Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

"ARTRITIS GOUT "

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012).Arthritis gout muncul sebagai
serangan keradangan sendi yang timbul berulang.
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada
pria sering mengenai usia pertengahan sedangkan pada wanita biasanya mendekati
masa monopouse. (Kapita selekta,Hal:542).
2. Klasifikasi
a. Penyakit gout primer
Sebanyak 99 % penyebabnya belum diketahui (ideopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi factor genetik dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga disebabkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder
Penyakit inidisebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah
salah satu senyawa basa yang menyusun asam nukleat dan termasuk dalam asam
amino, unsure pembentukan protein. Penyakit asam urat meningkat juga karena obat-
oabatan, alcohol, dan obesitas.
3. Etiologi
Penyebab arthritis gout antara lain :
a. Belum diketahui (ideopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi factor genetik dan
factor hormonal.

b. Nutrisi
Karena mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan yakni sayur, buah, dan
kacang-kacangan ataupun daging, ikan, sarden dan lainnya.
c. Obat-obatan
d. Alkohol
4. Patofisiologi

Makan, alkohol, obat- obatan

Kadar protein

penumpukan Kristal

Sekresi ginjal

G3 metabolisme purin

Mengendap di perifer tubuh

( sendi – sendi jari tangan dan kaki )

Gout

5. Manifestasi Klinis

Artritis Gout akut Artritis Gout Kronik


- Biasanya timbul tiba-tiba, - Timbul dalam jangka waktu
- tanda-tanda awitan serangan gout beberapa tahun
adalah rasa sakit yang hebat dan - ditandai dengan rasa nyeri,
peradangan lokal. kaku, dan pegal.
- Kulit diatasnya mengkilat dengan - Akibat adanya kristal-kristal
reaksi sistemik berupa demam, urat maka terjadi peradangan
menggigil, malaise dan sakit kronik.
kepala. - Sendi yang bengkak akibat
gout kronik sering besar dan
- Yang paling sering terserang berbentuk noduler.
mula-mula adalah ibu jari kaki
(sendi metatarsofalangeal) tapi
sendi lainnya juga dapat
terserang.
- Serangan ini cenderung sembuh
spontan dalam waktu 10-14 hari
meskipun tanpa terapi.

( Sumber : Keperawatan medikal bedah hal: 1402 )

6. Komplikasi
Komplikasi pada Artritis gout antara lain :
a. Deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
b. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
7. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
a. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah
(> 8 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita
7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi
asam urat atau gangguan ekskresi. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah
diperlukan untuk mengetahui apakah kadar asam urat dalam darah berlebih
(hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam
urat dalam darah biasanya juga diminta pada pasien-pasien yang mendapatkan
kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada
kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal
pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai
normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan yang
signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik
angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.
b. Urine specimen 24 jam
Urine dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat. Instruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet selama waktu pengumpulan
biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
c. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
8. Penatalaksanaan
a. Penatakasanaan farmaklogi
- Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis
rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.
- OAINS
OAINSyang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg
setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari).
b. Penatakasanaan non farmakologi
- Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
- Diet
Hindari alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing,
dan sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas / Istirahat
Gejala :
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi,
kekakuan pada pagi hari, biasanya secara bilateral dan simetris.
- Keletihan.
Tanda :
- Keterbatasan rentang gerak : atrofi otot, kulit, kontraktur / kelainan pada sendi
otot
b. Sirkulasi
Gejala :
- Fenomena Reynout jari tangan / kaki (mis: pucat intermitem, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
c. Integritas dan Ego
Gejala:
- Faktor stres akut / kronis, mis: finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor
hubungan.
- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
- Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (mis: ketergantungan
pada orang lain)
d. Makanan/Cairan
Gejala :
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan / menkonsumsi makanan / cairan adekuat;
mual.
- Anoreksia
- Kesulitan mengunyah
Tanda:
- Penurunan berat badan
- Kekeringan pada membran mukosa

e. Hygiene
Gejala :
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
- Ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensori
Gejala :
- Kesemutan pada tangan dan kaki, hilannya sensasi pada jari tangan.
- Pembengkakan sendi simetris
Tanda :
- Ansietas
- Tremor
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- Fase akut dan nyeri (mungkin / tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak
pada sendi)
- Rasa nyeri kronis dan kekuatan (terutama pada pagi hari)
Tanda :
- Bengkak sendi
- Pincang.
h. Keamanan
Gejala :
- Kulit mengkilap, tegang, modul subkutanus, lesi kulit, ulkus kulit.
- Kesulitan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga.
- Demam ringan menetap.
- Kekeringan mata dan membran mukosa.
i. Interaksi Sosial
Gejala :
- Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, isolasi.
Tanda :
- Perubahan interaksi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Hambatan mobilitas fisik
c. Gangguan citra tubuh
d. Resiko jatuh
e. Defisit pengetahuan
3. PathwayArtritis Gout

Makanan, alcohol dan


obat-obatan

Kadar protein meningkat

Pelepasan Kristal monosodium


Penumpukan Kristal urat(cristal sendding)

Penimbunan Kristal asam urat


Sekresi ginjal menurun
Penimbunan pada membran
Gangguan metabolisme sinnovial&tulang rawan artrikular
purin
Erosi tulang rawan ploriterasi
Mengendap di ferifer tubuh synovial &pembentukan panas
sendi-sendi, jari tangan dan kaki
Degenerasi tulang
ARTRITIS GOUT rawan sendi
Terbentuk totus,fibrosis,
Perubahan status akilosis pd tulang
Pelepasan mediator kimia oleh
kesehatan
sel mast (bradikinin, histamine,
prostaglandin) Pembentukan tukak pd sendi,tonus-
Kurang
tonus, kekakuan pd sendi dan
terpajang membatasi pergerakan sendi
Medula spinalis ke talamus dan
informasi otak tengah

Neutransmitter seperti substansi P


Defisit Hambatan
pengetahuan dilepaskan mobilitas fisik
Ditransmisi kesistem saraf pusat

Persepsi nyeri
Perubahan bentuk tubuh pd
tulang& sendi

Nyeri akut

Ketidakmapuan Gangguan citra


untuk bergerak tubuh

Resiko jatuh
4. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosis Keperawatan Nursing Outcome Classification [NOC] Nursing Intervention Calssification
Dx [NIC]
1. 1. Diagnosa : Nyeri akut (00132) NOC : Manajemen Nyeri
2. Domain : 12 (Kenyamanan) 1. Kontrol nyeri Definisi : mengurangi nyeri dan menurunkan
3. Kelas : 1 (Kenyamanan fisik) 2. Level nyeri tingkat nyeri yang dirasakan pasien.
4. Definisi :Pengalaman sensori dan NIC :
emosi yang tidak menyenagkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
akibat adanya kerukan jaringan yang selama ..... jam klien mampu untuk : 1. Monitor tanda-tanda vital (TD, N, R, SB)
aktual atau potensial, atau 1. Mengontrol nyeri dengan indicator : 2. Observasi reaksi non verbal dari
digambarkan dengan istilah - Mengenali factor penyebab ketidaknyamanan.
sepertiawitan yang tiba-tiba atau - Mengenali onset (lamanya sakit). 3. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
perlahan dengan intensitas ringan - Menggunakan metode pencegahan. termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
sampai berat dengan akhir yang - Menggunakan metode non analgetik dan kualitas.
dapat diantisipasi atau dapat untuk mengurangi nyeri.
diramalkan durasinya kurang dari 6 - Menggunakan analgetik sesuai 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
bulan. kebutuhan.
- Mencari bantuan tenaga kesehatan. Mandiri
- Melaporkan gejala pada tenaga 5. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
5. Batasan Karakteristik : Kesehatan. menemukan dukungan.
- Laporan secaraverbal - Menggunakan sumber-sumber yang 6. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
- Posisi untuk menahan nyeri tersedia. mengetahui pengalaman nyeri pasien.
- Tingkah laku berhati- hati - Mengenali gejala-gejala nyeri. 7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
- Gangguan tidur( mata sayu, Melaporkan nyeri sudah terkontrol. nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
tampak capek, sulit atau gerakan 2. Mengetahui tingkatan nyeri dengan kebisingan
kacau,menyeringai) indicator :
- Terfokus pada diri sendiri - Melaporkan adanya nyeri luas Health Education :
- Fokus menyempit( penurunan bagian tubuh yang terpengaruh 8. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi: nafas
presepsi waktu,kerusakan proses - Frekuensi nyeri. dalam,relaksasi, distraksi, kompres
berfikir, penurunan interaksi - Panjangnya episode nyeri hangat/dingin.
dengan orang dan lingkungan) - Ekspresi nyeri pada wajah 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Perubahan autonomik dalam 10. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
tonus otot (mungkin dalam 11. Tingkatkan istirahat.
rentang dari lemah kekaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh: Kolaborasi
gelisah,merintih, menangis, 12. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
waspada, iritabel,nafas panjang (farmakologi, non farmakologi dan inter
atau berkeluh kesah) personal).
13. Kolaborasikan dengan dokter jika keluhan
6. Faktor-faktor yang berhubungan : dan indakan nyeri tidak berhasil.
- Agen-agen penyebab cedera fisik
Analgetic Administration
Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk
menghentikan atau mengurangi nyeri.
NIC :
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat cek
instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan
frekuensi.
2. Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu.
3. Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan
beratnya nyeri.
4. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan
dosis optimal.
5. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala
(efek samping).

2. 1. Diagnosa : Hambatan mobilitas 1. Mobility level Terapi Aktivitas: Ambulasi


fisik (00085) 2. Ambulasi Definisi : membantu pasien memulai aktivitas
2. Domain : 4 (Aktifitas/Istrahat) fisik untuk memperkuat fungsi tubuh selama
3. Kelas : 2 (Aktifitas/Latihan) perawatan dan melindungi dari sakit atau cedera
4. Definisi : Keterbatasan dalam,
pergerakan fisik mandiri dan terarah
pada tubuh atau satu ektremitas atau
lebih. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ..... jam klien mampu untuk : NIC :
1. Mengetahui tingkatan/level mobilitas Observasi :
5. Batasan Karakteristik dengan indicator : 1. Monitoring vital sign.
- Perubahan gerakan(penurunan - Melangkah 2. Monitor kekuatan otot dan ROM pasien
untuk berjalan,kecepatan, - Berjalan lambat 3. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
kesulitan, memulai langkah - Berjalan dengan kecepatan sedang 4. Nilai keyakinan pasien terhadap setiap usaha
pendek) - Berjalan dengan kecepatan lebih perawatan.
- Keterbatasan motorik kasar dan cepat
halus - Berjalan naik tangga Mandiri :
- Keterbatasan ROM - Berjalan menuruni tangga 5. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
- Gerakan disertai nafas pendek - Berjalan mendaki ADL secara mandiri sesuai kemampuan
atau tremor - Berjalan dengan jarak yang dekat 6. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
- Ketidak stabilan posisi selama (keliling kamar) berjalan dan cegah terhadap cedera.
melakukan ADL - Berjalan dengan jarak yang sedang ( 7. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan
- Gerakan sangat lambat dan tidak keluar kamar) bantu pemenuhan kabutuhan ADL
terkoordinasi - Berjalan dengan jarak yang lebih 8. Berikan alat bantu bila pasien memerlukan
6. Faktor yang berhubungan jauh.
- Penurunan rentang gerak,
kelemahan otot pada rentang 2. Melakukan ambulasi berjalan dengan
gerakan. indicator : Health Education :
- Keseimbangan tubuh 9. Diskusikan cara-cara melatih pergerakan
- Posisi tubuh pasien.
- Gerakan otot 10. Demostrasikan cara melakukan latihan ROM
- Gerakan sendi aktif pada pasien dan keluarga.
11. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi.
12. Motivasi pasien untuk mencoba melakukan
latihan.
13. Beri pujian atas keberhasilan yang telah
dicapai.

Kolaborasi :
14. Konsultasikan dengan fisioterapis tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan

3. 1. Diagnosa : Gangguan citra tubuh 1. Citra Tubuh Body Image Enhancement


(00118) 2. Penghargaan Diri Observasi :
2. Domain : 6 (Persepsi Diri) 1. Memonitor seberpa sering pasien
3. Kelas : 3 (Citra Tubuh) Setelah dilakukan tindakan keperawatan memperhatikan perubahan struktur tubuh
4. Definisi : ....x .. jam diharapkan pasien mampu:
Konfusi pada gambaran mental 1. Menunjukkan citra tubuh yang Mandiri :
fisik diri seseorang dibuktikan dengan indicator: 2. Memberikan petunjuk kepada pasien guna
5. Batasan Karakteristik - Ketidaksesuaian antara tubuh nyata, mengantisipasi perubahan yang dapat terjadi
- Depersonalisasi bagian tubuh tubuh ideal dan tubuh yang sekarang. sehubungan dengan citra tubuh
- Perasaan negatif tentang tubuh - Kepuasan dengan tubuh yang ada. 3. Bantu pasien untuk menentukan peruabahan
- Secara verbal menyertakan - Pengaturan tubuh yang berubah actual tubuh atau level fungsi tubuh.
perubahan gaya hidup karena injury. 4. Bantu pasien untuk berdiskusi mengenai
- Perubahan aktual struktur dan 2. Memperlihatkan penghargaan diri, yang penyebab perubahan selama penyakit.
fungsi tubuh dibuktikan dengan indicator:
- Bagian tubuh tidak berfungsi - Mengutarakan secara verbal, tentang
6. Faktor yang berhubungan penerimaan diri.
- Pemeliharaan, perawatan dan
kebersihan. Self Esteem Enhancement
Observasi :
1. Monitor pernyataan pasien tentang nilai diri
2. Memonitor freuens verbal mengenai diri yang
negative.

Mandiri :
3. Bantu pasien untuk lebiih percaya drir dengan
panndangan yang diterima.
4. Mendorong pasien untuk menerima
peruubahan yang terjadi.
5. Penghargaan atau pujian jika tercapianya
tujuan yang telah disepakati.
6. Membuat pernyataan yang positif tetang
pasien.

Health Education :
7. Menginstruksikan pasien atapun keluarga
untuk meberikan atau menunjukkan kosnep
diri yang ppositif.

4. 1. Diagnosa : Resiko jatuh (00155) 1. Perilaku Pencegahan jatuh Pencegahan Jatuh :


2. Domain : 11 NIC :
(Keamanan/Perlindungan) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
3. Kelas : 2 ( Cedera Fisik) ....x .. jam diharapkan pasien mampu: 1. Monitor tanda-tanda vital.
4. Definisi : 1. Melakukan perilaku pencegahan jatuh 2. Monitor tanda-tanda jatuh pada pasien.
Peningkatankerentananuntukjatuh dengan indicator : 3. Kaji factor resiko pasien terjadinya jatuh.
yang dapatmenyebabkanbahayafisik - Pasien terbebas dari jatuh 4. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga terhadap
5. Faktor resiko - Meminimalkan terjadinya jatuh. perubahan fisik pada lanjut usia dan akibatnya.
- Umur 65 tahun atau lebih - Kontrol kelelahan 5. Monitor sumber-sumber dalam keluarga yang
- Riwayat jatuh ada dan dapat digunakan, peralatan, biaya dan t
- Fisiologis : arthritis gout tenaga.
- Penurunan kekuatan secara 6. Gali pengetahuan pasien dan keluarga
ekstrim mengenai upaya pencegahan.
- Kesulitan berjalan
- Lemahnya mobilitas fisik Mandiri
- Kesulitan visual (pandangan 7. Modifikasi lingkungan, dan ciptakan
kabur) lingkungan yang aman bagi pasien.
8. Bantu pasien dalam berjalan atau mobilisasi.
9. Berikan alat bantu jika diperlukan.

Health Education :
10. Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada
pasien
11. Beri motivasi pada pasien dan keluarga untuk
mempraktekan cara pencegahan
12. Beri pujian atas usaha yang dilakukan.
5. 1. Diagnosa : Defisit pengetahuan 1. Pengetahuan tentang proses penyakit Teaching: Pengetahuan Proses Penyakit
(00126) Definisi : membantu pasien memahami informasi
2. Domain : 5 (Persepsi Kognisi) Setelah dilakukan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan penyakit yang spesifik.
3. Kelas : 4 (Kognisi) selama... x...jam, pasien menunjukan : NIC :
4. Definisi : Tidak ada atau kurang 1. Pengetahuan tentang proses penyakit Observasi :
informasi kongnitif tentang topik dengan indicator : 1. Kaji tingakat pengetahuan pasie dan keluarga
tertentu - Pasien dan keluarga menyatakan 2. Identivikasi kemungkinan penyebab dengan
5. Batasan Karakteristik pemahaman tentang penyakit, cara ynag tepat
- Menyatakan secara verbal adanya kondisi, prognosis dan program
masalah pengobatan. Mandiri :
- Ketidak akuratan mengikuti - Pasien dan keluarga mampu 3. Sediakan informasi pada pasien tentang
intruksi, perlaku tidak sesuai melaksanakan prosedur yang kondisi , dengan cara yang tepat
6. Faktor yang berhubungan dijelaskan secara benar. 4. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
- Ketidak tahuan tentang penyakit - Pasien keluarga mampu menjelaskan kemajuan pasien dengan cara yang tepat.
dan pengobatan kembali apa yang dijelaskan perawat
atau tim kesehatan lainnya. 5. Dukung pasien untuk mengeksplorisai atau
mendapatkan sekon opinion dengan cara yang
trepat atau diindikasikan.

Health Education :
6. Dukung pasien untuk mengeksplorasi pendapat
dengan cara yang.
7. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan.
8. Ajarkan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi dengan cara yang tepat
9. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
tepat.

10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.


Kolaborasi :
11. Buat informasi tentang sumber-sumber
komunitas yang dapat menolong pasien
dalam mempertahankan program terapi.
12. Rencanakan penyesuaian dalam terapi
bersama pasien dan dokter untuk
memfasilitasi kemampuan pasien mengikuti
program terapi
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, Wilkinson. 2002. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 9.Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta : EGC.
Herdman, T.H. 2002. Diagnosis Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC.
International NANDA. (2012).Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
Nugroho Taufan, dkk, 2010. Kamus Pintar Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson.2007. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai