Anda di halaman 1dari 10

A.

Bronkopneumonia

1.Pengertian

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola

penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi

dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Ngemba,2015).

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada

parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai

alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi seperti bakteri,virus,jamur dan benda asing. Kebanyakan

kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab

non infeksi yang perlu dipertimbangkan. (Rahayu,2012).

Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai

bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara

penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke

bronkus (Tyastuti,2015). Bronkopneumonia adalah radang paru-paru pada bagian

lobularis yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh

agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing


ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal

(terdengar adanya ronkhi basah), muntah, diare, batuk kering dan produktif

(Saputri,2008 dalam Dicky, 2017).

2. Etiologi

Penyebab terserering pada bronkopneumonia yaitu pneumokokus, sedang penyebab

lainnya antara lain : streptococcuspneumoniae, stapilokokkus aureus, haemophillus

influenza, jamur (seperti candida albicans) dan virus. Pada bayi dan anak kecil

ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat

progresif dengan mortalitas tinggi (Riyadi,2012).

3. Patofisiologis

Bakteri atau virus masuk kedalam tubuh, akan menyebabakan gangguan/

peradangan pada terminal jalan nafas dan alveoli. Proses tersebut akan menyebabkan

infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan

menanggalkan debris cellular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi

alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic

fibrosis, aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat meningkatkan resiko

pneumonia (Marni,2014)

Secara hematogen maupun langsung (lewat penyebaran sel) mikroorganisme yang

terdapat didalam paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan

lumen bronkus menyebabkan sel radang akut, terisi eksudat (nanah) dengan sel epitel
rusak. Bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak

pada saat awal peradangan dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa.

Bronkus rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga

dapat timbul bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorpsi

yang lambat. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak

kuman penyebab (streptokokus, virus dan lain-lain). Selanjutnya eksudat berubah

menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan tersebut

dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita mnegalami sesk napas.

Terdapatnya peradangan pada bronkus dan paru juga akan mengakibatkan

peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen bronkus

sehingga timbul peningkatan flek- flek batuk. Perjalanan patofisiologis diatas bisa

berlangsung sebaliknya yaitu di dahului dulu dengan infeksi pada bronkus kemudian

berkembang menjadi infeksi pada paru (Riyadi,2012)

4. Komplikasi

Akibat penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat maka akan timbul

komplikasi yang bisa membahayakan tubuh anak tersebut,misalnya gangguan

pertukaran gas, obstruksi jalan napas, gagal napas, efusi pleura yang luas, syok dan

apnea rekuren (Marni, 2014).


5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk mengatasi penyakit pneumonia

adalah dengan pemberian antibiotik, pengobatan suportif, dan vaksinasi (Pardede

dalam Marni, 2014). Pengobatan suportif bila virus pneumonia , bila kondisi anak

berat harus dirawat di rumah sakit. Selanjutnya berikan oksigen sesuai kebutuhan

anak dan sesuai program pengobatan , lakukan fisioterapi dada untuk membantu

anak mengeluarkan dahak, setiap empat jam atau sesuai petunjuk, berikan cairan

intravena untuk mencegah dehidrasi.

Untuk mengatasi infeksi, berikan antibiotik sesuai program, misalnya

amoxicillin, clarithromycin/erythromycin dan ampicillin. Ada dua golongan

antibiotik yang dipakai untuk mengobati pneumonia yaitu golongan penicillin dan

golongan sefalosporin. Apabila pada pemeriksaan pewarnaan gram terdapat

organisme, dan cairan berbau tidak enak maka lakukan pemasangan chest tube.

Pemberian zink dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak walaupun jika

unutk terapi zink kurang bermanfaat. Pemberian zink 20 mg/hari pada anak

pneumonia efektif terhadap pemulihan demam, sesak nafas, dan laju pernapasan

(Riyadi,2012).

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk menegakkan diagnosa

adalah pemeriksaan leukosit, akan tetapi jika pemeriksaan darah tepi menunjukkan

leukopenia sedangkan penyebabnya sudah


diketahui adalah bakteri , maka keadaan ini merupakan petunjuk prognosis

yang semakin memburuk. Kultur darah positif pada sebagian kasus, akan

terjadi peningkatan laju endapan darah.

Pemeriksaan foto thoraks akan terlihat infiltrat lobar atau interstisial di

parenkim paru, pada pewarnaan gram pada dahak terhadap organisme dan

pemeriksaan WBC (White Blood Cell) biasanya akan didapatkan kurang dari

20.000 cells mm3.x (Marni, 2014).


ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. E.B DENGAN BRONKOPNEMONIA
DI RUANGAN IRINA E ATAS RSUP Dr. Prof. F. D KANDOU MANADO

Tgl MRS/ Jam : 18-05-2021/ 11 : 52


Tgl Pengkajian/ Jam : 20-05-2021 / 16:30
No RM : 00740643

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : An. E.B Nama : Ny. F.L
Umur : 2 bln Umur : 24 thn
Jenis kelamin : Laki-laki Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Minahasa Suku : Minahasa
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan :- Pendidikan : SLTA/Sederajat
Alamat : Batukota Lingkungan III Alamat : Batukota lingkungan III

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Ibu klien mengatakan sesak sejak 3 hari, batuk sejak 1 bulan, dan demam sejak 3
hari

2. Riwayat penyakit sebelumnya


Ibu klien mengatakan dirawat di RS. Advent Teling dengan keluhan sesak,batuk,
dan demam sejak tanggal 12-05-2021 sampai dengan tgl 13-05-2021, kemudian
dirujuk di RS. Prof Kandow tgl 18-05-2021
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan hanya klien yang sakit dalam keluarga
4. Riwayat Immunisasi (Imunisasi lengkap)
No. Jenis Imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi Setelah
Pemberian pemberian
1. BCG Belum imunisasi - -
2. DPT (I,II.III) Belum imunisasi - -
3. Polio (I,II,III,IV) Belum imunisasi - -
4. Campak Belum imunisasi - -
5. Hepatitis Belum imunisasi - -
5. Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pemeriksaan Fisik
1) Berat badan : 3,2 kg
2) Tinggi badan : 54 cm
3) Waktu tumbuh gigi : Belum tumbuh gigi
Gigi : -
Tanggal: -
Jumlah gigi : -
b) Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1) Berguling : - bulan
2) Duduk : - bulan
3) Merangkak : - bulan
4) Berdiri : - bulan
5) Berjalan : - bulan
6) Senyum kepada orang lain pertama kali: - tahun
7) Bicara pertama kali : - tahun dengan menyebutkan: -
8) Berpakaian tanpa bantuan : -
6. Genogram

Keterangan
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan
C.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 15.6 5.0 - 15.0 10^3/uL
Eritrosit 3.54 3.20 – 4.20 10^3/uL
Hemoglobin 10.6 9.9 – 12.5 g/dL
Hematokrit 31.9 28.0 – 42.0 %
Trombosit 225 210 – 650 10^3/uL
MCH 29.9 27.0 – 33.0 Pg
MCHC 33.2 28.5 – 35.5 g/dL
MCV 90.1 87.0 – 103.0 fL
Kimia Klinik
Ureum darah 21 10 – 40 mg/dL
Creatinin darah 0.3 0.5 – 1.5 mg/dL
Albumin 4.53 3.50 – 5.70 g/dL
Imunologi
FT 4 1.39 0.70 – 1.55 ng/dL
FT 3 2.95 4.10 – 6.70 pmo1/L

Terapi /Obat
Nama Obat/Terapi Cara Pemberian Dosis

KAEN 4B IV 9 ml
Cefotaxime IV 16 mg
Gentamicin IV 25 mg
Dexamethasone IV 0,5 mg
Susu IV 8 x 20 ml
Paracetamol IV 30 mg

D. ANALISA DATA
N Data fokus Etiologi Masalah
O
1 DS: Hambatan upaya Pola napas tidak
Ibu klien mengatakan sesak napas efektif (D.0005)
sejak 3 hari, batuk sudah 1
bulan.
DO:
- Kesadaran : compos
mentis
- Keadaan umum sedang
- N : 164x/menit
- R : 62x/menit
- SpO2 : 99%
- Terpasang O2 nasal 0,5
l/m

2 DS : Proses Penyakit Hipertermia


Ibu klien mengatakan demam (D.0130)
sudah 3 hari.
DO:
- Kesadaran : compos
mentis
- Keadaan umum sedang
- Kulit merah
- Tubuh klien terasa
hangat
- N : 164x/menit
- R : 62x/menit
- S : 38,5

3 DS: Kurang terpapar Ansietas


Ibu klien mengatakan sangat informasi (D.0080)
takut melihar kondisi anaknya
saat ini
DO:
- Ibu klien tampak cemas
dan gelisah
- Ibu klien kahwatir
dengan kondisi klien

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
2. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
3. Resiko aspirasi d.d terpasang sekang nasogastrik

F. INTERVENSI KEPERAWARTAN
NO SDKI SLKI SIKI
1 Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
efektif (D.0005) b.d keperawatan selama 3 x 8 (I.01011)
hambatan upaya napas jam diharapkan pola nafas Observasi
d.d sesak sejak 3 hari, klien membaik dengan - Monitor pola
batuk sudah 1 bulan, kriteria hasil : napas (frekuensi,
demam sejak 3 hari. (L.01004) Pola Napas kedalaman, usaha
DO:
- penggunaan otot bantu napas)
- Kesadaran :
compos mentis napas cukup menurun (4) - Monitor bunyi
- Keadaan umum - frekuensi napas cukup napas tambahan
sedang membaik (4) (mis. Gurgling,
- N : 164x/menit mengi, wheezing,
- R : 62x/menit ronkhi kering)
- SpO2 : 99% Terapeutik
- Terpasang 02
- Posisikan semi-
nasal 05 l/m
fowler atau fowler
- Berikan oksigen,
jika perlu

2 Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan tindakan Manajemen


b.d proses penyakit d.d keperawatan selama 3 x 8 Hipertermia (I.15506)
demam sudah 3 hari jam diharapkan Observasi :
DO:
termoregulasi klien membaik - Monitor suhu
- Kesadaran :
compos mentis dengan kriteria hasil : tubuh
- Keadaan umum (L.14134) Termoregulasi - Monitor keluaran
sedang - kulit merah cukup menurun urine
- Tubuh klien (4) Terapeutik :
terasa hangat - suhu tubuh cukup membaik - Longgarkan atau
- N : 164x/menit (4) lepaskan pakaian
- R : 62x/menit
- Basahi dan kipasi
- S : 38,5
permukaan tubuh

3 Ansietas (D.0080) b.d Setelah dilakukan tindakan


kurang terpapar keperawatan selama 3 x 8
informasi d.d Ibu klien jam diharapkan tingkat
sangat takut melihat
ansietas menurun dengan
kondisi anaknya saat ini
DO: kriteria hasil:
- Ibu klien tampak (L.09093) Tingkat Ansietas
cemas dan -
gelisah
- Ibu klien
kahwatir dengan
kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai