Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH SKRINING DAN PENYAKIT KEGANASAN PADA

WANITA

Dosen : Yoga Triwijayanti, S.KM., M.KM.

Disusun oleh :

Kelompok 5

Made Devi Ariani (1915471076)

Meivie Andreyani (1915471094)

Pinkan Salsabila (1915471081)

Mar’atul Fahmi (1915471069)

Asha Delly Sastiwi (1915471087)

Miftahul Jannah (1915471079)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG

KARANG PRODI DIII KEBIDANAN METRO

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTA

Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Materi tentang Skrining dan Penyakit Keganasan Pada Wanita.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Makalah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
dosen dan teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Pada makalah ini mungkin terdapat benyak kekurangan karena luasnya informasi belum
sepenuhnya termasuk di makalah ini. Untuk itu penulis meminta tambahan, kritik dan saran bagi
 pembaca. Semoga makalah ini berguna sebagai penunjang dan gambaran pembelajaran
nantinya.

Metro, Maret 2021

  Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3 

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................................... 5
Rumusan Masalah..................................................................................................6
Tujuan...................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

  Ca Serviks

Definisi Ca Serviks ................................................................................................. 7


Patofisiologis Ca Serviks ........................................................................................ 8
Etiologi Ca Serviks ................................................................................................ 9
Predisposisi Ca Servik ........................................................................................... 9
Prevalensi Ca Serviiks ........................................................................................... 10
Pencegahan Ca Serviks .......................................................................................... 10
Penatalaksanaan Ca Serviks dan Terapi ............................................................... 13

Ca Mamae

Definisi Ca Mamae ................................................................................................ 13


Patofisiologis Ca Mamae ....................................................................................... 14
Etiologi Ca Mamae..................................................................................................15
Predisposisi Ca Mamae...........................................................................................15
Prevalensi Ca Mamae..............................................................................................16
Pencegahan Ca Mamae............................................................................................16
Penatalaksanaan Ca Mamae dan Terapi …………………………………………. 19 .
Deteksi Dini Ca Serviks ……………………………………………………………… 21
  Deteksi Dini Ca Mamae ………………………………………………………….........27

3
  Deteksi Dini PMS.....................................................................................................30
  Deteksi Dini Kelainan Sistem Reproduksi /Kasus Ginekologi................................31

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.............................................................................................................. 32
Saran.......................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks dan merupakan salah satu
 penyebab kematian pada wanita. Penyebab dari kanker serviks adalah infeksi Human
Vapiloma Virus (HPV). HPV ditularkan melalui hubungan seksual dan ditemukan pada
95% kasus kanker serviks.

B. Rumusan Masalah

1. Ca Servik 

a. Apa Definisi Ca Serviks ?

 b. Bagaimana Patofisiologis Ca Serviks ?

c. Apa Etiologi Ca Serviks ?

d. Apa Predisposisi Ca Servik ?

e. Bagaimana Prevalensi Ca Serviiks ?

f. Apasaja Pencegahan Ca Serviks ?

g. Bagaimana Penatalaksanaan Ca Serviks dan Terapi ?

2. Ca Mamae

a. Apa Definisi Ca Mamae ?

 b. Bagaimana Patofisiologis Ca Mamae ?

c. Apa Etiologi Ca Mamae ?

d. Apa Predisposisi Ca Mamae ?

5
e. Bagaimana Prevalensi Ca Mamae ?

f. Apasaja Pencegahan Ca Mamae ?

g. Bagaimana Penatalaksanaan Ca Mamae dan Terapi ?

h. Apa saja Deteksi Dini Ca Serviks ?

i. Bagaimana Deteksi Dini Ca Mamae ?

 j. Bagaimana Deteksi Dini PMS ?

k. Bagaimana Deteksi Dini Kelainan Sistem Reproduksi /Kasus Ginekologi ?

C. Tujuan

1. Ca Serviks

a. Mengetahui Definisi Ca Serviks

 b. Mengetahui Patofisiologis Ca Serviks

c. Mengetahui Etiologi Ca Serviks

d. Mengetahui Predisposisi Ca Servik

e. Mengetaui Prevalensi Ca Serviiks

f. Mengetahui Pencegahan Ca Serviks

g. Mengetahui Penatalaksanaan Ca Serviks dan Terapi

2. Ca Mamae

a. Mengetahui Definisi Ca Mamae

 b. Mengetahui Patofisiologis Ca Mamae

c. Mengetahui Etiologi Ca Mamae

d. Mengetahui Predisposisi Ca Mamae

e. Mengetahui Prevalensi Ca Mamae

f. Mengetahui Pencegahan Ca Mamae

6
g. Mengetahui Penatalaksanaan Ca Mamae dan Terapi

h. Mengetahui Deteksi Dini Ca Serviks

i. Mengetahui Deteksi Dini Ca Mamae

 j. Mengetahui Deteksi Dini PMS

k. Mengetahui Deteksi Dini Kelainan Sistem Reproduksi /Kasus Ginekologi

7
 BAB II

PEMBAHASAN

A. KANKER SERVIK 
1. Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di
daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa
kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau
leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
Kanker serviks adalah keganasan yang bermula pada sel-sel serviks (leher
rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker sangat
perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel prakanker, kemudian
berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut dispalasia dan biasanya terdeteksi
dengan tes pap smear.

8
2. Patofisiologi Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area mulut rahim. Serviks
merupakan bagian terbawah dan ujung dari rahim atau uterus. Serviks
menghubungkan antara uterus dan liang vagina. Serviks memiliki dua bagian yaitu
ektoserviks yang merupakan bagian luar serviks dan endoserviks yang merupakan
 bagian dalam serviks.
Ektoserviks ditempati oleh sel skuamousa yang pipih dan tipis. Sedangkan
bagian endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks, ditempati oleh sel
kolumnar. Area tempat dimana ektoserviks bertemu dengan endoserviks dinamakan
area transformasi (T-zone).
Area transformasi ini merupakan tempat pertama kali terjadinya perkembangan
sel abnormal atau lesi pra kanker di serviks. Kanker serviks memiliki dua tipe
histopatologi yaitu karsinoma sel skuamosa ( squamous cell carcinoma) dan
adenokarsinoma (adenocarcinoma). Jenis kanker serviks yang terbanyak adalah tipe
karsinoma sel skuamosa ( squamous cell carcinoma) yaitu sekitar 80-90% dari semua
kasus kanker serviks.
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human papiloma Virus (HPV) tipe
tertentu yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dua tipe virus HPV yaitu tipe 16
dan 18 merupakan tipe terbanyak yang menyebabkan lesi pra kanker dan
kanker serviks.[2] Virus HPV 16/18 menyebabkan 70% kasus kanker serviks di
dunia dengan rincian 41% - 67% menyebabkan lesi kanker high-grade dan 16 –
32%

9
menyebabkan lesi kanker low-grade. Selain virus HPV tipe 16/18, tipe virus HPV
lain yang menyebabkan kanker serviks di dunia diantaranya virus HPV 31, 33, 35,
45, 52 dan 58. Keenam tipe virus HPV ini menjadi penyebab 20% kasus kanker
serviks di dunia.

3. Etiologi / Penyebab Terjadinya Kanker Serviks :


a. Hubungan seksual pada usia muda dibawah 20 tahun
 b. Berganti-ganti pasangan seksual
c. Kurang menjaga kebersihan daerah kelamin
d. Sering menderita infeksi daerah kelamin
e. Kebiasaan merokok
f. Infeksi virus dan bakteri virus herpes simpleks dan human papilloma virus
(HPV).
g. Virus HPV akan menyerang selaput di dalam mulut dan kerongkongan, serviks,
serta anus. Virus HPV terbagi menjadi 2 yaitu virus HPV berisiko rendah yang
menyebabkan kutil kelamin, dan virus HPV berisiko tinggi yang dapat mengubah
 permukaan sel-sel vagina. Virus yang termasuk berisiko tinggi adalah virus HPV
tipe 16, 18, 31, 33, dan 45.
h. Riwayat keluarga, seseorang yang memiliki riwayat kanker serviks memiliki
risiko terkenan kanker 2-3x lipat.

4. Predisposisi Ca Serviks adalah :


a. berganti-ganti pasangan
aktivitas seksual dini
 b.
c. perokok  
paritas
d.
e. Tingkat sosial ekonomi rendah
Smegma
f.
g. Penggunaan obat immunosuspresan
h. Serta riwayat terpapar IMS.

10
5. Prevalensi Ca Serviks :
Kanker serviks adalah kanker dengan jumlah paling banyak ke dua yang diderita
wanita di Indonesia, setelah kanker payudara, dari angka kejadian atau kasusnya
serta angka kematiannya. Setiap tahun, ada sekitar 14.000 wanita didiagnosis
menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 orang meninggal dunia akibat
penyakit ini. Hal ini
 berarti dalam setiap satu jam, terdapat satu orang wanita yang meninggal dunia
karena kanker serviks atau kanker rahim, dengan prevalensi dalam lima tahun
sekitar 64,9 persen.
Menurut Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Prof dr Abdul Kadir PhD Sp
THT-KL(K) MARS, prevalensi kasus penyakit kanker ini tinggi. Sebab, gejalanya
memang banyak yang samar. Dari target 11.000 pasien per Januari 2020 saja, saat ini
ternyata sudah mencapai 14.000 pasien. Termasuk di antaranya adalah pasien
kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Untuk diketahui, semua wanita yang sudah
 berhubungan seksual memiliki resiko terkena kanker serviks.

6. Penatalaksanaan Ca Serviks dan Terapi


Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari serviks
memerlukan penanganan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan wanita
 pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk membuang
kanker noninvasif termasuk : Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan
scalpel untuk mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana
abnormalitas ditemukan. Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit
 pada cahaya laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan
lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah ,
dan mengambil sel dari mulut serviks. Cryosurgery. Teknik yaitu dengan
membekukan dan membunuh sel kanker dan prekanker.

11
Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area
kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada
kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.
Kanker invasive. Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel
pada serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyak 
 penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor,
termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan
 pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari :
a. Operasi
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan
hanya jika kanker dalam stadium yang dini Invasi kurang dari 3 milimeter (mm)
ke dalam serviks. Hysterectomy radikal Membuang serviks, uterus, bagian
vagina, dan nodus limfe pada area tersebut merupakan operasi standar dimana
terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya
tumor pada dinding pelvis.
Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah
kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin
hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan
kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
 b. Radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membentuk sel kanker.
Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy)
dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan
di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada kanker serviks
stadium dini.Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih berat, radiasi
merupakan penatalaksanaan terbaik.
Kedua metode terapi radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat
digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan
tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup.
Efek 

12
samping dari radiasi terhadap area pelcis termasuk nyeri lambung, nausea, diare,
iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan
hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti
menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang
sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon
exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah
memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten. Walaupun ada beberapa
 penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal memberikan hasil dengan
respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini
memperlihatkan respon parsial.
Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah
memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks; namun,
efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang
memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin,
doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-
fluorouracil, methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling
aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung
cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-
fluorouracil, sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.
Inspeksi visual dengan asam asetat (VIA) atau Lugol's iodine (VILI),
menawarkan skrining yang menjanjikan. Selain mudah dilakukan, hasilnya juga
cepat dan efektif untuk mengidentifikasi perubahan prakanker servik. Selain itu
 juga ada tes yang lebih objektif, yakni HPV DNA. Tes ini lebih
baik dibandingkan yang lainnya pada wanita usia 30 tahun ke atas.

7. Pencegahan Kanker Serviks.


Terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker serviks, yaitu :
a. Pencegahan Tingkat Pertama

13
Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :
1) Kampanye kesadaran masyarakat
2) Program pendidikan kesehatan masyarakat
3) Promosi kesehatan
Pencegahan khusus, misalnya
:
1) Interfensi sumber keterpaparan
2) Kemopreventif 
 b. Pencegahan Tingkat Kedua
1) Diagnosis dini, misalnya screening
2) Pengobatan, misalnya :
a) Kemoterapi
 b) Operasi
c. Pencegahan Tingkat Ketiga
Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan
kanker umumnya ialah secara pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan
radioterapi dan operasi radikal kurang lebih sama, meskipun sebenarnya
sukar untuk dibandingkan karena umumnya yang dioperasi penderita yang masih
muda dan umumnya baik.
Terdapat pula pencegahan Kanker Serviks yang lain diantaranya :
a. Berhubungan seks secara aman. Gunakan kondom dan hindari berhubungan
seksual dengan berganti pasangan.
 b. Menerima vaksin HPV. Vaksin HPV dapat diberikan pada wanita usia 9-26 tahun.
Vaksin ini akan lebih efektif bila diberikan sebelum aktif secara seksual.
c. Rutin menjalani pap smear.  Menjalani pap smear secara rutin berdasarkan usia
membuat kondisi serviks selalu terpantau. Sehingga bila terdapat kanker, akan
lebih mudah ditangani sebelum berkembang lebih lanjut.
d. Tidak m erokok.

B. KANKER MAMAE /PAYUDARA


1. Definisi

14
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
 payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Sofian,2012).

2. Patofisiologi
Jaringan payudara muncul karena rangsangan hormonal. Walaupun mekanisme
yang sebenarnya belum diketahui. perubahan Fibrocystic melibatkan tiga jenis yaitu
cystic, Fibrocystic, dan perkembangan ephitelial. Kantung cairan dan bisul menjadi
ciri yang paling umum dan mudah untuk diidentifikasi. Jaringan fibrosa semakin
meningkat sampai menopouse dan sesudah itu terjadi kemunduran. Penyakit
 perkembangbiakan/ proliferasi epitel epitel meliputi lesi yang stukturnya berbeda
seper ti sclerosing adenosis dan lobular dan ductal hyperplasias.

3. Etiologi/ Penyebab terjadi kanker payudara :


1) Riwayat pribadi tentang kanker payudara

15
2) Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara
3) Menarke dini
4) Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5) Menopous pada usia lanjut
6) Riwayat penyakit payudara jinak
7) Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8) Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse
9) Kontrasepsi oral
10) Terapi pergantian hormone
11) Masukan alcohol

4. Predesposisi Ca Mamae
1) Usia.
2) Risiko kanker payudara akan meningkat seiring usia
bertambah 3) Jenis kelamin.
4) Wanita lebih rentan terserang kanker payudara dibanding pria.
5) Paparan radiasi.
6) Obesitas.
7) Belum pernah hamil.
8) Melahirkan pada usia tua.
9) Konsumsi alkohol.
10) Terapi pengganti hormon.

5. Prevalensi Ca Mamae
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker
payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah
dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian
(setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Kanker paru
tidak hanya merupakan
 jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian akibat kanker 

16

Anda mungkin juga menyukai