F. Bab 2 - 2
F. Bab 2 - 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hukum
1. Pengertian Hukum
perubahan tentang apa yang di maksud dengan hukum dari masa kemasa,
tentang apa itu hukum merupakan pertanyaan yang memiliki jawaban yang
lebih dari satu sesuai dengan pendekatan apa yang dipakai oleh karna itu
pendefinisian juga bisa timbul dari faktor eksteren hukum, yaitu faktor
bahasa itu sendiri. Jangankan hukum yang memang bersifat abstrak sesuatu
1
Ahmad Ali, 2008, Menguak Tabir Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia, Hlm. 12.
2
Ibid.
Hukum dapat didefenisikan dengan memilih satu dari 5 kemungkinan
rechtgewohnheiten.”
b. Holmes yang berpaham realis, hukum adalah apa yang diramalkan akan
para ahli untuk melukiskan apa yang dimaksud dengan hukum. Selain itu
masih banyak lagi defenisi-defenisi hukum yang berbeda beda akan tetapi
tersebut, satu hal adalah pasti bahwa hukum itu berhubungan dengan
2. Tujuan Hukum
5
Ibid.
6
Salim, 2010, Pengembangan Teori dalam Ilmu Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada,
hlm 46.
b. Menurut teori utilities, teori ini diajarkan oleh Jeremy Bentham bahwa
buruknya akibat yang di hasilkan tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik
sesuatu yang otonom dan mandiri karena hukum tak lain hanya
hukum terasa tidak adil dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi
sistem mengatakan bahwa suatu sistem adalah suatu kesatuan yang bersifat
kompleks, yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain.
tujuan bersama.7
interaksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan
tersebut.”8
kultur hukum, substansi hukum, dan struktur hukum, kultur hukum adalah
7
Sudikno Mertokusumo, 1986, Mengenal Hukum, Yogyakarta, Liberty, hlm. 20.
8
Ibid.
termuat dalam perundang-undangan dan struktur hukum berarti lembaga
pelaksana hukum.9.
3. Tidak boleh ada aturan yang berlaku surut, oleh karena apabila yang
demikian itu ditolak, maka peraturan itu tidak bisa dipakai untuk menjadi
9
Lawrence Meir Freidmen , American Law an Introduction/Pengantar Hukum Amerika
(terjemahan Wisnhu Basuki), 2001, Jakarta, Tata Nusa Jakarta, hlm. 43.
10
Ibid, hlm. 45.
8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang di Undangkan dengan
pelaksanaanya sehari-hari.
itu sebetulnya lebih dari sekadar persyaratan bagi adanya suatu sistem
B. Pajak
1. Pengertian Pajak
11
Sumyar. 2004, Dasar-dasar Hukum dan Perpajakan, Yogyakarta, Andi Offset, hlm.
24.
12
Muhammad Djafar Saidi, 2007, Perlindungan Hukum Wajib Pajak dalam Penyelesaian
Sengketa Pajak, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, hlm. 17.
Menurut Soemitro, “Pajak adalah iuran rakyat kepada khas negara
jasa timbal (kontra prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal
pemerintahan”.15
pajak untuk mana tidak ada balas jasa yang langsung dapat di tunjukkan
penggunaannya”.16
Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
13
Ibid.
14
Ibid, hlm, 21.
15
Dwikora Harjo, 2007, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Mitra Wacana Media, hlm. 17.
16
Guritno Mangkoesoebroto, 1997, Ekonomi Publik, Bandung, Balai Pustaka, hlm.18.
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.17
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa, dengan tidak
Dilihat dari segi arah arus dana pajak, jika arah datangnya pajak
berasal dari wajib pajak, maka pajak disebut sebagai iuran sedangkan
karena pada hakekatnya pajak adalah beban yang harus dipikul oleh
berat ringannya tarif pajak itu, rakyat harus ikut serta menentukan dan
17
Dwikora Harjo, Op.Cit.,hlm.18.
18
Ibid.
19
Ibid, hlm. 10.
c. Pajak dapat dipaksakan
harta, baik harta tetap maupun harta bergerak. Bahkan dalam sejarah
yakni wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak, akan
khas utama dari pajak adalah wajib pajak yang membayar pajak tidak
menerima atau memperoleh jasa timbal balik atau kontra prestasi dari
instansi yang nantinya akan dipunguti pajak. Peran subjek pajak dalam
1) Orang Pribadi.
berhak.
3) Badan.
20
Undang-Undang nomor 36 tahun 2008, pasal 2 ayat (1).
Subjek pajak dalam negeri yaitu:21
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia
undangan.
daerah.
berhak.
yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
21
Undang-Undang nomor 36 tahun 2008, pasal 2 ayat (2).
Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
diterima atau diperoleh oleh wajib pajak, baik yang berasal dari
22
Undang-Undang nomor 36 tahun 2008, pasal 2 ayat (4).
23
Undang-Undang nomor 36 tahun 2008, Pasal 4, ayat (1).
24
Rimsky K. Judisseno, 1997, Perpajakan, Edisi Revisi, Jakarta, PT Gramedia, hlm. 52.
2) Perbuatan: melakukan penyerahan barang karena perjanjian,
ekonomis yang diterima atau baik dari Indonesia maupun dari luar
adalah:
3) Laba usaha.
25
Mardiasmo, 2006, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta, Andi Offset, hlm.7-8.
5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya.
pengembalian hutang.
7) Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk dividen dari
Koperasi.
cipta).
pajak.
3. Pajak Penghasilan
dalam pengertian luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan
26
Rimsky K. Judisseno, 1997, Perpajakan, Edisi Revisi, Jakarta, PT Gramedia, hlm. 52.,
27
Mardiasmo, Loc. Cit.
4. Teori Pemungutan Pajak
a. Teori Asuransi
dalam hal timbul kerugian, tidak ada suatu penggantian dari negara, serta
oleh negara, tidaklah terdapat hubungan yang langsung, namun teori ini
b. Teori Kepentingan
penduduk.
28
Diaz Priantara, 2012, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Mitra Wacana Media, hlm. 20.
baginya), termasuk perlindungan atas jiwa beserta harta bendanya. Maka
lebih besar terhadap harta benda yang lebih besar harganya dari pada
harta si miskin harus membayar pajak lebih besar dalam hal tertentu,
sekali dapat ditentukan dengan tegas sehingga makin lama teori ini pun
semakin di tinggalkan.29
masyarakat dengan negara. Sejak berabad-abad hak ini telah diakui dan
29
Ibid, hlm. 22.
b. Teori Asas Gaya Beli
pajak yang bukan kepentingan individu atau negara. Teori ini tidak
efeknya serta dapat memandang efek yang baik itu sebagai dasar
keadilan.
mengambil gaya beli dari rumah tanga dalam masyarakat untuk rumah
30
Ibid, hlm. 23.
c. Teori Asas Gaya Pikul
Pokok pangkal teori ini adalah asas keadilan, yaitu tekanan pajak
haruslah sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus dipikul menurut
pengeluaran dan pembelanjaan seseorang. Sampai saat ini teori asas gaya
Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas
kebangsaan seseorang.
2) Subjek yang dapat di kenai pajak adalah orang atau badan yang
income).
31
Sumyar, Op. Cit.,hlm.30.
1) Negara yang berwenang memungut pajak adalah negara tempat asal
kebangsaan seseorang.
2) Subjek yang dapat dikenai pajak adalah orang atau badan yang
3) Objek yang dapat dikenai pajak adalah hanya yang keluar dari sumber
Teori asas pemungutan pajak yang sangat terkenal dan dianut hingga
saat ini salah satunya adalah teori “four common of taxation” atau “the four
maxims” yang dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya “An inquiry
keadilan)
32
Rochmat Soemitro & Sugiharti D K, 2004, Asas dan Perpajakan, Bandung, Refika
Aditama, hlm.35.
mengacu kepada konsep penerimaan dan pengorbanan yakni jika kita
secara langsung.
kepastian berapa yang harus dipungut dan dibayar oleh wajib pajak serta
harus dilakukan pada saat yang tepat dan pada saat yang tidak
menyulitkan bagi wajib pajak. Sebagai contoh pada saat wajib pajak
menerima penghasilan atau menerima hadiah, pada saat itulah saat yang
perlindungan pemerintah.
berikut:33
a. Asas Kesamaan, dalam arti bahwa seseorang dalam keadaan yang sama
b. Asas Daya Pikul, yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa setiap wajib
pajak hendaknya terkena beban pajak yang sama. Ini berarti orang yang
33
Ibid, hlm. 38.
d. Asas Manfaat, mengatakan bahwa pengenaan pajak oleh pemerintah
kesejahteraan masyarakat.
34
Ibid, hlm. 40.
sehingga penyelenggaraan perpajakan harus teliti dan akurat
menentukannya.
b. Asas Ekonomi
barang-barang mewah.
c. Asas Keadilan
diskriminasi diantara satu wajib pajak dengan wajib pajak yang lain,
dalam kondisi yang sama diperlakukan pungutan pajak yang sama pula.
d. Asas Administrasi
e. Asas Yuridis
lokal atau pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah-daerah
35
Rochmat Sumitro, 1998, Asas dan Dasar Perpajakan, Bandung, PT. Refika Aditama,
hlm.20.
kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah dengan Undang-
Undang”.
rangka membiayai rumah tangganya. Dengan kata lain, pajak daerah adalah
daerah”.36
sendiri.
pemerintah daerah.
36
Ibid.
37
Ibid, hlm. 25.
e. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
f. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dari
pemerintah.
8. Fungsi Pajak
a. Fungsi Budgetair
pengeluaran-pengeluarannya.
perekonomian masyarakat.
individu lainnya.
40
Rochmat Sumitro, Op. Cit., hlm. 30.
b. Hukum Publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan
3) Hukum Pajak
4) Hukum Pidana
khusus lebih diutamakan dari pada peraturan umum atau jika sesuatu
ketentuan belum atau tidak diatur dalam peraturan khusus, maka akan
berlaku ketentuan yang diatur dalam peraturan umum. Dalam hal ini
hukum publik atau hukum lain yang sudah ada sebelumnya. Hukum Pajak
a. Menurut golongannya
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain.
41
Rochmat Soemitro, Loc. Cit.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
b. Menurut sifatnya
Contoh : PPnBM
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan, dan bea
materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemda dan digunakan
hiburan.
12. Stelsel Pajak
c. Stelsel Campuran
42
Etty Muyassaroh, 2013, Panduan Menghitung dan Melaporkan Pajak Pribadi bagi
Pemilik NPWP, Yogyakarta, Penerbit Pustaka Yustisia, hlm.2-3.
maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil dapat
diminta kembali.
oleh suatu negara dalam memungut pajak terhadap warga negaranya, agar
Ciri-cirinya:
fiskus.
fiskus
43
Waluyo, 2007, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Jakarta, hlm. 27.
Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
Ciri-cirinya:
pajak sendiri.
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
44
Ibid, hlm 5.
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 45 Fungsi NPWP
mencantumkan NPWP.
atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan nomor pokok
wajib pajak.47
45
Thomas Sumarsan, 2010, Perpajakan Indonesia Pedoman Perpajakan yang Lengkap
Berdasarkan Undang-Undang, Jakarta, PT Indeks, hlm. 20.
46
Ibid, hlm 25.
47
Pasal 2 UU KUP.
48
Ibid.
b. Orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
(PTKP) yaitu 12 juta per tahun wajib mendaftarkan diri paling lambat
Dalam pasal 2 UU KUP berbunyi bahwa setiap wajib pajak yang telah
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
49
Thomas Sumarsan, op.cit., hlm. 20.
50
Ibid, hlm.21.
pemotongan pemungutan sesuai dengan ketentuan UU PPh dan
perubahannya.51
Pada pasal 39 ayat (1) huruf a dan b dikatakan bahwa setiap orang
yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau
Pajak (PKP) dan setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan atau
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang
dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajak tersebut. Kepatuhan yang
51
Ibid.
52
UU KUP Pasal 39 ayat (1) huruf a dan b.
53
Indra Ismawan, 2011, Memahami Reformasi Perpajakan 2000, Jakarta, PT Elex Media
Komputindo, hlm. 83.
(voluntary compliance) bukan kepatuhan yang dipaksakan (compulsory
mengabaikan isi SPT tersebut sudah benar atau belum, namun yang
dengan kepatuhan materiil adalah suatu keadaan dimana wajib pajak selain
54
Ibid, hlm. 83.
Wajib pajak yang bersangkutan, selain menyampaikan tanggal
Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dalam rangka
berikut:56
pajak.
55
Safitri Nurmantu Sitie, “Kepatuhan Perpajakan”, http;//safri-nurmantu.com/kepatuhan
perpajakan/, diakses pada tanggal 16 Februari 2016.
56
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan
Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak, Pasal 2.
16. Pengertian Wajib Pajak
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
undangan perpajakan.
jatuh tempo.
(SPT).
57
Kesit Bambang Prakoso, 2006, Hukum Pajak Edisi Pertama, Yogyakarta, Ekonisia,
hlm. 6.
beberapa aturan atau Undang-Undang yang telah dikeluarkan untuk
penghasilan (PPh).
Bangunan (PBB).
Misalnya orang pribadi atau badan sebagai wajib pajak yang tidak
membayar pajak belum ada suatu ketegasan dari hukum yang dibuat oleh
pemerintah, dan bagi mereka yang tidak patuh terhadap kebijakan pajak
58
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23 A.
hanya diberikan suatu pengampunan pajak. Sehingga masyarakat akan
berfikir buat apa bayar pajak, toh nantinya juga kebijaknnya seperti itu.
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
Undang-Undang.
a. Perlawanan aktif
dari wajib pajak itu sendiri. Hal ini merupakan usaha dan perbuatan yang
59
Fence M. Wantu, 2011, Idee Des Recht,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Hlm. 173.
60
Bambang Suna, “Lemahnya Payung Hukum dan Ketidakpatuhan dalam Ruang Lingkup
Perpajakan di Indonesia”, http://bambangsuna.blogspot.co.id/2015/04/makalah-hukum
pajak.html?m=1, diskses pada tanggal 8 Maret 2016.
secara langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk
SKP keluar. Dalam penghindaran pajak ini, wajib pajak tidak secara
dengan tiga cara, yaitu: Menahan diri, yang dimaksud menahan diri
yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak.
2) Pindah Lokasi
b. Perlawanan pasif
tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu.
1) Struktur ekonomi
perhitungannya.
negara.