Anda di halaman 1dari 1

Relasi calon dengan tokoh masyarakat.

Didalam konteks Pemilu, akan selalu ada satu unsur yang tidak boleh diabaikan, yaitu pemilih yang
juga merupakan penggerak serta sumber daripada target masing-masing calon yang berkontestasi.
Tanpa adanya pemilih, maka demokrasi tak akan berjalan. Mengetahui itu, akan penting jadinya agar
kita dapat menerawang persepsi masyarakat, terutama tokoh masyarakat yang dapat dianalogikan
layaknya sebuah suar yang, jika dapat ‘ditaklukan’ dapat menetapkan standar baru bagi mereka yang
berada dibawah pengaruh masing-masing tokoh.

Secara umum, tokoh masyarakat berperan penting dalam memnentukan pilihan pemilih tradisional.
Pemilih tradisional adalah mereka yang memiliki orientasi ideologi yang tinggi, yang dalam
kebanyakan instansi memungkinkan toleransi terhadap faktor penentu lain yang secara alamiah
akan dipermasalahkan pemilih rasional atau kritis. Pemilih tradisional disini sangat mengutamakan
kedekatan sosial-budaya, nilai turunan, serta paham agamis dalam menentukan preferensi
politiknya. Suatu figur yang menempati posisi sosio-kultural tinggi dapat dengan mudah
mendapatkan following para pemilih tradisional yang merasa cukup dengan kepribadian pemimpin,
mitos dan nilai historis dari posisinya, yang dalam hal ini akan sangat menentukan preferensi
‘umatnya’ dalam menentukan pilihan partai politik atau seorang kandidiat.

Didalam memperebutkan Surabaya baik pasangan calon no.1 dan 2 telah melokalisasikan dukungan
setempat dengan memegang figur-figur tertentu yang berimplikasi sosio-kultural kuat dalam lingkup
daerah. Namun demikian, ditengah-tengah memanasnya persaingan, Tokoh lintas agama di Kota
Surabaya menyerukan pernyataan sikap untuk mendukung suasana kondusif selama penghitungan
sura pemilu presiden berlangsung (Bisnis.com, 13 Juli 2014). Atau setidaknya itu yang disampaikan
wali kota Surabaya kala itu, Tri Rismaharini, yang diwakili Kepala BakesbangPolinmas Surabaya
Sumarno pada Minggu (13/7/2014) di kediaman walikota.

Melanjutkan, Kepala Bakesbangpolinmas Surabaya Sumarno mengatakan bahwa sampai saat ini
suasana Surabaya sangat kondusif meski sempat ada perbedaan pendapat warga terkait pemimpin
pilihanya. Untuk sementara tegasnya, masyarakat Surabaya diimbau agar tidak termakan isu-isu
yang menambah keruh suasana.

Kita dapat simpulkan bahwa Surabaya terbilang aman, dimana para elite dan pimpinan masyarakat,
bersama tokoh-tokoh lintas agama tetap mengedepankan kerukunan, kebersamaan, persaudaraan
sebagai bangsa menyikapi hasil pesta demokrasi pemilu presiden 2014.

Anda mungkin juga menyukai