Anda di halaman 1dari 2

Melatih Diri Dalam Kesabaran

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang
menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian." Kolose 3:13

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang
merebut kota." Amsal 16:32

Di zaman sekarang ini semua orang menyukai segala sesuatu yang serba instan. Dalam hal makanan saja
orang lebih memilih makanan yang cepat saji (instan) dibanding harus repot-repot memasak. Dalam
hal bekerja inginnya cepat dapat pekerjaan yang hebat, ingin cepat dapat gaji besar, ingin cepat naik
jabatan, dan sebagainya. Apa-apa maunya serba instan, kalau bisa tidak perlu kerja keras, tidak perlu
usaha mati-matian, tidak perlu merasakan beratnya suatu proses. Sungguh, tak banyak menemukan
orang-orang yang punya kesabaran untuk menunggu, kesabaran untuk menjalani proses.

Atau ketika dalam masalah dan pergumulan, kita sering mendengar nasihat yang mengatakan, "Yang
sabar ya." Lalu kita pun menimpali: "Kesabaran kan ada batasnya." Sebenarnya, apa itu kesabaran?

Kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi cobaan; kesabaran adalah lawan dari
kemarahan yang tidak pada tempatnya, kemampuan untuk menahan diri dalam menghadapi situasi-
situasi sulit; sifat tenang; tabah; tidak tergesa-gesa atau terburu nafsu. Ketika orang lain marah,
menyakiti atau berbuat jahat kepada kita, tanpa pikir panjang kita ingin segera mendamprat atau
membalasnya. Apa bedanya kita dengan orang dunia jika demikian? Sebagai orang Kristen kita dituntut
untuk memiliki kesabaran dan saling bersabar satu sama lainnya, sebab kesabaran adalah bagian dari
kasih, dan kekristenan itu identik dengan kasih. Tertulis: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4).

Punya kesabaran adalah sebuah ujian iman! Saat dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sulit,
adakah kita punya kesabaran untuk menantikan pertolongan dari Tuhan? Ataukah kita kehilangan
kesabaran, lalu berpaling dari Tuhan untuk mencari pertolongan lain? Kesabaran adalah salah satu buah
Roh yang harus dimiliki orang percaya (Galatia 5:22). Memang tidak mudah bagi kita untuk punya
kesabaran: Bersabar menghadapi suami kasar, bersabar menghadapi isteri yang super bawel, bersabar
menghadapi anak-anak yang nakal... terlebih lagi bersabar dalam menantikan jawaban doa dari Tuhan,
bersabar menantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup ini. Nabi Habakuk menguatkan, "Sebab
penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu;
apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan
bertangguh." (Habakuk 2:3).

Menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang sangat menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran
ekstra, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi. Saul,
karena mengalami ketakutan saat melihat tentara Filistin, tak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan,
lalu lari mencari pertolongan kepada arwah (1 Samuel 28:4-7). Bukankah tidak sedikit orang Kristen
yang berlaku demikian? Tidak sabar menunggu waktu Tuhan bertindak, kita pun lari mencari
pertolongan lain. Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahasanggup melakukan segala
sesuatu di luar apa yang kita pikirkan.

Waktu Tuhan adalah yang terbaik, karena itu bersabarlah menantikan Dia bekerja.

Anda mungkin juga menyukai