Makala H
Makala H
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, belajar itu penting. Dalam hal ini, pendidikan terintegrasi
dengan pendidik dan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan
berhasil apabila seluruh steakholder dalam pendidikan mengaplikasikan tugasnya
dengan baik. Yang paling berperan dalam mewujudkan proses belajar mengajar
adalah guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Guru sebagai
pendidik harus sesuai dengan fungsinya sebagai tenaga kerja yang profesional di
bidangnya. Dalam hal ini pengetahuan tentang belajar dan teorinya sangatlah
penting. Teori belajar merupakan hal yang mendasar dalam proses terbentuknya
belajar mengajar.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis pembahasan makalah ini bermanfaat untuk menambah
wawasan di bidang kelimuan pendidikan dasar sebagai bahan acuan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar dan
tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan teori baru yang dapat
digunakan dalam pendidikan
2. Manfaat Praktis
Hasil pembahasan makalah ini secara praktis dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi :
a. Mahasiswa magster pendidikan dasar dalam mengembangkan teori dan
mengaplikasikannya dalam pendidikan
b. Dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam memahami teori
connectionism dan turunannya dalam pendidikan dan proses belajar
mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
“Teori belajar asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbind singkatan dari
stimulus, respons, dna bond. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti
tanggapan, dan bond berarti dihubungkan. Rangsangan diciptakan untuk
memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan
terjadilah asosiasi. Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu
sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.....dari
aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori
koneksionisme dari Throndike dan teori conditioning dari Ivan P.Pavlov”.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Throndike pada tahun 1890an.
Ekperimen ini menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui
fenomena belajar. Eksperimen Throndike dijelaskan oleh Hintzman dalam Syah,
(2012: 93) yaitu:
a. Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error dalam teori
ini orang bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-
banyaknya sehigga orang akan terbiasa berpikir dan terbiasa
mengembangkan pikirannya.
b. Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu
permasalahan, anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang
berharga. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah, akan
membuat anak didik menjadi lebih memiliki kemauan dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
2.7. Hubungan Teori Belajar Connectionisme terhadap Teori Belajar Saat ini
Akan tetapi, ada model pembelajaran yang sesuai dan dapat juga
dikombinasikan dengan kurikulum nasional yaitu joypul learning dan meaningful
learning. Atau pembelajaran menyenangkan dan pembelajaran bermakna. Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran connectionisme dapat
dimanfaatkan akan tetapi tidak secara keseluruhan. Sebagai pendidik harus
mampu memilah milih teori yang dapat diterapkan dalam pembelajara.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan