemungkinan konstruksi bangunan akan
menjadi lemah.
Lebih fatal lagi adalah gagalnya sebuah konstruksi akibat
kelalaian dalam pelaksanaan. Perlunya pemahaman para
pelaksana proyek dalam struktur diperlukan sekali, koordinasi
dengan konsultan pengawas untuk mencari solusi teknis yang
baik mengingat dari segi waktu dan cost, sehingga efektifitas
konstruksi tercapai. Dalam pelaksanaan pondasi ini terdiri dari :
bekisting dan beton. Bekisting menggunakan papan, multipleks
dan kayu 5/5 berasal dari jenis kayu klas III, bekisting yang
dipasang harus kuat dan kokoh tidak boleh goyang atau lepas.
Untuk pelaksanaan beton menggunakan pengaduk beton Batch
Mixer atau Portable Continius Mixer adalah beton mutu sedang
yang bisa dihasilkan oleh alat yang berkapasitas standard.
Campuran beton dengan mutu K.225 untuk struktur utama,
dalam pelaksanaan dan pengujian beton sesuai bestek dimana
setiap benda uji harus ditulis tanggal dan posisi pekerjaan.
- Sloof
Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi
penyebar dan pembagi beban merata yang diteruskan ke
pondasi. Selain berfungsi sebagai penyebar dan pembagi
beban di atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan
kolom atau sebagai pengikat.
Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara
permukaan tanah tergantung dari perencana menempatkan
sloof sebagai rigid frame atau flexible frame. Di dalam
pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di
pelaksanaan di lapangan pekerjaan dilaksanakan setelah
sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan pekerjaan
pondasi. Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah
60% dari pekerjaan Pondasi selesai. Berdasarkan pengalaman
akan ada beberapa kendala yang dihadapi saat pekerjaan sloof
yaitu : Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan
join dan penulangannya sesuai dengan gambar atau atas
arahan direksi lapangan. Stek kolom praktis perlu dipersiapkan
sebelum pelaksanaan, perlunya pemahaman terhadap
pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi yang
tepat.
- Struktur Utama
Pada pembangunan gedung ini terdiri dari beberapa item yang
memerlukan struktur diantaranya pekerjaan kolom utama, balok
utama, plat lantai, ringbalk & plat konsol. Pekerjaan harus
diawasi dengan seksama dan diawasi oleh supervisor
professional yang memahami pelaksanaan dan memiliki
kecakapan didalam pelaksanaan didampingi oleh surveyor
untuk memastikan kelurusan baik vertikal atau horizontal, dan
memastikan lokasi bangunan.
Yang termasuk dalam struktur utama dalam proyek ini :
a. Kolom Utama
Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan
lateral sangat diperlukan sekali ketelitian dan presisinya.
Bekisting kolom memakai Multiplek supaya dihasilkan
presisi dan kehalusan permukaan kolom terjaga, karena
sebagian besar akan terekspos baik dari segi struktur dan
arsitektur kolom akan tercapai maksud dan tujuannya.
Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan
adalah proses fabrikasi mulai dari bekisting pembesian dan
pengecoran balok. Bekisting harus kuat dan kokoh,
pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan
bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk
menghindarkan terjadinya puntiran. Pengecoran kolom
memakai beton molen atau persetujuan khusus bila
digunakan cor manual mengingat kondisi daerah setempat,
dengan mutu beton K.225. K.225 mempunyai arti bahwa
beton tersebut mampu menahan beban bk225 kg/ cm2
setelah berumur 28 hari. Pembukaan bekisting perlu
ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya
dan bila terjadi beton keropos segera ditutup dengan plaster
1:2 dengan sebelumnya diberi perekat semen atau atas
arahan dari direksi lapangan.
Perancah
Dalam pekerjaan ringbalk dan plat level perlu perancah atau
tiang sokong untuk mendapatkan elevasi yang sesuai. Tiang
perancah yang digunakan adalah scaffolding besi di tambah
kayu dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai
kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan saja. Tiang perancah dipasangan pada jarak
setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang perancah dengan
tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang
disusun sedemikian rupa, sehingga akses jalan masih bisa
dilaksanakan, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi
lapangan.
Pembesian
Dalam pelaksanaan pembesian yang perlu diperhatikan karena
akan sangat banyaknya ukuran dan jenis besi, maka jara-jarak
menjadi titik acuan. Pembesian balok bagian bawah tidak
boleh menyentuh bekisting dimana selimut beton minimal 5 cm
perlu beton decking.Besi yang digunakan adalah besi polos
/sesuai gambar kerja, Setiap pengiriman perlu dilampirkan mill
certificate sebagai control pertama bahwa material yang terkirim
sesuai dengan bestek.
Pengecoran
Pengecoran menggunakan mixer concrete K.225, dan dibantu
dengan alat bantu untuk menjangkau area yang jauh seperti
kereta sorong / angklung.
Kontrol
Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari
bekisting-bekisting vertical bisa di copot, setelah 7 hari
perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang
menahan beban langsung / di atas balok, setelah 14 hari
dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa
dibuka. Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Struktur dimulai
setelah pondasi mencapai 70%.
- Struktur Penunjang
Didalam pembangunan gedung ini struktur penunjang terdiri
dari :
Kolom Praktis
Pekerjaan kolom praktis dilaksanakan bersamaan dengan
pekerjaan pasangan bata. Kolom praktis dipasang setiap
bidang bata mencapai 12.m2 dan disetiap pertemuan antara
dinding dengan dinding. Kolom praktis selain membantu
dinding dari bahaya lateral juga berfungsi mencegah retak
suatu dinding berkepanjangan bila terjadi gempa.
Pelaksanaannya memakai site mix concrete. Yang perlu
diperhatikan dalam pekerjaan kolom praktis adalah tulangan
dan selimut beton. Petunjuk dan arahan dari direksi sangat
diperlukan.
Langkah 1 :
Persiapan kerja
Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakan kuda-kuda
dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft
sebagai panduan.
Menyiapkan semua peralatan dan perlengkapan
keselamatan dan kesehatan kerja dan memperhatikan
petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan diatas
ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja.)
Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-
kuda antara lain bor dan hexagonal socket, meteran selang
air (waterpass) alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi,
palu dan sebagainya.
Langkah 2 :
Leveling dan marking
Memastikan selurh permukaan atas ring balok dalam
keadaan rata dan siku dengan menggunakan selang air
(waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat
semua bagian bangunan dan tersambung secara benar
(monolith) dengan kolom yang ada dibawahya.
Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss) sesuai
dengan gambat rencana atap.
Mengukur jarak antar kuda-kuda.
Langkah 3 :
Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
Mengangkat kuda-kuda secara hati-hatiagar tidak
mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang
telah selesai dirakit.
Memasang kuda-kuda sesaui dengan nomornya diatas ring
balok atau wall plate berdasarkan gambar kerja.
Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak
terbalik.
Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan
acuan posisi saat pekerjan melihat kuda-kuda dengan mulut
web dapat dilihat pekerja.Bagian disebelah kiri pekerja
disebut sisi kiri, sedangkan bagian yang berada di sbelah
kanannya adalah sisi kanan.
Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ring balok menggunakan benang dan lot (unting-
unting).
Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L Bracket)
dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 30 HEX.
Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan
dynabolt dan menambahkan balok penopang sementara
agar posisi kudakuda tidak berubah.
Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan
semua kuda-kuda sesuai dengan posisinya dalam gambar
kerja.
Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum 1,2 meter).
Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex) dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar).
Memasang balok nok.
Memasang brancing (pengikat) sebagai perkuatan, jika
bekerja beban angin bracing dipasang diatas top chord dan
dibawah reng.
Bila menggunakan aluminium foil lapisan ini dipasang
terlebih dahulu di atas truss jurai dan rafter.
Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan
jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng
dan kudakuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16
sebanyak 2 buah.
Memasang otrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda
terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana
outrigger dapat dipasang sebagai over hang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluardan jarak antar
outrigger 120 cm. Outrigger harus diletakkan dan di screw
dengan 2 buah kuda-kuda yang terdekat.
Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-
masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada prmukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ringbalk diberi
bantalan bracket yang diikat memakai 2 buah dynabolt.
Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm. Dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus discrew .ceilling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya.
Langkah 4 :
Pemasangan penutup atap.
Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan
nomor kedataran nok maupun sisi atap dan memastikan
support overhang terpasang dengan benar
Bila menggunakan Aluminium Foil maka lapisan ini dipasang
terlebih dahulu diatas jurai dan rafter.
Menentukan jarak yang sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
reng (roof battens) dengan screw 10-16 x 16 HEX.
Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke
atas Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar
polanya menjadi rapi dan tidak berbelok-belok.
Pemasangan Atap Spandek & Nok Spandek
Pemasangan atap harus menggunakan bahan spandek dan
nok spandek sesuai dengan bentuk bahan yang terdapat dalam
gambar. Sebelum dipesan/dikirim ke pekerjaan, pelaksana
terlebih dahulu mengajukan contoh kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
Hasil pemasangan penutup atap harus rata dan mempunyai
kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga diperoleh
bidang yang rata dan tidak mudah terjadi kebocoran.
Pemasangan atap dikerjakan oleh spesialis pemasang atap
yang telah berpengalaman.
- Pemasangan Listplank Woodplank.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
Pekerjaan lisplank ini meliputi semua lisplank wood plank yang
tertera dalam gambar kerja. Bahan Wood plank / kalsiboard
dengan lebar 30.cm panjang sesuai dengan kebutuhan yang
terdapat dalam gambar kerja untuk pekerjaan tersebut
Pelaksanaan; semua bidang wood plank / kalsiboard harus
terhindar dari cacat. Tidak boleh menggunakan wood plank /
kalsiboard yang telah rusak, pecah dan retak-retak.
Woodplank / kalsiboard dipasang pada ujung atap sesuai
gambar kerja.
- Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Plafond biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu : Rangka
plafon dan pemasangan plafond gypsum dan PVC.
Didalam pekerjaan plafond seluruh instalasi elektrikal telah
terpasang. Langkah pekerjaan adalah penyusunan rangka
plafon hollow dan gypsum sebagai struktur plafond harus kuat
dan leveling rata dan tidak bergelombang.
Kontrol sebelum gypsum dan PVC dipasang supervisor akan
mengecek level dan ketinggian dan semua intalasi telah
terpasang dengan baik baru akan ditutup gypsum yang
selanjutnya akan difinish setiap sambungan memakai
compound khusus gypsum. Plafond dikerjakan oleh spesialis
manpower karena tidak semua pekerja memahami system
dalam pekerjaan plafond.
Semua produk baik rangka ataupun akustik/kalsiboard akan
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
- Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan terdiri dari :
Cat Minyak
Pengecatan cat minyak diaplikasikan kepada bahan besi.
Aplikasi pengecatan perlu persetujuan dari direksi
lapangan mengingat estetika akan menurun bila cat yang
diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali.
- Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan sanitasi adalah menentukan fungsi sebuah
bangunan. Pekerjaan Sanitasi terbagi menjadi : Instalasi air
kotor dan air bersih dalam bangunan, Instalasi air kotor dan air
bersih luar bangunan, dan pemasangan sanitairi fixture.
Pipa yang digunakan adalah berbahan PVC dengan
kekenyalan yang di tentukan PVC AW untuk air bersih dan
sambungan-sambungan, dan pipa AW untuk air kotor. Sebelum
pelaksanaan kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand
/ merk yang akan digunakan dalam proyek ini, serta shop
drawing isometric dari system pemipaan.
Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan terdiri dari :
Pipa 1/2 dan 3/4” untuk air bersih
Pipa 3” dan 4” untuk air buangan& air berat
Pipa-pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan
dilem dengan baik.
Semua pembuangan air kotor dan air berat menggunakan
system gravitasi maka perlu diperhatikan baik kemiringan dan
arah buangan.semakin jauh air tersebut mengalir maka akan
semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut.
Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi
pemasangan pipa air bersih minimal 1 m di atas lantai. Sistem
air bersih dan air kotor semua diarahkan ke dalam shaft
pembuang sebagai akses dalam bangunan dan memudahkan
pengontrolan serta maintenance.
Instalasi air kotor dan air bersih diluar bangunan terdiri dari :
Pipa 3/4” untuk air bersih
Pipa 3”, & 4” untuk air buangan & air berat
Septic tank dan Bioseptick
Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih adalah
konenting untuk sumber yang akan masuk ke dalam bangunan.
Pemasangan air kotor adalah konekting dari dalam bangunan
yang akan dibuang ke pembuangan ahir berupa spertick tank
atau resapan. Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan
perlu diperhatikan, jangan sampai ada bagian pipa yang tidak
tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai.
Sebelum eksekusi perlu pengukuran kedalaman septic Tank
sehingga dicapai optimal kemiringan dari pipa pembuang
tersebut.
Sanitary fixture
Sanitari fixture adalah pemasangan peralatan KM/WC seperti
pemasangan kran air dinding, slop sink, service sink, closet
duduk , floor drain, whastafel gantung, washtafel meja dan lain-
lain yang ditunjuk dalam gambar.
Pemasangan mengikuti standar dari pabrikasi.
Sebelum PO kontraktor mengajukan spesifikasi dan produk
yang akan digunakan kepada direksi lapangan.
Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil
dan pernah mengerjakannya serta diawasi oleh supervisor
dalam presisi pemasangan dan konekting dengan saluran
saluran yang ada, sehingga tercapai optimal dari peralatan
sanitari tersebut.
- Pekerjaan Listrik
Pekerjaan Instalasi kabel
Pekerjaan kabel instalasi yang sebagian di pasang di atas
plafond dalam pemasangan instalasi kabel ini perlu
diperhatikan sambungan dan kekuatan sambungan serta teknik
pelaksanaan telah mengacu kepada PUIL.
Sistem pemipaan di atas plafond di klem dengan rapi atau atas
arahan dari direksi lapangan, sementara kabel yang tertanam
dalam dinding menggunakan pipa conduit PVC untuk
memudahkan dalam maintenance.
Pemasangan Armature
Pemasangan armature lampu disesuaikan dengan kondisi
ruangan.Lampu-lampu terpasang harus kuat dan rapi
menenpel dengan plafon.
Ketinggian stop kontak, saklar, stop kontak AC, disesuaikan
dengan bestek atau arahan dari direksi lapangan.
- Pekerjaan Lain-lain
Pasangan Tulisan nama Gedung
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tukang / specialist pekerjaan
huruf, Sebelum memulai pekerjaan kontraktor mengajukan
contoh spek untuk mendapatkan persetujuan.Selanjutnya
dikerjakan sesuai gambar kerja.
Pekerjaan Railing Tangga & Railing Disabilitas
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tukang / specialist pekerjaan
Railing. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor mengajukan
contoh spek untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya
dikerjakan sesuai gambar kerja.
7. Personel
a. Daftar Personil Inti, Tenaga Ahli/Teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan :
Jumlah
No. Personil dan persyaratan
tenaga
LAPORAN
9. Laporan Pekerjaan Fisik
a. Penyedia jasa konstruksi harus membuat laporan harian berdasarkan
pelaksanaan kegiatan yang dikerjakan setiap harinya.
b. Laporan harian meliputi;
- Jenis pekerjaan yang dikerjakan
- Jumlah tenaga kerja dilapangan
- Jenis material yang didatangkan
c. Setiap pekan, laporan harian dirangkum menjadi Laporan Mingguan.
d. Laporan Mingguan meliputi;
- Rangkuman Laporan Harian
- Bobot pekerjaan yang telah dicapai, termasuk deviasi pekerjaan
- Uraian pelaksanaan pekerjaan, termasuk kendala yang dihadapi
dan solusi yang diusulkan.
- Laporan mingguan harus diperiksa oleh konsultan pengawas dan
diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Pada akhir kegiatan, penyedia jasa konstruksi menyerahkan Laporan
Akhir yang merupakan kumpulan laporan mingguan yang telah dibuat
sebelumnya.