OLEH
KELOMPOK 1
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah KESEHATAN
REPRODUKSI dan KELUARGA BERENCANA“ Konsep Kesehatan Reproduksi”
dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Risqi Utami.SST, M.Biomed selaku dosen pembimbing yang telah memandu
kami dalam penulisan makalah ini.
2. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil
bagi kemajuan ilmu pengetahuan, maupun lingkungan masyarakat.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1. Definisi Kesehatan Reproduksi................................................................................................6
2.2. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi..................................................................................9
2.3. HAK–HAK KESEHATAN REPRODUKSI.........................................................................10
2.4. KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS HIDUP PEREMPUAN.......................13
2.5. Perubahan yang terjadi pada setiap tahap...........................................................................15
2.6. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN REPRODUKSI..........21
BAB III...............................................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................22
3.2 Saran......................................................................................................................................22
Daftar Pustaka...................................................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.World Health Organization (WHO)
dalam Nikmah menyatakan bahwa masalah kesehatan reproduksi wanita yang buruk telah
mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang menyerang para wanita di seluruh
dunia.Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sejak lama menjadi persoalan bagi
wanita adalah masalah keputihan. Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white
dischargeatau vaginal discharge, atau leukore atau flour albus. Keputihan adalah keluarnya
cairan selain darah dari liang vagina yang dapat menyebabkan rasa gatal di area kewanitaan.
Keputihan ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Keputihan bersifat fisiologis yaitu
keputihan yang timbul akibat proses alami dalam tubuh. Keputihan bersifat patologis yaitu
keputihan yang timbul karena infeksi dari jamur, bakteri dan virus. Keputihan patologis
merupakan tanda dari adanya kelainan alat repoduksi sehingga jumlah, warna, dan baunya
perlu diperhatikan. Keputihan patologis yang tidak tertangani dengan baik dan dialami dalam
waktu yang lama akan berdampak pada terjadinya infeksi saluran reproduksi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Kesehatan Reproduksi
2. Mengetahui Ruang lingkup Kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan
3. Mengetahui Hak-hak reproduksi
4. Mengetahui Siklus Kesehatan wanita
1
5. Mengetahui Perubahan yang terjadi pada setiap tahap
6. Mengetahui Faktor-fakor yang mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
1.3 Manfaat
1. Agar Mahasiswa dapat lebih memahami tentang Konsep Kesehatan Reproduksi
2. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dengan Konsep Kesehatan Reproduksi baik dan
benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat
memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah
menikah (ida Prijatni,Sri Rahayu.,2016).
1. Tujuan Utama
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi
perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat
membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan
fungsi reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam
menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat
dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan
kesejahteraan pasangan dan anakanaknya.
5
1. Konsepsi
Perlakuan sama antara janin laki-laki dan perempuan, Pelayanan ANC, persalinan,
nifas dan BBL yang aman.
2. Bayi dan Anak
PemberianASI eksklusif dan penyapihan yang layak, an pemberian makanan dengan
gizi seimbang, Imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM), Pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada anak,
Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang sama pada anak laki-
laki dan anak perempuan.
3. Remaja Pemberian Gizi seimbang, Informasi Kesehatan Reproduksi yang adequate,
Pencegahan kekerasan sosial, Mencegah ketergantungan NAPZA, Perkawinan usia
yang wajar, Pendidikan dan peningkatan keterampilan, Peningkatan penghargaan diri,.
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
4. Usia Subur
Pemeliharaan Kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman, Pencegahan
kecacatan dan kematian pada ibu dan bayi, Menggunakan kontrasepsi untuk mengatur
jarak kelahiran dan jumlah kehamilan, Pencegahan terhadap PMS atau HIV/AIDS,
Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, Pencegahan penanggulangan
masalah aborsi, Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim, Pencegahan dan
manajemen infertilitas.
5. Usia Lanjut
Perhatian terhadap menopause/andropause, Perhatian terhadap kemungkinan penyakit
utama degeneratif termasuk rabun, gangguan metabolisme tubuh, gangguan morbilitas
dan osteoporosis, Deteksi dini kanker rahim dan kanker prostat.
6
Remaja saat menginjak masa dewasa dan melakukan perkawinan, dan ternyata belum
mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memelihara kehamilannya maka dapat
mengakibatkan terjadinya risiko terhadap kehamilannya (persalinan sebelum
waktunya) yang akhirnya akan menimbulkan risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan
janinnya. Dalam kesehatan reproduksi mengimplikasikan seseorang berhak atas
kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. Seseorang berhak terbebas dari
kemungkinan tertular penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada
fungsi organ reproduksi, dan terbebas dari paksaan. Hubungan seksual dilakukan
dengan saling memahami dan sesuai etika serta budaya yang berlaku.
adalah kewenangan yang melekat pada diri untuk melakukan atau tidak melakukan,
memperoleh atau tidak memperoleh sesuatu. Kesadaran tentang hak sebagai manusia
dan sebagai perempuan merupakan kekuatan bagi perempuan untuk melakukan
berbagai aktivitas bagi kepentingan diri, keluarga, dan masyarakat. Sedangkan
Reproduksi adalah menghasilkan kembali atau kemampuan perempuan untuk
menghasilkan keturunan secara berulang. ( Ida Prijatni, S.Pd., M.Kes. & Sri Rahayu,
S.Kep., Ns., M.Kes. 2016)
8
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga
menjamin keselamatan dan keamanan klien.
b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai
individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang
seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan
tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah
kesehatan reproduksi.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang, efektif,
terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tidak
melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani
kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi
yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang
tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam
menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
h. Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah,
lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
i. Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah yang
tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan
pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi.
j. Hukumdan kebijakann harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah
diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas
dan masalah reproduksi
k. Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya,
mendorong agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun
dukungan atas hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi. Konsep-konsep
kesehatan reproduksi dan uraian hak-hak perempuan ini diambil dari hasil
kerja International Women’s Health Advocates Worldwide.
(KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA 2016)
Hambatan sosial, budaya, dan ekonomi yang dialami sepanjang hidup perempuan
merupakan akar masalah yang mendasar yang menyebabkan buruknya kesehatan
perempuan saat hamil, bersalin, dan masa nifas.Tingkat pendidikan, kualitas dan
kuantitas makanan, nilai dan sikap, sistem kesehatan yang tersedia dan bisa diakses,
situasi ekonomi, serta kualitas hubungan seksualnya mempengaruhi perempuan dalam
menjalankan masa reproduksinya.Perhatikan tabel berikut : (Prijatni, Ida 2016.
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.)
10
Masa konsepsi Masa setelah bersatunya sel telur dengan
sperma kemudian janin akan tumbuh
menjadi morulla, blastula, gastrula, neurulla
yang akhirnya menjadi janin dan dengan
terbentuknya placenta akan terjadi interaksi
antara ibu dan janin.
Masa bayi dan anak Masa bayi dan anak adalah masa
pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat cepat, Tumbuh kembang motorik
kasar dan motorik halus akan berjalan
dengan baik bila kesehatan bayi dan anak
dalam keadaan prima.
Masa Remaja Masa remaja pada masa ini terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Perubahan
fisik yang terjadi diantaranya adalah
tumbuhnya rambut kemaluan (pubeshe),
buah dada mulai tumbuh (thelarche),
pertumbuhan tinggi badan yang cepat
(maximal growth), mendapatkan haid yang
pertama kali (menarche)
Masa Reproduksi Masa dimana perempuan menjalankan tugas
kehidupannya yaitu mulai hamil,
melahirkan, masa nifas dan menyusi dan
masa antara yaitu merencanakan jumlah
atau jarak anak dengan menggunakan alat
kontrasepsi
Masa Usia lanjut Masa usia lanjut yaitu masa dimana
hormone Estrogen sudah mulai menurun
atau habis dikarenakan produksi sel telur
juga sudah mulai menurun atau habis.
Dengan menurunnya hormon estrogen akan
terjadi perubahan fisik dan psikologis pada
perempuan diantaranya perubahan pada
organ reproduksi, perubahan pada
metabolism tubuh dan turunya massa tulang
(osteophorosis)
11
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:( Elli Hidayati, SST,
MKM BUKU AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN
KELUARGA 2017)
12
Dalam masa kanak – kanak pengaruh hipofisis terutama trlihat dalam
pertumbuhan badan..Pada masa kanak – kanak sudah nampak perbedaan
antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan
ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. ( Elli Hidayati, SST,
MKM BUKU AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN
KELUARGA 2017)
D . Fase Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan
merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. 16 Remaja dibagi
menjadi 3 yaitu : remaja awal umur 11 – 13 tahun, remaja pertengahan umur
14 – 16 tahun, dan remaja lanjut umur 17 – 19 tahun. Peristiwa terpenting
yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang
dinamakan menarche.Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda
kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya
untuk melakukan tugas - tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan.
Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai
memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan sistem reproduksi. ( Elli Hidayati, SST, MKM BUKU
AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA
2017)
E . Fase dewasa atau usia subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 20 sampai 40 tahun, sering dihubungkan
dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin
terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di
luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya
agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat
berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini
masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis
akibat merawat anak, dan tuntutan karir.Kanker, kegemukan, depresi, dan
penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering
muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri
haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air
besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada
juga yang tidak mengalami gejala apa-apa. ( Elli Hidayati, SST, MKM BUKU
AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA
2017)
F . Fase usia
lanjut Perubahan fisik pada usia lanjut adalah. Elli Hidayati, SST, MKM BUKU
AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA 2017)
1. Perubahan kulit, lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi
kendur, tumbuh bintik hitam pada kulit, kelenjar kulit kurang berfungsi
sehingga kulit menjadai kering dan keriput.
13
2. Perubahan metabolisme tubuh, terjadi perubahan pada pola makan yang
mengandung banyak serat
3. Perubahan metabolism genitalia, liang senggama terasa kering sehinggga
mudah terjadi infeksi Perubahan pada tulang, terjadi pengapuran pada
tulang sehingga mudah patah, terutama pada bagian sendi paha.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tiap fase Elli Hidayati, SST, MKM BUKU
AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA 2017)
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita
1. Masa bayi Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi
a. Lingkungan
b. Kondisi ibu
c. Sikap orang tua
d. Aspek psikologi pada masa bayi Sistem
2. Masa kanak-kanak Ada 2 faktor yang mempengaruhi kehidupan wanita pada masa
ini .
1. faktor dalam
1) Hal-hal yang diwariskan orang tua seperti bentuk tubuh
2) Kemampuan intelektual
3) Keadaan hormonal tubuh
4) Emosi dan sifat
2. faktor luar
1) Keluarga
2) Gizi
3) Budaya setempat
4) kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
4. Masa dewasa/reproduksi
Faktor yang berpengaruh yaitu :
1) Perkembangan organ reproduksi
2) Tanggapan seksual Kedewasaan psikologi
14
5. Masa usia lanjut (klimakterium, menopause, senium)
Faktor yang berpengaruh :
1) Faktor hormonal
2) Kejiwaan
3) Lingkungan
4) Pola makan
5) Aktifitas fisik
4.Pelayanan kesehatan yang sesuai di tiap fase .( Elli Hidayati, SST, MKM
BUKU AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA
2017)
a. Fase konsepsi:.
Hal yang dilakukan dalam masa konsepsi diantaranya adalah :
1. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
2. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru
lahir.
3. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
4. 4). Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.
16
d. Fase Dewasa atau Usia Subur
Asuhan yang diberikan dalam fase ini :
1) Kehamilan dan persalinan yang aman Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia
masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi
yang meninggal.Karena itu, upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui
pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman menjadi upaya
prioritas dalam bidang kesehatan.
2) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan
maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat agar nyawa ibu
dan janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit diperkirakan,
sehingga sering muncul secara mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bias
dilakukan tindakanpencegahan sedini mungkin.
3) Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB) Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB
diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi.Pelayanan KB
bertujuan untuk menunda, menjarangkan /menjaga jarak kelahiran dan atau
membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup.Dengan demikian,
pelayanan KB sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
4) Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
a) Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan
menghindari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti.
(b) Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia
pada pasangan
(c) Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV.
(d) Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur pembedahan
yang tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
(e) Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten
17
1. Faktor Demografis -Ekonomi
3. Faktor Psikologis
Sebagai contoh rasa rendah diri (“low self esteem“), tekanan teman sebaya
(“peer pressure“), tindak kekerasan dirumah/ lingkungan terdekat dan dampak
adanya keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak seimbangan
hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasan
secara materi. (Prijatni, Ida 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.)
4.Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak sempurnaaan organ reproduksi atau cacat
sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual,
keadaan gizi buruk kronis, anemia, radang panggul atau adanya keganasan
pada alat reproduksi.Dari semua faktor yang mempengaruhi kesehatan
reproduksi diatas dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan
perempuan, oleh karena itu perlu adanya penanganan yang baik, dengan
harapan semua perempuanmendapatkan hak-hak reproduksinya dan
menjadikan kehidupan reproduksi menjadi lebih berkualitas. (Prijatni, Ida
2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.World Health
Organization (WHO) dalam Nikmah menyatakan bahwa masalah kesehatan
reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit
yang menyerang para wanita di seluruh dunia.Salah satu masalah kesehatan
reproduksi yang sejak lama menjadi persoalan bagi wanita adalah masalah keputihan.
Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white dischargeatau vaginal
discharge, atau leukore atau flour albus. Keputihan adalah keluarnya cairan selain
darah dari liang vagina yang dapat menyebabkan rasa gatal di area kewanitaan.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Prijatni, Ida 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Elli Hidayati, SST, MKM BUKU AJAR KESEHATAN PEREMPUAN DAN
PERENCANAAN KELUARGA 2017
KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA 2016
20