Anda di halaman 1dari 9

2.1.

1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui indra mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010)
Pengetahuan juga diartikan sebagai hasil mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak
sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu
objek tertentu (Mubarak, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba,
mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari; kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai
(Salam, 2003)
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra
yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan (Hidayat, 2007).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat
membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya tersebut.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan


1) Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi.
Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya.
Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-
orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok,
selain makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak
disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan
penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan
Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007: 28).
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan
tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan, misalnya
larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya
berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya diwarisi secara turun
temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti
itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya (Sjahmien Moehji, 2002). Unsur-
unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan penduduk yang
kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Misalnya bahan-
bahan makanan tertentu oleh sesuatu budaya masyarakat dapat dianggap tabu
untuk dikonsumsi karena alasan-alasan tertentu (Suhardjo, 2003).
Dikemukakan juga oleh Yetty Nency dan Muhamad Thohar (2005), bahwa
kebiasaan, mitos atau kepercayaan/adapt istiadat masyarakat tertentu yang
tidak benar dalam pemberian makan akan sangat merugikan anak.

2) Agama/Kepercayaan Agama / kepercayaan


Agama/Kepercayaan Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis
makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks
mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap
hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi
teh, kopi atau alkohol Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007: 28),

3) Status Sosial Ekonomi


Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi
oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah
atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan
sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi
makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap
kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok
masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai
hamburger dan pizza Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007: 29).
Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama pada
kondisi yang umum (Suhardjo, 2003). Pada umumnya jika tingkat pendapatan
naik, jumlah dan jenis makanan cenderung untuk membaik juga (Suhardjo dkk,
1986). Besar kecilnya pendapatan keluarga berpengaruh terhadap pola konsumsi
makanan dan pola konsumsi makanan dipengaruhi pula oleh faktor sosial budaya
masyarakat. Oleh karena itu bagi suatu masyarakat dengan tingkat pendapatan
rendah, usaha perbaikan gizi erat hubungannya dengan usaha peningkatan
pendapatan dan pembangunan sumber daya manusia (Djiteng Roedjito D., 1989).

4) Personal Preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak
dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan kai,
begitu pula dengan anak lakilakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula
anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan
tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka
mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering
dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan
tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya Dirjen
Binkesmas Depkes RI (2007: 29).

5) Rasa Lapar, Nafsu Makan, dan Rasa Kenyang Rasa lapar


Umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena
berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan
sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan.
Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi
keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar,
nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf.
1.3.3 Keluarga Tn. Wawan Ridwan
A. Data Dasar Keluarga Tn. Wawan Ridwan
Keluarga ini terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak yang tinggal serumah. Tn.
Wawan Ridwan sebagai kepala keluarga berusia 54 tahun dengan latar belakang
pendidikan SMP dan bekerja sebagai tukang bersih mesjid. Istrinya ibu rumah
tangga. Anak pertamanya sekarang sedang duduk di perguruan tinggi, anak kedua
sekarang sedang duduk di perguruan tinggi sambil bekerja, anak ketiga sedang duduk
dibangku SMK, dan anak yang keempat sedang duduk dibangku SMP.

Tabel 1. Tabel Keluarga Tn. Wawan Ridwan

Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan Penghasilan
Keluarga Kelamin
1 Tn. Wawan Kepala Laki-laki 54 th Tukang SMP Rp.
Ridwan Keluarga bersih 1.500.000
masjid
2 Ny. N Istri Perempuan 50 th Ibu rumah SMP -
tangga
Perguruan -
3 Anak ke 1 Laki-laki 21th
Tinggi

Perguruan Rp.
4 Anak ke 2 Laki-laki 20th
Tinggi 1.500.000
5 Anak ke 3 Perempuan 17th
SMK
SMP
6 Anak ke 4 Laki-laki

B. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Wawan tinggal di rumah kontrakan dengan pemukiman yang
padat, dengan luas tanah sekitar 21m2 dan luas bangunan berukuran 7m x 3m.
Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramikk dan sebagian besar
atap rumah menggunakan genteng dari tanah liat. Rumah Tn.Wawan terdiri dari
ruang keluarga dan kamar tidur seluas 3 x 3 m. Dapur seluas 2 x 1 m, kamar mandi
dan tempat mencuci baju digabung seluas 2 x 2 m. Di lingkungan sekitar rumah
keluarga Tn. Wawan kotor dan tidak terawat.

Gambar 2. Denah Rumah Tn. Wawan Ridwan

C. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Wawan terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian
depan dan bagian kanan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah
tetangga, dan dibagian kiri terdapat rumah tetangga.

D. Pola Makan
Keluarga Tn. Wawan memiliki kebiasaan makan dua kali sehari, yaitu makan
siang dan makan malam. Contoh menu yang biasa dikonsumsi sehari-hari ialah nasi,
ikan, sayur. Konsumsi ayam, daging, sayur, dan buah jarang. Menurut penuturn Tn.
Salimin keluarganya minum dengan memasak menggunakan air yang dibelinya dari
isi ulang galon. Air yang digunakan untuk memasak makanan menggunakan air galon
isi ulang peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian
lagi terbuat dari plastik.
E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Anak Tn. Wawan di rumah sakit dengan bantuan bidan. Anak pertama lahir
secara normal dengan usia kehamilan cukup bulan dan berat badan lahir 2.650 gram.
Anaknya mendapat ASI eklsusif selama 1 tahun. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan
susu formula. Anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar, namun tidak
mengetahui secara pasti lengkap atau tidaknya imunisasi tersebut.

F. Kebiasaan Berobat
Jika ada anggota keluarga sakit, Tn. Wawan lebih memilih untuk datang
langsung ke Puskesmas.

G. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Wawan adalah demam,
batuk, pilek, dan diare.

H. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari


Keluarga Tn. Wawan jarang sekali berolahraga, hanya berjalan kaki sekitar
rumahnya. Tn. Salimin jarang melakukannya dikarenakan sibuk berkerja keliling
kampung. Keluarga Tn. Wawan mengerti bahwa perilaku cuci tangan menggunakan
sabun sebelum dan sesudah makan penting bagi kesehatan, namun mereka jarang
menggunakan sabun hanya menggunakan air dari keran saja.

Tabel 1. 1 Faktor Internal Keluarga Tn. Salimin


No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tidak ada yang merokok
2 Olah raga Keluarga Tn. Wawan tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga.
3 Pola Makan Memasak sendiri untuk makan keluarga, menu
makanan yang sering dimakan adalah nasi, ikan,
sayur.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke puskesmas.
5 Menabung Keluarga Tn.Salimin tidak memiliki kebiasaan
No Faktor Internal Permasalahan
menabung.
6 Aktivitas sehari-hari Tn. Wawan membersihkan masjid, istrinya menjaga
rumah, anaknya sekolah dan bekerja.

7 Perilaku mencuci tangan Mengaku sering cuci tangan setelah dan sebelum
makan.

Tabel 1. 2 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Salimin


No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 7 x 3 m
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah ruang keluarga dan kamar tidur
digabung, terdapat kamar mandi yang digabung
dengan tempat mencuci baju, dan terdapat dapur.
3. Ventilasi Terdapat sedikit ventilasi pada rumah.

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu, tetapi jarang


dibuka.
b. Terdapat 1 buah lampu di masing-masing
ruangan.

5. MCK Terdapat tempat untuk mandi, cuci piring, dan buang


air yang berukuran 2 x 2 m.
6. Sumber Air Dari air galon.

7. Saluran pembuangan Air limbah rumah tangga di buang ke sungai dekat


limbah rumah.
8. Tempat pembuangan Di mobil – mobil sampah.
sampah

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn.
Wawan kotor dan tidak terawat.

Tabel 1. 3 Food Recall Keluarga Tn. Salimin

Jenis Tanggal Waktu Menu


No. Nama Banyaknya Kalori
Kelamin Makan Makan
Nasi putih 1 porsi 200
Tn. Wawan Laki – laki
26 Mei Ikan goreng 1 potong 255
1. Ridwan, dan dan Siang
2017 Sayur 1 porsi
keluarga Perempuan
Air putih 2 gelas
Nasi putih 1 porsi 200
Ikan goreng 1 potong 255
Malam
Sayur 1 porsi
Air putih 2 gelas
Nasi putih 1 porsi 200
Ikan goreng 1 potong 255
Siang
Sayur 1 porsi
27 Mei Air putih 2 gelas
2017 Nasi putih 1 porsi 200
Ikan goreng 1 potong 255
Malam
Sayur 1 porsi
Air putih 2 gelas
28 Mei Siang Nasi putih 1 porsi 200
2017 Ikan goreng 1 potong 255
Sayur 1 porsi
Air putih 2 gelas
Malam Nasi putih 1 porsi 200
Ikan goreng 1 potong 255
Sayur 1 porsi
Air putih 2 gelas

1.1.2 Batas Wilayah


Batas – batas wilayah Kelurahan Kampung Rawa seperti yang terlihat pada
gambar adalah sebagai berikut:
1. Utara: Jl. Rawa Selatan I dan II
2. Barat: Jl. Pulo Gundul
3. Timur: Jl. Pangkalan Asem Raya
4. Selatan: Jl. Rawa Selatan IV
Gambar 1.1.1 Peta Batas Wilayah Kelurahan Kampung Rawa
Sumber: MAP Data, 2017

Anda mungkin juga menyukai