Anda di halaman 1dari 19

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. M.

S
DENGAN DIAGNOSA KISTA OVARIUM DI POLI OBS/GIN/KB
RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

PEMBIMBING
Clinical Instruktur : Serli Mamangantung, SST
Clinical Teacher : Ns. Monica Tandiayuk, SPd, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH

Nama : Risintiawati Bawinto


NIM : 711440119083
Tingkat : 2A/ D-III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


PRODI D-III KEPERAWATAN/ TINGKAT 2A

TAHUN AJARAN 2021


LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM

A. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana
saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan
atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)

B. ANATOMI FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii. Dua
ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus,
yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior
superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada
palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis
pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat
ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang
berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel
yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua bagian:
1. Korteks Ovarii
a. Mengandung folikel primordiaL
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di antara
interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan
mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama produksi hormone seks steroid
(estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.

C. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan
tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan
folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal
terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka
saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak
terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang
mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi
pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan
abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid. Penyebab dari
kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alkohol
e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
g. Zat polutan
h. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
D. KLASIFIKASI
1. Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat folikel de graft
yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik
keculi jika robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada panggul.jika kista tidak
robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
2. Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari
peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari,
keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat
mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama
1-2 siklus menstruasi.
3. Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi,
testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari
obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur, infertelitas.
4. Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi
ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk. 2005:273)

E. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de
Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat
matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan
mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat
terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Endometrioma adalah kista berisi darah dari
endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel- folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista- kista itu
sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan
artikel ini.
F. PATWAY
G. TANDA DAN GEJALA
Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan tenang dan jarang
penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar. Ketika tumor berkembang akan terjadi
distensi abdominal. Pengaruh berat tekanan terhadap usus dan kandung kemih. Pertumbuhan
tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau
penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium diameternya kecil sering ditemukan secara kebetulan
dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.
Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :
1. Gejala akibat pertumbuhan
a) Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
b) Mengganggu miksi atau defekasi
c) Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai bawah
2. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila berhubungan dengan
tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel granulase
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a) Perdarahan ke dalam kista (intra tumor)
Bila terjadi perdarahan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri abdomen
mendadak dan memerlukan tindakan cepat.
b) Robek dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke
dalam ruang abdomen.
c) Degenerasi ganas kista ovarium Keganasan
kista ovarium sering dijumpai :
o Kista pada usia sebelum menarche
o Kista pada usia diatas 48 tahun
d) Sindrome Meigs
Sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma ovari, acites dan
hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari maka sindroma akan menghilang
dengan sendirinya.

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak
berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang
tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya
mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar
rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda
mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
H. KOMPLIKASI
Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan
tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-
hari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam
rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian
panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini
dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu
mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan
kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau
mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista dermoid kadang-
kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

J. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,
misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah
serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian
penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan
memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan
dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat
pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang
akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (
Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA
NY. M.S. DENGAN DIAGNOSA KISTA OVARIUM DIRUANGAN
POLIKLINIK OBSGYN RSUP PROF DR. RD KANDAU MANADO

Tanggal/Jam Masuk : Selasa, 11 Mei 2021, Jam 11.05


Tanggal/Jam pengkajian : Selasa, 11 Mei 2021, Jam 11.30
Ruangan/RS/ PKM : Poli Obsgyn/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

1. DATA UMUM KLIEN


Initial klien : Ny. M.S
Usia : 35 tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Luaan Lingkungan III, Kec. Tondano Timur
No Rm : 735995
Dx Medis : Kista Ovarium

2. IDENTITAS PENANGUNG JAWAB


Inisial : Tn. R.M
Usia : 45 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswata
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Luaan Lingkugan III, Kec. Tondano Timur
Hubungan Dengan Pasien: Suami

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama :
Perut membesar sejak 2 bulan lalu, keluar darah flek-flek hitam sejak 1 bulan yang lalu.
b. Riwayat penyakit sekarang :
- Kista Ovarium
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
klien Mengatakan tidak ada Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
klien mengatakan Keluarga Pasien tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama seperti yang klien al
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Menstruasi :
● Menarche umur : 13 tahun
Siklus :teratur
● Banyaknya : 3 Pembalut
Lamannya : 4-5 Hari
● HPHT : 19 tahun
Keluhan :Nyeri saat Haid

b. Riwayat Kehamilan,Persalinan,nifas yang lalu : keputihan

Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak


No Tahun Umur Penyuli Jenis Penolon Penyu Lase Infe Perdar J.K BB PB
Kehami t g lit rasi ksi ahan
lan
1 1999 9 Bulan Tidak Normal Bidan Tdk Tdk Tdk Tidak P 3 kg 40 cm
ada ada

c. Riwayat Keluarga berencana


● Melaksanakan KB : ya
● Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : pil KB
● Sejak kapan Menggunakan Kontrasepsi : pada Tahun 2000 sampai sekarang
● Masalah yang terjadi : tidak ada
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
● Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga : tidak ada
● lingkungan rumah dan komunitas : Baik
● Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Pola makan tidak sehat

Keterangan :

Perempuan Pasien

Laki-laki Meninggal
5. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
a. Kesadaran umum : sedang
b. Kesadara : Compos Mentis
c. Tanda-Tanda Vital :
TD : 114/72 mmHg BB : 40 Kg
Nadi : 104 x/menit Tinggi Badan : 150 Cm
Respirsi : 20x/menit
Suhu badan: 36 ⁰c
d. Asesmen nyeri :
Lokasi : perut bagian bawah
Skala : 3
Durasi : 5 menit
Frekuensi : terus-menerus
Kapan terjadinya : Saat beraktivitas
Tipe nyeri : menjalar
A. ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH


.
1. DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut (D.0077)

klien mengatakan nyeri pada


perut bagian bawah.

P : Klien mengatakan nyeri


saat beraktivitas.

Q : Klien mengatakan nyeri


seperti menjalar.

R : Di perut bagian bawah.

S : skala nyeri 3.

T : terus – menerus

DO : Klien tampak gelisah.


2. DO : Kurang terpapar informasi Ansietas ( D.0080 )
klien menyatakan
kecemasannya

DS :

klien terlihat tidak tenang


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut (D.0077) b.d Agen pencedera fisik


2. Ansietas ( D.0080 ) b.d Kurang terpapar informasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


. KEPERAWATAN HASIL
1. Nyeri akut (D.0077) b.d Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
Agen pencedera fisik Setelah dilakukan intervensi tindakan :
keperawatan selama 2 x 7 jam Observasi :
diharapkan tingkat nyeri menurun,  Indentifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik,durasi, frekuensi,

 Keluhan nyeri 4 menurun kualitas, intensitas nyeri

 Meringis 4 menurun  Identifikasi skala nyeri

 Gelisah 4 menurun Teraupetik :


 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Ansietas ( D.0080 ) b.d Tingkat pengetahuan ( L. 12111) Edukasi kesehatan (I.12383)


Kurang terpapar informasi Setelah dilakukan intervensi
Observasi :
keperawatan selama 2 x 7 jam  Identifikikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
diharapkan tingkat pengetahuan
informasi
meningkat dengan kriteria hasil :
Teraupetik :
 Perilaku sesuai anjuran 5
 sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
 Minat dalam belajar dan  berikan kesempatan untuk
bertanya
mencari informasi 5
meningkat Edukasi :
 Persepsi yang keliru  jelaskan faktor resiko
terhadap masalah 4 cukup yang dapat mempengaruhi
menurun kesehatan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Nyeri akut (D.0077) 11.35 - Mengidentifikasi nyeri Selasa, 11 Mei 2021, Jam
b.d Agen pencedera 12.00
dengan menggunakan
fisik S:
PQRST  Pasien mengatakan
masi merasa nyeri
Hasil:
dibagian perut bawah
P : Klien mengatakan nyeri saat O:
 Pasien masi tampak
beraktivitas. meringis saat
memegang bagian
Q : Klien mengatakan nyeri
11.38 abdomen
seperti menjalar.  Pasien dapat
mengikuti teknik
R : Di perut bagian bawah. guided imagenery
dengan baik
11.38 S : skala nyeri 3.
A: masalah belum teratasi
T: Hilang Timbul  Keluhan nyeri
- Mengidentifikasi respon menurun
nyeri nonverbal  Tampak meringis
Hasil: menurun
11.39 Pasien tampak meringis P: Lanjutkan Intervensi
- Mengidentifikasi factor  Manajemen Nyeri

yang memperberat dan


memperingan nyeri
Hasil:
Pasien mengatakan biasanya

11.45 nyeri lebih berat dirasakan


pada saat beraktivitas lebih
- Memberikan teknik
nonfarmakologis, untuk
mengurangi rasa nyeri.
(guided imagenery)
Hasil:
Pasien dapat mengikuti perintah
dengan baik dan benar.
Pasien mengatakan akan
melakukan teknik distraksi
ini di rumah ketika merasa
nyeri.
- Mengajarkan teknik
nonfarmaklogi untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil:
Pasien kooperatif saat
diajarkan teknik guided
imagenery
- Berkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Hasil:
Kolaborasi pemberian obat
dengan dokter
Ansietas ( D.0080 ) 11.35 • Identifikikasi kesiapan Selasa, 11 Mei 2021, Jam
12.00
b.d Kurang terpapar dan kemampuan menerima

informasi 11.40 informasi S :-

O : pasien tampak
11.45 Teraupetik : memperhatikan informasi
yang diberikan
• sediakan materi dan
media pendidikan kesehatan A : Masalah Sebagian teratasi
• berikan kesempatan
P : Lanjutkan Intervensi
untuk bertanya
Edukasi :
• jelaskan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai