Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR

DOSEN PEMBIMBING: Bangun Wijonarko, Sst. M.Kes

Disusun Oleh:
Hikmawati Sugi (P27904121059)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2021
A. Pengaturan Hormonal Dalam Metabolisme

1. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar besar sebagaimana hepar. Saat embrio pankreas
berkembang dari foregut primitive. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus
kelenjar endokrin. Bagian eksokrin kelenjar pankreas mensekresi cairan alkalin yang
kaya akan enzim . Cairan ini akan disekresikan melalui duktus pankreas (Young, et al.
2006: 299)
Pankreas kaya akan saraf otonom yang juga berfungsi mengatur sekresi pankreas.
Selain persarafan, sekresi pankreas juga diatur secara hormonal. Sel-sel neuroendokrin
yang terdapat pada duoenum melepaskan hormone sekretin. Sekretin akan merangsang
sekresi cairan kaya bikarbonat dari pankreas. Selain sekretin, sel-sel neuroendokrin
duodenum juga melepaskan kolesistokininpankreosimin (CCK). CCK akan
merangsang sekresi cairan kaya akan enzim dari pankreas. Selain duodenum, sel-sel
neuroendokrin pilorus lambung juga mensekresi hormon yaitu gastrin. Sama halnya
dengan CCK, gastrin berperan merangsang sekresi cairan kaya akan enzim dari
pankreas (Young, et al. 2006: 299)
Pankreas merupakan organ endokrin dan eksokrin sekaligus. Sebagai organ
eksokrin pankreas mempunyai duktus (saluran keluar) yang berfungsi menyalurkan
sekret kaya akan enzim pencernaan dan buffer (Martini, 2001: 873).
Sekret tersebut akan mengalir ke duktus pankreas utama (main pancreatic duct),
yang akan bergabung menuju duktus biliaris utama (common bile duct) menuju
duodenum melalui ampula of Vater (Young, et al. 2006: 299).
Peran metabolisme dipengaruhi oleh fungsi endokrin pankreas terletak pada
pulau-pulau langerhans, berupa selsel epitel yang tersebar diseluruh organ. Dua
hormon yang mempenharuhi metabolisme karbohidrat dihasilkan oleh jaringan pulau-
pulau langerhans yaitu insulin oleh sel Beta dan glukagon oleh sel alfa. Selain itu sel
delta juga telah diketahui yang menyimpan dan mensekresi hormon somatostatin
(Harper at al, 1979: 544).
Mekanisme pembentukan insulin adalah melalui pembentukan protein kecil yang
disintesis di dalam retikulum endoplasma kasar sebagai preproinsulin. Prepeproinsulin
akan memecah menjadi proinsulin. Proinsulin akan memecah lagi dalam apparatus
Golgi membentuk insulin. Insulin akan dikemas dengan sejumlah proinsulin yang
belum memecah menjadi granula sekretori terikat membran. Granula sekretori terikat
membran akan tetap berada di dalam sitoplasma sampai sekresi insulin dipicu (Young,
et al. 2006: 343).
2. Insulin
Insulin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans
yang merupakan 1% dari jaringan pankreas. Dalam sel-sel beta pankreas, insulin
disintesis seperti protein lainnya, melalui ribosom dan retikulum endoplasma. Kira-
kira 50 unit insulin setiap hari diperlukan, dan 1/5 dari jumlah yang ada disimpan
dalam pamkreas manusia.
Insulin dihasilkan awalnya sebagai preprohormon, selanjutnya berubah menjadi
prohormon dan aktif menjadi hormon insulin. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk
preproinsulin (precursor hormon insulin) di dalam retikulum endoplasma sel beta.
Selanjutnya enzim peptidase menghidrolisis preproinsulin sehingga terbentuk
proinsulin, yang dikemas dalam secretory vesicles. Proinsulin diaktifkan menjadi
insulin dan peptida-C (C-peptide) yang disekresikan secara bersamaan melalui
membran sel.
Fungsi insulin berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa
darah yang meningkat, menstimulasi sel beta dalam memproduksi insulin. Tahapan
proses sekresi insulin melalui stimulasi molekul glukosa antara lain:
(1) proses dimana glukosa melewati membran sel beta dengan bantuan Glucose
transporter (GLUT)
(2) glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan
selanjutnya melepaskan ATP

(3) ATP mengaktifkan penutupan K-channel pada membran sel

(4) Penutupan K-channel mengakibatkan terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam


sel sehingga terjadi depolarisasi membran sel
(5) Ca channel terbuka mengakibatkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan
peningkatan kadar ion Ca intrasel
(6) maka akan terjadi mekanisme pengeluaran insulin. Peran insulin dalam metabolism
tubuh yaitu menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menurunkan pembentukan
cAMP sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan glikogenesis, glikolisis, dan
lipogenesis.
Peran insulin pada muskuloskeletal menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan
asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanan molekul tersebut. Insulin
memudahkan penyerapan glukosa dan asam amino ke dalam otot rangka dan hati,
berperan dalam proses glikogenesis, dalam hal ini insulin juga menghambat pelepasan
glukosa hati (glikogenolisis) dan produksi glukosa baru dari senyawa non-karbohidrat
(glukoneogenesis). Hormon insulin juga berperan dalam metabolisme lemak, yakni
mengatur proses lipolisis dan lipogenesis. Melalui lipolisis, asam lemak bebas dapat
ditranspor ke mitokhondria untuk dioksidasi melalui reaksi beta-oksidasi. Insulin
menstimulasi penyerapan glukosa di hati dan jaringan adipose jaringan, serta
mendorong terjadinya lipogenesis. Peran insulin pada metabolisme protein adalah
mengurangi katabolisme protein. Insulin juga berperan dalam meningkatkan sintesis
protein.
3. Glukagon
Mekanisme kerja glukagon berlawanan dengan insulin yaitu terjadi peningkatan
glikogenolisis, lipolisis dan glukoneogenesis. Pengaruh glukagon pada jaringan hati
akan menyebabkan peningkatan adenilat siklase membran, meningkatkan AMP siklik
dan meningkatkan fan meningkatkan fosforilase selanjutnya peningkatan metabolisme
glikogenolisis dimana glikogen dirubah menjadi glukosa. Somatostatin juga berperan
dalam reaksi metabolisme tubuh. Keberadaan somatostatin perpengaruh pada
penurunan sekresi insulin dan glukagon. Peran glukagon dalam metabolism
meningkatkan kadar glukosa darah melalui peningkatan pembentukan cAMP sehingga
menstimulasi terjadinya glikogenolisis dan glukoneogenesis.
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolisme yang juga dipengaruhi oleh
insulin dan berlawanan dengan efek insulin. Glukagon bekerja terutama di hati, tempat
hormon ini menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Peran pada karbohidrat, mengakibatkan peningkatan pembentukan dan
pengeluaran glukosa oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah.
Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen,
meningkatkan glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis. Peran glukagon pada
lemak, mendorong hidrolisis lemak dan menghambat sintesis triasilgliserida.
Glukagon dapat meningkatkan ketogenesis di hati, meningkatkan asam lemak dalam
pembentukan badan keton. Peran glukagon pada molekul protein, yaitu menghambat
sintesis protein dan meningkatkan hidrolisis protein di hati. Glukagon menstimulasi
terjadinya glukoneogenesis melalui mekanisme metabolisme protein hati.
B. Pengaturan Suhu
Mekanisme suhu tubuh dipengaruhi dan diatur oleh kompenen susunan saraf,
biokimia dan hormonal. Suhu tubuh diproduksi dari metabolisme tubuh yang berguna
untuk kelancaran aliran darah dan reaksi kimia di dalam tubuh.
Berdasarkan sistem termoregulatorik, ada dua komponen yang berperan dalam
pengaturan suhu tubuh, yaitu tubuh sebagai inti di tengah atau suhu inti (Central Core)
dan lapisan pembungkus di sebelah luar atau suhu permukaan (Outer Shell). Suhu inti
relatif konstan, stabil dan berfungsi optimum sekitar 37,8 0C. Sedangkan suhu
permukaan biasanya lebih dingin dan berubah-ubah.
Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menerima rangsang
dari suhu tubuh bagian dalam melalui suhu darah yang masuk ke otak dan informasi suhu
luar tubuh dari reseptor panas yang ada di kulit, kemudian otak memberikan respon untuk
mempertahankan suhu dengan menjaga keseimbangan pembentukan atau pelepasan
panas. Hipotalamus posterior berfungsi sebagai pusat pengatur yang bertugas
meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas bila suhu luar lebih
rendah. Hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur pengeluaran panas bila
suhu luar tubuh lebih tinggi.
C. Pengukuran Suhu Tubuh
pengukuran suhu tubuh dibagi menjadi dua, yaitu suhu inti dan suhu permukaan.
Suhu inti meliputi rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, dan kandung
kemih. Suhu permukaan meliputi kulit, aksila dan oral.
Pengukuran suhu permukaan dirasa kurang akurat karena hanya menggambarkan
suhu perifer dan lebih banyak dipengaruhi suhu lingkungan. Pengukuran suhu inti lebih
akurat daripada suhu permukaan karena pengukuran suhu tubuh melalui daerah inti dan
paling sedikit dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Suhu tubuh yang diukur di oral akan lebih rendah 0,5-0,6 oC (1o F) dari suhu
rektum. Suhu tubuh yang diukur di aksila akan lebih rendah 0,8-1 oC (1,5- 2,0 oF) dari
suhu oral. Suhu tubuh yang diukur di timpani akan lebih rendah 0,5- 0,6 oC (1o F) dari
suhu ketiak.
Untuk mengetahui berapa suhu tubuh digunakan alat termometer. Alat pengukur
suhu tubuh ini banyak jenisnya yaitu termometer air raksa, termometer digital,
termometer berbentuk strip (Nusi et al., 2013).
1. Termometer Digital
Dengan semakin maju teknologi, termometer air raksa yang menjadi standar
dalam pengukuran suhu tubuh manusia sejak ratusan tahun baik di klinik maupun di
rumah perlahan mulai digantikan dengan termometer digital.44 Termometer digital
menjadi popular karena waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suhu terbilang cepat.
Untuk termometer digital, biasanya digunakan termokopel sebagai sensornya.
Secara terperinci prinsip kerja termometer digital dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sensor yang berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas tinggi akan berubah
nilai tahanannya jika terjadi sebuah perubahan suhu yang mengenainya. Perubahan
nilai tahanan ini linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi
ke dalam bentuk tampilan display. Sebelum dikonversi, nilai arus ini di komparasi
dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk
menerjemahkan setiap satuan ampere ke dalam satuan volt yang akan dikonversi ke
display.
Cara pengoperasian termometer digital adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran di Oral
1. Nyalakan termometer sesuai intruksi yang tercantum pada package termometer
yang digunakan.
2. Letakkan ujung termometer di bawah salah satu sisi lidah ke arah belakang.
Tutup mulut lalu bernafas melalui hidung
3. Tunggu sampai terdengar suara “bip” (biasanya sekitar 10 detik sampai 5 menit)
lalu lepaskan termometer kemudian dilakuakn pembacaan suhu.
b. Pengukuran di Aksila
1. Nyalakan termometer sesuai intruksi yang tercantum pada package termometer
yang digunakan.
2. Pastikan ketiak kering lalu tempatkan termometer.
3. Jepit termometer dengan cara menahan siku di dada.
4. Tunggu sampai terdengar suara “bip” (biasanya sekitar 10 detik sampai 5 menit)
lalu lepaskan termometer kemudian dilakuakn pembacaan suhu.
c. Pengukuran di Rektal
Pengukuran suhu di rektal adalah metode paling akurat namun sangat tidak
nyaman untuk orang dewasa. Untuk mengukur suhu rektal, masukkan prob
termometer sedalam 1-2 cm ke dalam anus. Tunggu sampai terdengar suara “bip”
(biasanya sekitar 10 detik sampai 5 menit) lalu lepaskan termometer kemudian
dilakuakn pembacaan suhu.
2. Termometer Air Raksa
Suhu merupakan tanda klinis yang paling umum dan penting. Pengukuran suhu
tubuh menggunakan termometer air raksa menjadi gold standar dalam merekam suhu
pada pasien rawat jalan. Namun, bentuk termometer air raksa yang terbuat dari kaca
dan diisi dengan merkuri pada celah kapiler yang ada ditengah, menimbulkan
kekhawatiran mengenai dampak bila termometer pecah, oleh karena itu termometer
yang lebih baru berevolusi dengan harapan dapat menggantikan termometer air raksa.
Cara pengoperasian termometer air raksa adalah sebagai berikut:
1. Pastikan termometer layak untuk digunakan dan model termometer sesuai dengan
lokasi tempat yang akan diukur.
2. Bila termometer basah atau tangan pemeriksa basah, keringkan menggunakan tisu
atau kain.
3. Pegang erat ujung termometer (bukan bagian probe), lalu hentakhentakkan ke arah
atas dan bawah agar air raksa turun sampai di bawah skala terkecil yang tercantum
pada termometer (pergelangan tangan harus lentur saat menghentak-hentak namun
tetap gentle agar termometer tidak jatuh).
4. Pembacaan harus dilakukan setelah ± 5 – 10 menit.
D. Pengukuran BMR Metabolisme
BMR adalah suatu kondisi basal saat tubuh istirahat tanpa aktivitas apapun, seperti saat
bangun tidur di pagi hari ketika tubuh menggunakan energi cadangan untuk melakukan proses
aktivitas organ tubuh; seperti jantung berdenyut, paru-paru berespirasi, otak berpikir, ginjal
mengabsorbsi dan mengekresikan zat-zat dalam tubuh, saluran cerna mencerna makan
kemudian menyerap sari-sari makanan, rambut tumbuh menggantikan yang telah rontok, atau
sel-sel kulit luar mengelupas dan digantikan oleh lapisan baru di bawahnya.

 Cara menghitung BMR


1. Berdasarkan berat badan
BMR laki-laki = BB kg x 1.0 kkal x 24 jam.
BMR perempuan = BB kg x 0.9 kkal x 24 jam. 

2. Berdasarkan Standar WHO, FAO, dan UNU


Menurut WHO, FAO, dan UNU, nilai BMR bisa didapatkan dengan memperhatikan
umur, jenis kelamin, dan berat badan (BB). 

3. Berdasarkan rumus Harris-Benedict (1918)


Penghitungan BMR dengan menggunakan rumus Harris-Benedict juga dikenal
dengan metode REE (resting energy expenditure). Metode RRE menghitung jumlah
energi untuk proses tubuh vital (BMR) serta energi untuk aktivitas ringan dan
pencernaan. RRE berlaku untuk laki-laki dengan usia lebih dari 10 tahun dan
perempuan semua usia. 
4. Berdasarkan rumus Harris-Benedict yang telah direvisi oleh Roza dan Shizgal (1984)
BMR laki-laki = 88.362 + (13.397 x BB kg) + (4.799 x TB cm) – (5.677 x   umur tahun)
BMR Wanita = 447.593 + (9.247 x BB kg) + (3.098 x TB cm) – (4.330 x umur tahun)
Referensi

http://eprints.umm.ac.id/39379/3/BAB%202.pdf

http://eprints.undip.ac.id/63725/3/BAB_II.pdf

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38258/7/%286%29%20BAB
%20III%20Hormon%20Pengatur%20Metabolisme%20tubuh.pdf

http://eprints.undip.ac.id/64158/3/BAB_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai